Keangkuhan (kesombongan) ini membuat kita tidak dapat tumbuh lebih besar lagi. Keangkuhan membuat kita menutup hati dan pikiran kita terhadap orang lain. Seorang bintang kelas atau ilmuwan yang angkuh akan segera menjadi ketinggalan jaman , karena ilmu yang ia miliki makin tertinggal jauh , berkat penemuan-penemuan baru bidang keilmuan oleh ilmuwan lain. Karena ilmu yang menjadi andalannya dianggapnya merupakan suatu kebenaran yang absolute.
Keangkuhan membuat siapa saja menjadi stagnan dan layu. Air yang tidak bergerak , lambat laun akan mengalami pembusukan. Sehingga habitat yang ada didalamnya juga akan hancur. Inilah akibat dari keangkuhan. Keangkuhan menebarkan bau busuk, yang membuat orang-orang disekitar kita menjauhi kita.
Dalam kegagalan , kita akan betemu sosok kerendahatian. Dengan rendah hati seseorang akan lebih banyak belajar. Dan inilah pertumbuhan yang sebenarnya. Ia bisa terus hidup terus tumbuh. Kerendahatian, laksana keharuman bunga. Dimana aromanya menarik kumbang untuk menghampirinya.Orang yang berada di sekitarnya akan terpesona dan ingin menciumnya. Kerendahatian akan memancarkan daya magis dan daya magnetis yang menarik perhatian orang-orang disekitarnya.
Dalam kegagalan akan muncul juga sifat kewaspadaan. Dalam kewaspadaan anda akan terus terjaga dan bersiap-siap. Anda tidak hanya menjadi orang yang reseptif tetapi juga open minded. Anda akan senantiasa membuka diri bagi kebenaran yang datangnya dari manapun dan dari siapapun. Kewaspadaan membuat anda tidak tergelincir pada lubang yang sama. Dengan menyempurnakan kewaspadaan,dapat mencapai tingkat pemimpin
Sesungguhnya, kewaspadaan itu akan selalu dipuji, dan kelengahan akan selalu dicela.
Kotoran sukses yang lain, adalah senang pujian. Pujian yang berlebihan dan tidak pada tem-patnya akan berimbas buruk pada orang yang mendapat pujian. Rasulullah SAW, pernah memperingatkan sahabatnya bila ada orang yang sering memuji, maka lemparkanlah pasir pada wajahnya. Pujian adalah bagaikan madu yang diisi racun. Manis rasanya tetapi menghancurkan.
Pujian dapat merusak kreativitas dan pertumbuhan seseorang. Dengan pujian orang akan bisa berhenti belajar. Ia merasa telah mengetahui semuanya. Ia akan terlena.
Kotoran sukses lainnya, yang perlu diwaspadai juga adalah kesuksesan itu sediri. Kesuksesan yang kita raih , bisa menjauhkan kita dari keberlimpahan berkah Allah. Saorang ulama sufi Jalal ad Din ar-Rumi , menyatakan bahwa Ada dua hijab yang membuat kita jauh dari keberlimpahan (Tuhan) yakni ; kesehatan dan kekayaan.
Bila seorang merasa sehat, maka ia akan berkata,”Dimana Tuhan ? “.
Bila ia ditimpa sakit ia akan terus berbicara bahka berteriak ,” Oh Tuhan ! … Oh.. Tuhan-ku , dan terus berbicara tentang Tuhan.
Jadi kesehatan itulah yang membuat ia berjarak dengan Allah. tiada Tuhan melainkan Dia.
Sukses, sehat, kaya , unggul, nomor satu, berprestasi, mencapai posisi puncak……. Bisa meracuni kita sendiri. Dengan kesuksesan yang dicapai , bisa menjauhkan diri dari keberlimpahan (berkah) Tuhan.
Sentuhan kegagalan yang diberikan Tuhan harus kita sambut dengan memeluknya. Karena saat inilah yang paling tepat agar dapat bermesraan dengan-Nya. Tuhan selalu memiliki rencana besar dan hebat buat anda tepat setelah anda dilahirkan. Ambillah kenikmatan-kenikmatan sentuhan itu. Anda benar-benar dalam pelukan-Nya. Sentuhan kegagalan yang anda (kita) peroleh adalah rahmat-Nya.
Firman Allah yang artinya ,” Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu,”. (Qs Al-a’raf ; 156).
Allahu a'lam
Sumber kutipan : Yusran Pora , gagal itu indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar