Manfaat yang dirasakan termasuk meningkatnya kemampuan mencegah dan mengatasi gangguan mental (seperti depressi, hasrat bunuh diri dan kecemasan), penyakit medis dan operasi (contoh ; serangan jantung, cancer), dan ketergantugan, penghilangan rasa sakit dan ketidakberdayaan; dan kemampuan bertahan hidup . Ditemukan pula tindakan spiritual (contoh : do’a , dan psikoterapi berbasis agama) meningkatkan kemampuan untuk bangkit dalam penyembuhan.( Dale Matthews:, 2000) .
Studi yang dilakukan Allama Iqbal Medical College, Lahore, tentang Efek ‘Shalat Tahajjud dalam mengatasi depressi. Pada studi ini grup eksperimen melakukan membaca Quran, dan berdzikir, sedangkan group lainna diminta melakukan tugas-tugas rumah.
Hamilton Depression Rating Scale digunakan untuk mengukur hasilnya . Menakjubkan 25 dari 32 pasien pada kelompok eksperimen memperlihatkan penyembuhan dari keadaan depressi. Di kelompok control menunjukkan tidak ada perubahan (Najati .Loewenthal: 2000).
Keteraturan melakukan shalat berakibat kepada kestabilan emosi (Ade Irma, 2003) Studi lain yang dilakukan oleh Asep Haerul Gani (1993) dan Emo Kastama (1994) di Pondok Pesantren Suryalaya menunjukkan bahwa ritual wudhu, mandi tawbat, shalat wajib, shalat sunat, shalat tahajjud, dzikir Jahar , dzikir khofiy dan do’a mempunyai efek penyembuhan.
Gina Adisthie Pramono (2003) menemukan intensitas dzikir berhubungan dengan kematangan emosi . Muhammad Iqbal (2003) menemukan pula bahwa aktifitas Dzikrul Maut memberi pengaruh terhadap berkembagnya sikap positif, mempunyai optimisme dalam hidup, dan memiliki tanggung jawab social.
Efek terapeutik dari ibadah tersebut dapat ditelusuri antara lain dengan mencoba mem-bandingkan proses yang dialami seseorang yang sedang menjalankan ibadah dengan seorang klien yang menjalani hypnotherapy. Seorang yang menjalankan ibadah , ia akan masuk ke dalam keadaan single focus, berfokus tunggal pada sang pencipta, semakin ia masuk ke keadaan ini, maka perlahan-lahan ia mulai merasakan ketenangan, nafas semakin melambat dan ritmis, pikiran semakin focus, gelombang otak perlahan turun dari Betha ke Alpha bahkan ke Teta.
Keadaan seperti ini dalam hypnotherapy adalah termasuk keadaan hypnotic atau trance yang merupakan prakondisi untuk pembelajaran unconscious. Makalah ini akan mengurai-kan Hypnosis, Hypnotherapy, Ibadah dalam Islam dan Contoh Penanganan Kasus menggunakan Hypnotherapy dengan memanfaatkan Ibadah dan konsep dalam Islam .
Mereka yang tidak percaya akan doa pada umumnya menganggap bahwa penelitian-penelitian yang dilakukan untuk menunjukkan bukti kemanjuran doa itu metodologinya payah, rancangan dan pengamatannya jelek, sehingga hasilnya berupa khayalan belaka. Tetapi, ternyata tidak demikian.
Hingga tahun 1993, para peneliti telah melakukan studi terkontrol sebanyak 131 kali (Healing Research), bahkan ada yang telah menggunakan rancangan tertinggi, Double Blind Randomized Control Trial. Lima puluh enam kajian ini memperlihatkan hasil-hasil yang signifikan secara statistik pada P <>
Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater (Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Doktor di bidang NAZA) : "Selain terapi medis, sholat, berdoa dan berdzikir dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus HIV/AIDS". Dr. Handrawan Nadesul, dalam artikel berjudul Memahami Otak (diterbitkan oleh Penerbit Kompas), menulis : Hidup kita sudah begini susah, maka jangan lagi ditambah susah. Pilihan untuk lebih banyak melakukan perenungan sungguh bijaksana. Kini agaknya kita perlu lebih banyak melakukan kegiatan spiritualitas. Kita perlu meningkatkan intelegensia spiritualitas (Spiritual Quotient, SQ, Danah Zohar & Ian Marshal), antara lain lewat pencarian ke dalam diri dengan perjuangan ke luar. Orang-orang yang banyak melakukan doa, meditasi, bersembahyang, berzikir, tahajud, akan mampu menjinakkan sistem saraf otonom tubuhnya. Tabiat saraf otonom kita, lantaran kehidupan serba modern sekarang ini, rata-rata kian liar dan binal. Secara sadar kita sendiri tak mampu mengendalikannya. Aktivitas saraf otonom, yang bikin kita garang dan pemberang selama ini, ada di luar pengaruh alam sadar kemauan kita. Satu cara menjinakkannya, katanya, dengan lebih banyak melakukan kegiatan spiritual. Orang yang tinggi spiritualitasnya tinggi pula gelombang alfa di otaknya. Ini yang membuat hidup menjadi lebih tenang, sekali pun badai kecemasan, ketakutan, dan kepanikan terus menerjang tanpa perlu minum obat atau minta bantuan dukun. Dengan demikian risiko kena stroke, jantung koroner, sakit jiwa, dan kanker menjadi lebih kecil. Kebanyakan stres dan berperasaan negatif yang mengguyur orang modern sekarang ini mencetuskan banyak sekali penyakit.
Gerak spiritualitas akan meredamnya. Carrel Aulia (1980 : 19,20) mengemukakan bahwa apabila doa itu dibiasakan dan bersungguh-sungguh, maka pengaruhnya menjadi sangat jelas. Ia merupakan semacam perubahan kejiwaan dan kebadanan. Ketentraman ditimbulkan oleh doa itu merupakan pertolongan yang besar pada pengobatan. Mengenai tidak dikabulkannya doa, selanjutnya Carrel mengemukakan Doa itu sering tidak berhasil, karena kebanyakan yang memanjatkan doa itu masuk golongan orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri, pembohong, penyombong, bermuka dua, tidak beriman dan mengasihi. Saudaraku, Islam penuh dengan doa, seperti doa hendak dan bangun tidur, doa sebelum dan sesudah makan, doa keluar-masuk toilet, doa naik kendaraan, doa keluar-masuk Masjid, dan lain-lain.
Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah menulis dalam bukunya yang berjudul Metode Pengobatan Nabi SAW. : Kiat lain terhadap musibah adalah dengan menyadari bahwa yang memberi musibah kepadanya itu adalah Allah yang Maha Bijaksana, Rabb dari segala Makhluk yang Bijak, Ar-Rahman (Maha Penyayang), Rabb dari segala Makhluk yang penuh rahmat. Dan juga menyadari bahwa Allah mengirimkan musibah itu kepadanya bukan untuk membinasakannya, bukan untuk menyiksanya dan juga bukan untuk menyakitinya.
Tetapi Allah memberikan cobaan itu untuk menguji kesabaran, keridhaan dan keimanannya. Agar Allah mendengar doa dan penyerahan dirinya kepada-NYA, agar ia bersimpuh di depan pintu-NYA; dengan mengharapkan rahmat-NYA, memasrahkan kehancuran hatinya di hadapan-NYA, dan menyampaikan keluh kesah kepada-NYA. Kalau Allah tidak mengobati para hamba-NYA melalui cobaan dan bala, niscaya mereka akan melampaui batas, berbuat semena-mena dan tidak mengenal aturan.
Sumber : DOA DAN DZIKIR SEBAGAI PELENGKAP TERAPI MEDIS, Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari , Hidup Sehat dengan dzikir & doa SyaikhMuhammad Bayumi * Rahasia kekuatan Doa karya Asep Rohidin ,Meraih kesembuhan dengan Doa karya IbrahimMuhamad Hasan al-Jamal * dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar