Dalam istilah psikologi , kita mengenal istilah be yourself (jadilah dirimu sendiri), karena inilah jati diri sesungguhnya. Seorang pakar menyatakan bahwa anda akan gagal bila mencoba-coba untuk meniru / menjadi orang lain, namun anda akan menjadi anda yang terbaik sebagai diri anda sendiri. Andalah satu-satunya orang yang dapat optimul menggunakan kemampuan anda. Namun perlu diketahui juga, bahwa pendekatan psikologi be yorself adalah masih peringkat ketiga dari upaya untuk menemukan dan menjadi diri sendiri. Peringkat yang tertinggi adalah tingkat teologi yakni Give yourself, yang diartikan sebagai penyerahan diri secara total kepada Sang Pencipta. Bahawa hanya Dia-lah yang mampu melakukan atas segala sesuatu atas hamba-Nya.
Give your self masih lebih tinggi dari falsaafah Know yourself (kenalilah dirimu sendiri : Socrates).
Penyerahan diri secara total kepada-Nya, akan menumbuhkan sifat bersyukur. Bersyukur kepada-Nya adalah salah satu akhlaq yang sangat tinggi nilainya dalam. Demikian tinggi nilainya sehingga tidaklah salah kalau kita mengatakan bahwa syukur itu mempunyai keagungan dan kedahsyatan yang mengagumkan.
Allah menjelaskan keagungan syukur, sebagaimana firman-Nya , ”Mengapa Allah akan menyiksamu. Jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Syukur lagi Maha Mengetahui”. (Surat An-Nisa’; 04 : 147).
Salim Bahreisy dan Abdullah Bahreisy dalam Tarjamah Al-Quran Al-Hakim , frase Maa yaf ’alullaahu bi ’adzaabikum, diterjemahkan dengan ”Untuk apa Allah akan menyiksamu”. Dalam kitab The Holy Quran, karangan Yusuf Ali, frase tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Inggeris “What can God gain by your punishment…”
Dalam kitab Tafsir Jalalain frase tersebut diberi tambahan keterangan “Pertanyaan ini berarti “tidak”, jadi maksudnya Allah tidaklah akan menyiksamu”.
Disini kita temukan bahwa SYUKUR itu digandengkan Allah dengan IMAN. Artinya antara syukur dan iman itu saling melengkapi. Bersyukur dalam keadaan beriman, dan beriman dalam keadaan bersyukur. Bersyukur saja tidak cukup kalau belum beriman, dan beriman saja belumlah sempurna kalau tidak bersyukur. Dan bagi hambaNya yang beriman dan bersyukur, Allah tidak akan menyiksa mereka.
Sebagaimana firman-Nya ," Dan barang siapa yang ebrsyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia besyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak bersyukur , maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji ," (Qs. Luqman : 12).
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ," Dan Kami akan memberi balasan kepada orang orang yang bersyukur (Qs. Ali Imran : 145)
Dengan penyerahan diri secara total kepada-Nya, dengan bersyukur , maka sesungguhnya ia sendirilah yang mendapatkan keuntung yang tak terhingga.
Disamping itu seorang hamba yang makin mengenal Penciptanya, maka dengan kesadaran tinggi ia akan berupaya untuk mengenal dirinya sendiri dengan segala kekurangannya. Pemahaman tinggi pada tingkat pertama, akan membuat seseorang semakin mampu menyelami perasaan orang lain, dan semakin termotivasi untuk berbuat kebaikan kepada orang lain.
Dengana mengenal diri sendiri akan membuat seseorang mampu melakukan inventarisasi atas kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya. Pada tingkatan ini akan muncul kesadaran bagaimana menjadi diri sendiri dan bukan menjadi orang lain. Dan tumbuhlah keyakinan bahwa apapun keadaan kita , kana mampu melakukan sesuatu tanpa harus merasa rendah diri maupun putus asa.
Menjadi diri sendiri sekaligus menanamkan konsep bahwa setiap manusia dicipta untuk tujuan yang spesifik dari Allah dan tidak ada satupun ciptaan-Nya (termasuk manusia) dicipta dengan sia-sia.
Yakinlah bahwa diri anda adalah unik dan diciptakan Allah dalam bentuk sebaik-baiknya. Allah Maha Mengetahui apapun yang kita kerjakan. Jangan sia-siakan potensi itu, mari kita terus berbuat kebaikan dan berserah diri kepada-Nya
Give yourself
Allahu a'lam
Sumber : Setengah Isi setengah Penuh, Parlindungan Marpaung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar