“(Malaikat-malaikat) yg memikul 'Arsy dan malaikat yg
berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya
serta memintakan ampun bagi orang-orang yg beriman (seraya mengucapkan):
"Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, mk berilah
ampunan kpd orang-orang yg bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah
mereka dari siksaan neraka yg menyala-nyala,” (Qs. Al-Mukmin : 7)
Malaikat
adalah makhluk yg sangat dekat dgn Allah , dan doa mereka dikabulkan Allah ,
karena mereka tidak melakukan satu perbuatan pun kecuali karena perintah Allah.
Saudaraku,
hamba yg beruntung mendapatkan doa dari malaikat yg mulia. Dalam kitab Ilahi
dalam Man Tushalli ‘Alaihum al-Malaikah waman Tal’anuhum diceritakan orang
–orang yg masuk dalam katagori tsb.
Adapun orang-orang
yang berbahagia dimana untuk merekalah para malaikat berdoa dan bershalawat. Ilahi
dalam Man Tushalli ‘Alaihum al-Malaikah waman Tal’anuhum (Prof Dr Fahdl
Ilahi ) menyebutkan bahwa Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya telah
mengabarkan perihal mereka , yaitu
1. Orang
yang bermalam dalam keadaan suci
2. Orang
yang dudukmenanti shalat
3. Orang
yang berada di shaf pertama dalam shalat
4. Orang
yang beada di shaf sebelah kanan shalat
5. Orang
yang menyambung shaf
6. Orang
yang ada dalam shalat jama’ah pada saat ’amin’ para malaikat ketika imam
selesai membaca al-Fatihah.
7. Orang
yang duduk di tempat shalatnya stelah selesai shalat
8. Orang
yang shalat shubuh dan ashar berjamaah
9. Orang
yang membaca shalawat untuk Nabi Muhammad saw
10. Orang
yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan saudarany itu
11. Orangyang
didoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya
12. Orang
yang berinfak dijalan kebaikan
13. Orang
yang didekatnya ada orang makan sedangkan ia berpuasa
14. Orang
yang mendoakan orang yang sedang sakit
15. Orang
yang mengatakan kebaikan di dekat orang yang sakit atau disamping orang yang
mati
16. Orang
yang mengajarkan kepada sesama
17. Orang
yang beriman, beratubat dan mengikuti jalan Allah Ta’ala
18. Orang
yang shaleh sejak nenek moyangnya, istrinya dan keturunannya
19. Imam
dan pemimpin para Rasul dan Nabi, yaitu Rasulullah Muhammad saw.
Tidur dalam keadaan suci
Imam Thabrani meriwayatkan dari Ibn Abbas
ra, bahwa Rasulullah bersabda ,yang artinya,” Sucikanlah jasad ini niscaya
Allah akan menyucikan kalian semua. Sesungguhnya tida ada seorang hamba pun
yang bermalam dalam keadaan suci melainkan malaikat bermalam bersamanya dalam
tubuh dan pakaiannya. Ia tidak berbalik sesaatpun pada malam itu melainkan
malaikat tsb berkata,” Ya Allah , mapunilah hamba-Mu. Sesungguhnya ia bermalam
(tidur) dalam keadaan suci”. (At-Targhib wat Tarhib, I/408-409).
Imam Ibn Hibban meriwayatkan dari Ibn
Umar ra, bahwa Rasulullah bersabda ,yang artinya,” Barangsiapa bermalam
dalamkeadaan suci,maka malaikat bermalam dalam tubuh dan pakaianyya. Ia tidak
akan bangun melainkan malaikat berkata,”Ya Allah , ampunilah hamba-Mua , fulan.
Sesungguhnya ia bermalam dalam keadaan suci”. (Al-Ihsan fit Taqrib, Shahih Ibn
Hibban 1051, III, 328-329).
Dalam riwayat lain juga diceritakan
tentang keutamaan bermalam (tidur) dalam keadan suci. Imam Ahmad dan Imam Abu
Dawud dari Muadz bin Jabbal ra bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya,”
Tidaklah seorang muslim bermalam dalam keadaan suci, lalu ia bangun pada malam
itu lalu memohon kebaikan kepadaAllah baik dunia maupun akhirat, melainkan
Allah akan mengkabulkannya”, (Hr. Abu Dawud dalam Al-Musnad V, 235).
Prof Dr Fahdl Ilahi dalam Man Tushalli
‘Alaihum al-Malaikah waman Tal’anuhum, membahas hadits-hadits diatas dan membuat kesimpulan bahwa:
a. Malaikat
bermalam bersama (hamba tsb) dalam tubuh dan pakaiannya,memberi nikmat dengan
menemaninya hingga waktu subuh dan memuliakan sebagai teman duduk walaupun pada
saat bangun pagi orang itu tidak dalam keadaan suci lagi, dan hal ini sudah
merupakan keutamaan besar.
b. Malaikat
memohonkan ampun untuk hamba tsb, setiap kali hamba itu membalikkan tubuhnya di
malam hari dan ketika ia bangun.
c.
Tidur dalam keadaan
suci , mejadikan salah satu sebab doa hamba itu dikabulkan Allah.
Saudaraku, tidur dalam keadan suci memang
mempunya rahasia keutamaan yang besar, dan sebenarnya tidaklah sulit bila kita
mempraktekkannya (mengamalkannya). Namun seringkali hal-hal seperti ini kita anggap
sebagai hal yang sepele, padahal sesungguhnya
perkara ini mempunyai derajad kemuliaan tinggi disisi Allah.
Saudaraku, sesungguhnya kita
manusia tidak pernah ma’shum (terjaga)
dari perbuatan salah dan dosa. Bisa jadi setiap hari kita melakukan kesalahan
dan dosa, baik yang kita sadari maupun tidak. Karena didalam diri kita memang
sudah tertanam potensi (modal) untuk berbuat dosa. Sebagaimana dikisahkan dalam
Al-Qur’an tentang kisah nabi Yusuf, bahwa ,” Sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku”, (
Qs. Yusuf, 53).
Dalam suatu riwayat hadits, Rasulullah
bersabda, yang artinya ,” Seluruh anak adam pasti melakukan kesalahan, dan
sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan
adalah mereka yang bertaubat”.
Rabi’ ibn Khaitsam dalam Minhaj
ash-Shalihin, menyatakan bahwa bersimpuhlah kalian di hadapan Tuhan kalian dan
berdoalah kepada-Nya pada saat keaadaan lapang karena sungguh Allah telah
berkata, yang artinya ,” Orang yang berdoa kepada-Ku di saat lapang maka Aku
akan mengabulkan doa-Nya dalam keadaan susah. Orang yang meminta kepada-Ku maka
Aku akan memberinya. Orang yang tawadhu’ dihadapan-Ku , maka Aku akan
mengangkatnya. Orang yang menkhususkan dirinya untuk-Ku maka Aku akan
merahmatinya. Siapa yang beristighfar kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya”.
Saudarku, sungguh beruntunglah orang
yang selalu bertaubat dan memohon ampun kepada Allah, dan ia juga dimohonkan
ampun oleh makhluk-Nya yang mulia yaitu malaikat.
Allahu a’lam
Sumber : Ilahi dalam Man Tushalli ‘Alaihum al-Malaikah
waman Tal’anuhum (Prof Dr Fahdl Ilahi ) , At-Tadawi bil-Istighfar (Hasan
Hammam), Minhaj ash-Shalihin (Rabi’ ibn Khaitsam) , dan beberapa sumber bacaan
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar