Janganlah berputus asa dan tenggelam dalam kesedihan, karena hal itu akan mendatangakan rasa rendah diri. Hapuslah segala kesedihan dengan ridha terhadap takdir dan dengan shalat malam . Selanjutnya masih ada subunh yang segera datang. Akhir kesedihan adalah awal kebahagiaan. Janganlah berputus asa, satu kesulitan akan dikalahkan oleh dua kemudahan. Yakinlah bahwa “Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan tetapi Allah memberikan apa yang selalu kita butuhkan.”
Sebagaimana Firman-Nya, yang artinya , “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu, tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyenangi sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah maha mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 216)
Kita tentu mempunyai begitu banyak keinginan yang ingin raih , tetapi kita tidak tahu itu baik untuk kita atau tidak. Bahkan kita pernah bahkan benci kepada Allah karena keinginan tidak pernah terpenuhi, sdangkan orang lain (yang menurut pandangan atau prasangka kita , tidak lebih baik iman dan takwa kepada-Nya daripada kita ) ternyata lebih banyak mendapatkan kemudahan demi kemudahan dari Allah.
Saudaraku kita harus sadari kalau semua keinginan kita pasti tidak semua Allah kabulkan. Kenapa? Agar kita selalu berada dalam batasan dan tidak lupa kepada Allah.
Di zaman Rasulullah ada suami istri yang miskin. Waktu itu suami ini berjamaah shalat dzuhur dengan Rasulullah, ketika selesai shalat suami ini pun langsung pergi tanpa berdoa kepada Allah.
Ini membuat Rasulullah keheranan, Rasulullah pun menghampirinya suami ini dan bertanya, “Wahai saudaraku mengapa engkau terburu-buru sampai engkau pun tak sempat berdoa?”
Suami ini pun menjawab: “Aku terburu-buru karena istriku menunggu kain yang kugunakan untuk shalat, karena kami hanya punya sehelai kain ini ya Rasulullah. Jika kau mau memberikan aku sedikit harta maka aku akan selalu berdoa setelah shalat”.
Rasulullah pun merasa iba, keesokan harinya beliau menghampiri rumah suami istri tersebut dan menghadiahkan sepasang kambing. Selang beberapa bulan suami ini tidak pernah terburu-buru ketika selesai shalat berjamaah dengan Rasulullah.
Tetapi setelah 1 tahun suami ini tidak pernah terlihat lagi untuk shalat berjamaah dengan Rasulullah, sehingga Rasulullah pun berniat silaturahim ke rumah suami ini.
Ketika sampai di rumahnya Rasulullah bertemu dengannya dan bertanya kepada suami ini, “Mengapa engkau tidak pernah terlihat shalat berjamaah dengan ku lagi?
Suami ini pun menjawab “Maaf Rasulullah kambing yang engkau berikan kepada ku kini telah berkembang banyak dan aku tidak bisa shalat berjamaah bersamamu, karena aku repot mengurusi kambing ini semua”
Seketika itu pun Rasulullah kecewa, dan mengambil semua kambingnya yang pernah ia berikan kepada suami tersebut.
Saudaraku, yakinlah anda tidak sendiri, setiap manusia pasti mempunyai beban masalah. Orang yang membenci masalah adalah sama saja dengan membenci kehidupan. Sebaliknya , kita harus berusaha untuk dapat bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Allah berikan kepada kita.
Mengapa kita tidak pernah merasa puas, karena kita selalu melihat orang yang lebih dari kita bukan melihat yang kurang dari kita. Sangat banyak kenikmatan yang Allah berikan kepada kita yang belum semua orang nikmati dan nikmat ini melebihi kenikmatan dunia. Yaitu kenikmatan iman kepada Allah SWT dan hidayah yang Allah berikan kepada kita serta kesehatan untuk tetap bisa beribadah dengan maksimal kepadanya.
Sebagaimana firman Allah , yang artinya “ Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rizkikan kepada mereka, mereka nafkahkan “. (Qs 28 : 54).
Dari riwayat Bukhari, bahwa Saad Abi Waqqas berkata ,” aku pernah bertanya , “ Wahai Rasulullah ! Siapakah orang yang paling berat cobaannya ?”
Rasulullah menjawab,” Para Nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yang sesudah mereka secara berturut-turut tingkat keshalihannya. Seseorang akan diberi ujuan sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, akan ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikitpun”.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,“Tidak mengapa kekayaan bagi orang-orang bertaqwa kepada Allah, tetapi kesehatan bagi orang yang bertaqwa adalah lebih baik daripada kekayaan dan jiwa yang baik termasuk nikmat yang paling besar” (HR. Bukhari)
Sebagaimana Rasulullah bersabda , yang artinya “Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada orang- orang yang ia cintai dan orang-orang yang tidak ia cintai, tetapi Allah tidak memberikan nikmat agama kecuali kepada orang yang ia cintai, barang siapa yang di berikan agama oleh Allah maka sesungguhnya Allah telah mencintainya” (HR. Ahmad)
Semoga , kita mendapat karunia dan kenikmatan dari Allah sehingga dapat bersyukur karena Allah mencintai kita wahai ikhwah fillah, bersyukur dengan tetap istiqamah di jalan-Nya. Dan Allah lah yang paling tahu tentang kebutuhan kita, kebutuhan untuk menjadikan kita lebih baik . Dan kebijaksanaan Allah tersebut hanya dapat dipahami oleh para jiwa- jiwa yang ikhlas, hati- hati yang lembut, dan para hamba yang mau belajar dan mempelajari hikmah kehidupan.
Wallahu a’lam bishshawab
sumber : Hendra setiawan, agar selalu ditolong Allah , http://www.dakwatuna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar