Disamping kebutuhan materi, manusia juga harus menjaga kebutuhannya diluar materi. Dan yang juga terpenting dalam hal ini adalah keimanan. Inilah yang dinamakan keseimbangan diri, seimbang dalam arti kebutuhan fisik dan seimbang dalam kebutuhan spiritual. Tentang keseimbangan. Allah berfirman dalam al-Qur’an, yang artinya ,” Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu , dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan “, (Qs. Al-Qashash : 77).
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya ,” Yang terbaik diantara kalian bukanlah orang yang beramal untuk dunianya tanpa akhirat. Juga bukan orang yang beramal untuk akhiratnya dan meninggalkan dunianya. Tetapi yang terbaik diantara kalian adalah orang yang beramal untuk keduanya “, (Hr Bukhari dan Muslim).
Islam sangat memperhatikan keseimbangan, keharmonisan dan keselarasan antara jasmani dan ruhani. Keduanya harus saling mendukung satu sama lain. Keduanya mendapatkan porsi yang seimbang. Sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya ,” Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) , umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.. “, (Qs Al-Baqarah : 143).
Ketika seorang hamba membiasakan diri mendirikan shalat dhuha didalam aktivitas kesehariannya, maka ia telah termasuk kedalam orang yang telah menyeimbangkan diri untuk mencapai kehidupan dunia dan akhirat. Disaat , ia tengah mencari rizki untuk kepentingan jasmani, ia juga mengaktifkan jejak spiritual. Yang pada akhirnya telah menanamkan pahala untuk kepentingan akhirat.
Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman ,” Hai anak Adam, cukupilah Aku dengan melakukan empat rekaat shalat sunnah dhuha, maka aku akan mencukupi kebutuhannmu pada akhir hayatmu “, (Hr. Ahmad dan Abu Ya’la dari Uqbah bin Amir al-Juhani)
Ini adalah bagian dari keseimbangan diri, keseimbangan tubuh dan jiwa agar dapat mencapai kebahagiaan sejati. Sebagiamana telah dicontohkan dalam pribadi manusia agung Rasulullah SAW, yang dalam diri beliau terdapat keseimbangan antara kekuatan spiritual yang mendalam dan vitalitas fisik yang sempurna.
Mengapa keseimbangan iman dan usaha dapat menghilangkan perasaan takut dan berganti menjadi kedamaian dan tentram ? Orang-orang yang beriman akan lebih tahan dan sabar dalam menghadapi cobaan-cobaan hidup. Kehidupannya seimbang sehingga mampu menghadapi hari-harinya dengan ketentraman. Keseimbangan diri dapat menumbuhkan optimisme dalam berbagai hal.
Sumber : Muhammad Makhdlori, Menyingkap Mukjizat Shalat Dhuha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar