Ini tentang ibu , saudari kita, istri kita, putri kita & wanita mulia lainnya. Penggalan dari Imam Ath Thabrani yg meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah. Bahwa Ummu salamah bertanya, ‘ Ya Rasulullah ,manakah yg lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yg bermata jeli. Rasulullah menjawab, yang artinya ,” Wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak terlihat ,”
Salamah bertanya ,’ Mengapa wanita dunia lebih utama dari bidadari ?’
Rasulullah menjawab , yang artinya ,” Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisirnya terbuat dari emas”....(Hr At Thabarani).
Saudariku , muliakanlah dirimu dgn taqwa, & engkau menjadi lebih mulia dari mereka. Beberapa ulama bahkan berpendapat bhw wanita dunia lebih baik 70 kali lipat dari bidadari.
Diriwayatkan dalam hadits marfu,oleh Ibnu Mubarak dari Rusydin dari Ibnu An’am dari Hibban bin Abi Jablah,dia berkata: ‘sesungguhnya wanita dunia yang masuk surga akan lebih baik dari bidadari karena amalnya di dunia”.
“
Sedangkan Al-Qurthubi sendiri,sesungguhnya pendapat yang mengatakan wanita dunia itu lebih baik dari bidadari merupakan pendapat yang paling kuat dan benar. sebab,wanita yang beriman :
1. merasakan lelah dan sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah;
2. sabar dalam menghadapi musibah; dan
3. bersabar atas kemaksiatan.
adapun bidadari adalah makhluk di surga.mereka tidak pernah ditimpa musibah,digoda maksiat yang melalaikan dari ketaatan kepada Allah,atau bersabar menghadapi suami yang tidak baik melarangnya memakai jilbab dan memerintahkan untuk berdandan”.
Sedangkan keutamaan (pahala) itu tergantung dari kadar kesulitan (masyaqqah).
Bagaimana mungkin bidadari lebih utama dari mereka yang diperintahkan untuk beribadah dan bersosialisasi (mu’amalah),yang selalu di katakana kepada mereka,”lakukan”atau,”jangan lakukan” ! Dan Allah berfirman, yang artinya : “sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan”. (QS.Al-Waaqi’ah:24).
Saudaraku, sungguh perjuangan seorang wanita mulia didunia sangatlah berat, dari menjaga kehormatannya, hingga menjadi ibu yang mulia bagi anak-anaknya. Dalam kehidupannya ujian dan cobaan datang silih berganti. Hanya wanita yang mulia sajalah yang sanggup tetap berpegang pada jalan yang lurus jalan yang telah dicontohkan Rasulullah.
Saudariku, wanita-wanita yang dimuliakan Allah , ketahuilah bahwa , wanita-wanita dunia yang memasuki surga-Nya, akan memiliki kedudukan lebih istimewa dibandingkan dengan bidadari.
Kemuliaan itu karena wanita dunia memasuki surga-Nya melalui perjuangan mengendalikan nafsu dan godaan syahwat dan godaan setan.
Bersabar dalam ketaatan kepada Allah serta sabar dalam menjauhi larangan-larangan Allah.
Ibadah-ibadah wanita-wanita dunia kepada Allah selama di muka bumi akan menjadi nilai yang sangat tinggi di surga-Nya. Puasanya, sholatnya, zakatnya, hajinya, umrohnya, sodaqohnya, pengabdian kepada suami dan seterusnya.
Semua itu tidak dipunyai oleh bidadari surga.
Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Ummul Mu’minin, Ibunda Aisyah r.a berkata,” Setiap kali bidadari-bidadari bernyanyi dengan merdunya,’ Kamilah si cantik jelita, kamilah si lembut gemulai …’
(maka) wanita dunia yang masuk surga menjawab, ‘ (dulu) kami shalat dan kamu tidak, kami puasa dan kamu tidak, kami berwudu dan kamu tidak, …’
Maka bidadari surga tidak bisa menjawabnya.”
Saudariku , dengan ketaqwaan-mu , engkau dapat meraih kedudukan yang lebih mulia diban-ding bidadari surga. Jalan untuk meraihnya sangat terbuka lebar.
Yakinlah bahwa Allah SWT selalu membuka pintu-pintu pengabdian kepada-Nya serta selalu membuka pintu-pintu taubat-Nya. Beribadahlah dengan kesungguhan hati dan bersyukurlah dengan selalu memelihara akhlak diri sebaik-baiknya. Jadilah engkau wanita yang beruntung
Semoga para wanita-wanita mulia itu memperoleh kedudukan yang lebih mulia dari bidadari-bidadari yang tidak pernah merasakan pahit getirnya ujian dan cobaan hidup di dunia ini.
Wallahu A’lam
Sumber : Raudhah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, lembar tausiyah, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar