Bayangan pikiran yang dimiliki setiap orang mengenai diri sendiri, juga bayangan pikiran mengenai apa yang akan dilakukan, memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan pribadi.
Sebagaimana dinyatakan James Allen bahwa segala sesuatu yang dilakukan seseorang adalah reaksi langsung dari apa yang ada dalam pikirannya. Seseorang dapat bangkit dengan dua kakinya dan beraktivitas. Hal ini karena faktor pikirannya. Begitu pula seseorang bisa sakit atau sembuh karena faktor pikirannya.
Pikiran yang baik menghasilkan buah yang baik, pikiran yang buruk menghasilkan buah yang buruk, dan manusia adalah penanam benih yang baik untuk dirinya sendiri.
Sehingga jelaslah bahwa kehidupan kita mengikuti pikiran kita. Terkadang kita berada dalam kehidupan yang serba menyenangkan . Anad dapat meluruskan pikiran anda dengan cara yang akan memberi anda kebahagiaan, serta menjadikannya mampu mengatasi kecemasan dan kesusahan.
Bagaimanakah mengubah bencana menjadi kebaikan ? Bagaimana mengubah cobaan berat menjadi sebuah karunia ?
Hal ini bisa dikarenakan , kita telah membentuk pikiran dengan cara yang benar, suatu cara yang memberikannya suatu kebahagiaan dan bukan kesedihan.
Sungguh dalam jiwa manusia , terdapat suatu kandungan yang isinya hanya diketahui oleh Allah SWT. Jiwa juga memiliki kapasitas tertentu diluar jangkauan manusia. Aspek kejiwaan ternyata turut berperan dalam bebearapa penyakit yang menimpa fisik tubuh, baik dari aspek sebab atau akibat.
Ada penyakit yang menimpa fisik tubuh yang disebabkan aspek kejiwaan. Namun penyakit yang bukan berasal dari faktor kejiwaan, dapat pula disembuhkan secara kejiwaan.
Seringkali kita sendirilah yang membuat rasa cemas terjadi pada diri kita . Juga kita sendiri yang memilih terjadinya kesusahan dan kesedihan. Bahkan lebih dari itu, mungkin ada diantara kita yang menyiksa diri dengan penyakit hati pada diri kita sendiri. Penyakit akibat adanya kerusakan pikiran kita dan akibat sedikitnya iman kita kepada Allah SWT.
Mengapa kita menyiksa diri kita sendiri dan mengapa kita biarkan kesusahan dan kesedihan menguasai diri kita. Marilah memohon ampun kepada allah, sehingga perasaaan dan jiwa menjadi tenang dan tentram, terjauh dari rasa cemas, kesusahan, dan kesedihan. Ya Allah , kami berlindung kepada-Mu dari sifati iri.
Dari hadits riwayat Hr Muslim, Rasulullah bersabda , “ Bersungguh-sungguhlah pada hal yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Allah serta jangan merasa lemah. Bila kamu ditimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan “ Seandainya (tempo hari) aku melakukan ini, niscaya begini-begini “. Katakanlah “ Allah telah menakdirkan dan apa yang Allah kehendaki maka itu terjadi. “ Sesungguhnya kata seandainya akan membuka pintu perbuatan setan”.
Tidak menyesali masa lalu bukan berarti seseorang tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu yang bermanfaat baginya. Maksud hadits Rasulullah ini adalah membimbing seseorang muslim agar bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu yang bermanfaat baginya lalu agar meminta pertolongan Allah dalam hal ini. Hadits ini juga menjelaskan pula bahwa barang siapa meminta pertolongan allah, maka ia selamanya tidak akan menjadi lemah.
Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka.(Alexander Graham Bell)
Kita berusaha agar menjadi sosok muslim yang ridha dengan ketentuan dan takdir dari Allah SWT. Jika terjadi sesuatu yang tidak kita sukai, katakanlah ,” Semuanya telah menjadi takdir allah, apa yang allah kehendaki pasti terjadi”.
Sumber : dari berbagai sumber ,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar