Firman Allah, yg artinya ," Sesungguhnya , hanya orang-orang yg bersabarlah yg dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. (QS. Az-Zumar : 10). Saudaraku, dalam La Tahzan , Dr Al-Qarni berkata bahwa Allah akan datang menghampiri hamba yg dicintai-Nya dari arah yg telah ditentukan, yaitu dari arah datangnya sesuatu yg tidak disukai hamba itu. Dan membukakan jalan keluar ketika harapan telah pupus , ketika jalan telah buntu. Sabar itu sulit dan berat. Sabar dapat berarti sabar terhadap yg dicintai, sabar terhadap yg tidak disukai. Sabar diperlukan dlm melakukan sesuatu yg sangat panjang masanya atau ketika terjebak dlm putus asa. Ini adalah hakekat bahwa agar semua hamba tergerak tumbuh harapannya kepada-Nya. Agar hamba-Nya makin memurnikan niat utk bertawakal kepadanya, agar hamba itu tidak berharap kepada selain-Nya, dan tidak bosan menunggu jalan keluar dari-Nya. Seorang hamba beriman, tetap berprasangka baik kepada-Nya. Sebagaimana Sabda Rasulullah, yang artinya,” Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku, maka berprasangkalah ia kepada-Ku sesukanya.” (Al-Hadits). Abdulah bin Mas’ud berkata bahwa orang yg bersabar akan memperoleh yg terbaik.
Ishaq al-Abid dalam kitabnya menyatakan bahwa Allah mencoba seorang hamba-Nya dengan ujian yang sebenarnya hal itu justru melepaskan dirinya dari kehancuran. Sehingga cobaan itu menjadi nikmat terbesar bagi hamba itu. Jadi janganlah mengeluh ketika kita dicengkeram taring-taring ujian , karena memang jalan keluar kearah kebaikan memang sulit.
Anusyirwan dalam bukunya, menyatakan bahwa ujian didunia ini bisa dikategorikan menjadi dua hal. Pertama, yang bisa dicari jalan keluarnya, yakni goncangan jiwa. Dan kedua, yang tidak bisa dicari jalan keluarnya, dimana yang seperti ini akan sembuh justru dengan menyambutnya. Memang jalan keluar yang tidak memberikan jalan keluar adalah kesabaran. Karena barang siapa barang siapa mengikuti kesabaran , maka ia akan diikuti kemenangan.
Hamba yang bersabar dalam menghadapi ujian, menerima ketentuan Allah dan bersabar atas semua kesulitan, maka disitulah Allah menampakkan kebaikannya. Tujuannya, agar hamba itu bisa memahami kemaslahatan nan tersebuni di balik itu. Yakinlah ujian adalah latihan dari Allah , dan tentunya latihan tidak akan selamanya. Maka beruntunglah orang yangbersabar selama masa latihan itu dan bertahan selama masa ujian berlangsung, maka ia akan berhak mengenakan mahkota keberhasilan yang telah Allah janjikan kepada mereka yang mencintai dan taat kepada-Nya.
Maka marilah kita selalu berharap kebaikan dari Allah. Karena berharap (berprasangka baik) adalah modal utama untuk membangun kesabaran dan yang akan membantu seorang hamba untuk bersabar. Selalu berprasangka baik kepada Allah adalah jaminan untuk tidak gagal. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, bahwa jalan kelauar dari kelapangan itu ada dalam keyakinan dan keridhaan hati. Sedangkan keresahan dan kesedihan ada dalam keraguan dan ketidaksukaan.
Saudaraku, ujian adalah laksana program latihan dari Allah yang telah ditetapkan kepada hamba-Nya, dan dalam latihan itu Allah akan membukakan hati , pendengaran dan penglihatan.
Al-Hasan ibn Sahl, menyatakan bahwa dalam ujian ada penghapusan dosa, ada peringatan agar tidak lalai ada tawaran untuk mendapatkan pahala dengan cara bersabar, ada saat untu mengingat nikmat dan ada harapan untuk mendapatkan pahala. Yakinlah dalam pandangan Allah dan qadha’-Nya semuanya adalah baik.
Satu hal yang harus kita sadari bahwa keridhaan seoranghamba kepada Allah dalam segala hal akan membuat Rabb ridha kepadanya. Ketika seoranghamba ridha dengan rizki yang sedikit maka Allah akan ridha kepadanya dengan amal yang sedikit yang ia persembahkan. Ketika seorang hamba ridha terhadap semua keadaan yang melingkupina, dan tetap mempertahankan kualitas keridhaanya itu, maka Allah akan cepar meridhainya ketika ia meminta keridhaan-Nya.
Barang siapa memenuhi hatinya dengan keridhaan terhadap qadar, maka Allah akan memenuhi hatinya dengan kekayaan, rasa aman, serta qanaah. Selanjutnya Allah akan menjadikan hatinya penuh dengan cinta, inabah dan tawakal kepada-Nya.
Selanjutnya keridhaan itu akan membuahkan level keimanan yang tertinggi yaitu rasa syukur, yang merupakan hakikat dari keimanan itu sendiri. Dalam tahapan iman rasa syukur adalah puncaknya. Artinya seorang hamba yang bersyukur adalah hamba yang paling menikmati hidupnya.
Allahu a’lam
sumber : La Tahzan, Dr Aidh al-Qarni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar