Masalah selalu hadir di
keseharian kita entah ringan/berat. Masalah ibarat penjara yg
digembok rapat . Tapi ingatlah bhw gembok selalu diciptakan bersama kuncinya. Tentu
ada harapan (peluang) menuju kebebasan. Fokuslah
pd harapan itu. Jangan terlalu perhatikan masalah itu dan jangan
terlena tenggelam di dlm nya. Kesabaran bukanlah pasif tapi tekun dlm proses keyakinan
kita utk menghadapinya.
Saudaraku, sebenarnya kita jauh
lebih banyak belajar pd saat banyak menemui masalah (kegagalan) daripada saat
mengalami kemudahan (sukses). Masalah itu akan memaksa kita belajar ttg alternatif
jalan yg harus dilalui. Bersyukur dan nikmatilah hidup anda, jika bergerak
terlalu cepat anda akan banyak kehilangan pemandangan indah. Masalah akan memaksa
kita belajar menemukan sudut pandang baru (yg berbeda) utk tiap kejadian yg dialami.
Dan kerumitan dlm masalah adl sarana
tepat untuk mendapatkan hal itu. Bahkan saat masalah itu benar - benar mencekam, akan selalu membuka peluang kita untuk bisa belajar sesuatu darinya.
Dalam kegelisahan akan masalah menyengat seakan kita terdampar diwilayah asing . Wilayah yang belum pernah kita jalani atau wilayah yang sebenarnya kita ingin hindari sebelumnya. Dan bagi yang mau belajar , maka justru di wilayah asing ini kita melakukan pembelajaran,sehingga ia menjadi paham akan wilayah asing ini.
Apabila anda ingin menuju ke suatu tujuan di lokasi A, anda akan melalui jalan B dan anda tidak mengambil jalan selain B , sehingga anda mengenal benarliku-liku jalan B.
Namun bila suatu ketika anda tersesat karena melalui jalan C, D, atau E, dan kemudian anda ternyata juga menemukan jalan menuju A. Otomatis pengalaman anda akan semakin banyak. Dimana sekarang anda telah belajar banyak tentang 4 jalan sekaligus menuju A. Pengetahuan anda menjadi 4 kali lebih banyak. Bukankah , anda bisa menemukan jalan C,D dan E bermula karena kegagalan karena tersesat jalan?
Yang pertama - tama bisa kita
pelajari adalah apa yang kita sebut sebagai
kebenaran mutlak bhw hidup ini
tidak ada yg mudah. Hidup adalah perjalanan yang penuh masalah yang harus
dihadapi .
Sebelum mendapatkan
pekerjaan adalah masalah bagi kita, beratnya
perjuangan mencari pekerjaan adalah masalah yang harus kita hadapi , dan ketika
perkerjaan sudah didapatkan , ternyata didalam pekerjaan itu sendiri sudah
menanti berbagai masalah yang harus dipecahkan. Begitu seterusnya. Kita sering
terpaksan harus melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak kita ingini.
Saudaraku, janganlah merasa takut mendengar sesuatu yang berbau kesulitan
. Ketakutan yg tidak proporsional bisa menghalangi kita untuk mendapatkan kebaikan , juga kerap menjadi biang keladi
munculnya keburukan-keburukan baru justru tidak kita inginkan .
Manusia adalah hamba Allah yang didesign untuk mampu berjuang menghadapi kesulitan. Banyak hal yang harus kita pahami dari kesulitan, memahami posisi kesulitan dalam rasa iman, insya Allah akan meringankan kita dalam menghadapi kesulitan itu.
Allah , sebenarnya juga
telah menyediakan fasilitas pengajar –pengajar (guru-guru) yang paling handal
buat kita . Guru - guru inilah yang mengajri kita pelajaran bahwa dalam hidup
ada banyak hal yang tidak sanggup kita
ubah, walaupun begitu kita tetap harus menghadapinya. Kita dipaksa untuk
belajar menerimanya. Siapakah sang guru tersebut , ialah
masalah-masalah yang melatih kekuatan mental kita.
Ketika kita belajar untuk menerimanya, hasilnya akan
sungguh luar biasa. Kedamaian,
ketenangan, dan kebahagiaan. Ada banyak cara yang kita pelajari untuk
menghadapi masalah. Bahkan dalam kondisi
, suatu ketika ada yang memang tidak dapat kita ubah dari kondisi itu. Bahkan ketika kita berhenti berupaya mengubah
mereka ketika ada sesuatu yang tidak
bisa anda ubah, apa yang anda lakukan? Tidak melakukan apa pun.
Bagaimana pemahaman umum dalam menghadapi kesulitan itu?
Sebagaimana Firman Allah, yang
artinya ,” Dan, barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri.” (Qs. Luqman : 12)
Imam Al-Qurthubi dalam Al-Jami’ Ahkamul Qur’an, 8/106, berkata bahwa Barangsiapa yang menyerahkan urusannya kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi apa yang dia inginkan.
Imam Al-Qurthubi dalam Al-Jami’ Ahkamul Qur’an, 8/106, berkata bahwa Barangsiapa yang menyerahkan urusannya kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi apa yang dia inginkan.
Menyerahkan segala urusan
kepada Allah bukan diartikan sebagai sikap pasif, namun justru kita aktif
menghadapi kesulitan itu.
Ada empat sikap yang bisa kita bangun dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan :
• kita harus menyadari bahwa siapapun orangnya, di manapun dan dalam keadaan bagaimanapun, selama kita hidup pasti akan bertemu dengan berbagai macam kesulitan. Sebagian ada yang berhasil dan ada yang gagal melewatinya. Proses perjuangan untuk menaklukkkan kesulitan-kesulitan inilah yang kemudian disebut dengan hidup. Membenci kesulitan sama saja dengan membenci kehidupan itu sendiri.
• perlu disadari bahwa kesulitan adalah milik semua hamba. Setiap hamba pasti akan menemui kesulitan dalam kehidupannya, semua orang akan mendapatkan jatah/ agenda kesulitannya sendiri-sendiri. Kesulitan adalah sunnatullah, hukum yang telah Allah tetapkan. Sebagaimana Firman Allah , yang artinya “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. al-Baqarah ; 155).
• memahami bahwa kadar kesulitan yang menimpa setara dengan kesanggupan untuk memikul kesulitan itu. Allah tidak akan pernah berbuat dzalim. Sebagaimana Allah berfirman , “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya “. (Qs. al-Baqarah 286). Sungguh besar kasih sayang Allah kepada manusia. Allah telah berkenan memberi kesulitan yang banyak mengandung hikmah dan kebaikan, selain bahwa semua kesulitan iitu tidak pernah melampaui batas kekuatan manusia.
• yakinlah bahwa dalam setiap kesulitan tentu ada karunia kemudahan. Sebagaimana Allah berfirman ,” Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan; sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Qs. al-Insyirah 5 – 6)
• kita harus menyadari bahwa siapapun orangnya, di manapun dan dalam keadaan bagaimanapun, selama kita hidup pasti akan bertemu dengan berbagai macam kesulitan. Sebagian ada yang berhasil dan ada yang gagal melewatinya. Proses perjuangan untuk menaklukkkan kesulitan-kesulitan inilah yang kemudian disebut dengan hidup. Membenci kesulitan sama saja dengan membenci kehidupan itu sendiri.
• perlu disadari bahwa kesulitan adalah milik semua hamba. Setiap hamba pasti akan menemui kesulitan dalam kehidupannya, semua orang akan mendapatkan jatah/ agenda kesulitannya sendiri-sendiri. Kesulitan adalah sunnatullah, hukum yang telah Allah tetapkan. Sebagaimana Firman Allah , yang artinya “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. al-Baqarah ; 155).
• memahami bahwa kadar kesulitan yang menimpa setara dengan kesanggupan untuk memikul kesulitan itu. Allah tidak akan pernah berbuat dzalim. Sebagaimana Allah berfirman , “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya “. (Qs. al-Baqarah 286). Sungguh besar kasih sayang Allah kepada manusia. Allah telah berkenan memberi kesulitan yang banyak mengandung hikmah dan kebaikan, selain bahwa semua kesulitan iitu tidak pernah melampaui batas kekuatan manusia.
• yakinlah bahwa dalam setiap kesulitan tentu ada karunia kemudahan. Sebagaimana Allah berfirman ,” Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan; sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Qs. al-Insyirah 5 – 6)
Adanya kesulitan akan mengajarkan kepada kita untuk lebih
mengenal siapa diri kita. Ia akan memberikan gambaran yang jelas tentang siapa
diri kita sebenarnya. Karena ia adalah cermin yang mampu memberikan gambaran
utuh tentang kepribadian dan karakter kita. Kesulitan tidak akan dapat
disingkirkan dalam perjalanan manusia.
Sebagaimana Firman Allah, yang artinya , “ Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan; sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah : 5 - 6)
Liku-liku kehidupan ini memang tidak bisa kita perkirakan atau diprediksi dengan hitungan matematis. Musibah sering datang silih berganti. Kegelisahan menjadi begian dari kehidupan yang tidak bisa ditanggalkan.
Liku-liku kehidupan ini memang tidak bisa kita perkirakan atau diprediksi dengan hitungan matematis. Musibah sering datang silih berganti. Kegelisahan menjadi begian dari kehidupan yang tidak bisa ditanggalkan.
Kesulitan, selalu hadir di
hadapan kita , walaupun tentu kita tidak pernah menginginkan, atau bahkan benci
dengannya. Kesulitan bagai tembok yang hadir menghimpit dan membatasi ruang
kita untuk berkembang dan bergerak menuju keinginan kita.
Saudaraku, mengapa kita
harus bersyukur dengan sesuatu yang kita benci ?
Ingatlah bahwa Syukur adalah
tempat persinggahan paling tinggi dan lebih tinggi dari ridha. Ridha adalah
salah satu tahapan dari syukur.
Ini bisa dilakukan oleh hamba yang teguh dalam menghadapi berbagai
keadaan, dan tetap ridha dalam keadaan bagaimanapun. Orang bersyukur semacam
inilah yang pertama kali dipanggil masuk surga. Karena dia menghadapi sesuatu
yang dibenci dengan syukur. Sementara kebanyakan kita, masih menghadapi musibah
dengan amarah, ada juga yang menghadapi dengan sabar dan ada yang menghadapinya
dengan ridha. Sedangkan syukur merupakan tingkatan yang palin tinggi.
Saudaraku, Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang bersyukur adalah
mereka yang dapat mengambil manfaat dan pelajaran dari ayat-ayat-Nya. Syukur
dalam kesulitan akan menghantarkan orang-orang kepada Dzat yang disyukurinya.
Firman Allah, yang artinya ,” Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur, “ (Qs. Luqman : 31).
Firman Allah, yang artinya ,” Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur, “ (Qs. Luqman : 31).
Kesulitan menjadi sarana seorang hamba untuk dekat kepada Tuhannya.
Allah menamakan Diri-Nya dengan Asy-Syakir dan Asy-Syakur , dan juga menamakan orang-orang yang bersyukur dengan dua nama itu. Dengan begitu Allah mensifati mereka dengan sifat-Nya dan memberikan nama kepada mereka dengan nama-Nya dan karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang yang besyukur.
Ini adalah bukti penggambaran kecintaan Allah dan karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang yang bersyukur.
Saudaraku, janganlah membenci kesulitan, karena melalui kehadirannya kita menjadi dekat kepada Pencipta kita, melaluinya kita menjadi manusia yang bersyukur.
Allah menamakan Diri-Nya dengan Asy-Syakir dan Asy-Syakur , dan juga menamakan orang-orang yang bersyukur dengan dua nama itu. Dengan begitu Allah mensifati mereka dengan sifat-Nya dan memberikan nama kepada mereka dengan nama-Nya dan karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang yang besyukur.
Ini adalah bukti penggambaran kecintaan Allah dan karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang yang bersyukur.
Saudaraku, janganlah membenci kesulitan, karena melalui kehadirannya kita menjadi dekat kepada Pencipta kita, melaluinya kita menjadi manusia yang bersyukur.
Masalah berawal dari sebuah keinginan yang tidak sesuai dengan
kenyataan. Banyak orang frustasi karena tidak mampu menghadapi masalah
hidupnya. Terkadang orang mengira dirinya adalah orang yang paling menderita
dengan masalah yang dihadapinya, padahal masih banyak orang lain yang banyak
dan berat masalahnya.
Permasalahan yang menimpa
adalah guru yang terbaik, barang siapa
yang tidak mendapatkan apa-apa dari sebuah masalah yang menghadangnya , maka ia
kehilangan guru terbaiknya. Ia memberi ujian lebih dulu baru memberi pelajran. Masalah
menyediakan sebuah media pembelajaran
hidup yang selalu akan mendidik kita dengan kesabaran, kebahagiaan dan
pemahaman makna.
Masalah akan tetap menjadi
masalah. Artinya tidak ada yang salah dengan adanya masalah tersebut tapi yang
menjadi masalah adalah cara kita menghadapinya. Seringkali kita tidak punya kekuatan
untuk mengubahnya .
Contohnya kita terjebak
dalam perjalanan macet, itu adalah masalah. Jika kita marah dengan orang atau
kendaraan yang ada di depan kita atau memaki-maki polisi,membunyikan klakson
keras-keras maka sama saja menambah masalah. Namun jika kita mampu bersabar dan
mengalihkan perhatian kemacetan dengan mendengarkan berita di radio, membaca
buku, berdzikir maka akan lebih banyak bermanfaat karena hati dan pikiran
terjaga dari prasangka buruk.
Hadapilah masalah dengan
bersyukur dan ubahlah menjadi kekuatan
untuk kesuksesan anda. Tanpa masalah, maka kita sebenarnya tidak berkembang
bahkan akan menjadi semakin layu. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu
terimalah sebagai hadiah.
Hadiah terbesar yang dapat
diberikan oleh induk elang pada anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan
pagi. Bukan pula, dekapan hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika ia
melempar anak-anak itu dari tempat yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang
itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah
aku. Beberapa ketika kemudian, bukan musibah yg mereka terima, namun kesejatian diri
sebagai elang, yaitu terbang.
Bila anda tidak berani
mengatasi masalah, maka masalah itu akan terus
menghantui kita. Ia akan semakin menjadi besar seiring dengan
membesarnya ketakutan kita.
Banyak contoh , seseorang menjadi dikenal karena kegigihannya dalam menhadapi masalah. Donald Trumph dalam Think Like A Champion , menceritakan bahwa Einstein , berkata, “Bukan karena saya begitu
Pintar, tapi karena saya menggeluti masalah lebih lama-”, (17)
Bersyukurlah
kepada Allah, bila anda mendapat masalah, karena masalah yang anda hadapi saat
ini akan membuat anda hidup. Masalah yang anda hadapi saat ini membuktikan
bahwa Tuhan masih mempercayakan kepada kita untuk tetap hidup.
Ibn
Abi Ad-Dunia dalam Ar Ridha, menceritakan bhw Sa’id bin Musayyab dalam Ar-Ridha
berkata, bahwa ‘ Luqman berkata kepada anaknya ‘ “Wahai anakku ! Tidak stu
perkara pun yang diturunkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepadamu ; baik itu yang
kau senangi maupun yang kau benci,kecuali akan terdetak dalam hatimu bahwa
perkara itu baik bagimu “
Saudaraku terimalah kehidupan ini apa adanya. Kegelisahan, kesedihan akan muncul ketika kita marah terhadap masalah yang menimpa. Norman Phill dalam ” You can If You Think You can , berkata bhw , ”apabila Tuhan ingin menghadiahkan sesuatu yang berharga, bagaimanakah ia memberikannya kepada anda? Apakah ia menyampaikan dalam bentuk suatu kiriman yang indah dalam nampan perak?. Tidak. Sebaliknya Tuhan membungkusnya dalam suatu masalah yang pelik. Lalu melihat dari jauh apakah anda sanggup membuka bungkusan yang ruwet itu dan menemukan isinya yang sangat berharga. Bagaikan sebutir mutiara yang mahal harganya yang tersembunyi dalam kerasnya kulit kerang .
Saudaraku terimalah kehidupan ini apa adanya. Kegelisahan, kesedihan akan muncul ketika kita marah terhadap masalah yang menimpa. Norman Phill dalam ” You can If You Think You can , berkata bhw , ”apabila Tuhan ingin menghadiahkan sesuatu yang berharga, bagaimanakah ia memberikannya kepada anda? Apakah ia menyampaikan dalam bentuk suatu kiriman yang indah dalam nampan perak?. Tidak. Sebaliknya Tuhan membungkusnya dalam suatu masalah yang pelik. Lalu melihat dari jauh apakah anda sanggup membuka bungkusan yang ruwet itu dan menemukan isinya yang sangat berharga. Bagaikan sebutir mutiara yang mahal harganya yang tersembunyi dalam kerasnya kulit kerang .
Semua kesulitan sesungguhnya
merupakan peluang bagi jiwa kita untuk tumbuh. Yakinlah bahwa anda punya
kesanggupan untuk menghadapi masalah yg menghadang, kadar kesulitan yg menimpa setara dengan
kesanggupan untuk memikul kesulitan itu. Allah tidak akan pernah berbuat
dzalim.
Sebagaimana Allah berfirman , “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya “. (Qs. al-Baqarah 286).
Sungguh besar kasih sayang Allah kepada manusia. Allah telah berkenan memberi kesulitan yang banyak mengandung hikmah dan kebaikan, selain bahwa semua kesulitan iitu tidak pernah melampaui batas kekuatan manusia.
Yakinlah bahwa dalam setiap kesulitan tentu ada karunia kemudahan. Allah berfirman ,” Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan; sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Qs. al-Insyirah 5 – 6)
Allahu a’lam
Sumber : Yusran
Pora, (gagal itu indah), Abdullah bin ali Al-Juaitsin (hikmah sakit) ,Hendra
Setiawan (Cara Nabi menghadapi kesulitan) , Ajahn Bhram (Si
Cacing dan Kotoran kesangannya, Putut Sutarwan Mahasiswa
MSI UII, nugrohonusantoro.com dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar