Sungguh Maha Suci Allah Yang Maha Agung, yang melimpahkan karunia dan anugerah yang tak terhingga. Dia Menjadikan permohonan hamba (atas kebutuhan-kebutuhannya) sebagai suatu bentuk ibadah kepada-Nya. Allah juga memerintahkan untuk berdoa, dan mencela kepasa siapa saja yangmeninggalkan doa dengan celaan yang keras dan menggolongkannya sebagai hamba yang sombong.
Allah SWT memerintahkan kita untuk berdoa, dan Dia berjanji untuk meng-kabulkannya , sebagaimana firman Allah yang artinya ,” Berdoalah kepada-Ku, niscaya Ku-kabulkan”, (Qs Al-Mukmin : 60).
Firman Allah SWT yang artinya ,” Sesungguhnya orang-orang yang sombong (enggan) beribadah kepada-Ku akan masuk ke neraka dalam keadaan terhina “. (Qs. Al-Mukmin : 60).
Dari riwayat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda ,”Barang siapa tidak memohon kepada Allah, ia akan dimurkai”. (Hadits hasan diriwayatkan oleh At Tirmidzi (ad-da’awat IX/313), Ibn Majah (ad-Du’a II/1258), al-Hakim (Ad-Du’a I/491), dia nyatakan sebagai hadits shahih, dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Dalam Al-Jami’ as-shaghir III/12 As-Suyuthi memberi kode hasan untuk hadits ini).
Selanjutnya ada beberapa adab berdoa, semoga kita diberikan berkah dari Allah untuk bisa mengamalkannya.
- Hendaknya kita memilih waktu yang mulia , seperti ; hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum’at dan waktu sahur (penghujung malam).
- Atau juga dalam situasi yang baik , seperti : Ketika turun hujan, saat pasukan berangkat ke medan jihad fi sabilillah, disaat sujud, dan diantara adzan dan iqamah. Sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda yang artinya ,” Saat seorang hamba paling dekat dengan Rabb-nya adalah ketika ia bersujud. Oleh karenanya, perbanyaklah doa (disaat sujud)”. (Hr Muslim as-Shalah IV/ 200).
- Mantap dan yakin bahwa doanya akan dikabulkan. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, yang artinya , “ Janganlah seorang dari kalian mengatakan, Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki ! Ya Allah kasihanilah aku jika Engkau menghendaki ! Tetapi , hendaklah bersungguh-sungguh dalam meminta, sebab tidak ada yang bisa memaksa-Nya “. ( Hr Bukhari at-Tauhid XIII/448, ad-Da’awaat XI/139 dan Muslim Adz-Dzikr wad Du’aa XVII/7 dari Abu Hurairah).
- Hendaknya dalam keadaan suci, menghadap kiblat dan mengulang doanya tiga kali ( sesuai hadits riwayat Muslim, al-Jihad XII/152 dari Abu Mas’ud).
- Memulai dengan pujian kepada Allah SWT , baik dengan nama-nama-Nya ataupun sifat-sifat-Nya, juga atas karunia-Nya yang banyak. Selanjutnya bershalawat untuk Rasulullah SWT. Sesudah itu barulah menyebutkan permintaanya. Kemudian menutupnya dengan membaca Shalawat dan kembali memuji-Nya.
- Mengisi perutnya dengan makanan yang halal saja, tidak berdoa untuk suatu dosa atau pemutusan hubungan silaturahmi.
- Tidak menuntut segera dikabulkan. Tidak pula mengatakan,”Aku sudah berdoa, tetapi mengapa belum juga dikabulkan ?”. Rasulullah bersabda yang artinya, “ Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selagi tidak mengucapkan ,”aku telah berdoa, tetapi mengapa belum dikabulkan?”. (Hr Bukhari Ad-Da’awat XI/140 dan Muslim adz-dzikr wad – Du’a’ XVII/51). (Hr Bukhari Ad-Da’awat XI/140 dan Muslim Adz-Dzikr wad-du’a XVII/51). Ibnu Bathal dalam menjelaskan hadits diatas, “artinya orang itu telah bosan berdoa, sehingga meninggalkannya. Ia seperti orang yang mengungkit-ungkit doanya. Atau seakan-akan ia telah berdoa dan ia pula yang menentukan perihal pengkabulannya. Ia menjadi pengatur bagi Rabb Yang Maha Mulia, dimana mengabulkan doa tidak membuat-Nya lemah, demikian pula kalau Dia memberi tidak mengurangi kekayaan-Nya”.
Hadits-hadits diatas mengajarkan kepada kita tentang adab berdoa. Yaitu senantiasa kita terus-menerus dalam berdoa, serta tidak gampang berputus asa. Yang demikian ini menunjukkan ketundukan, kepatuhan dan menampakkan rasa membutuhkan.
Sumber : Taskiyatun Nafs, Ibn Rajab Al-Hambali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar