Saudaraku, saat manakah yang paling membahagiakan seorang hamba selain merasakan kedekatan dengan Rabb-nya?
Allah mendekat kepada hamba-Nya selagi hamba itu berupaya mendekatkan dirinya kepada-Nya dan kedekatan Allah dengan hamba-Nya tergantung sejauh mana kedekatan hamba tersebut dengan-Nya. Dan hanya berkat karunia dan rahmat-Nya sajalah, Allah lebih mendekat kepada hamba-Nya, daripada kedekatan hamba kepada-Nya.
Hadits diatas memberikan motivasi kepada kita akan sarana paling efektif dalam mendekatkan diri kepada Allah. Sarana itu adalah sujud dengan khusyu’ didalam shalat kita. Di saat itu seorang hamba berdoa kepada Allah ,saat ia berada dalam situasi paling dekat , di puncak merendahkan diri, ketundukan dan kepasrahan serta kelemahan seorang hamba di hadapan Rabb-nya.
Lalu apa saja doa-doa yang sebaiknya kita panjatkan .Diantara tempat-tempat didalam shalat yang disunnah untuk berdoa adalah ketika ia sedang bersujud, diantara doa-doa ma’tsurah yang biasa dibaca tatkala sujud, misalnya :
سُبْحَانَك اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِك ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
(Muttafaq Alaihi)
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
(HR. Muslim)
اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
(HR. Muslim)
سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
(HR. Muslim)
سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى ;
dibaca tiga kali (HR. Ibnu Majah)
Kita diperbolehkan ketika tengah sujud didalam shalat-shalat kita yang wajib maupun sunnah untuk mengucapkan doa-doanya baik untuk urusan akherat maupun dunia. Diperbolehkan pula baginya berdoa dengan doa-doa yang matsur yang berasal dari Rasulullah saw maupun yang tidak ma’tsur
Sebagaimana sabda Rasulullah saw,yang artinya ”Kemudian hendaklah dia memilih suatu doa yang diinginkannya.” (Muttafaq Alaihi) dan sabdanya saw,”Kemudian hendaklah dia memilih suatu permintaan yang dikehendaki dan diinginkannya.” (HR. Muslim)
Selanjutnya bagaimana dengan doa-doa yang berasal dari ayat-ayat Al Qur’an ?
Memang terdapat larangan dari Rasulullah saw untuk membaca Al Qur’an pada saat ruku’dan sujud sebagaimana sabdanya,”… Ketahuilah, sesungguhnya aku dilarang untuk membaca Al Qur’an disaat ruku’ atau sujud. Adapun ruku maka agungkanlah Allah azza wa jalla didalamnya sedangkan sujud maka berupayalah untuk berdoa maka tentu kalian akan dikabulkan.” (HR. Muslim)
Hadits itu memberikan petunjuk kepada kita bahwa ruku’ adalah tempat tasbih dan mengagungkan Allah swt meskipun disini juga tidak dilarang bagi seseorang untuk berdoa sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim bahwa Nabi saw membaca pada saat ruku’
(Maha Suci Engkau Wahai Allah dan segala puji bagi-Mu. Wahai Allah ampunilah aku).
Selain itu hadits tersebut juga memberikan petunjuk kepada kita bahwa sujud adalah tempat untuk tasbih dan berdoa, sebagaimana penjelasan sebelumnya.
Tentang pelarangan membaca Al Qur’an saat ruku’ dan sujud ini, Imam Nawawi didalam “Syarh” nya mengatakan bahwa jika seseorang membaca selain surat Al Fatihah sewaktu ruku’ atau sujud maka itu adalah makruh dan tidaklah membatalkan shalat.
Sedangkan jika dia membaca al fathihah maka terdapat dua pendapat :
- a. pertama mengatakan bahwa ia sama dengan membaca selain Al Fatehah sehingga makruh dan tidak membatalkan shalatnya,
- b. sedangkan pendapat kedua mengatakan bahwa itu adalah haram dan membatalkan shalatnya, hal itu apabila disengaja sedangkan jika dia membacanya karena lupa maka hal itu makruh. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz IV hal 262)
Memang tampak secara lahiriyah adanya pertentangan antara dua perintah Rasulullah saw diatas, yaitu antara perintah memperbanyak doa (termasuk dari ayat-ayat Al Qur’an) pada saat sujud dengan larangannya saw dari membaca Al Qur’an pada saat ruku’ dan sujud.
Untuk itu para ulama Hanafi berpendapat bahwa seseorang yang melaksanakan shalat dan hendak melakukan doa disaat sujudnya dengan doa-doa yang berasal dari ayat-ayat al Qur’an maka janganlah dirinya meniatkannya untuk membaca al Qur’an dikarenakan
larangan yang ada didalam hadits diatas.
Saudaraku, doa merupakan cerminan akhlak kita. Doa kita hadirkan dalam sujud kita , karena hati ini merindukan pertolongan-Nya , kasih sayang-Nya dan ampunan-Nya.
Kita merintih , memohon dan merendahkan diri pada saat kita berada dalam situasi yang paling dekat dengan Allah. Sungguh hal luar biasa membahagiakan. Karena Allah sangat dekat, maka seorang hamba beriman meyakini bahwa Allah akan mengabulkan doa-doanya.
Sebagaimana firman Allah, yang artinya ,” Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku “, (Qs. Al-Baqarah : 186).
Bahkan Allah sangat malu jika doa hamba-Nya tidak dikabulkan-Nya , sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah Mahahidup dan Mahamulia, Dia malu membiarkan orang berdoa sambil mengangkat kedua tangan dan menutup keduanya dengan tanpa hasil ,” (Hr. Tirmidzi).
Saudaraku, akankah kita masih menyia-nyiakan kesempatan emas ini ? Berapa kali sehari kita sujud dan berdoa disaat sujud ?
Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita untuk selalu berdoa dalam sujud.
Wallahu A’lam
Sumber : Ustadz Sigit Pranowo, Lc., eramuslim , Cara Nabi menghadapi kesulitan hidup, Hendra S
Tidak ada komentar:
Posting Komentar