Abdullah bin Mubarak dalam Shifatus Shafwah, menyatakan bahwa jadilah orang yang suka menyembunyikan diri karena tidak menyukai popularitas . Dan jangan mencitrakan diri sebagai orang yang suka menyembunyikan diri, karena justru akan membuat anda terjebak kepada tindakan mengangkat nama diri anda sendiri.
Sebagaimana Ibnu Umar saat mendapati anaknya berpakaian jelek. Lalu dikatakannya , jangan memakai baju ini , sebab pakaian ini adalah pakaian orang yang gila popularitas (At Tawadhu’ wal khumul).
Berbangga diri bisa berupa membanggakan amal ibadah yang telah diperbuat, sehingga menganggapnya sebagai suatu prestasi dari kerja kerasnya dalam beribadah. Hamba tsb merasa telah memberikan sesuatu kepada Allah SWT. Padahal sebenarnya dia lupa, bahwa semuanya adalah semata-mata karunia Allah sehingga membuatnya bisa melakukan amal-amal ibadah itu.
Hanya orang yang khawatir bahwa amal ibadahnya ditolak oleh Allah , yang peduli untuk memperhatikan dan terus memperbaiki kualitas amal ibadahnya. Sementara orang yang merasa puas dan berbangga hati dengan amal ibadahnya, akan lalai dalam mengoreksi kualitas amalannya.
Ali bin abi thalob ra, pernah berkata, ‘ tutupilah dirimu, jangan mempopulerkannya. Jangan mengangkat dirimu supaya disebut atau dikenal. Banyak-banyaklah menutup mulut , maka anda akan selamat. Orang-orang baik akan gembira,’
Abu Mushir dalam At Tawadhu’ wal Khumul, menyatakan bahwa sesuatu yang membuat diri ini termasuk orang-orang yang celaka adalah karena diri ini termasuk orang-orang yang terkenal’.
Saudaraku, berbangga hati dapat mengundang sikap sombong, karena memang salah satu penyebab sombong adalah berbangga diri. Dan kesombongan itu sendiri akan melahirkan penyakit-penyakit kejiwaan. Ibnu Wahab dalam As-iyar berkata ,’ aku pernah mendengar Imam Malik berkata ,’ jika seseorang sudah mulai memuji diri sendiri , maka hilanglah keelokannya’.
Dalam Mukhtasar Minhajul Qoshidin, dikatakan bahawa berbangga diri berasal dari tindakan menganggap dirinya lebih sempurna dari sudut ilmu atau amal. Dan jika itu masih ditambah dengan anggapan bahwa yang bersangkutan mempunyai kedudukan tertentu di sisi Allah, maka berbangga diri bisa terjadi dengan menganggap besar apa yang telah dilakukannya.
Bisa juga terjadi atau adanya perasaan pernah membarikan sesuatu yang menyebabkan orang bersangkutan berasumsi bahwa ia berhak atas suatu imbalan.misalnya ia berasumsi bnahwa doanya akan dikabulkan , dan mengabaikan kemungkinan ditolak.
Pengaruh amal kebajikan terhadap manusia sangat jelas , terutama jika ia termasuk figur yang bersih dan tawadhu’ .
Yahya bin Khalid Al-Barmaki menyatakan , bahwa, jika orang yang mulia beribadah, maka ia akan merenadh. Dan jika orang yang bodoh beribadah , maka ia akan merasa hebat.
Muthrif menyatakan,sungguh , jika aku tidur semalaman dan di pagi hari aku menyesalinya, itu lebih aku senangi daripada aku bangun dan shalat malam, tetapi di pagi harinya aku merasa bangga dengan prestasi itu. Dan salah satu tanda orang yang rendah hati adalah bahwa ia tidak suka apabila amal kebajikannya diketahui orang lain.
Saudaraku, ingatlah selalu sabada Rasulullah, yang artinya ,” Tidaklah seseorang diberi tambahan ampunan oleh Allah kecuali kemuliaanya akan bertambah. Dan tidaklah seseorang ber-tawadhu’ kepada Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajadnya ,” (Hr Muslim).
Imam syafi’i dalam As-Siyar menyatakan bahwa orang yang paling tinggi nilainya adalah orang yang tidak melihat nilai dirinya. Dan orang yang paling banyak kelebihannya adalah orang yang tidak melihat kelebihan dirinya.
Semoga kita selalu melakukan instropeksi dan mendeteksi apa yang menjadi kegelisahan hati dan apa yang mencaji keinginan hati , apakah selalu menuju kepada keridhaan Allah.
Semoga Allah SWT menganugerahkan kerendahan hati kepada kita semua dan menjadikan kita senantiasa berjalan di jalan kebajikan yang telah dilalui Rasul-Nya.
Allahu a’lam
Sumber : Man tawadha’a lillahi rafa’ahu al-kibru , abdul Malik bin Muhammad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar