Seringkali kita mengeluh, bahwa penghasilan (gaji) bulanan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ada yang menyatakan, bahwa gaji bulanannya tidak tersisa lagi untuk ditabung, apalagi sisa untuk ditabung. Banyak diantara kita mengaku gaji atau penghasilan yang pas-pasan , meskipun masih perlu diperdebatkan lagi berapa batasan gaji atau penghasilan pas-pasan itu ? Apakah penghasilan 1 juta sebulan, atau 5 juta sebulan atau 10 juta sebulan ? yang dianggap pas-pasan.
Dari penelitian AC Nielsen di beberapa di negara Asia Tenggara menyatakan bahwa umumnya pekerja Indonesia bergaji lebih rendah dibanding negara-negara tetangga, namun anehnya tingkat konsumsinya justru lebih tinggi.
Apakah gaji atau penghasilan Rp 5 juta masih dianggap kurang? Atau gaji diatas Rp 10 juta baru dianggap mencukupi? Atau penghasilan atau gaji Rp 1 juta sebulan tidak memberi jaminan seseorang bisa hidup berkecukupan?
Kesimpulan dari penelitian AC Nielsen, menyatakan bahwa walau penghasilan para pekerja di Indonesia umumnya lebih rendah, namun tingkat konsumsinya justru lebih tinggi dibanding negara-negara sekawasan. Jadi ada kecenderungan bahwa orang Indonesia jika mempunyai uang, mereka cenderung segera membelanjakan uang itu. Mereka tidak mempermasalahkan apakah esok hari masih mempunyai uang atau itu. Itu nanti dipikir belakangan.Disamping itu , umumnya pekerja di Indonesia tidak mempunyai perencanaan keuangan untuk sekian tahun kedepan. Itu dipikir nanti , alasannya.
Walaupun demikian, bukan berarti kita yang berpenghasilan pas-pasan ini tidak mempunyai kesempatan untuk mengelola keuangan dengan cermat.
Saudaraku, yakinlah, berapapun penghasilan kita, dengan pengelolaan yang cermat, kita masih memiliki kesempatan untuk konsumsi dan sekaligus berinvestasi.
Menurut konsultan perencana keuangan dari Safir Senduk & rekan Ahmad Ghazali, menyatakan bahwa tidak menjadi masalah berapapun besaran gaji anda yang diterima setiap bulan, yang penting bagi anda adalah pemahaman mengenai penting atau tidaknya sebuah investasi.
Memang ada dua pilihan kalimat ;
a. Karena gaji saya pas-pasan maka saya tidak bisa berinvestasi, atau
b. Justru karena gaji saya pas-pasan maka saya perlu berinvestasi karena masa depan saya tidak bisa mengandalkan gaji saja.
Trik terbaik untuk menyikapi gaji pas-pasan adalah untuk membiasakan pola terbalik dalam menyisihkan uang untuk tabungan. Maksudnya jika selam ini kita terbiasa menunggu ada uang sisa belanja di tiap akhir bulan baru ditabung. Maka kini saatnya untuk mendahuukan uang tabungan saat menerima gaji bulanan , sebelum dibelanjakan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok. Jadi menabung adalah pengeluaran prioritas setelah menerima gaji bulanan.
Menabung diawal dan bukan menunggu sisa, dimana dengan cara ini insyaAllah anda akan selalu punya uang untuk ditabung. Hal ini lebih mudah daripada anda harus menahan godaan untuk berbelanja kebutuhan baru sisanya ditabung.
Menurut perencana keuangan Prime Planner (m Ichsan), banyak diantara kita memperlakukan gaji bulanan dengan memprioritaskan pengeluaran untuk belanja, menabung itu urusan belakangan.
Kini saatnya untuk memprioritaskan tabungan sebelum memanfaatkan sisanya secara bijak untu belanja kebutuhan.
Pada tahap awal, sisakan 10% dari gaji yang anda terima untuk dimasukkan dalam rekening tersendiri sebagai bentuk tabungan. Jika anda merasa tabungan itu kurang untuk mencapai target yang anda inginkan, naikkan % tabungan tiap bulan.
Sebagai hamba beriman, perlu diprioritaskan secara bersamaan dengan hal diatas, yaitu sisihkan 2,5% sd 10% dari gaji untuk zakat (dan sedekah) yang disimpan dalam pos tersendiri.
Untuk tabungan investasi tersebut, sebaiknya disimpan di bank kesayangan anda, yang tidak mudah diakses. Atau cara lain dimana anda perlu perjuangan tersendiri untuk menguangkannya.
Dokumentasikan pengeluara-pengeluaran anda dalam buku khusus, cara ini efektif untuk mengetahui apakah pengeluaran anda setiap bulan efektif atau tidak. Catatan ini menjadai bahan evaluasi bulan berikutnya. Misalnya , bila terjdai defisit anggaran, anda bisa dengan mudah menemukan biang keladinya.
Langkah selanjutnya adalah membatasi kebutuhan, batasi keinginan anda dan cerdas memanfaatkan rupiah yang anda miliki.
Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah pos utama yaitu untuk zakat dan sedekah, yakinlah semakin banyak anda bersedekah, semakin berkah keuangan anda.
Allahu a’lam
Sumber : Th D Wulandari , Bisnis Indinesia, 2010
1 komentar:
semoga aku bisa.. allahu akbar
Posting Komentar