Saudaraku, apakah karena kita lebih taat beribadah lantas Tuhan menjadi sungkan atau mengurangi cobaan-Nya kepada kita ?
Rasulullah saw bersabda, yang artinya : ”Barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan pada dirinya maka Dia menimpakan cobaan kepadanya.” (HR. Al-Bukhari)
Kalau kita berpikir lebih jauh, justru para Rasul dan Nabi yg mendapat ujian/cobaan/ musibah yang paling keras dari Tuhan.
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35).
Rasulullah saw, bersabda,“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung seberapa beratnya ujian, Dan sesungguhnya Allah apabila mencintai suatu kaum, maka Dia menguji mereka, barangsiapa yang ridha (menerima cobaan dan ujian itu), maka dia mendapatkan keridhaan, dan barangsiapa yang murka (tidak ridha menerima cobaan dan ujian itu), maka dia mendapat kemurkaan.” (HR. At-Tirmizi)
Dari riwayat Ummu Al-Ala’, dia berkata :”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak”.(Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092).
saudaraku, banyak mutiara hikmah di balik penyakit, derita, nestapa dan musibah yang sedang menerpa .
Sahabat Ibnu ‘Abbas -yang diberi keluasan ilmu dalam tafsir al-Qur’an- menafsirkan ayat ini: “Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.” (Tafsir Ibnu Jarir).
Aisyah ra berkata Rasulullah Saw bersabda, “setiap musibah yang menimpa seorang muslim pestilah Allah menjadikannya sebagai kaffarah(atas dosanya) sampai-sampai duri yang menusuknya ”
Abu hurairah meriwayatkan” ujian akan terus dating kepada seorang mukmin atau mukminah mengenai jasadnya, hartanya, dan anaknya sehingga ia menghadap Allah tanpa membawa dosa ”(HR Ahmad dan at-tirmidziy)
Sebagian salaf berkata,”karna bukan karena musibah yang menimpa pastilah kita memasuki negeri akhirat sebagai orang-orang yang merugi”.
Ketika orang-orang akan memotong kaki Urwah Bin Jubeir (karena suatu penyakit) mereka berkata,”maukah kamu sekiranya kami meminumkan sesuatu sehingga kamu tidak merasa sakitnya?”. ‘urwah menjawab,”hanyasanya Alah Swt mengujiku untuk melihat kesabaranku. Haruskah aku menyelisihi keputusanNya?”
Umar bin abdul aziz Ra berkata “tidaklah Allah menganugerahkan suatu nikmat kepada seorang hamba, lalu dia mencabutnya dan hamba pun bersabar atasnya, kecuali Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.”
Suatu ketika Abu Bakar ra sakit. Orang-orang yang membesuknya berkata ”bagaimana jika kami panggilkan tabib?” ia menjawab,”aku sudah diperiksa oleh tabib” orang-orang bertanya “apa katanya” .
Sesungguhnya aku maha berbuat atas apa yang aku kehendaki, jawabnya” kata Abu Bakar. Tabib yang dimaksud adalah Allah Swt.
Said bin jubeir berkata,”sabar adalah pengakuan hamba kepada Allah bahwa sesuatu yang meninpanya berasal dariNya, lalu ia ikhlas karenanya, dan mengharap pahala dariNya. Adalah seorang yang ditahan tidak diberi makan dan dicambuk, namun tidak tampak padanya selain kesabaran.”
Saudaraku , bahwa berbagai macam penyakit juga merupakan bagian dari cobaan Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun di balik cobaan ini, terdapat berbagai rahasia/hikmah yang tidak dapat di nalar oleh akal manusia.
- Sakit menjadi kebaikan bagi seorang muslim jika dia bersabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya. (HR. Muslim)
- Sakit akan menghapuskan dosa . Ketahuilah wahai saudaraku, penyakit merupakan sebab pengampunan atas kesalahan-kesalahan yang pernah engkau lakukan dengan hati, pendengaran, penglihatan, lisan dan dengan seluruh anggota tubuhmu. Bisa jadi penyakit ,juga merupakan hukuman dari dosa-dosa kita. Firman Allah ta’ala,yang artinya “Dan apa saja musibah yang menimpamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. asy-Syuura: 30).
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesunguhnya Allah benar-benar menguji hamba-Nya dengan penyakit, sehingga Dia menghapus-kan darinya setiap dosanya." (HR. Al-Hakim: 1/348)
Rasulullah saw bersabda, “Bencana senantiasa menimpa seorang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya, sehingga dia bertemu dengan Allah l dalam keadaan tidak memiliki kesalahan." (HR. At-Tirmizi 2399, Ahmad 2/450, Al-Hakim 1/346)
Rasulullah saw bersabda,"Tiada seorang mukmin yang mengalami kesusahan terus-menerus, kepayahan, penyakit dan juga kesedihan, bahkan sampai kepada kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan hal itu dosa-dosanya." (HR. Muslim 4/1993) - Sakit Membawa Keselamatan dari api neraka .
Rasulullah saw bersabda yang artinya,” Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim).
Saudaraku , janganlah kita mencaci maki penyakit , menggerutu, bahkan berburuk sangka pada Allah dengan musibah sakit yang dideritanya. Bergembiralah wahai saudaraku, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih) - Sakit mengingatkan hamba atas kelalaian
Wahai saudaraku, sesungguhnya di balik penyakit dan musibah akan mengembalikan seorang hamba yang semula jauh dari mengingat Allah agar kembali kepada-Nya.
Biasanya dikala kita sehat, karir baik, dsb . Tanpa kita sadari mudah tenggelam dalam perbuatan maksiat dan mengikuti hawa nafsunya, sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan Rabb-nya.
Dikala itu, Allah mengingatkan bahwa telah melalaikan-Nya menjauh dari-Nya . Allah memanggik kita untuk mendekat , melalui musibah > Itulah kasih sayang Allah, agar kita selalu mendekat kepada-Nya
Allah ta’ala berfirman, yang artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. (QS. al-An’am: 42)
yaitu supaya mereka mau tunduk kepada-Ku, memurnikan ibadah kepada-Ku, dan hanya mencintai-Ku, bukan mencintai selain-Ku, dengan cara taat dan pasrah kepada-Ku. (Tafsir Ibnu Jarir) - Penyakit Adalah Ujian Iman
Saudaraku , sakit yang anda derita adalah ujian dan cobaan dari Allah subhanahu wata’ala. Itu semua adalah wujud kasih saying-Nya.
Firman Allah , yang artinya, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan;"Kami telah beriman", sedang mereka belum diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguh Allah mengetahui orang-orang yang jujur (dalam keimanannya) dan sesungguhnya Diapun mengetahui orang-orang yang berdusta.” (QS. Al-Ankabut: 2-3) - Allah menguji hamba-Nya karena Cinta-Nya kepada hamba .
Saudaraku, yakinlah bahwa Allah Allah subhanahu wata’ala sedang menganugerahkan bentuk cinta-Nya melalui sakit kita.
Rasulullah saw, bersabda,“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung seberapa beratnya ujian, Dan sesungguhnya Allah apabila mencintai suatu kaum, maka Dia menguji mereka, barangsiapa yang ridha (menerima cobaan dan ujian itu), maka dia mendapatkan keridhaan, dan barangsiapa yang murka (tidak ridha menerima cobaan dan ujian itu), maka dia mendapat kemurkaan.” (HR. At-Tirmizi)
Rasulullah saw bersabda, yang artinya : ”Barangsiapa yang dikehendaki Allah lkebaikan pada dirinya maka Dia menimpakan cobaan kepadanya.” (HR. Al-Bukhari) - Mendapatkan derajat tinggi di sisi Allah
Rasulullah saw bersabda, yang artinya "Tiadalah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari sekedar itu, melainkan ditetapkan baginya karena hal itu satu derajat dan menghapus pula satu kesalahan karena hal itu." (HR. Muslim 4/1991)
Saudaraku , seorang hamba tidak akan mungkin bisa mencapai derajat yang mulia dan tinggi tersebut dengan hanya mengandalkan amal ibadah yang anda lakukan, atau anda tidak memiliki amal ibadah khusus yang bisa mengantarkan kepada kedudukan tersebut.
Maka Allah Allah mendatangkan kepada anda secara terus menerus berbagai macam ujian, jika anda hadapi musibah-musibah itu dengan sabar dan tanpa ber-su'uzzhon terhadap-Nya, maka Allah Allah subhanahu wata’ala membalas kesabaran anda itu dengan memberi kedudukan yang tinggi dan mulia, yang belum tentu bisa anda capai dengan amal ibadah.
Dari riwayat Abu Hurairah a mengatakan, bahwa Rasulullah saw bersabda,
"Sesungguhnya seseorang benar-benar memiliki kedudukan di sisi Allah, namun tiada suatu amal apapun yang bisa meng-hantarkannya ke kedudukan tersebut, maka Allahlmemberikan cobaan kepadanya secara silih berganti dengan sesuatu yang tidak dia sukai, sehingga Allah mengantarkannya untuk sampai kepada kedudukan tersebut." (HR. Abu Ya'la, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan dia berkata: shahih sanadnya.) - Menyucikan Jiwa dan Membersihkan Hati
Saudaraku, kita adalah hamba yang mudah sekali melupakan Dalam keadaan Dzat yang memberi nikmat kesehatan . Seringkali kesehatan itu justru mengajak kita untuk bersikap sombong, angkuh, bangga dan ujub. Karena merasa bisa melakukan apa saja yang dia inginkan tanpa ada yang menghalangi atau bahkan kita merasa disayang Allah, dengan anugerah kesehatann-Nya .
Namun dengan adanya penyakit atau musibah yang Allah timpakan ,akan mengikis penyakit-penyakit hati seperti sombong, angkuh dst.
Bukankah ini kasih sayang sebenarnya dari Allah.
Imam Ibnul Qayyim , berkata, "Hati dan ruh bisa mengambil pelajaran yang ber-manfaat dari penderitaan dan penyakit, kebersihan hati dan ruh itu tergantung sejauh mana penderitaan jasmani dan kesulitannya."
"Kalau bukan karena cobaan dan musibah di dunia ini, niscaya manusia terkena panyakit hati seperti: Al-Kibr (kesombongan), Al-Ujub (bangga diri) dan Al-Qoswah (keras hati). Padahal sifat-sifat itulah yang menyebabkan kehancuran bagi seseorang hmba.
Di antara rahmat Allah, kadang-kadang manusia tertimpa musibah, sehingga dirinya terlindungi dari berbagai penyakit hati dan terjaga kemurnian ubudiyyahnya (kepada Allah ). Mahasuci Allah yang merahmati manusia dengan musibah dan ujian.” (Syifaa-ul 'Alil)
Banyak hikmah kita raih dari musibah
Saudaraku, di balik cobaan berupa penyakit dan berbagai kesulitan lainnya, sesungguhnya di balik itu semua terdapat hikmah yang sangat banyak.
Ibnul Qoyyim ra, menyatakan bahwa : “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal kita sangatlah terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia di bawah sinar matahari.” (Lihat Do’a dan Wirid, Yazid bin Abdul Qodir Jawas)
Firman Allah Allah , yang artinya, “Tiada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan petunjuk kedalam hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu". (Qs. At-Taghaabun: 11)
Rasulullah saw telah bersabda,yang artinya “Sesungguhnya Allah yang menciptakan penyakit dan obatnya, maka berobatlah kalian tapi jangan berobat dengan cara yang diharamkan." (Hadits ini dihasankan oleh Syekh Al-Albani dalam Ash-Shohihah)
Dan mari kita perbanyaklah infaq dan shadaqah , sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjanjikan kesembuhan melalui bershadaqah, sebagaimana sabdanya, "Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan bershadaqah." (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Bani dalam Shahih Al-Jami',Isnain Azhar)
Allahu a’lam
Sumber : ALSOFWAH.OR.ID ,Abu Hasan Putra , www.muslim.or.id , K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc. www.oaseislam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar