Rasa tenang, damai dan bahagia itu bermuara dari kondisi hati. Disaat didalam hati seorang hamba tumbuh sifat ridha dan mensyukuri segala karunia dan ketetapan-Nya. Ditambah lagi dengan sifat qanaah (merasa cukup) dengan segala pemberian Allah,maka hidup ini terasa indah dan beban terasa ringan.
Seorang hamba yang pasrah dan berserah diri kepada-Nya , sungguh ia memiliki kunci kekuatan hidup untuk melawan ketakutan dan keresahan yang selalu menghantui.
Sebagaimana firman-Nya ;
قد أفلح من زكها ؛ وقد خاب من دسها
“ Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu . Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (Qs. Asy Syamz\s : 9-10).
Seorang alim menyatakan, jikalau ada yang kau takutkan maka pasrahkanlah kepada Rabb-mu. Sehingga kau akan terjaga dari ketakutan itu. Mari kita bersihkan diri kita sehingga kita akan lebih mudah untuk menjadi hamba yang bersyukur. Pasrahkanlah kepada Allah, niscaya pertolongan Allah pasti datang.
Sebagaimana firman-Nya
إن الله يحب ﭐلتو بين ويحبﭐلمتطهر ين
“…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri ,” (Qs. Al-Baqarah :222).
Hati yang dibersihkan Allah adalah hati yang dimenagkan Allah. Memang tidak mudah menggapai karunia ini, hati yang dibersihkan Allah. Untuk mencapai meraih karunia itu (kebersihan hati) , harus dimulai dari niat yang tertanam kuat dalam hati, niat yang dibarengai dengan tekad disertai kesungguhan dan konsisten.
Saudaraku hati yang bersih akan lebih mudah meraih hidayah dan rahmat Allah SWT, menjadikan pikiran jernih, kehidupan menjadi tenang, dan ucapanyapun tidak menyakiti sesamanya, dan doanyapun menjadi lebih mustajab.
Hati yang bersih akan diikuti dengan amal yang istiqomah. Hati yang bersih adalah wadah untuk menumbuhkan akhalk mulia lainnya, seperti : ikhlas, tawakal, sabar , syukur dan seterusnya.
Hati yang bersih akan menumbuhkan sikap ikhlas dan sikap ikhlas akan menumbuhkan kebersihan hati. Jadi keduanya saling berkaitan, dan saling memperkuat. Sulit untuk dikatakan mana yang lebih dahulu yang harus dilakukan.
Semoga kita diberi hidayah Allah, sebagai hamba yang bertobat, dan tekad untuk tidak mengulangi kesalahan. Semoga kita diberi hidayah Allah untuk bias menjadi hamba yang selalu beristighfar dan dimudahkan untuk beramal shalih. Itu semua sebagai modal untuk menggapai kebersihan hati.
Allahu a’lam.
Sumber: Syeikh Muhammad Salih Al-Munajjid dalam سلسة أعما القلو ب
Tidak ada komentar:
Posting Komentar