Ada sebagian pendapat beranggapan bahwa hidup dalam ketaatan kepada Allah adalah menyusahkan, karena mengira ada bahwa kewajiban dalam ketaatan adalah beban hidupnya. Mereka beranggapan bahwa shalat wajib, shalat malam, puasa , membayar zakat, berbuat kebaikan dst dirasakan akan menyusahkan.
Ini sebenarnya tipu daya setan juga hawa nafsu agar menempuh jalan yang sesat.Sebagaimana diterangkan Allah dalam surah Al-Hijr ayat 39, bahwa iblis berkata ,” Tuhanku oleh karena Engkau telah memutuskan aku sesat, aku pasti akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya ,”. (Qs. Al-Hijr : 39). Sebagaimana Firman Allah tentang perkataan nabi Yusuf dalam surah Yusuf : 53, yang artinya , “ dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang).
Saudaraku, sesungguhnya kehidupan dalam ketaatan sangatlah mudah dan membahagiakan.
Dalam Al-Qur’an , Allah telah menjanjikan memberikan karunia kehidupan yang baik didunia dan akhirat., bagi hamba-hamba-Nya yang berserah diri kepada-Nya . Allah memberikan kabar gembira bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, Allah menyiapkan jalan kemudahan bagi siapa saja yang memenuhi aturan-Nya. Dan difirmankan kepada orang-orang yang bertaqwa, yang artinya, “ Apakah yang diturunkan oleh Tuhan-mu?”, “ Mereka menjawab : kebaikan. Orang-orang yang berbuat baik didunia ini mendapat yang baik. Dan sesungguhnya akhirat adalah lebih bdaik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang-orangyang bertaqwa , “ (Qs. An-Nahl : 30).
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ,” ... Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya ajaln keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkannya... “, (Qs. At-Talaq : 2-3).
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ,” Barangsiapa mengerjakan amal shaleh , baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahal yang lebih baik dari apa yangtelah mereka kerjakan “, (Qs. An Nahl : 97).
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ,” Katakanlah , “ hai hamba-hamba (-Ku) yang beriman, bertaqwalah kepada Rabbmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas “, (Qs. Az-Zumar : 10).
Saudaraku, setiap kebaikan, ketaatan tentu disediakan balasa yang segera terwujud. Yang bisa berupa kelapangan, kebahagiaan, dan kenikmatan ketika berhubungan dengan Rabb-nya. Kebahagiaan hamba karena ketaatannya kepada-Nya sungguh sulit diukur.
Salah satu bentuk kenikmatan dalam ketaatan adalah kenikmatan ketika mendirikan shalat. Sungguh banyak peranan shalat dalam kehidupan ini, terutama untuk melapangkan hati, menguatkan hati dan membuatnya tentram. Hal ini dimungkinkan karena didalam shalat , kita dapat menyambungkan hati dan jiwa kita kepada Allah, mendekatkan diri kepada-Nya, merasakan kenikmatan dalam mengingat-Nya , merasakan ketentraman dalam bermunajat , merasakan kenikmatan dalam menumpahkan segala keluh kesah kita dihadapan-Nya.
Setelah usai shalat , kita akan merasakan keringanan dalam diri dan acapkali beban-beban berat dipundah akan sangat berkurang. Shalat adalah energi baru untuk membuat semangat tumbuh kembali. Demikianlah orang-orang yang mencintai shalat akan menyatakan bahwa dengan shalat , kami merasakan ketentraman.
Sebagaimana Rasulullah bersabda , yang artinya , “ Wahai Bilal, buatlah kami menikmati shalat “, (Hr Ahmad dalam Musnad-nya 5.363).
Saudaraku, justru saat kita menjauh dari ketaatan kepada Allah, atau berpaling dari Allah akanmenyebabkan kesempitan hati, kecemasan, kesedihan dan penderitaan yang tiada berakhir. Hatinya makin terpenjara dalam kesesatan.
Sebagaimana firman-Nya , yang artinya ,” Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta “ , (Qs. Thaha : 124).
Allahu a’lam
Sumber : Abdullah ibn Husain Syuqail, Adh Dhiq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar