Telah kita ketahui, bahwa ikhlas berarti memurnikan sesuatu dari kotoran yang mencemarinya. Apabila pemurnian itu tidak dilakukan, maka musnahlah keikhlasan.
Seseorang yang melaksanakan suatu perbuatan kebaikan dan didorong untuk mencari wajah Allah, maka amalannya adalah amalan yang ikhlas. Namun , seringkali apabila keikhlasan dalam amalnya tercemari kotoran seperti riya' dan di dalam hati yang tersembunyi keinginan mencari sanjungan makhluk atau terhadap sesuatu yang ingin dimiliki (harta, kedudukan) , maka amalannya masih belum murni.
Saudaraku , Islam mencela riya' dan membenci pelakunya. Allah ta 'ala berfirman,yang artinya "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna". (QS. Al-Maa'uun : 4-7].
Allah juga mengabarkan bahwa riya' merupakan salah satu sifat orang yang telah jatuh dalam jurang ke-munafik-an,
Firman Allah, yang artinya "..dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebutAllah kecuali sedikitsekali" (QS. An-Nisaa' : 142].
Riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, yang artinya "Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Akulah Rabb yang tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa mengerjakan amalan, kemudian dia menyekutukan Aku dengan yang lain dalam amalan itu, maka Aku tinggalkan dia dan amalan syiriknya tersebut".
Saudaraku , ketika kita diuji dengan penyakit hati yang membahayakan ini, maka harus berusaha keras untuk mengobatinya dan diantara terapi penyakit ini adalah, berupaya :
1. zuhud terhadap sanjungan dan pujian dari manusia
2. membiasakan diri untuk menyembunyikan amal
Ibnul Qayyim telah menjelaskan Al Fawaaid hal. 148, beliau berkata,
"Keikhlasan dan keinginan untuk mendapatkan sanjungan dan pujian manusia tidak akan bisa terkumpul dalam hati sebagaimana api dan air yang mustahil untuk bersatu.
Apabila jiwa membisikkan untuk berlaku ikhlas, maka hendaknya yang pertama kali di lakukan adalah menghancurkan ketamakan terhadap segala apa yang dimiliki manusia, kemudian hadapkanlah diri kepada sanjungan dan pujian, dan zuhudlah dari keduanya. Apabila kita telah melakukannya dengan benar, maka akan mudah untuk berlaku ikhlas.
Jika engkau mengatakan, "Apakah yang dapat memudahkanku agar mampu menyembelih ketamakan terhadap kekayaan yang dimiliki manusia serta zuhud terhadap sanjungan dan pujian mereka?".
Maka aku jawab, "Menyembelih ketamakan akan mudah engkau lakukan jika engkau mengetahui secara yakin bahwa hanya di tangan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi, tidak ada seorang pun yang menguasai dan mengaturnya selain Dia, serta tidak seorang pun selain-Nya yang mampu memberikan hal tersebut kepada para hamba-Nya.
Sedangkan zuhud terhadap sanjungan dan pujian manusia akan mudah dilakukan, jika engkau mengetahui bahwa tidak ada seorang pun yang pujiannya paling baik dan celaannya sangat ditakuti dan dijauhi melainkan Allah semata, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang Arab Badui, "Sesungguhnya pujiankulah yang paling baik dan manusia takut akan celaanku ",
maka Rasulullah saw bersabda , "Sesungguhnya yang lebih layak untuk hal itu adalah Allah 'Azza wa Jalla".
Zuhudlah engkau dari seseorang yang celaan dan pujiannya tidaklah bermanfaat dan membahayakan dirimu, dan carilah pujian dari Dzat yang seluruh kebaikan akan terkumpul dalam pujian-Nya dan seluruh kejelekan akan terkumpul pada orang yang dicela-Nya.
Yang patut diperhatikan pula hendaknya melakukan semua hal di atas dengan penuh kesabaran dan keyakinan, karena kita tidak akan mampu menempuhnya tanpa diiringi kedua hal tersebut.
Allah Ta'ala berfirman, yang artinya ,”Dan bersabarlah kamu, Sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ay at-ay at Allah) itu menggelisahkan kamu" (Qs. Ar-Ruum : 60].
Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman, yang artinya , "Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar. Dan mereka meyakini ayat-ayat Kami" (Qs. As-Sajdah : 24].
Rasulullah saw memerintahkan untuk menyembunyikan ibadah untuk membentengi dari sifat riya', sebagaimana hadits yang menceritakan 7 golongan yang akan dinaungi Allah di hari kiamat kelak, dalam hadits tersebut disebutkan tentang seseorang yang bersedekah
dengan sembunyi-sembunyi hingga seorang pun tidak ada yang mengetahuinya dan juga seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan yang sunyi kemudian mengucurlah air matanya (Muttafaqun 'alaihi).
Saudaraku,amal ibadah menjadi tercela jika ditujukan untuk memperoleh pujian manusia dan mempunyai makud tamak terhadap harta mereka.
Namun, jika seseorang melakukan amal ibadah dengan niat ikhlas kepada Allah. Dan semoga kita selalu mendapat karuni dan hidayay Allah untuk dapat beramal dengan ikhlas dan karena cinta kepada Allah Ta'ala.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hal itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang mukmin" (HR. Muslim dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu).
sumber kutipan : Syaikh Abdul Musin Al ‘bbad al Badr, http://www. Wahonot.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar