Hamba yang beriman, hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah dan menerima apapun yang datang dari-Nya. Dan doa tidak semestinya hanya dilakukan untuk menghilangkan penyakit atau musibah atau kesulitan-kesulitan hidup kita.
Dalam keadaan sehat walafiat, atau tanpa cobaan atau kesulitan lain, seorang hamba wajib berdoa dan bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan, kesehatan dan seluruh karunia yang telah Dia berikan.
Hal menarik ini diulas dalam jurnal berjudul “God and health : Is religion good medicine ? Why science is starting to believe “ yang dimuat di majalah Newsweek 2003.
Kenyataan akan manfaat doa yang diwahyukan dalam banyak ayat di Al-Qur’an yang makin lama makin diakui kebenarannya secara ilmiah, sekali lagi makin mengungkapkan akan kebenaran Al-Qur’an sebagai kalam Illahi.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran “,(Qs. Al-Baqarah : 186).
Juga, firman Allah, yang artinya ,” Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menuombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina “, (Qs. Al-Mu’min : 60).
Didalam Al-Qur’an, makna doa dapat diartikan sebagai ‘seruan, menyampaikan ungkapan, permintaan , permohonan, pertolongan’. Dimana merupakan perbuatan / permohonan seorang hamba dengan tulus ikhlas kepada Allah, dan memohon pertolongan dari-Nya, Yang Mahakuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan kesadaran bahwa dirinya adalah wujud yang memiliki ketergantunga.
Bisa kita contohkan seorang hamba yang sedang menderita sakit. Penyakit adalah contoh kongkrit dimana seorang hamba paling merasakan ketergantunga ini dan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.
Saudaraku penyakit adalah sebuah ujian, yang direncanakan menurut hikmah Allah, yang terjadi dengan kehendak-Nyadan juga sebagai peringatan bagi manusia akan kefanaan, kehinaan dan ketidaksempurnaan kehidupan ini. Dan juga sebagai sumber investasi pahala atas kesabaran dan ketaatan karenanya.
Sungguh, merugi bagi seorang hamba yang tidak beriman. Seringkali mereka lebih meyakini bahwa jalan kesembuhan adalah memalui teknologi kedokteran atau ilmu pengetahuan saja. Mereka lupa bahwa untuk merenungkan bahwa Allah – lah yang menyebabkan keseluruhan perangkat tubuh untuk bekerja disaat mereka sedang sehat atau sakit. Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, yang menciptakan obat yang membantu penyembuhan dan menciptakan para dokter ketika mereka sakit.
Banyak kejadian, dimana seorang hamba hanya kembali menghadap Allah disaat menyadari bahwa teknologi, dokter dan obat-obatan tidak memiliki kesanggupan. Orang-orang yangberada dalam keadaan ini memohon pertolongan hanya kepada Allah, setelah disadari bahwa hanya Allah yang dapat membebaskan mereka dari kesulitan.
Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya, yang artinya ,” Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepda Kami dalam keadaan berbaring, duduk dan berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan” . (Qs. Yunus : 12).
Saudaraku, salah satu sisi paling penting dalam berdoa. Bahwa disamping berdoa dengan lisan menggunakan suara dan hati, factor penting lainnya bagi seorang hamba adalah melakukan segala upaya untuk berdoa melalui perilakunya.
Bagaimana maksudnya ?
Berdoa dengan perilaku , mempunyai makna, melakukan sesuatu yang mungkin untuk mencapai maksud tujuannya. Misalnya, disamping berdoa lisan (hati), tentunya seorang hamba juga berobat ke dokter dan memanfaatkan teknologi kesehatan lainnya.
Hal ini yang dimaksudkan dengan sunatullah, Allah mengaitkan segala sesuatu yang terjadi pada sebab-sebab tertentu. Sehingga, seorang hamba harus melakukan segala hal dalam kerangka sebab-sebab ini, sembari tentu saja berharap hasilnya dari Allah, dengan memohon, dengan kerendahan diri, berserah diri, bersabar dan bersyukur. Serta harus meyakini bahwa hanya Dia-lah yang menentukan hasilnya.
Lalu apa hubungan dan pengaruh dari keimanan dan doa dengan sakit?
Sebuah editorial, berjudul “God and health : Is religion good medicine ? Why science is starting to believe “ yang dimuat dalam majalah Newsweek 10112003. Jurnal ini mengangkat ulasan peneiltian tentang pengaruh agama dalampenyembuhan penyakit dalam bahasan utamanya. Adakah pengaruh menguntungkan dari keimanan dan doa bagi orang sakit ? dan bagaimanakah hal ini dapat mempercepat penyembuhan?
Majalah ini melaporkan bahwa keimanan kepada Tuhan meningkatkan harapan pasien dan membantu pemulihan mereka dengan jauh lebih cepat dan mudah. Penelitian di USA, menyatakan 72% masyarakatnya percaya bahwa berdoa dapat meyembuhkan seseorang dan membantu kesembuhan. Penelitian juga dilakukan di Inggris dengan hasil yang meyakinkan.
Penelitian di Universitas Michigan, bahwa depresi dan stress teramati pada orang-orang yang taat beragama dengan tingkat yang rendah.
Penelitian di Universitas Chicago, menyatakan bahwa tingkat kematian dikalangan orang-orang yang beribadah dan berdoa seara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah dibanding yang tidak punya keyakinan beragama.
Al-qur’an juga mengajarkan contoh contoh berdoa, sebagaimana Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhan-nya : “(Ya Tuhan-ku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang”. Maka Kami-pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepdanya, dan Kami lipatgandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadai peringatan bagi semua yang menyembah Allah “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 83-84).
Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap : “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 87-88).
Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Zakaria, taktala ia menyeru Tuhan-nya :”Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik “. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepdanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 89-90).
Saudaraku , Allah akan senang bila kita sebagai hamba ingat kepada-Nya dalam semua kondisi baik senang maupun susah. Allah pasti akan membantu dan memberikan lebih banyak rahmat dan rezki. Dan yang terpenting bagi kita adalah menjadi hamba yang selalu ingat kepada Allah dikala senang dan dikala susah.
Sebagaimana diajarkan Rasulullah dalam sabdanya, yang artinya ,” Ya Allah , aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam segala urusan dan aku memohon kepada-Mu sikap lurus dan terpimpin. Dan aku memohon kepada-Mu agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu serta berbakti kepada-Mu dengan sebaik-baiknya. Aku memohon kepada-Mu lisan yang benar, hati yang bersih. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon ampunan dari apa-apa yang Engkau ketahui, karena sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Mengetahui hal-hal yang gaib”. (Hr Turmudzi).
Allahu a’lam
Sumber : harunyahya.com , bam, majalah yatim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar