Rasullullah bersabda, “Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seseorang yang memperbaiki akhlaknya. ” (HR. Abu Dawud).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengajak istri dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau untuk mengambil hati dan membuat mereka gembira. Namun canda beliau tidak berlebihan. Bila tertawa, beliau tidak melampaui batas tetapi hanya tersenyum
Abu Hurairah ra menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami?”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Imam Ahmad. Sanadnya Shahih)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau bercanda dengan salah satu dari kedua cucunya yaitu Al-Hasan bin Ali ra. Abu Hurairah ra meriwayatkan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali radhiyallahu ‘anhu. Ia pun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju beliau dengan riang gembira.” (Lihat Silsilah Ahadits Shahihah, no hadits 70)
Oleh karena itu , bebarap adab bercanda yang seharusnyalah kita perhatikan , antara lain :
- Meluruskan tujuan yaitu bercanda untuk menghilangkan kepenatan, rasa bosan dan lesu, serta menyegarkan suasana dengan canda yang dibolehkan. Sehingga kita bisa memperoleh semangat baru dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat.
- Jangan melewati batas. Sebagian orang sering berlebihan dalam bercanda hingga bisa menjatuhkan wibawa seseorang.
- Jangan bercanda dengan orang yang tidak suka bercanda, atau tidak suka dengan bahan canda tersebut. Hal itu akan menimbulkan akibat buruk.
- Jangan bercanda dalam perkara-perkara yang serius. Seperti dalam majelis penguasa, majelis ilmu, majelis hakim (pengadilan-ed), ketika memberikan persaksian dst.
- Hindari perkara yang dilarang Allah Azza Wa Jalla saat bercanda.
- jangan menakut-nakuti seorang dalam bercanda. Rasullullah bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Abu Dawud)
- jangan Berdusta saat bercanda. Rasullullah bersabda, “Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seseorang yang memperbaiki akhlaknya.” (HR. Abu Dawud). Rasullullah pun telah memberi ancaman terhadap orang yang berdusta untuk membuat orang lain tertawa dengan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Celakalah seseorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
- jangan merendahkan. Misalnya bercanda dengan melecehkan penduduk daerah tertentu, atau profesi tertentu, bahasa tertentu dan lain sebagainya,
- jangan bercanda dengan tuduhan atau fitnah terhadap orang lain. Sebagian orang bercanda dengan temannya lalu mencela, memfitnahnya, atau dengan perbuatan yang keji untuk memancing orang lain tertawa.
- Hindari bercanda dengan aksi kata yang buruk. Allah telah berfirman, yang artinya, “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (QS. Al-Isra’: 53)
- Tidak banyak tertawa. Rasulullah telah bersabda, yang artinya “Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Ibnu Majah)
- Jangan melecehkan syiar agama dalam canda. Umpamanya celotehan dan guyonan para pelawak yang mempermainkan simbol-simbol agama, ayat-ayat Al-Qur’an dan syair-syiarnya, wal iyadzubillah!
Semoga setiap kata, perbuatan, tingkah laku dan akhlak kita mendapatkan ridlo dari Allah, termasuk dalam masalah bercanda.
Wallahul musta’an.
Sumber : : Ummu ‘Aisyah, Courtesy of muslimah or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar