Abu Na’im dalam Hiyatul Auliya ‘ , bahwa Dzunnun al-Mishri mensifati orang-orang sebagaimana dimaksud ayat itu adalah bahwa orang-orang yang bangun malam bersujud dihadapan-Nya ketika malam bertemu dengan kegelapan dan suara-suara makhluk menjadi sunyi.
Wahai Saudaraku , jika kita melihat salah seorang dari mereka sedang berdiri shalat dan membaca ayat-ayat-Nya, terbersitlah dalam hati bahwa kedudukan mereka adalah kedudukan hamba-hamba yang sedang berdiri dihadapan Tuhan semesta alam. Sungguh mereka telah lepas dari budak kelalaian dan menikmati kemerdekaan sejati . Dan semoga Allah mengantarkan kita kepada derajat kedudukan seperti mereka.
Al ‘afani dalam Rahbanullai, menyatakan bahwa Ahmad Shalihin berkata tentang orang-orang yang bertahajud pada akhir malam (waktu sahur), demi Allah , ada suatu kaum yang menganggap kegelapan bagaikan siang seperti seorang pengembala yang mengharapkan pagi untuk gembalaanya. Mereka merindukan tenggelamnya matahari seperti burung yang merin-dukan sarangnya. Jika malam tiba , orang –orang tidur, keluarga berkumpul, setiap kekasih bercengkerama dengan kekasihnya. Dan mereka bangun menghadapa Allah, wajah mereka tunduk dihadapan -Nya, bermunajad dalam kalam-Nya,menjerit dan mengadu kepada-Nya, berteriak dan menangis untukmemeohon ampunan-Nya, mengharap nikmat-Nya, antara berdiri dan duduk, antara rukuk dan sujud. Itu semu demi cinta kepada-Nya, mereka tabah menerima cobaan dan tidak mengeluh.
Dalam mensifati hamba-hamba-Nya yang bertahajud di malam hari , Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya ,” Mereka sedikit tidur pada waktu malam. Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah), “ (Qs. Az-Zariyat : 17-18).
Sayyid Quthb dalam Fi Dzilalir Qur’an , menyatakan mereka adalah kaum yang meninggalkan tidur nyenyak untuk mendapatkan sesuatu yang jauh lebih nikmat (lebih menyenangkan) , yaitu sibuk dengan menghadapkan diri kepada Rabb-nya, menggantungkan roh dan anggota badan mereka kepada-Nya, ketika makhluk lainnya seang tidur. Ketika orang lain tidur mereka bangun untuk bersujud, dan ketika manusia jatuh ke bumi, mereka naik ke singgasana dihadapan Allah Yang Mahamulia dan Mahaagung.
Begitu mulianya derajad mereka , sehingga Al Ahnaf Qays ra dalam tafsir Al_Qurtubi, mengata-kan amal aku dibandingkan dengan amal penghuni surga, namun ada suatu kaum yang berbeda dengan kami dengan perbedaan yang sangat jauh, sehingga amal kami tidak mencapai amal mereka. Kemudian dia membaca friman Allah, yang artinya ,” Mereka sedikit tidur di waktu malam ,”.
Itulah sifat-sifat hamba-hamba-Nya yang berkedudukan khusus dihadapan Allah. Seakan akan mereka adalah inti manusia (orang-orang yang tersisa) pada akhir sebuah peperangan yang sangat panjang antara petujuk dan kesesatan.
Sayyid Quthb, menyatakan bahwa mereka adalah hamba-hamba yang memiliki keyakinan kuat dan tidak goyah, bertakwa, rendah hati, bangun malam,menyembah dan memohon ampun dan tidak menghabiskan waktunya dalam kesenangan dan kehinaan. Inilah hamba yang bertakwa yang terjaga dan yang merasakan kehadiran Allah.
Ali bin abi Tahlib dalam Al Bidayah Wa an-Nihayah (Ibn Katsir) berkata tentang orang-orang yang bangun malam , bahawa ketahuilah sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba seperti orang yang pernah melihat penghuni surga dan melihat penghuni neraka. Mereka itu adalah orang-orang yang kejahatannya tertahan, hatinya terjaga, dirinya terkendali, keinginannya sederhana, bersabar didunia untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat . Dimalam hari menreka mengencangkan kaki, air matanya berlinang dipipi, menghadapa Allah dengan penuh ketundukan. Disiang hari mereka menjadi ulama yang bijak dan bertakwa, seakan-akan mereka adalah dokter yang didatangi para pasien .
Hasan Basri juga pernah berkata, bahawa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orangt-orang jahi menyapa mereka,mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka “ , (Al Furqan : 63-64).
Sungguh indah orang-orang yang bangun malam untuk bersujud dihadapan-Nya.
Allahu a’lam
Sumber : Muhammad bin Shlaih Ash Shai’ari dalam Kaifa Tatahammasu Likiqiyan al-lail
Sumber : Muhammad bin Shlaih Ash Shai’ari dalam Kaifa Tatahammasu Likiqiyan al-lail
Tidak ada komentar:
Posting Komentar