Allah berfirman, yg artinya ,” Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kpdmu ttg Aku, mk (jawablah), bahwasanya Aku adlh
dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yg berdo’a apabila ia memohon
kepada-Ku, mk hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dlm kebenaran.” (QS
Al-Baqarah : 186)
Rasulullah SAW bersabda, yg artinya ,” Sesungguhnya
Allah Maha Pemalu dan Maha Murah hati. Allah malu bila ada hamba-Nya yg
menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya kosong dan kecewa.”
(hr. Hakim)
Kita
dianjurkan utk yakin bhw doa kita akan terkabulkan dan keyakinan itu
akan muncul jika doa terbukti dikabulkan, sementara kita melihat sebagian orang
terkabul doanya dan sebagian lainnya tidak , lalu bagaimana kita bisa memupuk
keyakinan itu ?
Ismail
bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih (Jahalatun
nas fid du'a) bhw orang yg berdoa pasti dikabulkan - pemintaannya pasti
diberikan kecuali bila dlm catatan azali Allah, doa tsb tidak mungkin dikabulkan, namun ia akan dihindarkan oleh Allah
dari musibah sebanding dgn doa yg ia minta sebagaimana yg telah
disebutkan dlm hadits. Atau diberi ganti yg berupa pahala dan derajat di
akhirat. Karena doa adl ibadah dan barangsiapa yg beribadah dgn baik, mk
tidak mungkin akan dihalangi dari pahala.
Semoga Allah Swt memberi kita kekuatan utk
melakukan kebajikan. Dikabulkannya permohonan kita sangat tergantung pd hak
Allah SWT. Dia telah menjamin semua doa pasti dikabulkan pd waktu yg Dia
tentukan. Sebagaimana firman-Nya yg artinya,
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian.” Ayat ini tidak
memberikan syarat apa pun. Jadi, selama seseorang menjaga adab berdoa, insya
Allah permohonannya terkabul.
Allah Swt. berfirman, yg artinya “Atau
siapakah yg memperkenankan (doa) orang yg dalam kesulitan apabila ia berdoa
kepada-Nya, dan yg menghilangkan kesusahan,” (Qs An-Naml : 62).
Hal terpenting di dalam berdo’a adalah
keyakinan bhw do’a kita akan dikabulkan oleh Allah SWT. Keyakinan ini harus ada
sehingga akan menumbuhkan harapan besar akan dikabulkannya do’a kita. Di
samping itu, keyakinan itu juga akan menumbuhkan kekuatan tersendiri bagi orang
yang berdo’a.
Dari
Abu Hurairah ra, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah
Ta’ala berfirman,
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى
بِى
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba
pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih).
Rasulullah Saw. bersabda, yang artinya “Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan doa kalian dikabulkan. Dan ketahuilah bahwa Allah Yang Mahaagung lagi Mahamulia tidak menerima permohonan hati yang lalai dan tertutup.”
Sesuai
persangkaan hamba pada Allah. Artinya, jika seorang hamba bertaubat dengan
taubatan nashuha (yg tulus), maka Allah akan menerima taubatnya. Jika dia yakin
do’anya akan dikabulkan, maka Allah akan mudah mengabulkan. Berbeda jika
kondisinya sudah putus asa dan sudah berburuk sangka pada Allah sejak awal.
Dari
Abdullah bin Amr , bahwa Rasulullah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda, yang artinya : “Hati
itu laksana wadah dan sebahagian wadah ada yang lebih besar dari yang lainnya,
maka apabila kalian memohon kepada Allah, maka mohonlah kepada-Nya sedangkan
kamu merasa yakin akan dikabulkan karena sesungguhnya Allah tidak akan
mengabulkan doa dari hati yang lalai”. [Musnad Ahmad 2/177, Mundziri
dalam kitab Targhib 2/478, Al-Haitsami dalam Majma Zawaid 10/148]
Syaikh
Al-Mubarak Furi berkata bahwa yang dimaksud dengan sabda Nabi : ” dan kalian yakin akan dikabulkan”,
adalah pengharusan artinya berdoalah sementara kalian bersikap dengan sifat
yang menjadi penyebab terkabulnya doa. Imam Al-Madzhari berkata bahwa hendaknya
orang yang bedoa merasa yakin bahwa Allah akan mengabulkan doanya sebab sebuah
doa tertolak mungkin disebabkan yang diminta tidak mampu mengabulkan atau tidak
ada sifat dermawan atau tidak mendengar terhadap doa tersebut, sementara
kesemuanya sangat tidak layak menjadi sifat Allah. Allah adalah Dzat Yang Maha
Pemurah, Maha Tahu dan Maha Kuasa yang tidak menghalangi doa hamba-Nya. Jika
seorang hamba tahu bahwa Allah tidak mungkin menghalangi doa hamba-Nya, maka
seharusnya kita berdoa kepada Allah dan merasa yakin bahwa doanya akan
dikabulkan oleh Allah.
Ibnu
Rajab dalam Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam berkata,
فالإلحاحُ بالدعاء بالمغفرة مع رجاء الله تعالى موجبٌ للمغفرة
“Terus
meminta dengan do’a dan memohon ampunan Allah disertai rasa penuh harap
pada-Nya, adalah jalan mudah mendapatkan maghfiroh (ampunan).”
Maka
yakinlah terus pada janji Allah, husnuzhon-lah pada-Nya. Janganlah berprasangka
kecuali yang baik pada Allah. Dan jangan putus asa dari rahmat Allah dan
teruslah berdo’a serta memohon pada-Nya.
Mengenai
makna hadits-hadits di atas, Al Qodhi
‘Iyadh dalam Syarh Muslim,(17: 2).berkata, “Sebagian ulama mengatakan bahwa
maknanya adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah
akan menerima taubat jika hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan do’a jika
hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan. Ulama
lainnya berkata maknanya adalah berharap pada Allah (roja’) dan meminta
ampunannya”
Inilah
bentuk husnuzhon (berprasangka baik) pada Allah yang diajarkan pada seorang
muslim. Jabir berkata bahwa ia pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ
إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
“Janganlah salah seorang di antara
kalian mati melainkan ia harus berhusnu zhon pada Allah” (HR.
Muslim no. 2877).
Husnuzhon
pada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam do’a. Ketika kita berdo’a
pada Allah kita harus yakin bahwa do’a kita akan dikabulkan dengan tetap
melakukan sebab terkabulnya do’a dan menjauhi berbagai pantangan yang
menghalangi terkabulnya do’a. Karena ingatlah bahwasanya do’a itu begitu ampuh
jika seseorang berhusnuzhon pada Allah.
Dari Abdullah Ibnu Umar , bahwa Rasulullah bersabda, “Hati itu terjaga. Dan hati yg satu
lebih terjaga dari hati yang lain. Wahai manusia sekalian, jika kalian berdoa
kepada Allah Yang Mahaagung lagi Mahamulia, berdoalah dengan segenap keyakinan
doa kalian diterima. Sebab Allah tidak akan mengabulkan permohonan hamba yang
dipanjatkan dari hati yang lalai,”(HR Ahmad).
Dari
Abu Hurairah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى
اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar
pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi no.
3370, Ibnu Majah no. 3829, dan Ahmad 2: 362, hasan)
Jika
seseorang berdo’a dalam keadaan yakin do’anya akan terkabul, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ
مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ
قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan
yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari
hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479, hasan)
Keyakinan doa pasti dikabulkan adalah bagian dari husnuzzhan (baik sangka pada Allah). Ini merupkan sikap terpuji. Tak satu pun makhluk di langit atau di bumi mencela sikap ini. Seorang mukmin harus sungguh-sungguh dalam berdoa dan percaya doanya pasti diterima. Tidak boleh putus asa dari rahmat Allah. Sebab, ia sedang meminta pada Dzat Yang Mahamulia lagi Mahakuasa.
Sufyan bin Uyayinah berkata, “Adalah wajar
bagi semua orang meminta apa saja yang ia ketahui. Sebab, Allah juga
mengabulkan permohonan iblis, makhluk yang paling tercela. Dimana “iblis
berkata, ‘Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.’ Allah
berfirman, ‘Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang ditangguhkan,’” (QS
Shad [38]: 79-80).
Dalam firman Allah SWT tersebut jelas sekali
disampaikan bahwa “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia
memohon kepada-Ku.” Maka, dalam rangka meneguhkan keyakinan itu, perlu sekali
bagi kita untuk mengerjakan apa yang telah Allah SWT firmankan dalam ayat
tersebut, yakni memenuhi perintah-Nya, beriman, dan berada dalam kebenaran.
Bila seseorang punya keinginan, lalu ia berdoa. Namun bila
doa itu kemudian tidak terwujud, Apakah Tuhan ingkar janji dan tidak
mengabulkan doa itu? Pasti tidak!
Pasti ada satu hal atau lebih yang luput
dari doanya. Misalnya saja , orang yang berdoa tersebut sekedar berdoa dan
meminta, tapi tidak yakin apakah doa itu akan dikabulkan atau tidak. Bila tidak
yakin akan kekuasaan Tuhan, Maka Tuhan sesuai dengan prasangka hambanya.
Kita
bahkan sering mengalami situasi dimana saat hati goyah ketika do’a yang dipanjatkan
dirasakannya tak kunjung terjawab. Menghadapi persoalan ini, marilah sabda Nabi kita Muhammad SAW , yang artinya, “Tiada
seorang berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a, kecuali dikabulkan-Nya, dan dia
memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di
dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan
mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa.” (HR Thabrani)
"Ditanyakan
orang kepada Rasulullah Saw. Wahai Rasulullah, manakah doa yang paling didengar
Allah."? Rasulullah menjawab: "Doa ditengah malam dan doa setelah
shalat wajib." (HR. Al-Turmudzî).
"Jarak
yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika sujud. Maka
perbanyaklah doa (ketika itu)." (HR. Muslim).
Ibnu 'Atha'
menjelaskan doa itu mempunyai beberapa rukun (sendi) yang menyebabkan teguh dan
kuat berdirinya, mempunyai beberapa sayap yang menyebabkan ia naik ke langit
tinggi, mempunyai beberapa sebab yang menyebabkan diterimanya.
Maka apabila
doa-doa itu dilekatkan di atas rukun-rukun (sendi-sendinya), maka kokoh dan
tegaklah berdirinya doa itu. Jika ia mempunyai sayap, maka terbanglah ia ke
langit menuju tujuannya dan jika ada sebabnya, maka diterimalah doa itu."
Menurut Ibnu 'Atha', rukun-rukun doa itu, ialah: kehadiran hati bila berdoa, serta tunduk menghinakan diri kepada Allah.
Sayap-sayapnya,
ialah: berdoa dengan sepenuh kemauan dan keikhlasan yang timbul dan lubuk jiwa
dan bertepatan dengan waktunya. Sebab utama doa diterima ialah bershalawat
kepada Nabi sebelum berdoa.
Inilah
yang harus dipahami oleh orang-orang yang beriman. Betapa Allah SWT Maha
Mengetahui hal yang terbaik bagi setiap hamba-Nya. Sesungguhnya, kebaikan yang
kita inginkan adalah kebaikan dunia dan akhirat. Betapa beruntungnya kita
apabila kita juga dihindarkan dari musibah oleh Allah SWT.
Hadits
yang diriwayatkan oleh Hakim sebagaimana di atas, sungguh meneguhkan hati kita
bahwa do’a kita pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Betapa Allah malu bila ada
hamba-Nya yang menengadahkan tangan (memohon kepada-Nya) lalu dibiarkannya
kosong dan kecewa
Oleh
karena itu, jangan pernah ada keraguan di dalam berdo’a. Hendaknya kita memohon
kepada Allah SWT dengan kesungguhan hati.
Sebagaimana firman-Nya,
yang artinya "Allah mempunyai nama-nama yang baik, maka berdoalah
kepada-Nya dengan menyebut nama-nama tersebut. Dan tinggalkanlah (cara-cara)
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.
Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan."
(Al-A'râf: 180)
Rasulullah
SAW bersabda, yang artinya,“Apabila kamu berdo’a, janganlah berkata, ‘Ya Allah,
ampunilah aku kalau Engkau menghendaki, rahmatilah aku kalau Engkau
menghendaki, dan berilah aku rezeki kalau Engkau menghendaki.’ Hendaklah kamu
bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah berbuat segala apa yang
dikehendaki-Nya dan tidak ada paksaan terhadap-Nya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Sungguh
jelas Nabi Muhammad SAW mengajarkan
kepada kita tentang adab berdoa. Bermohonlah dengan kesungguhan hati
kepada-Nya. Berdo’alah dengan sepenuh keyakinan bahwa do’a kita akan dikabulkan
oleh Allah SWT.
Sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda , yang artinya, “Hati manusia adalah
kandungan rahasia dan sebagian lebih mampu merahasiakan dari yang lain. Bila
kamu mohon sesuatu kepada Allah ‘Azza wa Jalla maka mohonlah dengan penuh
keyakinan bahwa do’amu akan terkabul. Allah tidak akan mengabulkan do’a orang
yang hatinya lalai dan lengah.” (HR Ahmad)
Namun
demikian , disisi lain , perlu kita seimbangkan bahwa tidak boleh kita mendikte
Allah seakan-akan Allah itu berhak kita suruh ini itu. Hendaklah berdoa dengan penuh yakin bahawa doa kita
akan dimakbulkan.
Dari Anas r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda , yang
artinya “Apabila kamu berdoa, hendaklah kamu bersungguh-sungguh, yakin dalam
doa (bahawa Allah taala mendengar dan mengabulkan). Janganlah kamu berdoa
dengan kalimah: “Ya Allah, jika Engkau mahu, berilah aku!” Kerana sesungguhnya
Allah Taala tidak dipaksa memenuhi sesuatu doa.” (Hr. Anas r.a)
Saudaraku
, kita harus berusaha terus memupuk keyakinan kita kepada-Nya , bhw Allah pasti
mengabulkan doa . Meyakini bahwa Allah akan memberikan doa itu sesuai
dengan permintaan kita, atau lebih baik daripada itu , walaupun sering kita tidak menyadarinya. Janganlah kita
tergoda akan keraguan.
Sungguh
Allah memiliki segalanya. Dan kerajaan-Nya tak pernah
berkurang dengan permintaan kita. Kita ungkapkan bahwa kita
sangat membutuhkan pertolongan-Nya dan yakin akan kedermawanan-Nya dlm
mengabulkan doa-doa, kita akan membuktikan keajaiban doa-doa kita . Aidh Al Qarni dalam As’adu Imra’atin fil
‘alam,
menulis bahwa , Di antara bukti kedermawanan Allah adalah,
Allah tidak mengecewakan orang yang berharap kepada-Nya dan
tidak menyia-nyiakan doa mereka.”
Wallaahu a’lam bish shawab.
Sumber : As’adu
Imra’atin fil ‘alam (Aid al-Qarni), Amalan dan Doa Menjadi Kaya (Akhmad
Muhaimin Azzet) , Meraih Simpati Tuhan melalui Doa (Samir Jamil Ahmad Ar-Radhi
) , almanhaj.or.id , Jahalatun nas fid
du'a : Ismail bin Marsyud bin Ibrahim
Ar-Rumaih, penerjemah Zaenal Abidin, Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar