Allah berfirman, yang artinya ,” Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga , padahal belum datang kepadamu sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya ; “ Bilakah datangnya pertolongan Allah ?” Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat “. (Qs. Al-Baqarah : 214).
Rasulullah saw bersabda , yang artinya "Sesunguhnya seorang mukmin tercipta dalam keadaan Mufattan (penuh cobaan), Tawwab (senang bertaubat), dan Nassaa' (suka lupa), (tetapi) apabila diingatkan ia segera ingat". [Silsilah Hadits Shahih No. 2276].
Hadits ini merupakan hadits yang menjelaskan sifat-sifat mukmin, yang senantiasa menyatu dengan diri mereka, seolah-olah pakaian yang menempel pada tubuh dan tidak pernah terjauhkan dari mereka. Seorang ulama mengatakan ,bahwa orang yang ditakdirkan untuk masuk surga, pasti akan merasakan banyak kesulitan.
Saudaraku , setiap hamba pasti mengalami kesalahan, kealpaan, ketidaktahuan, dimana semuanya itu mengarahkan apa yang kita sebut sebagai suatu kegagalan. Musibah yang sesungguhnya adalah yang menimpa agama seseorang. Sementara musibah-musibah selain itu merupakan jalan keselamatan baginya, ada yang berfungsi sebagai pengampun dosa atau meningkatkan pahala.
Saudaraku, janganlah berputus asa, masih sangat banyak nikmat Allah. Gantilah kesedihan menjadi ridha terhadap takdir dan dengan shalat malam yang panjang. Akhir dari kesedihan adalah awal kebahagiaan.Satu kesulitan akan dikalahkan dengan dua kemudahan.
Allah tidak akan mengambil apapapun dari manusia kecuali Dia akan menggantinya dengan yang lebih baik. Dan ini pasti akan terjadi bila kita bersabar dan ridha dengan keputuan-Nya, karena setiap musibah , setiap kesulitan yang ditakdirkan Allah merupakan ujian yang telah disiapkan imbalan berupa pahala yang sanagt mulia yaitu surga.
Mufattan ,
artinya : "Orang yang diuji (diberi cobaan) dan banyak ditimpa fitnah. Maksudnya : (orang mukmin) adalah orang yang waktu demi waktu selalu diuji oleh Allah dengan balaa' (bencana) dan dosa-dosa". [Faid-Qadir 5/491].
Dalam hal ini fitnah (cobaan) itu akan meningkatkan keimanannya, memperkuat keyakinannya dan akan mendorong semangatnya untuk terus menerus berhubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebab dengan kelemahan dirinya, ia menjadi tahu betapa Maha Kuat dan Maha Perkasanya Allah, Rabb-nya.
Dari riwayat shahih Bukhari-Muslim, Rasulullah bersabda, yang artinya , “ Per-umpamaan orang mukmin ibarat sebatang pokok yang lentur diombang-ambing angin, kadang hembusan angin merobohkannya, dan kadang-kadang meluruskannya kembali. Demikianlah keadaannya sampai ajalnya datang. Sedangkan perumpamaan seorang munafik, ibarat sebatang pokok yang kaku, tidak bergeming oleh terpaan apapun hingga (ketika) tumbang, (tumbangnya) sekaligus". [Bukhari : Kitab Al-Mardha, Bab I, Hadist No. 5643, Muslim No. 7023, 7024, 7025, 7026, 7027].
Saudaraku, demikianlah sifat seorang mukmin dengan keimanannya yang benar, dengan tauhidnya yang bersih dan dengan sikap iltizam (komitment)nya yang sungguh-sungguh.
Tawaab Nasiyy
artinya : "Orang yang bertaubat kemudian lupa, kemudian ingat, kemudian bertaubat". [Faid-Al Qadir 5/491].
Seorang mukmin dengan taubatnya, berarti telah mewujudkan makna salah satu sifat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu sifat yang terkandung dalam nama-Nya : Al-Ghaffar (Dzat yang Maha Pengampun).
Allah berfirman, yang artinya : “ Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat, beriman dan beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar". (Qs.Thaha : 82).
Apabila diingatkan, Segera ingat.
Artinya : "Bila diingatkan tentang ketaatan, ia segera bergegas melompat kepadanya, bila diingatkan tentang kemaksiatan, ia segera bertaubat daripadanya, bila diingatkan tentang kebenaran, ia segera melaksanakannya, dan bila diingatkan tentang kesalahan ia segera menjauhi dan meninggalkannya".
Ia tidak sombong, dan tidak tinggi hati, tetapi tetap rendah hati kepada saudara-saudaranya, lemah lembut kepada sahabat-sahabatnya dan ramah tamah kepada teman-temannya, sebab ia tahu inilah jalan Ahlul Haq (pengikut kebenaran) dan jalannya orang shalihin.
Rasulullah saw, yang telah diberi wasiat oleh Rabb-nya dengan firman-Nya, yang artinya : “ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka .....". [Ali Imran : 159]
Saudaraku, bersabarlah, karena memang pasti banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Janganlah kesedihan memadamkan semangat.
Allahu a’lam
sumber : Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halaby, Majalah Al-Ashalah edisi 15, Th III 15 Dzul Qa'dah 1415H, disalin dari Majalah As-Sunnah edisi 07/th III/1419-1998, Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah, Jl Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183
Tidak ada komentar:
Posting Komentar