Dari riwayat Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda yang artinya ,” Barang siapa yang meminta-minta kepada sesama manusia dengan tujuan untuk memperbanyak kekayaannya, maka sesungguhnya ia meminta bara api. Terserah padanya apakah ia mengumpulkan sedikit saja atau akan memperbanyaknya “ (Hr Muslim 2/zakat/760, Ibn Majah 2/1737, ahmad dalam masnadnya 2/231 dan Al Baihaqy dalam sunannya 4,196).
Kita juga jumpai orang berada dipinggir jalan tengadahkan tangan ke setiap orang melintas. Perbuatan meminta-minta adalah tercela didalam pandangan Islam. Mereka tinggalkan usaha tangan sendiri. Padahal Allah SWT telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Firman Allah yamh artinya , “ Tidak ada satu binatang melatapun dibumi ini melainkan Allah-lah mengatur rizkinya,” (Qs. Hud : 6).
Rasulullah bersabda yang artinya ,” Seandainya kamu sekalian benar-benar tawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan memberi rizki bagi kalian sebagaiama Dia memberi rizki kepada burung. Dimana burung itu pada waktu pagi dengan perut kosong (lapar), dan pada waktu sore hari ia kembali dengan perut kenyang “. (Hr At Tirmidzi (4/2344), Ibn Majah (2/ 4164), Al Hakim dalam Al-Mustadrak (4/318) dan dia , berkata, “ hadits ini hasan shahih dan disepakati oleh Adz-Dzahaby ).
Yakinlah saudaraku, bahwasanya setiap makhluk telah dijamin rizkinya oleh Allah SWT, dan seorang hamba dituntut berusaha untuk mendapatkannya.
Sungguh indah , Rasulullah SAW memberikan perumpamaan dengan seekor burung yang keluar dari sarangnya untuk mencari rizki. Burung itu tidak tinggal didalam sarangnya dan menunggu rizki datang sendiri kepadanya. Begitu juga manusia .
Firman Allah yang artinya, “ Apabila shalat telah selelsai ditunaikan maka bertebaranlah kamu sekalian dimuka bumi ini dan carilah karunia Allah ,” (Qs . Al-Jum’ah : 10).
Rasulullah sangat menganjurkan agar seorang hamba muslim makan dari hasil usaha sendiri dan menjaga kehormatan diri dengan tidak meminta dan mengharapkan pemberian dari orang lain.
Rasulullah bersabda yang artinya, “ Sungguh salah seorang diantara kalian pergi mencari kayu bakar dan dipikulkan ikatan kayu itu di punggungnya, maka itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada seseorang baik orang itu memberi ataupun tidak memberinya ,” (Hr Bukhari 4/2073/alfath, Muslim 2/zakat/721, an-Nasay 5/2573, dari Abu Hurairah).
Dari riwayat sahabat Al-Miqdam bin Ma’dikarib ra, bahwa Rasulullah bersabda yang artinya, “ Tidak ada seseorang, makan makanan yang lebih baik daripada makan dari hasil usahanya sendiri dan sesungguhnya nabi allah Daud AS makan dari hasil usahanya sendiri (Hr Bukhari 4/2072/al-Fath, Ahmad dalam musnadnya 4/131,132,).
Bahkan dari riwayat Ibn ‘Umar, Rasulullah bersabda yang artinya , “ Seseorang diantara kalian akan selalu meminta-minta sehingga ia nanti bertemu dengan Allah sedangkan mukanya tiada berdaging sama sekali “, (Hr Bukhari 3/1474/Al-Fath dan Muslim 2/Zakat/720 dan Ahmad 2/15).
Hadits riwayat Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda yang artinya ,” Barang siapa yang meminta-minta kepada sesama manusia dengan tujuan untuk memperbanyak kekayaannya, maka sesungguhnya ia meminta bara api. Terserah padanya apakah ia mengumpulkan sedikit saja atau akan memperbanyaknya “ (Hr Muslim 2/zakat/760, Ibn Majah 2/1737, ahmad dalam masnadnya 2/231 dan Al Baihaqy dalam sunannya 4,196).
Sungguh , kelaparan dan sedikit ibadah lebih baik daripada seorang hamba memakan dari hasil meminta-minta dari orang lain seraya melakukan banyak ibadah.
Sabagaimana riwayat Imam Muslim dari sahabat Qabishah bin Mukhariq al-Hilali , bahwa dia berkata ,” Saya memiliki tanggungan (hutang, diat dan sebagainya) lalu saya mendatangi Rasulullah SAW untuk meminta sesuatu kepada beliau .
Rasulullah bersabda , : Tinggallah ! sampai datang kepada kami sedekah , nanti akan kami perintahkan agar dibagikan kepadamu “.
Kemudian Rasulullah bersabda, “ Hai Qabishah , sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal kecuali bagi salah satu dari tiga orang.
Pertama, orang yang sedang menanggung beban (denda, hutang dan sebagainya) maka ia boleh meminta sampai ia melepaskan tanggungan (beban ) itu.
Kedua, Seseorang yang tertimpa kecelakaan/ musibah yang menghabiskan hartanya, maka ia boleh meminta-minta sehingga ia bisa memperoleh kehidupan yang layak.
Ketiga, seseorang yang sangat miskin, sehingga disaksikan oleh tiga orang cerdik pandai dari dari kaumnya bahwa “si fulan benar-benar miskin” , maka ia boleh meminta-minta sehingga ia bisa memperoleh kehidupan yang layak.
Hai Qabishah, meminta-minta yang selain karena tiga sebab ini maka itu adalah usaha yang haram, dan orang yang memakannya berarti makan barang haram ,”. (Hr Bukhari 3/1479/al-Fath, dan Muslim 2/zakat/719.”.
Firman Allah yang artinya ,” Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan , kelaparan jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita kepada orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan inna lillahi wa inna illaihi rajiun mereka itulah yang mendapat keberkahan sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk “. (Qs. Al Baqarah 155-157).
Saudaraku, marilah kita berusaha dengan kemampuan yang ada dengan cara yang halal dan menghiasi diri dengan sifat qona’ah. Qona’ah atau merasa cukup dengan apa yang ada pada diri kita.
Dari abu Hurairah , bahwa Rasulullah pernah bersabda yang artinya ,” Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak hartanya, tetapi yang dinamakan kaya sebenarnya adalah kekayaan jiwa “. (Hr Bukhari 11/6446/Al-Fath , dan Muslim 2/zakat/726).
Allahu a’lam
Sumber kutipan : Buletin Jum’at Al Atsariyyah , http ://Almkassari.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar