Manusia adalah makhluk lemah. Banyak
sekali hal yg berada diluar jangkauan manusia dalam arti banyak hal diluar
batas kemampuan manusia. Manusia sebagai hamba sangat membutuhkan Allah dalam
segala aspek kehidupannya. Bila seorang hamba ingin membutuhkan pertolongan
Allah , maka ia harus mendekati Allah. Ketika seorang hamba berdoa, sebenarnya
ia telah berupaya untuk mendekati Allah. Saat seorang hamba berdoa, ia akan
menyadari betapa ia sangat lemah dan rendah dirinya dihadapan Allah. Dan
ia menyadari bahwa tidak ada satu makhlukpun yg dapat menolong kecuali Allah
tiada tuhan selain Dia
Kesungguhan dan keikhlasan dalam berdoa bergantung pada sejauh mana ia merasa memerlukan bantuan. Seseorang yg sedang berada dalam kondisi makin terjepit maka ia akan berdoa lebih bersungguh-sungguh dan dengan berendah diri dihadapan Allah.
Kesungguhan dan keikhlasan dalam berdoa bergantung pada sejauh mana ia merasa memerlukan bantuan. Seseorang yg sedang berada dalam kondisi makin terjepit maka ia akan berdoa lebih bersungguh-sungguh dan dengan berendah diri dihadapan Allah.
Kita mengandalkan Allah dalam setiap kebutuhan. Bersandar
ketika terpaksa, percaya ketika ada bencana dengan segenap hati dan ketentraman
jiwa. Kita harus berupaya untuk bertawakal dengan meyakini bahwa hanya allah
SWT saja yangmenentukan sebab-sebab dibawah kekuasaan-Nya. Seorang hamba tidak
mengambila sandaran dari makhlu ataupun harta, pekerjaan dst. Melainkan semua
urusan diserahkan atas petunjuk-Nya tanpa menggantungkan pada apapun yang lain
kecuali kepada Allah.
Sebagaimana firman Allah yang artinya ,” Katakanlah : Siapakah yg dapat menyelamatkanmu dari bencana di darat dan dilaut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan berendah diri dengan suara yang lembut : ‘Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kamu dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur”. (Qs. Al-An’am).
Namun manusia seringkali dilanda keraguan dihatinya. Sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya ,” Diantara manusia ada yang menyembah Allah di pinggir-pinggir (ragu-ragu) ; bila ada kebajikan akan tentram , dan bila ditimpa cobaan malapetaka akan berbalik kafir. Dialah yang di dunia maupun di akhirat ... “ (Qs. Al-Hajj : 11).
Mahmud Al-Waroq, berkata “ Bilamana rasa syukurku karena nikmat Allah adalah kenikmatan juga maka aku wajib pula bersyukur ; Kemudian dimana batas syukur untuk mensyukuri kecuali lantaran anugerah-Nya, sekalipin hari dan umur terus bertambah dan menyatu. Bila ada penderitaan, pahala jelas mengikuti dan tiada lagi keduanya kecuali kenikmatan juga. Jadi amat sempit daratan dan lautan untuk merealisasikan kenikmatan”.
Banyak kenikmatan yang disusupkan diantara bencana. Banyak kegembiraan yang mengarah dan menanti datangnya musibah. Yang terbaik adalah bersandar atas peristiwa yang melewati masa-masamu, sebab semuanya itu pasti ada sebabnya. Tiap-tiap kesusahan pasti ada kegembiraan.
Kata seorang penyair,’ Sabar merupakan kunci dari yang diharapkan, sabar tidak henti-hentinya menolong. Bersabarlah sekalipun melewati malam-malam yang panjang. Sabar akan membatu yang susah, kadang memperoleh apa yang selam ini jauh dan tidak mungkin tercapai’.
Allahu a'lam
Sebagaimana firman Allah yang artinya ,” Katakanlah : Siapakah yg dapat menyelamatkanmu dari bencana di darat dan dilaut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan berendah diri dengan suara yang lembut : ‘Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kamu dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur”. (Qs. Al-An’am).
Namun manusia seringkali dilanda keraguan dihatinya. Sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya ,” Diantara manusia ada yang menyembah Allah di pinggir-pinggir (ragu-ragu) ; bila ada kebajikan akan tentram , dan bila ditimpa cobaan malapetaka akan berbalik kafir. Dialah yang di dunia maupun di akhirat ... “ (Qs. Al-Hajj : 11).
Mahmud Al-Waroq, berkata “ Bilamana rasa syukurku karena nikmat Allah adalah kenikmatan juga maka aku wajib pula bersyukur ; Kemudian dimana batas syukur untuk mensyukuri kecuali lantaran anugerah-Nya, sekalipin hari dan umur terus bertambah dan menyatu. Bila ada penderitaan, pahala jelas mengikuti dan tiada lagi keduanya kecuali kenikmatan juga. Jadi amat sempit daratan dan lautan untuk merealisasikan kenikmatan”.
Banyak kenikmatan yang disusupkan diantara bencana. Banyak kegembiraan yang mengarah dan menanti datangnya musibah. Yang terbaik adalah bersandar atas peristiwa yang melewati masa-masamu, sebab semuanya itu pasti ada sebabnya. Tiap-tiap kesusahan pasti ada kegembiraan.
Kata seorang penyair,’ Sabar merupakan kunci dari yang diharapkan, sabar tidak henti-hentinya menolong. Bersabarlah sekalipun melewati malam-malam yang panjang. Sabar akan membatu yang susah, kadang memperoleh apa yang selam ini jauh dan tidak mungkin tercapai’.
Allahu a'lam
Sumber : Rahasia ketajaman hati, Imam Ghazali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar