Hadits riwayat Muslim, bahwa Rasulullah Muhammad sab bersabda, yang artinya ,” Agama itu adalah nasihat (diulangi tiga kali). Kemudian para sahabat bertanya,”Untuk siapa, wahai Rasulullah”,.
Rasulullah menjawab,yang artinya,” Untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya , para pemimpin dan kaum muslimin pada umumnya,” (Hr Muslim).
Para ulama sepakat bahwa nasihat merupakan pilar penting dalam kehidupan ini. Imam Al-Khaththabi menyatakan bahwa, ‘Maksudnya dalah tiang yang menyangga agama itu adalah nasihat. Dengannya agama ini akan tegak dan kuat.’
Saudaraku, memberikan nasihat dalam hal-hal yang bermanfaat dalam kebaikan merupakan tugas mulia yang merupakan warisan para rasul dan nabi Allah. Allah mengabarkan perkataan nabi Shalih as, “Maka Shalih berkata,”Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat,” (Qs. Al-A’raf : 79).
Makna Nasihat
Kata nasihat berasal dari kata An-Nashihah atau an-nush-hu yang memiliki beberpa pengertian : antara lain ;
1. Al-Khulush yang berarti murni. Seperti dalam kalimat al-khoolish mina ‘asal atau madu yang murni. Nasihat bisa dimaknai sebagai perkataan dan perbuatan yang murni (ikhlash) karena Allah dan bersih dari dusta/ khianat, bagaikan madu yang murni.
2. Al-Khiyatah/ al-Khaith yang diartikan sebagai menjahit atau menyulam dengan jarum. Perbuatan menyampaikan nasihat kepada orang lain yan melakukan kesalahan, demi kebaikan, adalah bagaikan menjahit/ menyulam baju yang robek atau berlubang. Sehingga kain atau baju tersebut bisa layak dipakai lagi.
3. Imam al-Khaththabi berkata, bahwa,’hakikat idhafah (penyandaran) nasihat kepada Allah, sebenarnya kembali kepada hamba itu sendiri, karena sudah pasti Allah tidak membutuhkan nasihat manusia.’ Jadi nasihat kepada Allah ini punya arti sebagai beriman kepada-Nya semata dengan tidak mempersekutukan diri-Nya dengan sesuatu apapun, cinta dan benci karena-Nya.
Nasihat untuk kitab-Nya punya makna sebagai membenarkan semua isi, menegakkan hukum-hukum, dan menyerap ilmu-ilmu Al-Qur’an sebagai kalamullah.
Nasihat untuk rasul-Nya berarti kita membenarkan kerasulan beliau, beriman kepadanya dengan cara menghidupkan sunnah beliau serta menyebarkan dakwah dan syariat yang beliau sampailkan.
Selanjutnya bagaimana kita-kiat untuk memberikan nasihat kebaikan, bisa kita lihat dibawah ini :
1. Memberikan nasihat dengan ikhlash karena Allah semata.
2. Menyampaikan nasihat dengan cara yang baik dan tutur kata yang lembut serta mudah dipahami sehingga bias berpengaruh kepada orang yang diberi nasihat. Firman Allah, yang artinya,” Serulah kepada Tuhan-mu dengan hikmah , nasihat yang baik dan bantahlah mereka (yang membantah dan menentang) dengan cara yang lebih baik “, (Qs. An-Nahl : 125).
3. Menasihati seseorang dikala sendirian , karena akan lebih mudah diterima. Imam Syafi’I berkata, bahwa,’Berilah aku nasihat secara berduaan dan jauhkan aku dari nasihatmu di tengah-tengah orang banyak. Karena , nasihat ditengah-tengah orang banyak itu mengandung makna celaan yang aku tidak suka mendengarnya,’
4. Memahami apa yang kita nasihatkan dengan dilandasi ilmu (argumen) yang benar, kuat dan tepat.
5. Memperhatikan kondisi orang yang dinasihati. Hindarkan menasihati disaat seseorang sedang emosi, juga dipahami perasaan, kedudukan, usia, pekerjaan dan kesulitannya.
6. Membangun kepercayaan terlebih dahulu sebelum menasihati seseorang, atau minimal ia mau menerima atau mengakui kita. Hindarkan menasihati orang yang menolak kita. Serahkanlah amanah menasihatinya kepada orang lain yang bisa lebih diterima dan dipercaya olehnya.
7. Berusaha menjadi teladan. Allah SWT berfirman, yang artinya ,” Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan,” (Qs. Ash Shaff : 2-3).
8. Sabar. Sabar terhadap segala kemungkinan yang terjadi. Melalui lisan Luqman, Allah berfirman, yang artinya ,” Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari perbuatan munkar dan sabarlah apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah),” (Qs. Luqman 17).
Saudaraku, sudah menjadi salah satu kebaikan kita bahwa menyampaikan nasihat dengan tujuan yang ikhlash dan benar. Selebihnya kita serahkan kepada Allah SWT.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, ‘ Mengapa kamu menasihati kaum yang allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan amat keras ?’
Mereka menjawab ,’Agar kami mempunyai alasan (pelepasa tanggung jawab) kepada Tuhan-mu dan supaya mereka bertaqwa “, (Qs. Al-A’raf : 164).
Allahu a’lam
Sumber : oq. Al Falah –mitra setia keluarga anda, majalah Fatawa http ://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/fiqih-nasehat.html., http://hikmah.sitesled.com/akhlaq/adab_dalam_Islam-adab_memberi _nasihat.htm).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar