Imam Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub, meriwayatkan bhw ada makhluk yg dulunya tampan, bersayap empat, ahli ibadah, kebanggaan para malaikat. Dilangit dunia ia dijuluki ‘Abid (Ahli ibadah), dilangit ke-2 dijuluki Zahid (ahli zuhud), dilangit ke-3 dijuluki Al A’rif (ahli makrifat), dilangit ke-4 dijuluki Al Waali (kekasih), Dilangit ke-5 dijuluki At Taqoo (Ahli taqwa), dilangit ke-6 dijuluki Al Khoozin (bendahara), dilangit ke-7 dijuluki ‘Azaaziil .
ia lalai akan perintah Allah, sebagaimana firman Allah, yang artinya: " Allah berfirman “ Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) diwaktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: 'Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (Qs. Al A'raaf 12).
Firman Allah , yang artinya : "Allah berfirman: 'Turunlah kamu dari Surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina." (Qs. Al A'raaf : 13) . Sejak itu ia menjadi makhluk paling dilaknat (hina) , karena tidak mentaati perintah Allah. Lalu bagaimana kita, sudahkah kita mentaati perintah Allah?
Dalam surah Sad, Allah berfirman yang artinya , " Allah berfirman, " Wahai iblis , apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi ?"
(iblis) berkata," aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan ia Engkau ciptakan dari tanah".
Allah (berfirman)," Kalau begitu keluarlah kamu dari surga. Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk. " Dan sungguh , kutukan-Ku tetap atasmu samapai hari pembalasan". (Qs. Sad : 75-78)
Iblis berpikir bahwa dengan segenap prestasi ibadahnya yang sekian lama dan bahan baku untuk membuat dirinya , telah menjadikannya dirinya lebih mulia dari Adam. Iblis masih berdiri , sementara para malaikat lainnya mentaati perintah Allah untuk sujud (hormat) kepada Adam. Ketika para malaikat bangkit dari sujudnya, iblis tetap berdiri.
Malaikat melakukan sujud yang kedua sebagai sujud syukur karena telah mentaati perintah Allah. Iblis masih tetap berdiri tanpa perasaan menyesal.
Dalam Mukasyafatul Qulub, diriwayatkan bahwa Allah langsung mengubah bentuk iblis yang semula indah menjadi berwajah babi hutan, kepalanya seperti unta, dadanya seperti punuk unta besar, wajahnya antara dada dan kepala seperti kera, kedua matanya melotot seluas wajahnya, bibirnya seperti bibir lembu, taringnya seperti babi hutan dan janggutnya ditumbuhi tujuh helai rambut.
Dan Allah mengusirnya dari surga, dari langit, dari bumi dan dari semua wilayah. Ia tidak bisa masuk bumi kecuali secara bersembunyi dan menjadi makhluk terlaknat sampai hari kiamat. Surga bukanlah tempat bagi orang yang dalam hatinya kena penyakit kesombongan dan berbangga diri.
Sebagaimana Allah berfirman , yang artinya “...Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23).
Sebagaimana Allah berfirman , yang artinya. “... Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri". (Qs. Al-Qasas : 76).
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji zarrah kesombongan.” (HR: Muslim).
Sungguh iblis telah terjangkiti sifat ujub, dia membanggakan dirinya karena merasa bahwa bahan dia diciptakan dari bahan-bahan yang lebih baik dan membanggakan amal-amalannya yang terdahulu. Sehingga dia terjerumus dalam perangkap nafsu kesombongan diri dan membanggakan diri.
Firman Allah, yang artinya, “Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan ikhlas dalam menjalankan agama yang lurus ,” (Qs. Al Bayyinah : 5)
Firman Allah, yang artinya ,” Demikianlah akherat, Kami peruntukkan buat orang-orang yang tidak menyombongkan diri di muka bumi dan tidak membuat kerusakan di muka bumi … “ (Qs. Al-Qashash : 83)
Iblis telah membinasakan dirinya sendiri kedalam jurang kehinaan, sebagaimana Rasulullah bersabda, “ Ada tiga hal yang membinasakan, yaitu memperturutkan kekikiran, hawa nafsu yang diperturutkan dan ‘ujub terhadap dirinya sendiri ,” (Hr Baihaqi).
Kisah yang mirip dengan iblis adalah kisah Qarun . Karena ketaatan dan kesalihannya membuat ia mendapat karunia harta nan melimpah dari Allah. Qarun adalah saudara dekat Nabi Musa. Mereka masih saudara sepupu. Jika Musa putra Imran bin Qahith, maka Qarun putra Yassar bin Qahith. Nabi Musa maupun Qarun masih keturunan Nabi Yaqub, karena keduanya merupakan cucu dari Quhas putra Lewi, Lewi bersaudara dengan Nabi Yusuf anak dari Nabi Yaqub.
Pada mulanya ia sangat miskin, namun sangat tekun beribadah. Suaranya yang sangat indah dan merdu saat melantunkan ayat-ayat Taurat membuatnya dijuluki an-Nur (Cahaya). Menjadikan Nabi Musa kagum kepadanya. Pada suatu kesempatan Qarun meminta Musa untuk mendoakannya kepada Allah. Qarun berjanji bahwa kekayaannya akan menjadikannya ia makin taat kepada Allah.
Nabi Musa pun menyetujui , maka diberinya Qarun perbendendaharaan ilmu kimia, sehingga ia memiliki keahlian dalam mengolah emas.
Dengan kepandaiannya itulah akhirnya Qarun yang sebelumnya miskin menjadi kaya raya.
Sayangnya setelah kaya Qarun menjadi sombong dan lupa diri. Ia merasa bahwa kaarunia kekayaan itu diperoleh karena prestasi ibadahnya.
Dalam Al-Qur'an surah Al-Qasas, dikisahkan yang artinya ,"Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi ia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri". (Qs. Al-Qasas : 76)
Qarun dengan bangga menjawab, sebagaimana dikisahkan dalam Al Qasas :78, yang artinya , " Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, semata-mata karena ilmu yang ada padaku". Tidakkah ia tahu, bahwasanya Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.
Imam Nawawi dalam Syarah Arbi’in 10, menyatakan bahwa siapa yang ujub dengan amalannya , maka amalnya akan terhapus, demikian juga orang yang sombong, amalnya akan terhapus. Dan ujub adalah penyakit yang menghapuskan amalan kebaikan seorang hamba.
Dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda, yang artinya “Jika seorang berkata karena sombong. Celakalah manusia. Maka ia akan menjadi paling binasa “. (Hr.Muslim)
.
Karena kesombongan yang berawal dari perasaan merasa lebih atas orang lain, yang selanjutnya memunculkan sikap takabur, dan dari sana lalu timbul sikap gampang menganggap rendah orang lain , dan inilah awal dari kehancuran dirinya.
Saudaraku, mari kita selalu memohon perlindungan dari Allah sehingga terhidarkan dari sifat-sifat ujub dan kesombongan, bangga diri atau merendahkan orang lain. Janganlah kita terperosok sehingga mengulangi kesalahan yang telah dibuat iblis dan Qarun.
Allahu a’lam
Sumber : Mukasyafatul qulub, Rahasia ketajaman hati, Imam Ghazali , dan beberapa bacaan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar