Sering kita merasa ,ada banyak penjara dlm hidup ini. Tanpa disadari , kita banyak
membuat penjara bagi kehidupan kita sendiri. Penjara adl suatu tempat yg tidak
kita senangi , tempat yg kita tidak ingin ada di situ, tempat yg ingin kita hindari , maka itulah penjara
kita.
Contoh
: Jika kita berada dalam hubungan yg tdk kita sukai (dgn istri/suami,
keluarga, relasi pekerjaan , dst) , hubungan seperti itu menjadi penjara bagi kita.
Jika kita berada dlm pekerjaan yg tidak memuaskan kita, maka itulah penjara. Bahkan kita merasa tidak nyaman dgn kondisi tubuh kita , maka keluhan
atas kondisi itu menjadi penjara diri kita.
Earl Nightingale (American motivational speaker)
berkisah ttg seorang raja di yg membuat percobaan dgn menempatkan
seseorang dlm sebuah kurungan dilengkapi ranjang nyaman , makan tiga kali sehari dst.Dlm beberapa saat, orang itu berontak, “keluarkan saya, kenapa saya disini?
Saya tak bersalah,” . Raja datang menjenguk, dan
berkata, “mengapa marah, kau hangat dimusim dingin , kebutuhanmu dicukupi, makanmu cukup, mengapa kamu berontak
Kemudian raja menggantinya dgn orang lain. Beberapa pengunjung melihat, “oh, orang yg malang terkurung dlm penjara, anda
pasti menderita,” Namun apa jawaban orang itu ? Ia berkata, “ semua yg saya inginkan ada disini , makan enak tiga kali sehari,
tak ada khawatir , saya aman dan nyaman,” Dua kondisi diatas mewakili dua sisi bagaimana seseorang memandang sesuatu
yg terjadi dlm dirinya.
Lalu
bagaimana cara yang mudah untuk melepaskan diri dari penjara-penjara kehidupan
itu. Kita tidak perlu mengubah pasangan kita, tidak perlu mengganti pekerjaan
kita relasi kita dst, cukuplah kita mengubah sikap menjadi mau / atau ridha
atau bahkan bersyukur dengan kondisi yang ada.
Kita
menerima dengan senang , maka kita bebas. Tidak peduli betapa menyakitkan dan
ketidak-nyamanannya. Selama kita ridha (mau menerima kondisi tsb) ,mk kita bebas.
Itulah yang dinamakan kecukupan hati. Adapun Penjara yang sebenarnya itu diciptakan oleh pikiran dan perasaan manusia
sendiri.
Jika
kita selalu mengeluh, tidak menerima
suatu kondisi atau bahkan ingin berada di suatu tempat atau kondisi lain, maka
kita akan selalu merasakan ketegangan dan derita. Bagaimana cara membebaskan
kegelisahan itu, kita bahkan tidak perlu mengubah apapun, kecuali sikap kita
agar menjadi menerima atau mau dengan kondisi atau tempat yang ada. Dengan
sikap ini maka kita akan bebas, dan bahagia.
Penjara
adalah benteng yang membelenggu jiwa. Itulah makna penjara yang sebenarnya.
Ketika manusia terkekang dalam nafsunya, pikirannya, atau prasangka buruknya maka
sesungguhnya dia ada di dalam penjara. Ketika manusia takut akan sesuatu/akan
melakukan sesuatu/melangkah maka sesungguhnya dia terpenjara. Ketika manusia
terpaksa melakukan sesuatu/tidak ikhlas melakukan sesuatu, maka sesungguhnya
dia terpenjara. Ketika manusia sombong, maka dia menciptakan penjara bagi
dirinya sendiri.
Sesungguhnya
kita diberi kemampuan untuk membebaskan diri dari penjara. Namun, kita
sendirilah yang seringkali tidak menginginkan membebaskan diri keluar dari
penjara. Kita tentu pernah membaca bahwa , salah satu semboyan yang umum di
antara pria dan wanita yang dijatuhi hukuman di penjara pemerintah federal AS adalah
“Anda tidak mempunyai harapan sedikitpun.”
Kapanpun, anda dapat keluar dari penjara itu , kunci ada di tangan anda. Yang harus dilakukan hanyalah mulai mengharapkan hal-hal baik dalam kehidupan Anda dan mulai mematuhi Allah dan Rasul-Nya , itulah kunci utama kebebasan anda. Salah satu diantarnya adalah sebagai berikut:
Kapanpun, anda dapat keluar dari penjara itu , kunci ada di tangan anda. Yang harus dilakukan hanyalah mulai mengharapkan hal-hal baik dalam kehidupan Anda dan mulai mematuhi Allah dan Rasul-Nya , itulah kunci utama kebebasan anda. Salah satu diantarnya adalah sebagai berikut:
- Berpikirlah sederhana. Ikutilah sabda Rasulullah, makanlah ketika lapar, berhentilah sebelum kenyang. Ajakan ini mengandung 2 makna sekaligus , yaitu perintah untuk makan dan perintah untuk berhenti makan. Ketika perut merasa lapar, maka manusia diperintahkan untuk makan. Perlu diingat juga, waktu makan sebaiknya berniat untuk melaksanakan perintah ini, untuk menjaga kesehatan, maka Insya Allah akan barokah. Dan sekiranya sudah cukup, maka berhentilah makan. Begitu juga dengan roda kehidupan manusia, yang menyerupai siklus pola makan ini.
- Bersyukurlah. Kata syukur ini sangat sederhana, sederhana juga pemahamannya, namun memang butuh perjuangan serius untuk dapat bersyukur..
Kebebasan
adalah merasa puas , bersyukur atas kondisi di mana Anda berada. Sedangkan
penjara adalah keluhan , atau menginginkan
berada di tempat lain. Saat anda tidak ingin berada di suatu tempat atau suatu
kondisi , atau di manapun itu, senyaman apapun, itu adalah sebuah penjara bagi
Anda . Dunia yang bebas adalah sebuah
dunia yang dialami orang seseorang bersyukur. Kebebasan sejati adalah kebebasan
dari hasrat, bukannya kebebasan untuk berkeinginan.
Penjara
berikutnya yang harus kita prioritaskan untuk
dimanage adalah penjara hawa
nafsu. Semua makhluk hidup, manusia,
hewan atau tumbuhan, memiliki nafsu . Nafsu
akan terus berupaya menguasai
bahkan memperbudak kita untuk mengikuti kebutuhan dan keinginannya.
Penjara
yang paling mengerikan penjara nafsu .Tiada penjara yg lebih sempit daripada penjara hawa
nafsu.Tiada belenggu yg lebih kejam dari belenggu hawa nafsu ( terutama nafsu
utk berbuat jahat) . Dan itu adalah musuh pertama dari bagian tentara iblis.
Karena kekuatan setan terletak pd hawa nafsu kita sendiri.
Maka jangan beri kesempatan nafsu utk menghayalkan
hal-hal kosong penuh tipu daya. Semua ajakannya adalah batil. Bila menuruti
perintahnya mk kita akan rusak dan menderita. Dan bila tidak memperhitungkannya
, maka kita akan hanyut dan semakin sulit menolak keinginannya. Nafsu tidak bisa diajak ke arah kedamaian maupun ketenteraman.
Dalam Mukasyafatul Qulub , Imam Ghazali berkata,
sebagian ulama berkata bhw barang siapa yg condong terhadap nafsu, mk ia
menjadi tawanan nafsu yg selalu mencintai keinginan-keinginannya. Ia makin
terjebak dan hatinya tak bisa menerima faedah. Barang siapa yg menyiram anggota
tubuhnya dgn nafsu, artinya ia menamam
pohon penyesalan dlm hatinya.
Nafsu
untuk untuk memamerkan, menyombongkan,
dan menonjolkan diri . Ada banyak contoh
tentang ini, misalnya naluri memaksa
kita untuk membeli banyak baju,
perhiasan, dan sepatu-sepatu yang indah! Mengapa kita harus memiliki banyak
baju dan sepatu yang indah? Mengapa kita benar-benar memerlukannya? Inilah salah satu penjara .
Bila kita memikirkannya dan menghitung semua pengeluaran kita, kita akan menemukan bahwa kita menghabiskan lebih banyak uang untuk pakaian, perhiasan dan menjaga kecantikan mereka daripada uang untuk makan. Lebih jauh, mereka memaksa untuk menghias dan mempercantik rumahnya,dst. Ini menghabiskan lebih banyak uang daripada makanan yang diperlukan untuk hidup. Kita menggunakan lebih banyak uang untuk barang-barang yang tidak dibutuhkan dalam hidup daripada kita gunakan untuk kebutuhan hidup seperti makanan. Ini salah satu cara lagi untuk terperangkap dalam penjara naluri.
Kalau hati sudah menuruti nafsu maka setan punya energi ekstra untuk membelenggu kita , sehingga seluruh
dampak negatif akan muncul dari segala penjuru . Akhirnya kebinasaan akan menghampirinya
dari segala macam arah, sebesar ikatan-ikatannya.
Sebagaimana Allah Azza
wa Jalla berfirman , yang artinya , “ Maka pernahkah kamu melihat orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya dan Allâh menjadikannya tersesat
berdasarkan ilmu-Nya, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan
meletakkan tutup di atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan bisa
memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat) ?. Maka mengapa kamu
tidak mengambil pelajaran". (Qs. al-Jatsiyah : 23).
Rasulullah pernah bersabda
, yang artinya : “Syaithan adalah serigalanya manusia”.
Dalam kitab Mufradat Alfazhil
Qur’an , pengertian hawa nafsu adalah
kecenderungan jiwa kepada perkara yang haram. Dinamakan hawa karena menyeret
pelakunya di dunia kepada kehancuran dan di akhirat kepada neraka Hawiyah.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’didalam Taisir Al-Karimirrahman berkata, bahwa , kebanyakan hawa nafsu itu menyuruh pengekornya kepada kejahatan, yaitu kekejian dan seluruh perbuatan dosa.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’didalam Taisir Al-Karimirrahman berkata, bahwa , kebanyakan hawa nafsu itu menyuruh pengekornya kepada kejahatan, yaitu kekejian dan seluruh perbuatan dosa.
Diantara ajakan nafsu adalah mengajak
ke dalam kemaksiatan , dan diantara dampak dari kemaksiatan, bahwa seorang
pelaku maksiat senantiasa berada di dalam tawanan setan dan penjara syahwatnya
serta ikatan-ikatan hawa nafsunya. Maka dia tertawan, terpenjara dan terikat.
Dan tidak ada tawanan yang paling buruk keadaannya daripada tawanan yang
ditawan musuh utamanya. Dan tidak ada penjara yang paling sempit daripada
penjara hawa nafsu. Dan tidak ada ikatan yang paling sulit dilepas daripada
ikatan syahwat.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan
dalam al-Wâbilush Shayyib Minal Kalimith Thayyib menyatakan
bahwa , ‘Orang yang dipenjara adalah orang yang terpenjara (terhalangi)
hatinya dari Rabb-nya (Allâh Azza wa Jalla), dan orang yang tertawan
(terbelenggu) adalah orang yang ditawan oleh hawa nafsunya ‘
Jalan yang terbuka untuk kebebasan dari
penjara-penjara penderitaan itu adalah bersyukur , dan jalan tercepat dari bersyukur adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya
. Inilah jalan pembebasan yang terbaik, terindah dan paling membahagiakan.
Allah berfirman,
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ
وَيَخْشَ ٱللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَآئِزُونَ
“ Dan barang siapa yang taat kepada Allah
dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka
adalah orang-orang yang mendapat kemenangan “ (Qs. An-Nur : 52).
Saudaraku, Orang yang terpenjara hawa nafsu, maka Allah menimpakan rasa takut dalam hati. Oleh karena ketaatan kepada Allah
adalah benteng Allah yang paling kuat. Maka barang siapa yang berada didalamnya
, ia termasuk orang yang aman dari bencana dunia dan bencana di akhirat. Barang
siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya ,maka segala ketakutan akan
hilang berganti menjadi keamanan dan
ketenteraman, kedamaian, kebahagiaan.
Allahu a’lam
Sumber :
Al Jawabul al Kafi liman Sa’ala ‘an al-Jawab al-Syafi (Ibn Qayyim al-Jauziyah), Mukasyafatul Qulub (Imam Ghazali), al-Wâbilush Shayyib Minal Kalimith Thayyib (Ibn Qayyim al-Jauziyah) Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya (Ajahn Bram), dll
Al Jawabul al Kafi liman Sa’ala ‘an al-Jawab al-Syafi (Ibn Qayyim al-Jauziyah), Mukasyafatul Qulub (Imam Ghazali), al-Wâbilush Shayyib Minal Kalimith Thayyib (Ibn Qayyim al-Jauziyah) Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya (Ajahn Bram), dll
1 komentar:
thanks infonya menarik sekali
share terus info menarik lainya
Posting Komentar