Sebelumnya , kita membahas teknologi UMTS merupakan kelanjutan
dari teknologi GSM/GPRS dengan kemampuan
akses data yang lebih cepat. Kecepatan akses data dalam UMTS bisa mencapai 2Mbps (indoor dan low range outdoor).
Penggunaan GPRS di
Indonesia dengan kecepatan datanya juga bisa mencapai 115 kpbs dianggap untuk penggunaan akes internet sudah memadai.
Beberapa pengamat menganalisis bahwa aplikasi GPRS dianggap kurang sukses di
Indonesia karena belum optimalnya pelanggan yang melakukan akses internet dalam keadaan bergerak. Hal
ini disebabbkan oleh persepsi bahwa tarif yang
ditawarkan masih dianggap mahal
dibandingkan dengan layanan yang diberikan oleh WLAN, serta kecepatan akses
data yang belum stabil .
Hingga pertengan tahun
2008, tercatat ada 5 operator telekomunikasi di Indonesia yang telah memiliki
lisensi 3G(IMT 2000). Tiga diantara operator tersebut adalah operator yang
telah memberikan layanan telekomunikasi generasi kedua (GSM) dan kedua setengah
(GPRS).
Karena operator
tersebut telah mengimplementasikan teknologi UMTS maka ada penambahan perangkat
seperti base station (Node B) dan RNC(Radio Network Controller) dan upgrade
software. Adapun yang harus di upgrade adalah pada radio akses karena GSM
menggunakan metode akses TDMA dan FDMA dan menggunakan frekuensi radio 900KHz
dan 1800 MHz sedangkan UMTS menggunakan metode akses WCDMA(Wideband Code
Division Multiple Access) dengan frekuensi radio 5 MHz.
Oleh karena itu untuk
implementasi pengembangan UMTS sebagai teknologi generasi ketiga memang
membutuhkan investasi yang tidak sedikit.
Sebagian investasi dipergunakan untuk biaya lisensi 3G kepada pemerintah, kepada vendor
3G, juga biaya pengembangan Base Station/
Node B, RNC(Radio Network Controller) dan biaya upgrade software pada MSC
(Mobile Switching Centre), SGSN(Serving GPRS Support Node), GGSN(Gateway GPRS
Support Node) dan jaringan penunjang lain.
HSPDA
(Higth Speed Packet Downlink Access) merupakan pengembangan dari teknologi UMTS. Teknologi generasi ini
telah mengaplikasikan frekuensi radio
sebesar 5MHz dengan kecepatan mencapai 2Mbps. HSDPA merupakan protokol transmisi data secara downllink (menerima)
dalam jaringan UMTS/HSPA. HSDPA adalah sebuah protokol telepon genggam ( dikenal sebagai teknologi 3,5G) .HSDPA merupakan evolusi dari standar W-CDMA dan dirancang untuk meningkatkan kecepatan transfer
data 5x lebih tinggi.
HSDPA adalah hasil saluran W-CDMa yang baru, yaitu high-speed
downlink shared channel (HS-DSCH) yang cara operasinya berbeda dengan saluran
W-CDMA yang ada sekarang. Hingga kini penggunaan teknologi HSDPA hanya pada
komunikasi arah bawah menuju telepon genggam.
HSDPA atau juga dikenal sebagai
High-Speed Downlink Protocol Access,adalah protocol telephony mobile 3G dalam
keluarga High-SpeedPaket Access (HSPA),yang merupakan roadmap dari jaringan
berbasis UMTA untuk menaikkan kecepatan dan kapasitasnya. Implementasi HSDPA
saat ini mendukung kecepatan 1.8Mbit/s,3.6 Mbit/s, 7.2 Mbit/s dan 14.4 Mbit/s
di downlink.
HSDPA ini dikembangakan
di Jepang (berupa
3G+ sampai 3.5G). Teknologi 3,5G adalah teknologi lanjutan dari 3G yang dalam teori
memberikan layanan suara, video, maupun akses dengan kecepatan hingga 3.6 Mbps
atau sembilan kali lebih cepat dari layanan 3G umumnya.
Sebenarnya kontennya sendiri
tidak jauh berbeda dengan konten dari teknologi 3G yang sudah ditawarkan oleh
beberapa operator seluler di Indonesia yaitu video call, mobile video, mobile
TV, serta video content. Hanya saja 3.5G menyuguhkan gambar yang lebih tajam. Teknologi 3.5G masih menggunakan sistem broadband
yang menyediakan akses atau koneksi internet lebih cepat dan sambungan langsung
ke jaringan internet lokal maupun internasional.
Kenyataan di lapangan,
kecepatan akses yang kita peroleh akan sangat bergantung kondisi/jarak
ke base station . Semakin jauh jaraknya semakin kecil kecepatannya, bahkan bisa
terjadi bias hingga 40-50 Kbps.
Namun, dalam kondisi bagus , kita
dapat mengakses sinyal yang kuat hingga 300-500 Kbps. Prestasi yang lebih baik
daripada speedy. Apabila peralatan dan kondisi mendukung akan bisa memngakses dengan kecepatan 2-3 Mbps.
Perangkat modem 3G/HSDPA secara otomatis mendeteksi jaringan data yang ada di frekuensi. Jika kebetulan
ada HSDPA, modem berusaha tersambung ke HSDPA dengan kecepatan tinggi. Jika
yang paling tinggi adalah jaringan UMTS, modem akan tersambung ke kecepatan
paling tinggi 384 Kbps. Jika tidak ada jaringan UMTA maupun HSDPA, yang ada
hanya GPRS, modem terpaksa tersambung ke jaringan GPRS yang kira-kira ekuivalen
dengan jaringan dial-up lama.
Keunggulan HSDPA
·
dapat digunakan untuk banyak user secara bersamaan.
Namun apabila semua user melakukan download file dengan kapasitas yang besar
dari internet, masih mengakibatkan aliran akses data melambat,
·
Frekuensi yang dipakai oleh teknologi ini sudah
dapat dimaksimalisasikan secara efisien dengan pemakaian bandwith (lebar pita)
yang tepat.
·
Mengurangi tertundanya pengunduhan atau download
data (delay), walaupun dengan banyaknya pengguna dari koneksi HSDPA, unduhan
data tidak akan tertunda, tetapi ekses pelambatan aliran data masih terjadi.
Kekurangan
·
Kecepatan maksimum 14,4 Mbps masih
bisa tercapai dalam jarak kurang dari 1 km dari base station. Diluar range
tersebut , aliran data akan makin menurun.
·
Harga masih lebih mahal mahal bila
dibandingkan dengan jaringan seperti WiMAX.
Teknologi HSPDA sudah hadir di
Indonesia, akan tetapi, sebagian besar operator masih lebih banyak bermain dalam teknologi HSDPA
dengan kisaran downlink yang minim.
Kemudian Indosat menjadi operator pertama di Indonesia yang memperkenalkan
perkembangan HSDPA Phase 2 dan HSUPA untuk kecepatan downlink sampai
14,4 Mbit/s dan uplink sampai 1,4 Mbit/s pada pertengahan tahun 2008. Di tahun
yang sama, layanan HSPDA atau 3,5G Indosat telah menjangkau 25 kota seperti
Jakarta, Depok, Cikampek, Cikarang, Cilegon, Tangerang, Bekasi, Bogor,
Surabaya, Bandung, Semarang, Jepara, Kudus, Salatiga, Cepu, Magelang, Cilacap,
Yogyakarta, Denpasar, Batam, Medan, Aceh, Balikpapan, Makassar, dan Samarinda.
Pada akhir kuartal III-2008 bertambah 8 kota lagi. Namun perkembangan HSPA di
tahun 2008 masih terkonsentrasi di Jabodetabek dan Surabaya, seperti
peningkatan kecepatan akses data yang dilakukan oleh Indosat awalnya diterapkan
di wilayah-wilayah tersebut. Kita tunggu perkembangan selanjutnya
Allahu a’lam
Sumber : dari beberap sumber bacaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar