Allah juga menjanjikan kemenangan dengan surga dan keselamatan dari api nereka hanya kepada hamba-hamba yang sabar , sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya ,” sesungguhnya aku membalas mereka pada hari ini dengan sebab kesabaran mereka. Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan ,” (Qs. Al-Mukminun : 111).
Allah SWT juga mengkhususkan bahwa yang dapat mengambil manfaat dari ayat-ayat-Nya hanyalah orang yang sabar dan orang yang bersyukur. Firman Allah SWT, yang artinya ,” Sesungguhnya dalam yang demikian itu tanda-tanda (ayat) bagi setiap orang yang banyak sabar dan bayak bersyukur”. (Qs. Ibrahim : 5) .
Sabar ibarat poros bagi aktivitas seorang mukmin. Tidak ada iman bagi yang tidak memiliki kesabaran. Kalaupun ada pastilah sedikit dan lemah. Hamba ini apabila mendapati kebaikan maka hatinya merasa tentram, dan sedikit saja tertimpa musibah , maka ia tinggalkan keimanannya. Ia tidak mendapatkan sesuatupun kecuali kerugian.
Dengan tegas Allah SWT, memberitahukan bahwa sabar itu lebih baik daripada yang lain, bagi yang memilikinya. Firman Allah yang artinya ,” Sungguh jika kalian sabar, kesabaran itu lebih baik bagi orang-orang yang sabar ,” (Qs. An-Nahl : 126).
Dengan kesabaran dan taqwa, musuh tidak dapat mengalahkan orang yang sabar, sekuat apapun mereka. Firman Allah yang artinya ,” Dan jika kalian sabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka tidak akan mendatangkan mudharat bagi kalian. Sesungguhnya Allah Maha Meliputi atas apa yang mereka kerjakan,” (Qs . Ali Imran : 120).
Ditinjau dari obyeknya , sabar itu ada tiga. , yaitu :
1. Sabar terhadap perintah, yaitu dengan melaksanakannya.
2. Sabar terhadap larangan dan hal-hal yang menyelisihi syariat yaitu dengan menjauhinya,
3. sabar terhadap qadha’ (Takdir ) Allah SWT, yaitu dengan tidak menyesalinya.
Disisi lain, sabar ada dua :
- Ikhtiyari , dapat diusahakan. Sabar ini lebih utama.
- idh-thiarari, tidak dapat ditolak. Sabar jenis ini dapat dimiliki oleh semua orang, termasuk yang tidak bisa bersabar ikhtiyari. Sehingga, sabar Yusuf terhadap godaan Zulaikha , lebih besar nilainya daripada kesabaran ketika ia dibuang oleh saudara-saudaranya.
Demikian juga seorang hamba, senantiasa memerlukan kesabaransetiap saat, dalam segala kondisi. Sebab seorang manusia itu hidup diantara perintah yang harus ia kerjakan, larangan yang harus ia jauhi dan takdir yang harus ia terima dan nikmat yang harus ia nikmati.
Segala sesuatu yang dihadapi seorang hamba di dunia ini pasti merupakan salah satu dari dua hal , sesuatu yang sesuai dengan hawa nafsu dan keinginannya atau sebaliknya. Ia mem-butuhkan kesabaran untuk kedua-duanya.
Untuk perkara yang sesuai dengan keinginannya (hawa nafsunya) seperti ; kesehatan, kehormatan , harta dll. Ia harus bersabar ditinjau dari berbagai sisi ; al :
- Ia tidak boleh berambisi kepadanya dan tertipu karenanya. Perkara ini juga jangan sampai membuatnya sombong dan angkuh yang sanagat dibenci Allah SWT.
- tidak boleh serakah dalam menggapainya.
- harus bersabar menunaikan hak-hak Allah SWT sehubungan dengan perkara-perkara itu.
- Ia harus bersabar untuk tidak memanfaatkannya pada perkara-perkara yang diharamkannya.
Sebagian ulama salaf berkata, ‘ Terhadap bala’ (musibah), orang mukmin maupun kafir bisa bersabar’. ‘Tetapi terhadap kesejahteraan , hanya orang-orang yang shiddiq saja yang mampu bersabar’.
Abdurrahman bin Auf berkata,” Kami telah diuji dengan kesempitan dan kami bisa bersabar. Lalu kami diuji dengan kemudahan tetapi kami tidak bisa bersabar”.
Adapun perkara yang tidak sesuai dengan hawa nafsu, ada tiga macam ;
- Yang berkaitan dengan ikhtiarnya, meliputi seluruh aktifitas , bisa berupa ketaatan, bisa berupa kemaksiatan. Sehubungan dengan ketaatan, seoranghamba membutuhkan kesabaran, karena tabiat manusia cenderung menjauhi segala bentuk ibadah. Misalnya : didalam shalat ada rasa malas, didalam zakat ada rasa kikir. Seorang hambamembutuhkan kesabaran dalam tiga keadaan, sebelum berbuat, selama berbuat dan seusai berbuat suatu kebajikan.
- sabar yang tidak termasuk dalam lingkup ikhtiar, dan tidak ada daya upaya seorang hamba untuk menolaknya. Seperti datangnya musibah.
- Sabar terhadap suatu perkara yang muncul karena ikhtiarnya, tetapi belakangan ia tidak mampu lagi menghindar darinya.
Ada beberapa tingkatan manusia dalam menghadapai suatu perkara,
- a. sikap lemah dan cepat berkeluh kesah
- b. sikap sabar
- c. sikap ridha
- d. sikap syukur, yaitu dengan memandang suatu ujian sebagai suatu nikmat, sehingga orang yang diuji pantas untuk mensyukurinya.
Sedangkan sehubungan dengan musibah yang menimpanya karena perlakukan orang lain , ada juga empat sikap ;
a. sikap memaafkan
b. sikap melapangkan dada dari keinginan untuk membalasnya
c. sikap menganggapnya sebagai takdir.
d. Sikap berbuat baik kepada orang yang telah berbuat jahat kepadanya.
Allahu a'lam
Sumber : taskiyatun nafs, Ibn Rajab al-Hambali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar