Sebuah sekolah dasar disuatu pedesaan. Diantara guru-gurunya, ada seorang guru yg menyendiri, ia enggan shalat juga mengerjakan perintah agama. Syaikh Sa’id bin Musfir (dlm Idza’atu Qur’an), berkisah, “ Saat saya mengunjungi sekolah itu, saya dapati saat istirahat para pengajar berkumpul disatu ruangan, pd saat yg sama ada seorang pengajar duduk diruangan lain sendirian”. Mk saya tanyakan hal itu kpd mereka, dan dijawab ,”Ia itu orang yg meninggalkan shalat, kami tak mau berteman dgnya”. Selanjutnya saya (Syaikh Sa’id) mendekati orang yg dimaksud, tapi ia malah menjauhiku. Hal itu saya ulangi lagi saat istirahat kedua, alhamdulillah ia sedikit bersahabat. Lalu saya mencoba bercakap-cakap dg baik dengannya. Lalu saya katakan pdnya “ Saya mendatangi tempat ini sendirian, tidak mempunyai sanak saudara disini. Mknya saya ingin mohon ijin tinggal berdekatan rumah denganmu, karena saya lihat kamu juga sendirian disini”. Lalu ia menjawab, “ Saya bukanlah orang yg baik”.
Saya
katakan padanya,” Saya tinggal disini untuk beberapa waktu. Makanya saya ingin
tinggal berdekatan denganmu. Selanjutnya saya akan pindah dari tempatmu, jika
saya sudah mendapatkan tempat yang sesuai”.
Ia
pun mengangguk tanda setuju.
Maka
, mulailah saya tinggal di rumahnya (flatnya). Saya membantu mencucikan
pakaiannya, memasak dan membersihkan rumahnya. Pada saat itu saya belum
memperingatkannya tantang bagaimana ia meremehkan shalatnya.
Pada
suatu hari saya berkata kepadanya,” saya ingin pindah karena saya sudah
mendapatkan rumah yang akan saya sewa”.
Tetapi
ia melarangku pergi, mungkin karena ia merasa terbantu dengan kehadiran saya.
Pada
suatu ketika, setelah makan siang, kami berdua duduk-duduk minum teh. Adzan
Ashar berkumandang, saya segera meletakkan gelas dan berdiri. Saat ia melihat
saya berbuat demikian, ia berkata kepada saya ,” Tidakkah engkau merasa letih
atau bosan pergi ke masjid setiap hari
lima kali berulang-ulang?”.
Saya
menjawab ,” Sama sekali tidak , bahkan saya menemukan kenikmatan dan ketenangan
didalamnya, apakah engkau mau mencoba?”
Ia
mengangguk pelan. Maka sayapun mengajaknya pergi ke masjid , saya belum
menyuruhnya berwudhu terlebih dahulu.
Ketika kami sampai di masjid saya mengajaknya berwudhu, lalu kami shalat tahiyyatul
masjid dua rekaat, dan saya berada di belakang orang itu.
Kemudian
saya mengangkat kedua tangan saya dan berdoa memohon kepada Allah,” Ya Allah ,
saya telah melakukan segala sesuatu bersamanya hingga saya bisa mengantarkannya
masuk kedalam rumah-Mu, maka berilah ia petunjuk, ya Allah”.
Setelah
selesai shalat berjamaah , saya bertanya kepadanya ,” Bagaimana suasana hatimu
sekarang?”.
Ia
menjawab,” saya menemukan sebuah ketenangan yang belum pernah saya dapati
sebelumnya”.
Saya
segera menyahut ,” Kalau begitu , nanti shalat Maghrib, saya harap kamu mau
mandi dan berwudhu lalu pergi ke masjid bersama-sama.
Ia
pun menyetujuinya. Kemudian Allah memberinya petunjuk hingga ia berpegang teguh
pada seluruh urusan agama. Kami pun akhirnya menjadi sahabat karib. Sayapun
berkata kepada guru yang lain,” Kalian telah melakukan pergaulan atau
persahabatan yang buruk, lihatlah bagaimana Allah memberinya hidayah dengan
akhlak dan kelemah-lembutan”.
Orang
itupun kemudian mendapat tugas di luar Saudi juga sebagai guru. Ia pun
berangkat ke tugas barunya. Banyak orang disana yang masuk Islam lewat
tangannya. Segala puji Bagi Allah, Rabb semesta alam. Allahu Akbar
Saudaraku ,
sungguh menolong agama Allah ada banyak jalan, termasuk didalamnya berdakwah .
Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihim bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ
فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Artinya : barang siapa menunjukkan suatu kebaikan maka ia mendapat pahala sebesar pahala orang yang mengerjakannya. (Hr. Muslim)
Dari
Jarir Ibnu Abdullah ra, Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ
سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ
بِهَا وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ
Artinya : Barang siapa membuat sunnah (kebiasaan) yang baik dalam ajaran Islam maka baginya pahala (sebesar) pahala orang yang melakukan kebaikan tersebut sepeninggalnya, tanpa ada yang dikurangi dari pahala mereka (yang mengerjakannya) sedikitpun. (Hr. Muslim).
Rosulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
َ مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا فَلَهُ أَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهِ لَا يَنْقُصُ مِنْ
أَجْرِ الْعَامِل
artinya
: Barang siapa yang mengajarkan ilmu maka baginya pahala (sebesar pahala) orang
yang mengerjakan amalan (dari ilmu tersebut) tanpa mengurangi pahala orang yang
mengerjakannya. (Hr. Ibnu Majah dan di hasankan oleh Albani)
Sungguh
penduduk langit dan bumi pun mendoakan para pengajar kebaikan.
Rosulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Rosulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ان الله وملا ئكته واهل
السموات والارضين حتى النملة فى جحر ها وحتى الحوت
ليصلون على معلم الناس خيرا(رواه الترهذى)
ليصلون على معلم الناس خيرا(رواه الترهذى)
Artinya : Sesungguhnya Allah, para malaikat dan semua penduduk langit dan bumi hingga semut yang ada di dalam lobangnya serta ikan-ikan selalu mendoakan guru-guru yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. (Hr. At Tirmidzi dan dianggap shohih oleh Albani)
Allahu
a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar