Firman Allah , yang artinya ,” Dan Allah akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur ,” (Qs. Ali Imran : 144)
Firman Allah, yang artinya ,” Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur ,” (Qs. Ali Imran : 145).
Balasan syukur adalah mendapat keridha-an Allah dan ampunan-Nya , sebagaimana sabda Rasulullah saw, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang makan kemudian memuji-Nya atau minum kemudian memuji-Nya”, (Hr Muslim no. 2734).
Dari Muadz bin Jabal, bahwa Rasulullah saw bersabda, yang artinya, “ Barangsiapa yang makan, lalu berkata ,’Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makan dan memberiku rizki ini tanpa aku bersusah payah. Maka orang itu diampuni dosa-dosanya yang telah lalu ,”
Saudaraku, Ibnu katsir menyatakan bahwa maksud ayat-ayuat diatas adalah bahawa ,” Kami (Allah) akan membalas mereka dengan karunia Kami didunia dan di akhirat, sesuai dengan sikap syukur dan amal shalih mereka,” (Tafsir Ibnu Katsir (2/110), tafsir al-qurthubi dengan tahqiq dari Mahmud Syakir (7/263) dan tafsir Ibnu Sa’idi (1/277).
Keridhaan Allah lebih agung dan lebih mulia dari setiap nikmat.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan keridhaan Allah adalah lebih besar. Itu adalah keberuntungan yang besar,” (Qs. At-Taubah : 72).
Balasan terhadap syukur akan diberikan didunia , juga di akhirat berupa kenikmatan yang belum pernah terlintas dalam benak dan pikiran manusia. Bagi kita yang ingin termasuk hamba yang diridhai Allah, maka pujilah Allah dan bersyukurlah dengan menampakkan pada anggota badan dan perilaku.
Aallah pasti memberikan balasan berupa tambahan nikmat danri karunia-Nya, ampunan-Nya dan keridhaan-Nya. Inilah kebahagiaan yang tertinggi.
Saudaraku , allah memerintahkan kita untuk bersyukur kepada-Nya sebagai suatu pengakuan atas nikmat-Nya yang terasa maupun yang tidak terasa, yang umum maupun yang khusus, yaitu dengan membicarakannya dan menggunakannya sebagai sarana untuk mentaatinya disertai kecintaan dan merendahkan diri kepada-Nya (Al-Riyadh Al-Nadhirah ,244)
Allahu a’lam
Sumber :Abdulan bin Shalih Al-Fauzan, Kaifa Nakuuna Minasy Syaakiriin (bagaimana menjadi hamba yang bersyukur).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar