Saudaraku kehidupan ini adalah ujian. Ya selama itulah kita diuji. Dan inilah esensi kehidupan yang sebenarnya.
Tidak jarang kita menyalahkan kesialan , musibah bahkan menyalahkan Tuhan. Kita bisa saja goyah dan ini bisa meruntuhkan bangunan tauhid kita.
Kita harus menyadari bahwa hidup adalah kumpulan masalah. Siapapun kita, setinggi apapaun jabatannya, kapanpun pasti akan menemui masalah. Semakin tinggi status , jabatan , maka semakin banyak pula masalah yang dihadapi.Semakin tinggi tingkatan sekolah, maka semakin tinggi kadar ujiannya.
Kita juga menyadari bahwa kehidupan adalah teka-teki . Setiap orang pernah mengalami masa-masa sulit. Dan kesulitan setiap orang tentu berbeda . Kesulitan demi kesulitan kadang membikin frustasi , stress, jengkel, marah, tegang dst.
Saudaraku , setiap orang secara adil mendapatkan masalah, hanya kadar dan bentuknya tentu saja berbeda.Masalah adalah hukum Allah.dan masalah (ujian) telah menyatu dalam kehidupan manusia. Namun, yakinlah , bahwa Allah tidak akan memberikan masalah yang tidak sanggup dipikul oleh hambanya. Besarnya masalah yang menimpa setara dengan kemampuan manusianya.
Firman Allah, yang artinya ,” Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala yang diusahakannya dan ia mendapat siksa yang dikerjakannya ,” (Qs. Al-Baqarah : 286).
Yakinlah bahwa Allah menyayangi kita. Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” …..Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan meyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur ,” (Qs. Al-Maidah : 6).
Saudaraku , mari kita kenali ujian-ujian kita :
a. Ujian Perintah Allah,
seperti menegakkan shalat, zakat, puasa,menegakkan yang hak, kebenaran, perintah jujur, amanah , dan tentu masih banyak lagi.
Sebagaimana firman Allah , yang artinya ,” Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah ,” (Qs.Al-Layl : 5-7).
Firman Allah, yang artinya ,” Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhan-mua ?” Mereka menjawab ,’kebaikan’. Orang-orang yang berbuat baik didunia ini mendapat yang baik. Dan sesungguhnya kampong akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertaqwa (Qs. An-Nahl : 30). Dsb
b. Ujian larangan Allah,
Sebagaimana difirmankan Allah, yang atinya, “… sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu …,” (Qs. Al-An’am : 119)
Firman Allah, yang artinya ,” Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkash syaitan ; karena sesung- guhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu ,” (Qs. Al-Baqarah : 168).
Firman Allah, yang artinya ,” Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu),” (Qs. Al-Maidah : 90-91).
Firman Allah, yang atinya ,” Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk ,” (Qs. Al-Isra : 32).
Dst.
c. Ujian musibah,
Allah menguji kita dengan bermacam-macam musibah , penyakit, alam dst kematian.
Sebagaimana firman Allah, yang artinya,”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan , kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”, (Qs. Al Baqarah : 155) .
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (QS. al-Anbiyaa’: 35). Dsb
d. Ujian nikmat Allah.
Kita sadari kita sering berburuk sangka kepada Allah, bahwa apa yang sedang kita alami adalah sebuah musibah. Padahal hakikatnya adalah sebuah nikmat. Rasulullah pernah mengkhawatirkan umatnya tentang annapan bahwa musibah terberat adalah musibah, padahal bukan itu. Ujian sebenarnya itu adalah berupa nikmat menurut pandangan kita.
Firman Allah, yang artinya ,” Adapun apabila Tuhan mengujinya, lalu dimuliakan-Nya dan diberi kesenangan, maka dia berkata,’Tuhanku memuliakanku’. Adapun bila Tuhan-nya mengujinya, lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata ,’Tuhanku menghinakanku’”, (Qs. Al-Fajr : 15-16). Dsb
e. Ujian keluarga, anak, istri/suami, orangtua,
Kesemuanya ini adalah ujian terbuka dari Allah SWT. Terkadang seorang hamba terjebak dalam dosa padahal maksudnya untuk membahagiakannya.
Firman Allah, yang artinya , “ Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar …”, (Qs. Al anfal : 28).
f. Ujian lingkungan sekitar (tetangga, dst).
Ujian dalam kondisi ini menempatkan pada pilihan , apakah istiqomah atau ikut terpengaruh dalam keburukan.
Firman Allah, yang artiya, “Bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturahim . Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu,” (Qs. An-Nisa : 1).
Firman allah, yang artinya ,” Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjing kan satu sama lain. Adakah diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang ,” (Qs. Al Hujarat : 12).
Firman Allah, yang artinya ,” Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah , “ (Qs. Al-Qalam : 10-11) dst.
g. Ujian menghadapi kezaliman.
Sebagiamana difirmankan Allah, ketika Rasulullah sedang menghadapi musuh-musuh Allah dengan rahmat, yang artinya ,” Maka berkat rahmat Allah , engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap kasar dan berhati keras, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu…” (Qs. Ali ‘Imran : 159).dsb
Saudaraku , yakinlah , sebenarnya ujian-ujian itu hendak mengangkat derajat kita. Tanaman akan tumbuh subur jika didalamnya ada proses pemupukan dengan berbagai jenis kotoran. Bukankah terpuji itu karena teruji.
Firman Allah, yang artinya ,” Apakah kamu mengira bahwa kamu masuk syurga, padahal belum datang kepadamu sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya ,’Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah , sesungguhnya pertolongan allah itu amat dekat”. (Qs. Al Baqarah : 214).
Seorang ulama berkata,’orang yang ditakdirkan masuk surga, pasti akan merasakan banyak kesulitan’.
Musibah yang sebenarnya adalah yang menimpa agama seseorang. Sementara musibah-musaibah selain itu merupakan jalan keselamatan baginya. Ada yang berfungsi mengurangi dosa , dan ada yang berfungsi meningkatkan pahala.
Saudaraku, anda tidak sendiri, semua orang pasti mempunyai masalah.
Allahu a’lam
Sumber : fan , tausyiah.online.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar