The Power of Belief or the Power of Intention (Intention Manifestation) is not magic, although it can seem that way sometimes. Dr Denis Waitley (the Psychology of Winning) berkata bahwa , Alasan mengapa seseorang tak pernah meraih cita-citanya adalah karena dia tak pernah serius berkeyakinan bahwa cita-citanya itu dapat dicapai. Jika Anda yakin bahwa Anda bisa, Anda pasti bisa. Seringkali kita ragu-ragu dan tidak berani mencoba , yang bersumber dari kurangnya rasa percaya diri dalam diri . Karenanya, kita tidak berpikir bahwa kita mampu melakukannya, sehingga urung untuk berani mencoba. Keyakinan disini (Power of belief) merupakan sesuatu yang kita yakini yang berkembang dalam batin dan pikiran kita (sadar atau tidak) , yang menetukan sikap-sikap dan tindakan kita.Contoh , seseorang berkeyakinan bahwa keluarganya bukan pedagang, maka tak heran bila ia mayakini bahwa ia tak punya bakat bisnis. Akibatnya ia tak pernah mencoba untuk usaha bisnis.
Bahkan saking takutnya kita sudah meyakini bahwa apa yang akan kita lakukan pasti gagal. Orang seperti ini, bukan hanya gagal 100 persen, tetapi gagal 110% karena sebelum mencoba sudah mengatakan tidak bisa.
Bahkan saking takutnya kita sudah meyakini bahwa apa yang akan kita lakukan pasti gagal. Orang seperti ini, bukan hanya gagal 100 persen, tetapi gagal 110% karena sebelum mencoba sudah mengatakan tidak bisa.
Keyakinan datang secara beangsur-angsur dan mengendap dari pengalaman kita dari pa yang kita baca, kita dengar, kita asakan dst. Keyakinan ini mengendap dalam alam bawah sadar yang melandasi cara kita berpikir , berbicara dan bertindak dimasa kin maupun masa yang akan datang. Dan pakar-pakar diatas menyatakan bahwa apa yang kita yakini menjadi kenyataan bagi kita.
Saudaraku, kekuatan keyakinan ini juga ditekankan dalam perjuangan para Rasul dan Nabi Allah. Sebagaimana Nabi Ibrahm dengan keyakinan akan pertolongan Allah, dengan mengucapkan “Hasbunalaah wa nikmal wakil “ ketika ia dilemparkan dalam kobaran api. “Hasbunalaah wa nikmal wakil , juga diucapkan Rasulullah saat menghadapi perang Uhud. Para Rasul dan Nabi meyakini adanya pertolonagn Allah.
Ketika Nabi Ibrahim diletakkan di tepi kobaran api, malaikat Jibril datang kepadanya dan menawarkan “Apakah engkau membutuhkan bantuanku?”. Dengan penuh keyakinan Nabi Ibrahim menjawab,”Kalau kepadamu aku tidak butuh, akuhanya butuh kepada Allah”.
Dan ketika Nabi Musa terhalang lautan didepannya dan musuh mengejar di belakangnya, mka ia pun berkata “ , Sekali-kali tidak tersusul ; sesungguhnya Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”, (Qs. Asy-Syu’ara : 62).
Keyakinan dapat membuat orang menjadi sakit, miskin atau kaya raya, sukses atau gagal. Dalam suatu talk show Inspiring Woman di Metro TV, diceritakan seorang wanita biksu berkebangsaan Inggris secara berkala menyeberangi Pegunungan Himalaya hanya dengan pakaian dan perbekalan seadanya dan ditemani seorang pembantunya yang berusi belasan tahun. Padahal di jalur itu , para pendaki gunung profesional tidak berani melakukannya tanpa perlengkapan lengkap seorang pendaki gunung.
Dengan hanya menggunakan mantel bulu domba dan sepatu kulit rusa mereka berdua menyeberangi ganasnya hawa dingin di Himalaya yang bersuhu minus 10 dibawah nol. Ketika rasa dingin menusuk mulai merasuki mereka, segera mereka duduk bersila dan meditasi. Dalam meditasi ,ereka membayangkan hawa panas menyelimuti mereka sehingga tubuh menjadi hangat. Inilah yang disebut sistem keyakinan atau belief system yang menyelamatkan dari kejamnya Himalaya.
Morris E. Goodman was told he'd never be able to breath on his own, much less eat, dress himself, or walk. He was in an airplane crash and was paralyzed from the neck down. All he could do to communicate was blink his eyes. But he still had his mind. He knew "What a man thinks about, he becomes". He believed this completely. He thought and worked himself off the ventilator, off the feeding tube and out of the wheelchair. Doctors have no medical explanation.
Dalam The Miracle Man , Morrise Goodman berkata bahwa Manusia Menjadi Apa Yang Dia Inginkan . ia adalah salah satu pasien yang dinyatakan oleh dokter lumpuh total karena kecelakaan pesawat dan hanya tersisa mata yang bisa berkedip dan masih bisa berpikir normal, dia tidak memperdulikan vonis dokter dan tetap berfikir positif. Dia setiap saat menutup matanya dan membayangkan dirinya seperti orang normal, bisa berjalan kembali dan melakukan aktifitas seperti biasa, lalu…keajaiban itu muncul. Saat ini, dia kembali pada kondisi semula dan dapat menjalani kehidupan sebagaimana biasanya. Si dokter pun tercengang dan tak bisa mengucap sepatah kata pun atas kejadian itu. Karena itulah pasien ini dijuluki the miracle man.
Dalam literatur sejarah para sahabat, dijumpai seorang Abdurrahman bin Auf. Ia mempunyai keyakinan kuat bahwa Allah memberikan rizki untuknya sebagai pedagang yang handal. Keyakinan ini begitu merasuk kedalam jiwanya, yang tercermin dalam kata-katanya,’ bahwa sejak itu dunia datang kepadaku (kemakmuran), hingga seandainya aku angkat sebuat batu , maka dibawahnya kudapati emas dan perak.
Kalimat ini menunjukkan bahwa ia mempunyai keyakinan yang kuat akan keahliannya sebagai pedagang yang berhasil. Suatu keyakinan yang memberikan dampak positif yang memacu semangatnya bahwa melalui perdagangan yang ia geluti itu akan mendapatkan rizki yang terus mengalor. Keandalan dalam berdagang ini bersumber dari keyakinan bahwa ia tidak ragu untuk menafkahkan hartanya di jalan Allah dan hanya Allah-lah yang membalasnya dengan membuka kran rizkinya mengalir lebih deras. Sehingga ketika ia berhijrah, ia tinggalkan semua kekayaan perdagangannya di Mekkah dan juga menolak pemberian modal dari kaum anshor di Madinah. Ia sangat yakin akan keahliannya , sehingga ia berusaha sendiri.
Parlindungan Marpaung , dalam Setengah Isi Setengah Kosong, menceritakan tentang mukjizat 1 dollar 11 sen. Sally adalah anak pertama dari 2 bersaudara yang masih berusia 8 tahun. Ia harus berhadapan dengan kenyataan bahwa adiknya, George, sakit dan harus dioperasi. Orang tuanya yang miskin taka akan mungkin memiliki biaya untuk operasi yang sangat mahal. Jaminan asurani kesehatan pun tidak bisa dicairkan karena sudah lama mereka tidak bisa membayar preminya.
“Hanya doa dan mukjizat yang dapat menyelamatkan adikmu!” seru sang Ayah kepada Sally.
“Mukjizat? Apa itu?” tanya Sally dalam hati.
Sesaat kemudian Sally masuk ke dalam kamar dan berdoa untuk mukjizat yang dia harapkan, yakni kesembuhan adiknya. Tak lama setelah itu, Sally keluar kamar dan menemui adiknya. Dia ingin tahu apakah dengan doanya tadi George sudah sembuh atau belum? Ternyata adiknya belum juga sembuh. Lalu ia kembali ke kamar dan mengambil celengannya. Tabungan itu buka . Satu persatu uang itu ia pungut. Ternyata totalnya adalah 1 dollar 11 sen.
Berbekal uang itu, Sally kemudian pamit pada orang tuanya untuk membeli obat di apotek seberang buat adiknya. Dengan haru, ibunya melepas Sally membeli obat meski ia tahu uang Sally tidak akan cukup menebus obat adiknya.
Di apotek, Sally tidak ditanggapi oleh petugas apotek. Mungkin karena ia masih terlalu kecil untuk berbelanja. Berbagai cara dilakukan Sally kecil untuk menarik perhatian apoteker, namun tak juga berhasil. Sally tidak kehabisan ide. Dengan sedikit terpaksa ia mengetuk-ngetuk etalase dengan uang logamnya hingga terdengar agak bising.
“Mau apa kamu gadis kecil?” kata petugas apotik yang lain.
“Aku mau membeli mukjizat untuk kesembuhan adikku yang sedang sakit!” Jawab Sally mantap sambil menunjukkan uang receh berjumlah 1 dollar 11 sen.
“Maaf gadis kecil, disini kami tidak menjual mukjizat. Kami hanya menjual obat-obatan. Silahkan kembali kepada orang tuamu minta uang tambahan agar dapat membeli obat yang kamu maksud!” Ujar petugas dengan nada kesal.
“Bu, tolonglah. Kata ayah, hanya mukjizat yang dapat menyembuhkan adikku. Mungkin ibu bisa menolong aku!” pinta Sally.
Belum sempat petugas itu menjawab, tiba-tiba seorang pria paroh baya yang mendengar ucapan Sally menghampirinya. “Siapa namamu, Nak? Memangnya mukjizat seperti apa yang dibutuhkan adikmu?” tanya pria tersebut.
Sally kemudian menceritakan perihal dirinya serta keadaan yang ia alami saat ini. Sementara itu, pria tadi dengan sabar mendengarkan cerita Sally.
“Adikku, George, sudah lama sakit dan harus dioperasi. Tapi orang tuaku tidak punya uang untuk membayar biaya operasinya. Kata ayah, hanya mukjizat yang bisa menyembuhkan adikku. Untuk itulah aku kemari, siapa tahu apotek ini menjual mukjizat yang ayah maksud!” tutur Sally. Sambil panjang lebar ia bercerita sambil menangis. Cerita Sally tampaknya membuat orang tersebut tersentuh.
“Sudahlah, Nak. Jangan menangis! Sekarang, bisakah kamu pertemukan saya dengan kedua orang tuamu? Kalau bisa, saya ingin melihat kondisi adikmu yang sedang sakit itu.” Ungkap pria itu sambil memeluk Sally.
Ternyata pria itu adalah Carlton Armstrong (dokter spesialis bedah terkenal) . Singkat cerita, George akhirnya berhasil dioperasi dengan lancar sehingga kondisinya pulih seperti semula. Operasi itu dilakukan sendiri oleh dr.Amstrong. Tidak hanya itu, dr.Amstrong pun membebaskan semua biaya operasi tersebut.
“Operasi itu pasti sangat mahal. Kalau kamu tidak punya keyakinan dan cinta kasih kepada adikmu, ibu tidak bisa membayangkan berapa harga yang harus dibayarkan untuk itu semua.” puji ibu kepada Sally sambil memeluknya.
“Bu, harga operasi itu 1 dollar 11 sen ditambah dengan mukjizat.” jawab Sally dengan penuh sukacita.
Saudaraku , keyakinan yang kuat, menyerahkan semua perkara kepada Allah, tawakal kepada -Nya , meyakini sepenuhnya terhadap janji-jani-Nya, ridha dan berbaik sangka kepada-Nya dan menunggu dengan kesabaran akan pertolongan-Nya merupakan buak keyakinan (keimanan) yang paling agung dan mulia dari seorang hamba beriman.
Dan ketika seorang hamba menyerahkan dan menggantungkan setiap permasalahannya hanya kepada Rabb-nya, maka ia akan mendapatkan pengawasan, perlindungan, pencukupan serta pertolongan dari Allah.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya,” Dan cukuplah Rabb-mu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong”, (Qs. Al-Furqan : 31).
Allahu a’lam
Sumber : Parlindungan Marpaung -setengah isi setengah kosong,, Dr Aidh al-Qarni –La Tahzan, Dr Denis Waitley - the Psychology of Winning ,Valentino Dinsi- 7 Rahasia kaya dan sukses.
Saudaraku, kekuatan keyakinan ini juga ditekankan dalam perjuangan para Rasul dan Nabi Allah. Sebagaimana Nabi Ibrahm dengan keyakinan akan pertolongan Allah, dengan mengucapkan “Hasbunalaah wa nikmal wakil “ ketika ia dilemparkan dalam kobaran api. “Hasbunalaah wa nikmal wakil , juga diucapkan Rasulullah saat menghadapi perang Uhud. Para Rasul dan Nabi meyakini adanya pertolonagn Allah.
Ketika Nabi Ibrahim diletakkan di tepi kobaran api, malaikat Jibril datang kepadanya dan menawarkan “Apakah engkau membutuhkan bantuanku?”. Dengan penuh keyakinan Nabi Ibrahim menjawab,”Kalau kepadamu aku tidak butuh, akuhanya butuh kepada Allah”.
Dan ketika Nabi Musa terhalang lautan didepannya dan musuh mengejar di belakangnya, mka ia pun berkata “ , Sekali-kali tidak tersusul ; sesungguhnya Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”, (Qs. Asy-Syu’ara : 62).
Keyakinan dapat membuat orang menjadi sakit, miskin atau kaya raya, sukses atau gagal. Dalam suatu talk show Inspiring Woman di Metro TV, diceritakan seorang wanita biksu berkebangsaan Inggris secara berkala menyeberangi Pegunungan Himalaya hanya dengan pakaian dan perbekalan seadanya dan ditemani seorang pembantunya yang berusi belasan tahun. Padahal di jalur itu , para pendaki gunung profesional tidak berani melakukannya tanpa perlengkapan lengkap seorang pendaki gunung.
Dengan hanya menggunakan mantel bulu domba dan sepatu kulit rusa mereka berdua menyeberangi ganasnya hawa dingin di Himalaya yang bersuhu minus 10 dibawah nol. Ketika rasa dingin menusuk mulai merasuki mereka, segera mereka duduk bersila dan meditasi. Dalam meditasi ,ereka membayangkan hawa panas menyelimuti mereka sehingga tubuh menjadi hangat. Inilah yang disebut sistem keyakinan atau belief system yang menyelamatkan dari kejamnya Himalaya.
Morris E. Goodman was told he'd never be able to breath on his own, much less eat, dress himself, or walk. He was in an airplane crash and was paralyzed from the neck down. All he could do to communicate was blink his eyes. But he still had his mind. He knew "What a man thinks about, he becomes". He believed this completely. He thought and worked himself off the ventilator, off the feeding tube and out of the wheelchair. Doctors have no medical explanation.
Dalam The Miracle Man , Morrise Goodman berkata bahwa Manusia Menjadi Apa Yang Dia Inginkan . ia adalah salah satu pasien yang dinyatakan oleh dokter lumpuh total karena kecelakaan pesawat dan hanya tersisa mata yang bisa berkedip dan masih bisa berpikir normal, dia tidak memperdulikan vonis dokter dan tetap berfikir positif. Dia setiap saat menutup matanya dan membayangkan dirinya seperti orang normal, bisa berjalan kembali dan melakukan aktifitas seperti biasa, lalu…keajaiban itu muncul. Saat ini, dia kembali pada kondisi semula dan dapat menjalani kehidupan sebagaimana biasanya. Si dokter pun tercengang dan tak bisa mengucap sepatah kata pun atas kejadian itu. Karena itulah pasien ini dijuluki the miracle man.
Dalam literatur sejarah para sahabat, dijumpai seorang Abdurrahman bin Auf. Ia mempunyai keyakinan kuat bahwa Allah memberikan rizki untuknya sebagai pedagang yang handal. Keyakinan ini begitu merasuk kedalam jiwanya, yang tercermin dalam kata-katanya,’ bahwa sejak itu dunia datang kepadaku (kemakmuran), hingga seandainya aku angkat sebuat batu , maka dibawahnya kudapati emas dan perak.
Kalimat ini menunjukkan bahwa ia mempunyai keyakinan yang kuat akan keahliannya sebagai pedagang yang berhasil. Suatu keyakinan yang memberikan dampak positif yang memacu semangatnya bahwa melalui perdagangan yang ia geluti itu akan mendapatkan rizki yang terus mengalor. Keandalan dalam berdagang ini bersumber dari keyakinan bahwa ia tidak ragu untuk menafkahkan hartanya di jalan Allah dan hanya Allah-lah yang membalasnya dengan membuka kran rizkinya mengalir lebih deras. Sehingga ketika ia berhijrah, ia tinggalkan semua kekayaan perdagangannya di Mekkah dan juga menolak pemberian modal dari kaum anshor di Madinah. Ia sangat yakin akan keahliannya , sehingga ia berusaha sendiri.
Parlindungan Marpaung , dalam Setengah Isi Setengah Kosong, menceritakan tentang mukjizat 1 dollar 11 sen. Sally adalah anak pertama dari 2 bersaudara yang masih berusia 8 tahun. Ia harus berhadapan dengan kenyataan bahwa adiknya, George, sakit dan harus dioperasi. Orang tuanya yang miskin taka akan mungkin memiliki biaya untuk operasi yang sangat mahal. Jaminan asurani kesehatan pun tidak bisa dicairkan karena sudah lama mereka tidak bisa membayar preminya.
“Hanya doa dan mukjizat yang dapat menyelamatkan adikmu!” seru sang Ayah kepada Sally.
“Mukjizat? Apa itu?” tanya Sally dalam hati.
Sesaat kemudian Sally masuk ke dalam kamar dan berdoa untuk mukjizat yang dia harapkan, yakni kesembuhan adiknya. Tak lama setelah itu, Sally keluar kamar dan menemui adiknya. Dia ingin tahu apakah dengan doanya tadi George sudah sembuh atau belum? Ternyata adiknya belum juga sembuh. Lalu ia kembali ke kamar dan mengambil celengannya. Tabungan itu buka . Satu persatu uang itu ia pungut. Ternyata totalnya adalah 1 dollar 11 sen.
Berbekal uang itu, Sally kemudian pamit pada orang tuanya untuk membeli obat di apotek seberang buat adiknya. Dengan haru, ibunya melepas Sally membeli obat meski ia tahu uang Sally tidak akan cukup menebus obat adiknya.
Di apotek, Sally tidak ditanggapi oleh petugas apotek. Mungkin karena ia masih terlalu kecil untuk berbelanja. Berbagai cara dilakukan Sally kecil untuk menarik perhatian apoteker, namun tak juga berhasil. Sally tidak kehabisan ide. Dengan sedikit terpaksa ia mengetuk-ngetuk etalase dengan uang logamnya hingga terdengar agak bising.
“Mau apa kamu gadis kecil?” kata petugas apotik yang lain.
“Aku mau membeli mukjizat untuk kesembuhan adikku yang sedang sakit!” Jawab Sally mantap sambil menunjukkan uang receh berjumlah 1 dollar 11 sen.
“Maaf gadis kecil, disini kami tidak menjual mukjizat. Kami hanya menjual obat-obatan. Silahkan kembali kepada orang tuamu minta uang tambahan agar dapat membeli obat yang kamu maksud!” Ujar petugas dengan nada kesal.
“Bu, tolonglah. Kata ayah, hanya mukjizat yang dapat menyembuhkan adikku. Mungkin ibu bisa menolong aku!” pinta Sally.
Belum sempat petugas itu menjawab, tiba-tiba seorang pria paroh baya yang mendengar ucapan Sally menghampirinya. “Siapa namamu, Nak? Memangnya mukjizat seperti apa yang dibutuhkan adikmu?” tanya pria tersebut.
Sally kemudian menceritakan perihal dirinya serta keadaan yang ia alami saat ini. Sementara itu, pria tadi dengan sabar mendengarkan cerita Sally.
“Adikku, George, sudah lama sakit dan harus dioperasi. Tapi orang tuaku tidak punya uang untuk membayar biaya operasinya. Kata ayah, hanya mukjizat yang bisa menyembuhkan adikku. Untuk itulah aku kemari, siapa tahu apotek ini menjual mukjizat yang ayah maksud!” tutur Sally. Sambil panjang lebar ia bercerita sambil menangis. Cerita Sally tampaknya membuat orang tersebut tersentuh.
“Sudahlah, Nak. Jangan menangis! Sekarang, bisakah kamu pertemukan saya dengan kedua orang tuamu? Kalau bisa, saya ingin melihat kondisi adikmu yang sedang sakit itu.” Ungkap pria itu sambil memeluk Sally.
Ternyata pria itu adalah Carlton Armstrong (dokter spesialis bedah terkenal) . Singkat cerita, George akhirnya berhasil dioperasi dengan lancar sehingga kondisinya pulih seperti semula. Operasi itu dilakukan sendiri oleh dr.Amstrong. Tidak hanya itu, dr.Amstrong pun membebaskan semua biaya operasi tersebut.
“Operasi itu pasti sangat mahal. Kalau kamu tidak punya keyakinan dan cinta kasih kepada adikmu, ibu tidak bisa membayangkan berapa harga yang harus dibayarkan untuk itu semua.” puji ibu kepada Sally sambil memeluknya.
“Bu, harga operasi itu 1 dollar 11 sen ditambah dengan mukjizat.” jawab Sally dengan penuh sukacita.
Saudaraku , keyakinan yang kuat, menyerahkan semua perkara kepada Allah, tawakal kepada -Nya , meyakini sepenuhnya terhadap janji-jani-Nya, ridha dan berbaik sangka kepada-Nya dan menunggu dengan kesabaran akan pertolongan-Nya merupakan buak keyakinan (keimanan) yang paling agung dan mulia dari seorang hamba beriman.
Dan ketika seorang hamba menyerahkan dan menggantungkan setiap permasalahannya hanya kepada Rabb-nya, maka ia akan mendapatkan pengawasan, perlindungan, pencukupan serta pertolongan dari Allah.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya,” Dan cukuplah Rabb-mu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong”, (Qs. Al-Furqan : 31).
Allahu a’lam
Sumber : Parlindungan Marpaung -setengah isi setengah kosong,, Dr Aidh al-Qarni –La Tahzan, Dr Denis Waitley - the Psychology of Winning ,Valentino Dinsi- 7 Rahasia kaya dan sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar