Persepsi umumnya dikendalikan oleh pandangan
kita shg seringkali kita tidak melihat kebenaran, melainkan apa yg sebenarnya
kita inginkan utk dilihat (terjadi). Lalu kita berupaya melakukan pembenaran
apa yg kita lihat menurut perasaan kita. Shg persepsi kita
dikendalikan oleh sudut pandang kita . Akibatnya kita tidak
melihat kebenaran, melainkan ingin melihat apa yg sebenarnya kita inginkan . Persepsi adl proses pemberian arti thd
lingkungan oleh individu. Dimana, individu tsb memberikan arti kpd stimulus
secara otonom dan bisa sangat berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu
melihat situasi dianggap lebih penting daripada situasi itu sendiri.
William James, menyatakan bhw
hidupmu adl budak dari pemikiranmu, dimana keputusan seseorang utk
mengambil suatu tindakan adlh hasil dari persepsinya ttg suatu
peristiwa. Bila seorang hamba mengedepankan pemikiran positif (husnuzh zhann),
mk tindakan positif akan dilakukan, namun bila ia menyikapi suatu
peristiwa dgn pikiran negatif,mk perilaku negatif pula kan dikerjakannya.
Kita
cendrung memikirkan situasi yang sedang terjadi, dalam realitas,serta apa yang
menyebabkan terjadinya situasi itu. Apabila kita jujur menghadapi fakta bahwa
kita menciptakan keadaan kita, maka dengan mudah kita bisa menciptakan keadaan
yang kita inginkan.
Edmund
Spencer,menyatakan bahwa pikiranlah yang membuat baik menjadi jelek, bahagia
menjadi sengsara, kaya jadi miskin.
Dalam kondisi nyata , ketika mata kita melihat suatu benda, kemudian frame itu ditangkap oleh otak kita, kemudian otak kita mengembalikan sinyal tersebut dalam bentuk kesan, dan kesan itu menimbulkan persepsi yang menghasilkan reaksi menolak atau menerima.
Dalam kondisi nyata , ketika mata kita melihat suatu benda, kemudian frame itu ditangkap oleh otak kita, kemudian otak kita mengembalikan sinyal tersebut dalam bentuk kesan, dan kesan itu menimbulkan persepsi yang menghasilkan reaksi menolak atau menerima.
Yang jadi pertanyaannya adalah tidak setiap
persepsi yang dihasilkan dari kesan merupakan konklusi yang bersifat mutlak.
Suatu persepsi yang ditimbulkan dari kesan akan sangat tergantung pada
lingkungan orang yang memperolehnya. Dalam hal ini persepsi sangat dibentuk
oleh emosi atau experience ketika berada
dalam lingkungan tersebut.
Persepsi yang dibentuk oleh emosi lebih
banyak bersifat value atau kondisi yang
nampak pada suatu obyek/subyek , orang cenderung akan mengambil kesimpulan (judge) secara eksplisit hanya
berupa kulit luarnya saja tanpa mempertimbangkan hal lain yang barangkali
mengikutinya.
Menurut Kenneth, perhatian juga sangat berpengaruh
terhadap persepsi. Dimana perhatian merupakan proses mental ketika stimulus
atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus
yang lainnya melemah Tertarik tidaknya individu
untuk memperhatikan satu stimulus dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
Pakar lainnya menyatakan
bahwa faktor yg sangat dominan adalah faktor ekspektansi (faktor pengharapan /
keinginan ) dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini memberikan
kerangka berpikir (perceptual set) tertentu yang menyiapkan seseorang untuk mempersepsi
dengan cara tertentu, dimana mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal.
1.
Ketersediaan
informasi sebelumnya; ketiadaan informasi atau kebiasaan yang terjadi ketika
seseorang menerima stimulus yg baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan
dalam mempersepsi. Contoh lain : seseorang akan mempersepsikan bahwa tuan x adalah
orang beragama Islam karena berwajah / berpostur timur tengah (arab), padahal
belum tentu. Atau orang akan mempersepsikan orang bali tentu beragama hindu
padahal belum tentu juga.
2.
Kebutuhan;
seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat
itu. Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika kelaparan
daripada orang lain yang baru saja makan.
3.
Pengalaman
masa lalu; sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat
mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang
menyakitkan karena dikhianati mantan pacar, akan mengarahkan seseorang untuk
mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu.
Faktor psikologis lain yang
juga penting dalam persepsi adalah ;
1.
Emosi;
akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu
saat, karena sebagian energi dan perhatiannya [menjadi figure] adalah emosinya
tersebut. Seseorang yang sedang tertekan , bersedih karena suatu hal karena,
mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.
2.
Impresi;
stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi
seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch
tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus
dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan
berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan
persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya.
3.
Konteks; walaupun
faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah
mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan
fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana figure
dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda,
mungkin akan memberikan makna yang berbeda.
Suatu persepsi yang dibentuk oleh experience terkait dengan
intelegensi dan kemampuan orang menafsirkan sesuatu yang ada dihadapannya.
Seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi
persepsi terhadap hal-hal yang dilihat atau ditemui. Persepsi demikian memiliki
kekuatan hukum yang landasannya jelas bersifat ilmiah.
Banyak sekali konflik atau benturan
terjadi karena perbedaan mem
persepsikan suatu kondisi atau suatu peristiwa. Pada contoh sederhana diatas, cara pandang dua
orang yang melihat satu hal yang sama saja sangat berbeda dan tergantung experience dan emosi masing-masing
orang.
Pada intinya, sebelum kita menghakimi sesuatu, ada baiknya jika kita melihat alur atau tujuan dari hal tersebut. Atau paling tidak kita mempelajari pembawaan/ karakter yang mengikuti hal itu. Persepsi yang baik tidak hanya berdasarkan apa yang kita lihat, namun kumpulan persepsi dari orang-orang diluar kita bisa menjadi masukan dan pertimbangan yang lebih baik untuk mengambil keputusan bijak.
Konfirmasi adalah hal yang paling penting dilakukan ketika kita tak menemukan simpul kesepahaman karena pada dasarnya persepsi dapat menjatuhkan atau mengangkat nilai dari suatu hal.
Sebagaimana dikatakan psikolog William Blake , bahwa , ‘If the
doors of perception were cleansed, everything would appear as it is (infinite). Jika pintu persepsi dibersihkan,
segala hal akan nampak sebagaimana adanya ( sangat luar biasa.)’ Jadi Berhati-hatilah dengan penilaian - persepsi
anda!
Berikut ini ada suatu kisah yang menarik , bahwa persepsi akan cepat menghakimi orang lain, persepsi bisa mengaburkan kondisi sesungguhnya ada. Kisah ini terkenal karena menyangkut sutu perguruan tinggi paling terkenal di Amerika yaitu Universitas Harvard. Disinilah terjadi bahwa suatu persepsi telah menjadi hakim terhadap penampilan seseorang .
Berikut ini ada suatu kisah yang menarik , bahwa persepsi akan cepat menghakimi orang lain, persepsi bisa mengaburkan kondisi sesungguhnya ada. Kisah ini terkenal karena menyangkut sutu perguruan tinggi paling terkenal di Amerika yaitu Universitas Harvard. Disinilah terjadi bahwa suatu persepsi telah menjadi hakim terhadap penampilan seseorang .
Universitas
Harvard adalah salah satu universitas paling bergengsi di Amerika dan Eropa , mempunyai
pendapatan terbesar di antara universitas-universitas di seluruh dunia (US $
22,6 miliar pada tahun 2004). Universitas ini didirikan pada 8 September 1636
dan merupakan perguruan tinggi tertua di Amerika Serikat. Rangking universitas
Amerika Serikat keluaran US News tahun 2005 menempatkan Universitas Harvard di
urutan pertama. Universitas Harvard juga meraih urutan pertama pada tahun 2004.
Times Higher Education Supplement World University Rankings juga menempatkan
Universitas Harvard di urutan pertama.
Dikisahkan , seorang nyonya sederhana berpakaian gingham (motif kotak-kotak kumal), yang sudah pudar bersama suaminya yang menggenakan jas rajutan rumahan, turun dari kereta di Boston, Massachusetts. Mereka berjalan dengan malu-malu, lalu tanpa membuat janji terlebih dahulu mereka masuk ke ruang tunggu kantor Presiden Harvard University. Sekertaris presiden mengerutkan alis, ia bisa tahu seketika, bahwa pasangan dusun tertinggal seperti ini sama sekali tidak ada urusan di Universitas Harvard.
"Kami ingin menemui presiden." kata pria tua itu dengan lembut.
"Beliau sibuk seharian." tukas si sekertaris dengan cepat.
"Kami akan menunggu." jawab nyonya itu.
Sekertaris tidak menggubris mereka selama berjam-jam, berharap pasangan itu akhirnya akan kecewa dan pergi, namun mereka tidak pergi juga. Sekertaris mulai frustasi dan akhirnya memutuskan untuk memberitahu sang presiden, meski hal ini adalah pekerjaan yang selalu tak disenanginya.
"Mungkin jika mereka melihat bapak selama beberapa menit, mereka akan pergi." ia memberitahu Presiden Harvard. Presiden mendesah putus asa dan akhirnya mengangguk. Seseorang dengan status setinggi ini jelas tidak punya waktu untuk berurusan dengan tamu semacam ini, namun ia sangat membenci baju katun kotak-kotak dan jas rajutan rumah memenuhi ruang tunggu kantornya. Jadi sang Presiden, dengan wajah kaku penuh martabat, melangkah tegap dan penuh gengsi kearah pasangan tersebut.
Nyonya itu berkata kepadanya, "putra kami pernah bersekolah di Harvard selama setahun, ia sangat mencintai Harvard dan bahagia di sini, namun setahun yang lalu, ia meninggal dalam sakit, jadi saya dan suami saya hendak mendirikan monumen untuk mengenangnya di kampus ini".
Presiden itu tidak terkesan, "nyonya", katanya ketus, "kami tidak bisa mendirikan patung untuk setiap orang yang pernah masuk ke Harvard dan meninggal. Jika seperti itu maka tempat ini akan menjadi seperti perkuburan!"
"Oh, tidak-tidak. Kami tidak ingin mendirikan patung. Kami pikir kami hendak menyumbangkan sebuah gedung untuk Harvard.", kata nyonya tersebut.
Presiden itu memutar bola matanya. Ia melirik ke baju gingham dan jas rumahan lalu berseru,"Gedung? Apakah anda tahu berapa biaya sebuah gedung? Kami sudah menginvestasikan lebih dari 7,5 juta dollar untuk mendirikan kampus ini."
Untuk sesaat nyonya itu terdiam. Presiden merasa puas, ia bisa membuat mereka segera pergi sekarang.
Nyonya itu kemudian berpaling ke suaminya dan berkata pelan,"jika cuma segitu biayanya, mengapa kita tidak bikin universitas sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Presiden Harvard mengerut bingung dan kecut.
Seketika itu, Tuan dan Nyonya Leland Stanford melangkah keluar dari sana, lalu pergi ke Paolo Alto, California, tempat mereka mendirikan universitas yg kemudian dikenal dengan nama "STANFORD UNIVERSITY", sebagai institusi untuk mengenang putra mereka.
Dikisahkan , seorang nyonya sederhana berpakaian gingham (motif kotak-kotak kumal), yang sudah pudar bersama suaminya yang menggenakan jas rajutan rumahan, turun dari kereta di Boston, Massachusetts. Mereka berjalan dengan malu-malu, lalu tanpa membuat janji terlebih dahulu mereka masuk ke ruang tunggu kantor Presiden Harvard University. Sekertaris presiden mengerutkan alis, ia bisa tahu seketika, bahwa pasangan dusun tertinggal seperti ini sama sekali tidak ada urusan di Universitas Harvard.
"Kami ingin menemui presiden." kata pria tua itu dengan lembut.
"Beliau sibuk seharian." tukas si sekertaris dengan cepat.
"Kami akan menunggu." jawab nyonya itu.
Sekertaris tidak menggubris mereka selama berjam-jam, berharap pasangan itu akhirnya akan kecewa dan pergi, namun mereka tidak pergi juga. Sekertaris mulai frustasi dan akhirnya memutuskan untuk memberitahu sang presiden, meski hal ini adalah pekerjaan yang selalu tak disenanginya.
"Mungkin jika mereka melihat bapak selama beberapa menit, mereka akan pergi." ia memberitahu Presiden Harvard. Presiden mendesah putus asa dan akhirnya mengangguk. Seseorang dengan status setinggi ini jelas tidak punya waktu untuk berurusan dengan tamu semacam ini, namun ia sangat membenci baju katun kotak-kotak dan jas rajutan rumah memenuhi ruang tunggu kantornya. Jadi sang Presiden, dengan wajah kaku penuh martabat, melangkah tegap dan penuh gengsi kearah pasangan tersebut.
Nyonya itu berkata kepadanya, "putra kami pernah bersekolah di Harvard selama setahun, ia sangat mencintai Harvard dan bahagia di sini, namun setahun yang lalu, ia meninggal dalam sakit, jadi saya dan suami saya hendak mendirikan monumen untuk mengenangnya di kampus ini".
Presiden itu tidak terkesan, "nyonya", katanya ketus, "kami tidak bisa mendirikan patung untuk setiap orang yang pernah masuk ke Harvard dan meninggal. Jika seperti itu maka tempat ini akan menjadi seperti perkuburan!"
"Oh, tidak-tidak. Kami tidak ingin mendirikan patung. Kami pikir kami hendak menyumbangkan sebuah gedung untuk Harvard.", kata nyonya tersebut.
Presiden itu memutar bola matanya. Ia melirik ke baju gingham dan jas rumahan lalu berseru,"Gedung? Apakah anda tahu berapa biaya sebuah gedung? Kami sudah menginvestasikan lebih dari 7,5 juta dollar untuk mendirikan kampus ini."
Untuk sesaat nyonya itu terdiam. Presiden merasa puas, ia bisa membuat mereka segera pergi sekarang.
Nyonya itu kemudian berpaling ke suaminya dan berkata pelan,"jika cuma segitu biayanya, mengapa kita tidak bikin universitas sendiri saja?" Suaminya mengangguk. Presiden Harvard mengerut bingung dan kecut.
Seketika itu, Tuan dan Nyonya Leland Stanford melangkah keluar dari sana, lalu pergi ke Paolo Alto, California, tempat mereka mendirikan universitas yg kemudian dikenal dengan nama "STANFORD UNIVERSITY", sebagai institusi untuk mengenang putra mereka.
Tahukah anda bahwa Tuan dan Nyonya Leland Standford adalah seorang jutawaan kaya dari Amerika. Mereka adalah raja perusahaan raksasa kereta api, seorang pemilik perusahaan tambang emas. Sang tuan adalah mantan presiden partai Republik, mantan Gubernur dari wilayah California dan mantan seorang Senator Amerika.
Tahukan anda bahwa Universitas Stanford saat ini secara konsisten berada dalam
jajaran universitas terbaik di dunia, baik dalam hal pengajaran sekaligus
penelitian. Majalah U.S. News and World Report (USNWR) menempatkan Stanford
pada peringkat 5 dunia untuk program sarjananya tahun 2009. Stanford juga
ditempatkan pada peringkat 3 di dunia untuk universitas penelitian terbaik oleh
Academic Ranking of World Universities (ARWU) tahun 2010. Pemeringkat lainnya,
Times Higher Education World University Rankings, menempatkan Stanford di
posisi ke-4 dunia sebagai universitas penelitian terbaik tahun 2010.
Inilah salah satu contoh, tentang persepsi, bukankah sering demikian dalam kehidupan ini? Apa yang kita cari adalah apa yang kita lihat.
Seringkali kita melakukan penghakiman negatif terhadap seseorang , hanya karena penampilan seseorang itu.
Inilah salah satu contoh, tentang persepsi, bukankah sering demikian dalam kehidupan ini? Apa yang kita cari adalah apa yang kita lihat.
Seringkali kita melakukan penghakiman negatif terhadap seseorang , hanya karena penampilan seseorang itu.
Allahu
a’lam
Sumber
kutipan : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2 (Ajhan Brahm) ,
dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar