قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا
الْبِرُّ (الترمذي)
Sabda
Rasulullah saw , “Tidak ada yang dapat menolak
taqdir (ketentuan) Allah ta’ala selain do’a. Dan Tidak ada yg dapat menambah
(memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065).
Imam Al-Ghazali berkata, ,’Kalau anda
mengatakan,’Apa gunanya berdoa kalau takdir tak bisa diubah lagi?
Maka jawabnya
,’ Ketahuilah bahwa termasuk bagian dari takdir ialah menolak bala’ (musibah)
dari doa. Ibnul Qayyim mengatakan
bahwa, doa adalah obat yang paling bermanfaat. Dialah lawan bala’, yang akan
menolak, membereskan dan menahannya agar tidak terjadi, serta mengangkat atau
meringankannya bila benar terjadi.
Doa adalah sebab yang dapat
menolak bala’ dan mendatangkan rahmat,
sebagiamana perisai sebagai penahan panah dan air penyebab tumbuhnya tanaman.
Keberadaan doa dan musibah adalah seperti perisai yang menahan laju panah.
Dari riwayat Aisyah ra,
bahwa Rasulullah bersabda, “ Kewaspadaan tidak mampu menolak takdir, sedangkan
doa mampu memberikan manfaat terhadap musibah baik yang sudah menimpa maupun
yang belum menimpa. Apabila musibah turun, ia akan ditemui doa, kemudian
keduanya berbenturan hingga hari kiamat ,” (Hr Ath Thabrany dan Hakim,
dihasankan Al-Albani).
Saudaraku, doa merupakan
sebuah pintu yang agung. Bila seorang hamba me-ngetuknya, akan datang kepadanya
kebaikan yang berturut-turut dan berkah yang melimpah.
Doa menjadikan seorang
hamba beriman akan menjadi orang
yang optimis. Sebab keadaan hidupnya yang selama ini dirasakan hanya berisi
kesengsaraan dapat berakhir dan berubah. Asal ia tidak berputus asa dari rahmat
Allah ta’aala dan ia mau bersungguh-sungguh meminta dengan do’a yang tulus
kepada Allah ta’aala Yang Maha Berkuasa.
Doa, menurut ilmu bahasa adalah kata benda. Ditinjau dari
pendekatan kuantum, doa adalah gelombang energi kuanta yang disebut pikiran dan
perasaan (dimana keduanya juga merupakan kata benda).
Saudaraku Doa adalah salah satu bentuk ibadah, ia adalah ketaatan yang
paling mulia dan ibadah yang utama, serta Allah tidak menerima sesuatu dari
seorang hamba , kecuali yang ikhlash dan mengharap keridhaan-Nya.
Sebagaimana firman Allah , yg artinya ,” Dan sesungguhnya masjid-masjid
itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu berdoa kepada seorangpun
didalamnya disamping berdoa kepada Allah, “ (Qs. Jin : 18)
Sebagaimana firman Allah , yang artinya ,” Maka berdoalah kepada Allah
dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak
menyukainya, “ (Qs. Al-Mukminun : 14).
Saudaraku, sering kita setelah berdoa namun masih merasa
cemas, takut dan gundah, itu bisa diartikan keyakinan kita akan doa itu sendiri
masih perlu dipertebal. Kita sering
menyangsikan sendiri, kita sulit untuk yakin terhadap efektivitas doa kita.
Justru kondisi inilah yang mengakibatkan berkurangnya kepercayaan kita terhadap
Allah.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ
لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا
لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku
yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah ta’aala mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah
kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab
kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS Az-Zumar 53-54)
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, yang artinya ,” ….
Apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah dan apabila kau meminta
pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah ….. “,(Hr tirmidzi –ahmad,
disahihkan Al-Albani)
Demikianlah, hanya orang yang
tetap berharap kepada Allah ta’aala saja yang dapat bertahan menjalani
kehidupan di dunia betapapun pahitnya taqdir yang ia jalani. Ia akan senantiasa
menanamkan dalam dirinya bahwa jika ia memohon kepada Allah ta’aala dalam
keadaan apapun, yakinlah maka derita dan
kesulitan yang dihadapi akan berubah.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ
الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman,
"Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS Al-Mu’min 60)
Dan yang tidak kalah pentingnya
bahwa seorang muslim tidak boleh pernah berhenti meminta kepadaNya, karena
sikap demikian merupakan suatu kesombongan yang akan menjebloskannya ke dalam
siksa Allah ta’aala yang pedih. Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam
bersabda:
مَنْ لَمْ يَدْعُ اللَّهَ غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa tidak berdo’a kepada
Allah ta’aala, maka Allah ta’ala murka kepadaNya.” (HR Ahmad 9342)
Saudaraku, janganlah berputus asa
dari rahmat Allah ta’ala. Bila Anda merasa taqdir yang Allah ta’ala tentukan
bagi hidup Anda tidak memuaskan, maka tengadahkanlah kedua tangan dan
berdo’alah kepada Allah ta’ala. Allah Maha Mendengar dan Maha Berkuasa untuk
mengubah taqdir Anda. Barangkali di antara do’a yang baik untuk diajukan
sebagai bentuk harapan agar Allah ta’ala mengubah taqdir ialah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ
أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي
آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ
خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia
merupakan penjaga perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat
kehidupanku. Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat
kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan,
serta jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala keburukan.” (HR
Muslim 4897)
Saudaraku ,
seringkali kita sudah merasa banyak berdoa dan meminta segala keinginan namun
pada saat yang sama, kita masih merasa kuatir dan kecemasan dalam pikiran kita.
Justru rasa inilah yg akan merusak doa kita. Bila seorang hamba telah
menyerahkan segala persoalannya kepada Allah, mengapa mesti cemas ?
Saudaraku sesuatu yang
ditakdirkan ini, sungguh ia ditakdirkan dengan sebab. Termasuk dari sebabnya
ialah doa. Tidaklah sesuatu itu ditakdirkan dengan sebab. Sehingga selama
seorang hamba melakukan sebabnya, maka terjadilah apa yang ditakdirkan. Namun ,
bila ia tidak melakukan sebabnya, maka yang ditakdirkan pun tidak akan terjadi.
Berkaitan dengan doa Umar
bin Khaththab berkata ,’ Saya tidak memikirkan jawaban dari doa . Karena
apabila saya diilhami untuk berdoa, maka jawabannya pun pasti ada bersamanya,”.
Saudaraku, cobalah anda
resapi syair ini,
Sekiranya engkau ya Allah
tak ingin aku mendapatkan apa yang kuharap dan kuminta dari kemurahan tangan-Mu
Tentu Engkau tak akan
membiasakanku untuk berdoa
Maka barang siapa yang
diilhami untuk berdoa berarti doanya pun pasti diijabahi.
Allahu a’lam
Sumber : eramuslim, At-tadawi
bil istighfari bis shdaqati bid dua’I bil Qur’ani, bis shalati bis shaumi,
Hasan bin ahmad Hamman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar