Dalam banyak riwayat , dikisahkan bhw iblis
seringkali menemui hamba-hamba salih, terutama para Rasul dan nabi, untuk
berdialog dengan mereka. Dari pertemuan tersebut, pernah terlontar pengakuan atau kata-kata hikmah dari
iblis berkaitan dengan strateginya dalam menjerumuskan manusia. Iblis dalam
menjerumuskan manusia biasanya tidak langsung berhadapan, akan tetapi langsung
masuk ke dalam diri manusia.
Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa iblis pernah mendatangi Nabi
Musa. Ia berkata, “Wahai Musa, engkau telah dipilih Allah dengan risalah-Nya,
dan Allah telah berbicara padamu: “Wa kallamallahu Musa takliman”. Aku
ini makhluk Allah juga. Aku ingin bertaubat. Karena itu, mohonkanlah syafa’at
untukku agar Allah mengampuniku”. Nabiullah Musa kemudian berdoa pada Allah.
Maka, Allah Swt. berfirman, “Wahai Musa, Aku
penuhi permintaanmu. Tapi katakan pada iblis agar dia bersujud hormat pada kuburan
Adam terlebih dahulu”.
Setelah itu, Nabi Musa memberitahukan apa yang
difirmankan Allah Swt. kepadanya. Bagaimana reaksi Iblis? ia marah besar dan
berkata, “Dulu, ketika Adam masih hidup, aku tidak mau bersujud kepadanya. Mana
mungkin aku harus bersujud kepadanya setelah ia mati?”
Karena sikapnya tersebut, Iblis tidak
mendapatkan ampunan dari Allah Swt.
Setelah itu Iblis berkata kepada Musa, “Musa
aku berutang budi padamu. Engkau telah memintakan ampun pada Allah untukku.
Sekarang aku akan memberikan nasihat padamu. Ingatlah aku dalam tiga keadaan,
agar aku tidak membinasakanmu.
·
Pertama, kalau engkau marah, ingatlah aku. Karena, saat engkau
marah, ruhku berada dalam hatimu dan mataku berada dalam matamu.
·
Kedua, ingatlah aku ketika engkau menghadapi peperangan. Aku datangi
anak Adam. Aku ingatkan dia tentang anaknya, istrinya, dan keluarganya sehingga
ia meninggalkan medan perang.
·
Ketiga, hindarilah berduaan dengan seorang perempuan (lawan jenis) yang
bukan muhrim-mu. Ketahuilah, pada saat itu aku akan menjadi utusanmu
untuknya, dan menjadi utusannya untukmu”.
Dalam
riwayat lainnya, Di jaman Nabi Allah Rasul pertama-Nya Nuh as. Saat terjadi banjir besar, Allah SWT
memerintahkan Nabi Nuh untuk menaiki kapal . Selain orang-orang yang beriman, beliau
pun menaikkan berbagai jenis hewan yang berpasang-pasangan.
Tiba-tiba
Nuh melihat seorang lelaki tua yang tidak dikenalnya di dalam kapal. “Untuk apa
kamu masuk ke kapal ini?
Orang
tua itu menjawab “Aku berada di sini untuk mempengaruhi sahabat-sahabatmu
supaya hati mereka bersamaku, sementara tubuh mereka bersamamu”. Ternyata,
orang tua itu adalah iblis yang menyamar.
Nabi
Nuh pun berkata, “Keluarlah kamu dari sini wahai musuh Allah! Kamu terkutuk!
Iblis kemudian berkata, “Wahai Nuh, ada lima hal yang dengan kelimanya aku akan membinasakan manusia. Akan aku beritahukan yang tiga dan aku sembunyikan yang dua.
Saat itu Allah SWT mewahyukan kepada Nuh agar meminta yang dua dari yang tiga. “Apa yang dua itu hai Iblis? Dua hal yang membinasakan manusia adalah keinginan yang sangat (kerakusan) dan kedengkian. Karena kedengkian inilah, aku dilaknat serta dikutuk Allah. Karena keinginan yang sangat itu pula, Adam dan Hawwa tergoda untuk menuruti segala keinginannya” (HR Abu Dawud).
Iblis kemudian berkata, “Wahai Nuh, ada lima hal yang dengan kelimanya aku akan membinasakan manusia. Akan aku beritahukan yang tiga dan aku sembunyikan yang dua.
Saat itu Allah SWT mewahyukan kepada Nuh agar meminta yang dua dari yang tiga. “Apa yang dua itu hai Iblis? Dua hal yang membinasakan manusia adalah keinginan yang sangat (kerakusan) dan kedengkian. Karena kedengkian inilah, aku dilaknat serta dikutuk Allah. Karena keinginan yang sangat itu pula, Adam dan Hawwa tergoda untuk menuruti segala keinginannya” (HR Abu Dawud).
‘Setan
itu memunculkan cetusan pikiran buruk dan mendustakan kebenaran. sedangkan
malaikat mencetuskan pikiran baik dan
membenarkan kebenaran. Bersyukurlah kepada Allah apabila engkau memiliki
cetusan pikiran kebaikan. Jika selain itu, berlindunglah kepada Allah dari
godaan setan’ (Abdullah bin Mas’ud )
Allahu a’lam
Sumber kutipan
: syaamilquran.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar