Dari
Abdullah bin as-Saib ra bhw Rasulullah SAW shalat empat rakaat setelah matahari tergelincir sebelum shalat dzuhur dan bersabda , yg artinya : "Bahwa
waktu tsb adalah saat dibukanya pintu-pintu langit, dan aku suka
jika amalan shalihku diangkat saat itu." (Hr. At Tirmidzi - Ahmad, dishahihkan oleh
Al-Albani. Khalid bin Sulaiman Ar-Rib’i dlm Min ‘Aja’ib ad Du’a ).
Setiap
kita pasti pernah terlilit masalah ,
baik ringan maupun berat. Ada saat masalah itu terlewati dg mudah namun tak
jarang masalah tsb amat berat hingga butuh
usaha ekstra utk menyelesaikannya. Saat
itu seakan semua pintu terkunci rapat , padahal pintu karunia Allah masih
terbuka lebar dan tidak akan pernah tertutup. Kita tidaklah sendirian
menghadapi masalah tsb, masih ada Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah yang mengubah semuanya, mengubah yg sempit menjadi lapang dst. Sayang
sekali bila kita tidak menyandarkan ujian tsb kpd Allah, bahkan enggan meminta
kepada-Nya . Bukankah kemurahan dan kasih sayang–Nya, hingga Dia
membuka pintu-pintu langit seakan
tiada jarak antara langit dan bumi , agar doa permohonan makin mudah dan segera sampai kepada-Nya. Saudaraku mari kita
manfaatkan waktu mulia ini sbg motivator utk memperbanyak doa kepada-Nya. Sungguh Allah menghapus jarak antara langit dan
bumi dgn membuka pintu-pintu langit kpd
hamba-hamba-Nya yg berdoa , utk mempercepat pengkabulan doa ( permintaan) hamba-Nya.
Saudaraku
, doa adalah jawapan bagi setiap keperluan. Doa adalah tempat rehat bagi mereka yang kelelahan , tempat berteduh
bagi yang gundah, kelegaan bagi yang terbakar api hasrat.
Segala
puji bagi Allah , yang Maha Mendengar setiap doa, Maha Mengampuni segala
kekeliruan. Shalawat dan salam
teruntuk utusan-Nya yang
menjadikan shalat sebagai penyejuk jiwa yaitu Muhammad SAW beserta keluarga dan
para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir jaman. Semoga keselamatan
selalu terlimpah kepada Rasul-Nya dan
para pengikutnya yang istiqamah di jalan-Nya.
Saudaraku,
yakinlah Rasul-Nya telah memberitakan
kepada kita akan kemurahan Allah untuk mendekatkan doa-doa , mempercepat laju
doa-doa kita hingga cepat sampai ke hadirat-Nya.
Bahkan
Allah berfirman,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي
فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي
وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ {186}
“ Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran” ( Qs. al-Baqarah :186).
Ibnul
Jauzi dalam tafsirnya (I / 189) menyebut lima peristiwa yang menjadi latar
belakang turunnya ayat ini ;
1. Seorang arab badui mendatangi Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam kemudian berkata: Apakah Rabb kita dekat sehingga kita
bermunajat (berbisik) dengan-Nya ataukah jauh sehingga kita menyeru-Nya? maka
turunlah ayat ini.
2. Seorang
Yahudi Madinah berkata: Wahai Muhammad!
Bagaimana Rabb kita mendengar doa kita sedangkan engkau menganggap antara kita
dan langit berjarak perjalanan 500 tahun? Maka turunlah ayat ini.
3. Mereka
(sahabat) berkata: Wahai Rasulullah! Seandainya kita mengetahui kapan waktu
yang paling disukai Allah untuk kita berdoa dengan doa kami. Maka turunlah ayat
ini.
4. Sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata kepadanya: Di mana Allah? Maka turunlah ayat ini.
5. Ketika
diharamkan makan dan hubungan suami istri setelah bangun tidur pada masa
awal-awal diwajibkannya puasa atas orang-orang Islam, seorang dari mereka (sahabat)
makan setelah bangun tidur dan seorang behubungan suami istri setelah bangun
tidur, maka mereka bertanya: Bagaimana cara bertaubat dari apa yang telah
mereka lakukan?. Kemudian turunlah ayat ini
Peristiwa-peristiwa
tersebut sebagai latar belakang turunnya ayat ini juga disebutkan oleh Ibnu
Jarir ath-Thabari (III / 223 – 225), Ibnu Katsir (II / 186 – 187), al-Baghawi
(I / 204) dan al-Qurthubi (III / 177 – 178).
Sungguh
, doa dapat menjadikan sesuatu yang awalnya terlihat tidak mungkin menjadi
mungkin, yang awalnya terlihat mustahil menjadi benar-benar kenyataan.
Saudaraku,
selain itu ada waktu-waktu yg dibukakan pintu langit didalamnya adalah :
1.
Saat melaksanakan shalat sunnah qobliyah
zhuhur , Berdasarkan sabda Rasulullah saw,”Empat rakaat sebelum zhuhur tanpa
salam diantara rakaat-rakaatnya maka terbukalah pintu-pintu langit.” (Shahih al
Jami, 885)
2.
Saat berkumandang
adzan , berdasarkan sabda Rasulullah saw,”Apabila seorang muadzin
mengumandangkan adzan maka terbukalah pintu-pintu langit dan dikabulkanlah
doa.” (shahih al Jami’ 803)
3.
Tatkala menanti dua
shalat , berdasarkan sabda Rasulullah saw,”Bergembiralah kalian, Ini adalah
Tuhan kalian sungguh Dia SWT telah membuka satu pintu dari pintu-pintu langit
dan membanggakan kalian dihadapan para malaikat dengan mengatakan,’Kalian
lihatlah hamba-hamba-Ku, mereka telah menyelesaikan suatu kewajibannya dan
menanti kewajiban yang lainnya.” (ash Shaihah 661, sunan Ibnu Majah 850)
4.
Di tengah malam , berdasarkan
sabda Rasulullah saw,”Pintu-pintu langit dibuka pada saat tengah malam lalu ada
suara yang memanggil,’Apakah ada orang yang berdoa? Lalu orang itu pun
dikabulkan. Apakah ada orang yang meminta? Lalu orang itu pun diberikan. Apakah
ada orang yang dalam kesulitan? Lalu orang itu pun dilapangkan.” (Shahih al
Jami’ 376)
5.
Saat berdoa dengan
mengucapkan Allahu Akbar Kabiron Walhamdulillah Katsiron Wa Subhanallahu
Bukarotan Wa Ashilan.
Ketika
kami melaksanakan shalat bersama Rasulullah saw, lalu ada seseorang yang
mengatakan,”Allahu Akbar Kabiron Wal hamdulillah Katsiron Wa Subhanallahu
Bukrotan wa Ashilan.”
Lalu
Rasulullah saw bersabda,”Siapakah yang mengatakan kalimat ini dan itu.’ Lalu
orang itu berkata,’Saya wahai Rasulullah saw.’ Beliau bersabda,”Aku tertegun
dengannya dan pintu-pintu langit pun terbuka.’ Ibnu Umar berkata,’Aku pun tidak
pernah meninggalkan kalimat-kalimat itu sejak mendengar sabda Rasulullah itu.”
(Shahih Muslim).
Saudaraku
, saat pintu-pintu langit terbuka ini merupakan salah satu dari waktu mulia
yang dianjurkan untuk berdoa didalamnya sebagaimana perkataan Abu Hurairah, ”Sesungguhnya
pintu-pintu langit terbuka saat barisan (kaum muslimin) yang berjihad di jalan
Allah melakukan penyerangan, ketika turun hujan lebat, ketika iqomat untuk
melaksanakan shalat wajib maka raihlah keberuntungan didalamnya dengan berdoa.”
(al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal 7163)
Adapun
tentang dimana kedudukan lapisan langit yang sebenarnya maka hanya Allah lah
yang mengetahuinya namun jika kita melihat arti dari langit atau sama’ didalam
bahasa arabnya, menurut az Zajjaj bahwa makna sama (langit) secara bahasa adalah
segala sesuatu yang tinggi dan berada diatas dan setiap atap adalah langit.
Dari
sini bisa dikatakan bahwa awan adalah langit karena ia berada tinggi diatas.
langit adalah segala sesuatu yang ada diatasmu dan menaungimu. (Lisan al Arab
juz XIV hal 397)
Allah
SWT telah memberitahukan bahwa lapisan
langit ini sebagaimana lapisan bumi berjumlah tujuh, didalam firman-Nya : yang artinya
: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.” (QS. Ath
Thalaq : 12)
Dan jarak antara satu langit dengan langit yang lainnya mencapai lima ratus tahun, sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Hurairoh,”Sesungguhnya antara satu langit dengan langit yang lainnya berjarak lima ratus tahun, dan sesungguhnya bangunan setiap langit sama seperti itu. Dan antara satu bumi dengan bumi yang lainnya berjarak lima ratus tahun.”
Diriwayatkan
pula oleh Ishaq bin Rohuwaih dan al Bazzar dari hadits Abu Dzar serupa dengan
itu,”Antara setiap langit dengan langit yang lainnya berjarak tujuh puluh satu
atau tujuh puluh dua tahun.”
Kedua
hadits tersebut dapat digabungkan yang berarti bahwa perbedaan jarak diantara
keduanya adalah tergantung dari cepat atau lambat perjalanannya. (Fathul Bari
juz VI hal 317)
Saudaraku,
sudah selayaknya sebagai hamba-Nya, kita senantiasa untuk selalu berusaha
mendekat kepada-Ny, berdoa kepada-Nya atas segala kesulitan dan ujian yang
menimpa kita. Dan Allah sendiri menyediakan waktu-waktu tertentu yang menjadikan doa-doa kita begitu mudah sampai kepada-Nya.
Saudaraku, tak ada seorangpun yang bisa terlepas dari ujian-Nya, tidak pula seorang rasul atau nabi, bahkan Rasulullah SAW sendiri dilempari batu, kakinya berdarah, wajahnya terluka, giginya terlepas, dituduh tukang sihir, penyair , gila dst. Padahal beliauadalah sebaik-baiknya hamba yang bersabar, istirja' , bersyukur dan ikhlas.
Dilain pihak Rasul-Nya juga telah memberitakan kepda kita akan kemurahan Allah untuk mendekatkan doa-doa , mempercepat laju doa-doa kita hingga cepat sampai ke hadirat-Nya. Allah yang menimpakan musibah dan Allah juga yang menghilangkan musibah, untuk itulah Allah juga menyediakan fasilitas kemudahan untuk doa-doa kita.
Saudaraku, tak ada seorangpun yang bisa terlepas dari ujian-Nya, tidak pula seorang rasul atau nabi, bahkan Rasulullah SAW sendiri dilempari batu, kakinya berdarah, wajahnya terluka, giginya terlepas, dituduh tukang sihir, penyair , gila dst. Padahal beliauadalah sebaik-baiknya hamba yang bersabar, istirja' , bersyukur dan ikhlas.
Dilain pihak Rasul-Nya juga telah memberitakan kepda kita akan kemurahan Allah untuk mendekatkan doa-doa , mempercepat laju doa-doa kita hingga cepat sampai ke hadirat-Nya. Allah yang menimpakan musibah dan Allah juga yang menghilangkan musibah, untuk itulah Allah juga menyediakan fasilitas kemudahan untuk doa-doa kita.
Allahu
a’lam
sumber : al-Wasiyyah al-Nabawiyyah lil-Ummah
al-Islamiyyah fi Hajjah al-Wada’; Prof. Dr. Faruq Hamadah, Eramuslim., Min ‘Aja’ib
ad-Du’a : halid bin Sulaiman Ar-Rb’i, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar