Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Tidaklah seorang muslim mengunjungi orang muslim lain ( yang sedang sakit) pada pagi hari (awal siang) melainkan ada 70 ribu malaikat yang bershalawat (mendoakan) kepadanya hingga sore hari. Jika ia mengunjunginya pada petang hari , maka ada 70 ribu malaikat yang bershalawat kepadanya hingga pagi hari, dan ia mendapatkan buah di surga ,” (Hr. At-tirmidzi dan Abu dawud, shahih at –Targhib wat Tarhib 3476).
Menjenguk orang lain yang sedang menderita sakit, adalah sunnah mulia yang sudah selayaknya untuk kita laksanakan. Bahkan menjenguk orang sakit menjadi wajib hukumnya apabila yang sakit adalah kerabat, saudara kandung atau tetangga. Hal ini adalah salah satu hak dari hak-hak orang yang sakit.
Dari Tsauban, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Jika seorang menjenguk saudaranya sesama muslim (yang sedang sakit), ia berada dalam Khurfatul Jannah.” Ketika ditanya,” Apakah Khurfatul Jannah itu, wahai Rasulullah ?”, Rasulullah menjawab ,” Kebun buah yang siap dipetik “, (Hr Mulsim).
Saudaraku, tidak diragukan lagi bahwa menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya akan mendatangkan manfaat yang sangat mulia.
Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam hadits Qudsi, yang artinya ,” Sesungguhnya , Allah berfirman pada hari kiamat, “ Wahai anak adam, Aku sakit. Mengapa engkau tidak menjenguk-Ku ?”
Berkatalah anak adam, ‘ Bagaimana aku menjenguk-Mu , padahal Engkau adalah Rabb semesta alam ?’
Allah menjawab, “ Apakah engkau tidak mengerti bahwa hamba-Ku si fulan sakit dan engkau tidak menjenguknya ?” Apakah engkau tidak mengerti bahwa seandainya engkau menjenguknya, niscaya akan engkau dapati Aku bersamanya ,” .(Hr Muslim).
Sungguh, begitu besarnya Kasih Sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah turut sakit ketika seorang hamba menderita sakit. Allah memuliakan hamba-Nya yang sedang menderita sakit. Dan Allah tentu akan memuliakan juga seorang hamba yang sedang menjenguk orang yang sedang sakit.
Saudaraku, ketika mengunjungi saudara kita yang sedang sakit, kita bisa menghiburnya dan berlemah lembut, membuatnya gembira , meringankan bebannya, membuat harapan yang baik, serta menyingkirkan kekhawatirannya. Menyampaikan kepadanya bahwa sakit yang dideritanya bukanlah suatu kehinaan dihadapan Allah, akan tetapi sebaliknya, seorang yang sakit menjadi mulia dihadapan-Nya.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu selainnya (benda yang lebih kecil dari itu), kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajad dan dihapuskan untuknya satu kesalahan “. (Hr Muslim).
Allahu a’lam.
Sumber : Risalah ila kulli maridh , dr Abdul Muhdi Abdul Hadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar