Ada cerita bhw seseorang melakukan
perbuatan buruk karena terbawa pengaruh orang lain. Orang tua kita bahkan menganjurkan
utk bergaul dgn orang baik dan jauhi bergaul dgn orang yg berperilku buruk,
karena kuatir tertular perilaku buruknya.
Penelitian Dr Haeffel ( Fak. Psikologi University of Notre Dame Indiana, USA) ,
sebagaimana dilansir Genius Beauty ,
bhw persetujuannya dg teori
penularan antar emosi manusia. Dimana
dalam penelitian thd 200 responden
disimpulkan bahwa seseorang bisa
tertular virus galau jika berada di dekat orang yang galau.
Sobat, pikiran (niat /perilaku) buruk seringkali berpengaruh
besar thd lingkungan sekitar. Ajahn Bram
dalam Si Cacing dan kotorannya , bercerita bhw hewan gajah pun terpengaruh oleh
gelombang emosi / pikiran buruk orang-orang di sekelilingnya.
Dikisahkan pada suatu
era tentang kerajaan yang banyak memelihara gajah. Pada masa itu gajah adalah
sarana transportasi yang handal. Para bangsawan di wilayah itu akan naik
gengsinya bila memiliki gajah-gahaj yang terbaik.
Raja memiliki seekor
gajah pilihan yang sudah terlatih, jinak dan bersikap baik kepada raja. Namun
dalam beberapa minggu belakangan, gajah itu berbha drastis perilakuknya. Gajah
itu seakan telah menjadi gajah yang liar, beringas dan jahat, juga sensistif
terhadap siapa yang mendekat. Gajah ini semakin tidak patuh kepada pelatihnya
juga kepada raja yang selama ini menjadi majikannya.
Raja menduga ada sesuatu
yang tidak beres, lalu ia memanggil dokter untuk memeriksa kesehatan gajah.
Namun sang dokter tidak menemukan apa yang menjadi masalah pada gajah itu.
Dokter mengatakan tidak aad yang luka atau penyakit yang diderita gajak
sehingga gajah itu menjadi liar.
Lalau raja memanggil
menteri penasihat raja untuk menyelidiki kasus ini. Yang dilakukan oleh menteri
penasihat ini adalah ia tinggal berdekatan dengan gajah ini selama beberapa
hari dan malam.
Pada suatu malam ia
mendapati ada sesuatu yang mencurigakan di dekat istal gajah. Ia meyelidik dan
rupanya ada segerombolan pencuri yang
sedang berunding dan bersiasat untuk melakukan suatu kejahatan. Nah
mereka memilih tempat di sekitar istal
gajah ini, dimana mereka menganggap tempat ini lebih aman untuk melakukan
perundingan rahasia merencanakan kejahatannya.
Akhirnya menteri
penasihat ini memahami bahwa apa yang menyebabkan perilaku gajah jinak ini
menjadi liar. Meskipun gajah ini tidak bisa memahami bahasa manusia , namun ia bisa
merasakan getaran-getaran kejahatan dari para pencuri itu tiap malam.
Selanjutnya menteri
itu segera memerintahkan prajurit untuk menangkap para pencoleng itu dan
melaporkan kepada raja.
Sebagai gantinya,
malam berikutnya , menteri penasihat meminta para tokoh spiritual (agamawan)
bermalam di dekat kandang gajah untuk bersdiskusi kebaikan , bermeditasi ,
berdoa dst. Lalu beberpa waktu kemudian gajah menjadi jinak kembali , damai dan
mematuhi perintah majikannya.
Kesimpulannya
ternyata hewan pun bisa menangkap oleh getaran
gelombang dan sikap kebaikan oleh makhluk-makhluk di sekitar mereka.
Sebuah penelitian lain
di Universitas London menunjukkan bhw menguap dapat menular dari manusia ke
anjing. Dari 29 anjing percobaan, ketika seseorang menguap di depan mereka,
ternyata ada 21 anjing ikut menguap juga. Hal ini tidak terjadi ketika orang
tersebut hanya membuka mulutnya, tidak menguap.
Sebuah kelompok di
Finlandia mencoba menelusuri jawabannya melalui sebuah penelitian. Hasilnya, di
dalam otak terdapat sirkuit yg menganalisis dan memerintah kita untuk mengikuti
gerakan orang lain. Sirkuit ini disebut sebagai "sistem neuron
cermin" atau mirror-neuron system. Disebut demikian karena
mengandung jenis khusus dari sel-sel otak atau neuron, yang menjadi aktif
ketika pemiliknya melakukan sesuatu dan merasakan orang lain melakukan hal yang
sama.
Cermin neuron menjadi
aktif ketika seseorang meniru tindakan orang lain. Proses ini mirip dengan
proses belajar. Namun belakangan, peran sistem ini terhadap penularan sifat ,
atau perilaku ada faktor-faktor lain yang ikut berperan.
Penelitian yang dimuat
dalam jurnal Cognitive Brain Research oleh Steven Platek, Ph.D.,
psikolog dari State University of New York, menyebutkan bahwa penularan menguap
merupakan respons empatetik, sama halnya seperti tertawa. Artinya, menguap
menjadi cara dalam menunjukkan empati kita terhadap perasaan orang lain.
"Menguap tidak hanya bisa dipicu setelah melihat orang lain menguap,
tetapi juga mendengarkan, membaca, atau bahkan berpikir tentang menguap,” kata
Platek, yang memimpin penelitian tersebut.
Lalu apa sebenarnya pelajaran yang bisa dipetik ?
Ya , setiap orang rentan mendapat pengaruh dari lingkungannya disamping mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan sekitarnya secara positif maupun
negatif. Jadi sebenarnya kita juga mempunyai kontribusi terhadap terciptanya
suasana kebaikan atau buruk .
sebagaimana diriwayatkan Abu Musa al-Asy’ari ra , bahwa Rasulullah SAW, bersabda yang artinya , “Sesungguhnya kawan duduk dalam rupa
orang yang shalih dan kawan duduk dalam rupa orang yang suka maksiat adalah
seumpama tukang minyak wangi dan pandai besi. Tukang minyak wangi boleh jadi
akan mencipratkan minyak wangi ke badanmu, atau engkau membeli minyak wangi
dari dia, atau engkau mendapatkan bau harum dari dirinya. Adapun pandai besi
boleh jadi memercikkan api ke bajumu atau engkau mendapati bau busuk dari
dirinya.” (Mutaffaq ‘alaih).
Kepribadian atau perilaku seseorang bisa
mempengaruhi atau bisa juga dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Maka jadilah
kita orang yang menyebarkan kebaikan, atau minimal kita berupaya mendekatkan
diri dan bergaul dengan orang-orang shalih.
kita
harus banyak bergaul dan bersahabat dengan orang shalih .Sebab, dengan banyak
bergaul dengan mereka, selain kita akan lebih mudah trpengaruh menjadi
orang-orang shalih atau berperilaku baik, juga memungkinkan diri kita
menjadi mushlih,
yakni terdorong untuk selalu melakukan kebaikan di tengah-tengah masyarakat.
Jika kita tidak sanggup bergaul dengan mereka, maka cintailah dan sayangilah mereka.
Sebagaimana , sabda Nabi SAW, “Al-Mar’u ma’a man ahabba
(Seseorang akan bersama
dengan orang yang dia cintai).” (Mutaffaq ‘alaih).
Allahu a’lam
Sumber : intisari-online.com Hery Ratno,thehumantechnology.com,
mediaumat.com, Ajahn Brahm – Sicacing dan kotoran kesayangannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar