Saudaraku, kita harus lebih menyadari bahwa segala yang terjadi di alam ini dan segala yang menimpa kita , akan memiliki sumbangsih bagi pertumbuhan diri kita. Tidak ada satupun yang sia-sia dalam penciptaan Allah SWT.
Firman Allah , yang artinya , “ (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ,”Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka “. (Qs. Ali Imran : 191).
Kita masih ingat pelajaran Fisika-Kimia, tentang The Law of Conservation of Energy yaitu hukum kekekalan energi, dimana tidak ada energi yang hilang sedikitpun (sia-sia) pada saat terjadi transformasi (perubahan) dari satu bentuk ke bentuk energi lainnya.
Demikian juga dengan kegagalan. Tidak ada yang sia-sia dari sebuah kegagalan. Kebanyakan manusia sering menyatakan bahwa kegagalan sebagai hantu yang menakutkan dan harus dihindari. Hampir semua orang tidak suka gagal. Namun benarkah demikian ?
Padahal apabila , diperhatikan lebih jauh, anda akan menemukan jawaban dan tidak ragu untuk mengatakan , “ Syukurlah saya gagal”.
Kenapa kita bisa bergembira pada saat kegagalan menghampiri. Bisa jadi kegembiraan ini sama dengan pada saat kita memperoleh kesuksesan (menurut kita).
Firman Allah, yang artinya ,” Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu “ , (Qs al-Baqarah : 216).
Jangan takut pada kegagalan, kegagalan yang menimpa anda bisa menjadi hal yang baik dan rahmat bagi anda.
Tokoh sastrawan sekaligus ulama , Prof Dr Hamka, pernah menyatakan bahwa ,” jangan takut jatuh , karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang lebih benar pada langkah kedua”.
Thomas A Edison , berhasil menemukan alat lampu pijar setelah melakukan per-cobaannya yang ke 1.000. Apabila dia menghentikan percobaannya yang ke 999 , maka dia tidak akan pernah berhasil menemukan alat lampu pijar.
Kegagalan adalah ajang / arena pengujian bagi keyakinan anda terhadap keber-limpahan kasih Tuhan dan kesuksesan anda. Bila anda tidak yakin, secara otomatis, keberlimpahan itu akan menjauhi anda.
Firman Allah SWT, yang artinya ,” Apakah manusia itu mengira bahwa mereka di-biarkan (saja) mengatakan ,”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi ?” . (Qs. Al-‘Ankabut : 2).
Firman Allah, yang artinya , “ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. “. (Qs. Al-Insyirah : 5-6).
Kegagalan , hendaknya tidak dimaknai sebagai suatu kegagalan semata. Namun kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari kesuksesan. Tanpa kekagagalan , kita tidak akan pernah merasakan kesuksesan.
Kehidupan ini ibarat perjalanan dari suatu lembah ke lembah lainnya. Saat kita berada di puncak bukit, maka sudah tidak ada jalan lain kecuali jalan yang menurun dan sebaliknya bila kita berada di posisi paling lembah, maka tak ada jalan lain kecuali naik lagi menuju bukit..
Benarlah, Our perception of what is good, right or noble and what is bad, wrong, and filthy is influenced by our values. It is this difference in values and values systems that creates different valuations and perceptions in life. (Mochtar Buchori dlm Learning to cope with ambiguity, complexity, the Jakarta Post).
Allahu a’lam
Sumber : Yusran Pora, Gagal itu indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar