Saudaraku, kemaksiatan yang kita lakukan akan menghalangi kita untk bangun malam , menggerus semangat untuk Qiyamullail. Kemaksiatan yang kita lakukan adalam racun dan penyakitn yang akan merusak dan melemahkan perjalanan menuju Allah. Sehingga menjadikannya lebih condong kepda kemungkaran dan dosa, semakin menjauh dari ketaatan dan amal shalih.
Jika seseorang ingin termasuk dalam hamba yang mendapatkan kemuliaan bermunajat kepada Allah dalam kegelapan malam, maka hendaknya berupaya untuk menjauhi dosa dan kemaksiatan. Seorang hamba yang melakukan kemaksiatan , maka hatinya tidak akan tergerak untuk bangun malam dan bermunajat kepada Allah.
Ibnu Al Jauziyah dalam bukunya At Tasbirah, menyatakan bahwa seseorang mengadu kepada Hasan Al- Basri, dengan mengatakan ,’Mengapa aku susah bangun malam ?’. Maka dia menjawab, ‘ Karena kesalahan-kesalahanmu telah mengikatmu’.
Hasan al Basri dalam Mukhtashar Qiyamullai (Muqrizi), mengatakan bahwa seorang hmba yang berbuat dosa, maka akan sulit baginya untuk bangun malam dan puasa di siang harinya.
Bahkan Sufyan Ats Tsauri dalam Tanbih Al-Mughtarin (Asy Sya’rani), mengatakan ,’Diharamkan bagiku bangun malam selama lima bulan karena dosa yang aku perbuat ,’.
Abu Sulaiman ad-Darani, dalam Shaid Al-Khatir (Ibnu Al Jauzi) , berkata, ‘Barangsiapa yang bersih maka dia dibersihkan, barang siapa yang kotor maka dia akan dikotorkan, barang siapa yang berbuat baik dimalam harinya maka akan dicukupkan baginya di siang harinya dan barang siapa yang berbuat baik di siang harinya dengan meninggalkan dosa maka akan diberikan taufik kepadanya di malam harinya sehingga bisa bangun malam ‘.
Saudaraku, ketika kita meremehkan Alah dengan melakukan perbuatan maksiat dan melanggar larangan-Nya maka sungguh diharamkan bagi kita akan nikmatnya bermunajat dihadapan-Nya. Sebaliknya apabila kita mengagungkan dan memuliakan perintah Allah, tentu Allah akan memuliakan kita, menjaga kita dari dosa, membangunkan kita di kegelapan malam untuk bermunajat.
Saudaraku, marilah kita berlogika, bahwa soerang raja hanya mau bercengkerama dengan bawahannya (orang) yang dia percayai kesetiannya padanya. Adapun orang yang menentang raja , tentu orang itu tidak akan dibiarkan mendekat padanya.
Saudaraku, marilah jika malam tiba , kita berjalan dalam keheningannya untuk bersimpuh dihadapan Allah, dan sujud sebagaimana orang-orang yang menyesal atas segala dosa yang kita perbuat. Allah telah menjanjikan keutamaan bagi setiap hamba yang bangun malam dan bersujud dihadapan-Nya.
Sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Allah Subhanahu wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam pertama berlalu seraya berkata, “ Aku adalah Raja, Aku adalah Raja. Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya, barangsiapa yang meminta-Ku niscaya Aku akan memberinya, dan barangsiapa yang memohon ampunan kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuninya. Keadaan akan tetap seperti itu hingga terbit fajar ,” (Hr Bukhari Muslim).
Allahu a’lam
Sumber : Kaifa Tatahammasu Liqiyan at-lail, Muhammad bin Shlaih ash-shai’ari.
1 komentar:
ijin buat jadi refernsi bang
Posting Komentar