Sering kali saat kita sedang mengalami
problema berat bahkan depresi, kita
berpikir bhw ini adl tidak adil, mengapa harus aku yg menanggung? Bukankah akan
sedikit melegakan bila kehidupan ini lebih adil (menurut kita saat itu)?
Orang yg merasa
diperlakukan tidak adil , umumnya akan
berekasi negatif thd kondisi ini shg
berlanjut ke depresi, menarik diri dari pergaulan , bersumpah tidak akan
berbuat kebaikan pd orang lain lagi , membalas dgn perbuatan dg lebih jahat , atau menjadi sinis thd kehidupan dan kehilangan
sukacita dst.
Saat kita dibuat menderita oleh suatu alasan
yg kadang belum jelas, dg segera kita
mengeluh bhw ini tidak adil, mengapa harus aku yg menanggung?.
Barangkali itulah sebenarnya keadilan , atau
keadilan justru mulai menghampiri diri kita.
Bukankah saat kita melakukan banyak
keburukan (maksiat) yg dg sengaja kita
lakukan, tetapi sampai dg saat tertentu kita belum juga menanggung akibat perbuatan
itu. Dan justru saat setelah kita mulai
memperbaiki diri (sudah lama meninggalkan perbuatan buruk itu) , justru akibat perbuatan buruk yg telah lama kita
tinggalkan itu baru berbuah sekarang. Bukankah itu keadilan juga ?!
Bernarlah berapa sering kita melakukan
kejahatan ataupun perbuatan buruk ,
melukai orang lain, namun kita belum juga merasakan akbibat buruk dari
perbuatan kita. Apakah saat itu kita pernah berkata , “ ini sungguh tidak adil, mengapa
aku tidak (belum) ditangkap polisi, atau aku belum menerima ganjaran perbuatan
buruk itu?
Sebagaimana firman Allah SWT , yang artinya : “Kebajikan
apa pun yang kamu peroleh , adalah dari sisi Allah, dan keburukan apapun yang menimpamu, itu
dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul
kepada manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi.” (QS. An
Nissa : 79)
Saudaraku, janganlah risau apabila kita
merasa diperlakukan tidak adil. Berpikirlah bahwa apa saja musibah yang kita
terima adalah sebenarnya hail perbuatan
kita sendiri di masa lalu yang mungkin telah kita lupakan.
Sebuah musibah
tidak akan turun kecuali karena adanya dosa, dan musibah tidak akan sirna
kecuali dengan taubat (Ali bin Abi Thalib)
Dan keadaan buruk itu, sebenarnya salah satu
bagian dari kasih sayang-Nya kepada kita,
bukankah musibah itu juga bisa sebagai penggugur dosa-dosa kita.
Sebagaimana
firman Allah SWT , yang artinya, “Dan
pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum
azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang
benar).”
(QS. As Sajdah : 21)
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang artinya , “Tak seorang muslim pun yang
ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu
Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang
menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dang ingatlah selalu bahwa musibah ini adalah tanda kecintaan
Allah SWT pada seseorang hamba. Semakin tinggi derajat keimanan dan
kekuatan agama seseorang, justru ujian (musibah) yang menimpanya akan
semakin berat.
Sebagaimana Nabi SAW bersabda
sebagaimana diriwayatkan Mush’ab
bin Sa’d dari ayahnya. Bahwa ayahnya berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah
SAW,” Manusia manakah yang
paling berat ujiannya?”
Rasulullah SAW menjawab,yang arinya ”
Para Nabi, kemudian disusul yang derajatnya seperti mereka, lalu yang di
bawahnya lagi. Seseorang diuji sesuai keadaan agamanya. Jika agamanya itu kokoh
maka diperberatlah ujiannya. Jika agamanya itu lemah maka ujiannya pun
disesuaikan dengan agamanya. Senantiasa ujian menimpa seorang hamba hingga ia
berjalan di muka bumi tanpa dosa sedikit pun.” (HR. al-Ahmad, al-Tirmidzi dan Ibn
Majah,berkata al-Tirmidzi: hadits hasan shahih)
Namun wajib
digarisbawahi disini , bahwa para Nabi (Rasul) adalah hamba-hamba pilihan-Nya ,
yang selalu patuh kepada perintah Allah, dan tidak pernah sekalipun melanggar
larangan Allah, maka para nabi dan rasul Allah juga demikian. Mereka adalah
orang-orang yang dijaga Allah dari perbuatan yang dapat mendatangkan dosa. Para
nabi dan Rasul adalah orang yang selalu melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangannya.
Allah menjaga para rsul
(dan nabi) dari terjerumus ke dalam
perbuatan dosa, semenjak lahir, begitu pula setelah diangkat menjadi nabi dan
rasul. Untuk itulah Allah menganugerahkan
kepada mereka empat sifat kesempurnaan, yang wajib dimiliki oleh seorang rasul,
yaitu Shidiq (benar), Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathanah
(cerdas).
Lalu mengapa mereka
mendapat ujian (musibah) yang paling berat,
bukan karena mereka melakukan
kesalahan, namun alasan utamanya adalah
karena mereka hamba-hamba yang paling dicintai-Nya.
Ini tentu
berbeda dengan manusia biasa selain mereka, musibah yang menimpa adalah karena perbuatan manusia
itu sendiri disamping kasih-sayang-Nya agar mereka kembali ke jalan-Nya.
Inilah salah satu resep untuk meredam
kemarahan kita . Emosi kita , nafsu kita dan setan , yang selalu membisikkan bahwa Hidup ini seringkali tidak adil bagi kita. Nah,
bagaimana reaksi kita kalau kebetulan diri kita yang diperlakukan tidak adil ?
Misalnya, kita sudah menolong seseorang tapi orang tersebut malahan menipu kita!
Kembalikan semua itu
kepada Allah , bahwa :
1. Itu adalah buah dari
hasil perbuatan buruk kita sebelumnya, atau bisa jadi
2. Itu adalah ujian dan
kasih sayang Allah , bahwa kita dibersihkan dari dosa dan sebagai peringatan
kepada kita agar kembali kejalan-Nya yang lurus.
Jadi jangan merasa
kecewa kalau mendengar berita bahwa seakan-akan orang yang jujur justru hancur,
orang yang korupsi justru makin ngetop. Bisa jadi karena keadilan belum sampai menghampiri mereka.
Seorang bijaksana berkata bahwa
·
pembuat kejahatan hanya melihat hal yg baik, selama
buah perbuatan jahatnya belum masak, tetapi bilamana hasil perbuatannya
itu telah masak, ia akan melihat akibat-akibatnya yg buruk.
·
Dan Pembuat kebajikan hanya
melihat hal yg buruk, selama buah perbuatan bajiknya belum masak, tetapi
bilamana hasil perbuatannya itu telah masak, ia akan melihat
akibat-akibatnya yg baik.
Ingatlah
sunatullah, hari penghakiman Allah pasti akan datang. Jadi, tetaplah rileks,
jalani hidup dengan tenang dan serahkan semuanya pada keadilan Tuhan!
Untuk itu, janganlah bersedih bagi kita yang merasa diperlakukan tidak adil, tunggulah
perputaran roda itu, bersabarlah, dan terimalah dengan ikhlas keadaan yang
memang harus diterima. Pasti akan ada
balasan untuk keikhlasan dan rasa syukur itu.
Dengan begitu, ketika roda berputar, dan
engkau berada dibawah, niscaya akan ada yang pertolongan Allah sebagai suatu kompensasi
“ketidakadilan” yang kita rasakan ini.
Lihatlah, betapa sebenarnya “Yang Maha Adil”
akan selalu menegakkan keadilan. Dan percayalah…
Sebagaimana
firman-Nya yang artinya ,” Maka apa yg
menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari pembalasan setelah (adanya
keterangan-keterangan) itu? . Bukankah
Allah Hakim yang paling adil ,“ (Qs. At-Tin : 7-8)
Allahu a’lam
Sumber : jalandakwahbersama.wordpress.com
, Opening the door of your heart (Ajhn Brahm) dll,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar