“Tidak ada musuh yang dapat mencelakakan seseorang sehebat pikiran yang tamak, pikiran yang penuh dengan kebencian, pikiran yang penuh dengan keirihatian dan kebodohan.”
Pikiran mempunyai kekuatan yang sama sebagai obat tetapi juga dapat sebagai racun. Pikiran seseorang mempengaruhi keadaan diri sendiri secara mendasar.
Ketika pikiran sedang dalam keadaan keji, ia dapat membunuh makhluk hidup tetapi ketika ia sedang dalam keadaan tenang dan tekun ia dapat bermanfaat bagi orang lain. Ketika pikiran terkonsentrasi pada pemikiran-pemikiran yang baik,
dan didukung oleh usaha yang benar dan penuh pengertian, efek yang dihasilkan sangat besar sekali. Pikiran dengan pemikiran yang benar dan murni akan membawa kehidupan yang sehat dan rileks.
Rasulullah bersabda, yang artinya "Seandainya anak cucu Adam (manusia) mendapatkan dua lembah yang berisi emas, niscaya ia masih menginginkan lembah emas yang ketiga. Tidak akan pernah penuh perut anak Adam kecuali ditutup dalam tanah (mati). Dan Allah akan mengampuni orang yang bertaubat." (HR Ahmad).
Dari keserakahan menimbulkan kesedihan,
dari keserakahan tumbuh ketakutan,
Bagi ia yang sepenuhnya terbebas dari keserakahan,
tidak ada kesedihan, apalagi kekhawatiran.”
Rasa takut dan khawatir dilahirkan dari imajinasi pikiran yang dipengaruhi oleh kondisi keduniawian. Rasa itu bersumber dari keserakahan (craving) dan keinginan kepemilikan . Sebenarnya, hidup ini seperti gambaran film yang bergerak, segalanya secara terus-menerus bergerak dan berubah. Tidak ada apa pun di dunia yang permanen atau tetap diam. Mereka yang masih muda dan kuat mempunyai ketakutan akan kematian pada usia muda. Mereka yang telah lanjut usia menderita khawatir tentang hidup terlalu lama. Berada di antara dua keadaan tersebut sangatlah tersiksa.
Pengharapan tentang segala sesuatu yang menyenangkan tampaknya berlalu terlalu cepat. Pemikiran tentang keadaan yang tidak menyenangkan menciptakan kecemasan yang tampaknya enggan beranjak. Perasaan tersebut seperti wajar adanya. Keadaan timbul tenggelam dalam hidup semacam itu mempermainkan manusia seperti boneka yang dimainkan oleh tali. Tetapi pikiran adalah penguasa yang hebat terhadap dirinya sendiri.
Pelatihan pikiran, dengan kata lain dikenal sebagai kebudayaan pikiran, adalah langkah pertama menuju penjinakkan keresahan pikiran.
Ketakutan adalah bagian dari tahapan pikiran. Tahapan pikiran seseorang bergantung pada kontrol dan arahan. Pikiran yang negatif akan membuahkan ketakutan. Pikiran yang positif akan merealisasikan harapan dan tujuan-tujuan (ideals).
Kita sudah ketahui bahwa begitu besar pikiran terhadap fisik kita . Dalam dunia medis hal ini disebut sebagai psikoneuroimunologi. Sebagai contoh: saat kita melihat sesuatu yang menjijikkan mungkin kita akan merasa mual dan muntah, hal ini bukan berarti mual dan muntah karena lambung yang sakit, namun karena pikiran negatif kita mempengaruhi lambung sehingga timbul rasa mual dan muntah.
Begitu juga saat kita melihat sesuatu yang menakutkan mungkin jantung kita akan berdebar-debar atau mungkin juga sampai pingsan, hal ini juga bukan karena fungsi jantung yang tidak normal, namun lebih pada pikiran negatif kita yang mem-pengaruhi fungsi jantung. Saya mau bilang di sini bahwa begitu besar pikiran negatif mempengaruhi fungsi organ kita, nah begitu juga dengan pikiran positif akan membantu jantung dan lambung anda untuk lebih rileks.
Pilihan bergantung pada diri kita sendiri. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk menguasai pikirannya. Alam telah memberikan manusia satu kekuasaan penuh terhadap sesuatu yaitu pikiran. Segala sesuatu yang diciptakan manusia bermula dari bentuk pemikiran. Di sinilah kunci untuk membantu memahami prinsip dengan mana ketakutan dapat ditaklukkan.
Seseorang ahli anatomi Inggris pernah sekali waktu ditanya oleh seorang muridnya tentang apakah penyembuh bagi rasa takut yang paling mujarab, dan beliau menjawab, “Cobalah untuk melakukan sesuatu bagi orang lain.”
Sang murid merasa terpesona dengan jawaban yang aneh tersebut, dan meminta penjelasan lebih lanjut.
Instrukturnya berkata, “Anda tidak dapat mempunyai dua pasang pemikiran pada saat yang bersamaan di dalam pikiran Anda.”
Satu set pemikiran akan selalu mengusir set pemikiran yang lain. Jika, pikiran Anda sepenuhnya dipenuhi oleh keinginan membantu orang lain tanpa memikirkan imbalan, Anda tidak dapat mempunyai rasa ketakutan pada saat yang bersamaan.
“Kekhawatiran mengeringkan darah lebih cepat daripada usia.” Ketakutan dan kekhawatiran adalah tanda-tanda alami dari penjagaan diri. Tetapi ketakutan yang terus menerus dan kekhawatiran yang berlanjut adalah musuh bagi tubuh ini. Ketakutan dan kekhawatiran mengacaukan fungsi tubuh yang normal.
“Tidak ada musuh yang dapat mencelakakan seseorang sehebat pikiran yang tamak, pikiran yang penuh dengan kebencian, pikiran yang penuh dengan keirihatian dan kebodohan.”
Ketenangan bukanlah kelemahan. Tingkah laku yang tenang setiap waktu menunjukkan tingkat kebudayaan seseorang. Tidaklah begitu sulit untuk menjadi tenang ketika segala sesuatunya berada dalam keadaan yang menyenangkan, tetapi untuk berada tetap tenang ketika sesuatu dalam keadaan tidak menyenangkan, sangatlah sulit. Ini adalah suatu kondisi sulit yang patut untuk diperjuangkan, karena dengan berlatih untuk bertindak-tanduk tenang dan dalam kontrol, seseorang membangun kekuatan karakternya.
BILA KITA MEMPUNYAI SUATU PROBLEM DAN PROBLEM ITU TIDAK BISA KITA UBAH MAKA YANG HARUS KITA UBAH ADALAH SIKAP KITA TERHADAP PROBLEM TERSEBUT
Contoh : saat anda akan berangkat ke kantor untuk suatu rapat yang sangat penting karena anda akan dipromosikan. Anda sudah berangkat dari pagi, mempersiapkan segala bahan presentasi, dan anda sudah pula diingatkan oleh atasan anda untuk jangan telat. Dalam perjalanan semuanya berjalan lancar, namun ternyata ada truk gandeng terbalik di jalan utama!. Jalanan macet total, tidak bergerak, tidak ada jalan alternatif yang bisa diambil. 30 menit berlalu, tetap tidak bergerak, anda mulai cemas gelisah , anda akan terlambat. Pasti terlambat!. Anda mempunyai problem saat itu, bahwa truk terbalik dan jalanan macet, apakah anda bisa mengubah problem tersebut? sudah pasti tidak, dan anda pasti terlambat dengan segala risikonya. Pada situasi tersebut yang anda harus ubah adalah sikap anda. Rasa cemas, kuatir, kecewa tidak akan membuat kemacetan berubah dan persoalan berubah. Namun dalam situasi tersebut ubahlah sikap anda menjadi positif seperti: dengarkan musik yang anda sukai, mungkin dapat berbaring sesaat di mobil (karena bangun pagi terlalu dini) dsb.
Apakah amarah diungkapkan atau tidak, adalah hal yang tidak penting dibandingkan dengan apakah amarah itu kronis atau tidak. Sikap amarah kronis: sinisme, curiga terus menerus, melontarkan celaan, ketersinggungan dan amarah secara terbuka
Sumber : samagi palla.co.id. ,Dr. Yuda Turana, SpS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar