Firman Allah, yang artinya, “ Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang 2 (dua) buah hati dalam rongganya ,” (Al-Ahzab : 4).
Hadits riwayat Tirmidzi-ad-Darimi, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Siapa yang ingin mencari kebahagiaan di akhirat, maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, Allah akan mengumpulkan kekuatannya dan dunia akan mendatanginya, padahal dia tidak menginginkannya, dan siapa yang ingin mendapatkan kemegahan dunia, maka Allah akan menjadikan kefakiran selalu berada di pelupuk matanya, urusannya menjadi berantakan dan dunia yang menjadi tujuannya tidak akan dia dapatkan, kecuali sesuai dengan suratan yang sudah ditakdirkan baginya, “ (Hr Tirmidzi dan ad-Darimi).
Saudaraku , ketika tujuan yang hendak kita capai bercabang atau tidak hanya satu, maka ini akan mengantarkan kita menjadi hamba yang menuju kesengsaraan. Seorang hmba manusia hanya mempunyai satu hati, yang tidak mungkin akan mencapai dua tujuan akhir. Manusia tidak bisa mewujudkan dua tujuan dan membagi dua amalannya. Manusia hanya punya satu hati, yang seharusnya hanya tunduk menghadap Allah yang esa.
Saudaraku, bila masih ada tujuan yang diinginkan seorang hamba selain dalam rangka mencari ridha Allah, maka akan semakin sengsara amal dan dirinya sendiri. Jiwa kita diciptakan untuk beribadah dan berharap kepad Allah. Namun bila seorang hamba beribadah dan berharap kepada selain Allah, sesungguhnya dia telah menzalimi diri sendiri, sebagaimana firman Allah , yang artinya ,” Sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang sangat besar ,” (Qs. Luqman : 13).
Sungguh merugilah hamba yang berharap kepada selain Allah, sebagaimana firman Allah, yang artinya ,” Sungguh, merugilah orang yang mengotori jiwanya ,” (Qs. Asy-Syams :10).
Bila seorang hamba berusaha menetukan arah perjalanannya menjauhi dari aturan Allah, sebenarnya hamba itu sedang berjalan makin mendekati kehinaan, karena cita-cita dan tujuan akhir yang hendak ia capai sebenarnya sudah bercabang. Dalam tujuan yang bercabang ia akan dibimbangkan kemana ia akan pergi dan jalan mana yang harus ditempuh serta bagaimana menyelusuri jalan itu.
Seorang hamba yang beriman, berusaha terus untuk hanya mempunyai satu arah tujuan. Yaitu selalu berupaya menelusuri jalan menuju ridha Allah dan berjalan sesuai dengan petunjuk-Nya.
Sebagaimana firman Allah, yang artinya ,” …… lalu barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku (Allah), niscaya ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya adalah kehidupan yang sempit dan Kami akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta ,” (Qs. Thaha : 123-124).
Saudaraku, yakinlah apabila segala perbuatan kita usahakan untuk selalu berpedoman dalam rangka untuk mencari ridha Allah. Niscaya kebahagiaan pasti datang menghampiri cepat atau lambat. Dan dunia akan datang menghampiri , walaupun kadangkala kita tidak terlalu menginginkannya.
Allahu a’lam
Sumber :Al-Ikhlas , Dr Umar Slaiman Abdullah al-Asyqar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar