Kesabaran adalah lilin ditengah kegelapan, obat mujarab untuk berbagai luka,dan hakikat mimpi-mimpi.Siapa yang bersabarmaka ia beruntung. Dengan bersabar seorang hamba akan mewujudkan impian-impiannya.
Allah berfirman , yang artinya ,” Dan Kami jadikandi antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi banyak petunjukdengan perintah Kami ketika mereka sabar”, (Qa. Al-Sadjah : 24).
Al Minawi berkata bahwa sabar adalah daya tahan terhadap musibah dan rasa sakit inderawi yang sedang berlangsung. Kesabaran adalah cobaan moral dan ujian mental agar kita mampu mencapai puncah kesuksesan.
Saudaraku setiap kita menginginkan untk dapat tegar dalam menjalani ketentuan Allah yang tidak sesuai dengan keinginan , ataupun ketika menghadapi orang yang berlaku zalim kepadanya. Dan ketegaran ini hanya dapat diperoleh melalui sikap sabar disertai dengan permohonan kepada melalui shalat. Zaman sekarang ini memang sarat dengan kesibukan dan tekanan bagi jiwa, kezaliman meraja lela. Kegelisahan dan ketidakstabilan situasi , akan memicuk ketidaksabaran dan ketidaktegaran. Ini sungguh hambatan besar seorang hamba untuk maju dalam kehidupan sosialnya sebagaimana yang diharapkan. Untuk menghadapi situasi dan kondisi yang sedemikian berat , kesabaran dan shalat adalah senjata yang harus tetap dipegang oleh hamba beriman.
Kezaliman sangat beragam coraknya, ada kezaliman dalam tindakan, kezaliman dalam bicara, kezaliman dalam perasaan (dengki , prasangka). Dan kezaliman-kezaliman ini akan memakan kebaikan yang telah dilakukan , seperti halnya api membakar sekam.
Banyak pertanyaan yang mengganjal dalam benak kita, bagaimana mungkin seseorang dapat bahagia dengan bersabar? Bukankah dengan membalas , melampiaskan emosi maka beban kita menjadi lebih ringan? Saudaraku, pelampiasan emosi hanya akan mendatangkan kepuasan sesaat , yang akhirnya akan selalu berujung pada penyesalan.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ,” Hai orang-orang yang beriman , jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,’ (Qs. Al-Baqarah : 153).
Benarlah, firman-Nya, “ Sesungguhnya tidak pernah mendapat kebahagiaan orang yang berlaku aniaya”, (Qs. Yusuf : 23)
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” Dan (bagi) orang-orang yang apabila diperlakukan dengan zalim mereka membela diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”, (Qs. Asy-syuura : 39,40).
Sungguh kemuliaan kesabaran ada di berbagai lapisan kehidupan, termasuk dalam kehidupan rumah tangga keluarga. Sebagaimana Rasulullah , bersabda, yang artinya ,” Barang siapa bersabar atas keburukan budi pekerti istrinya, Allah akan memberinya pahala seperti apa yang diberikan kepada (nabi) Ayyub. Dan barang siapa yang bersabar atas keburukan budi pekerti suaminya, Allah akan memberikan pahala seperti pahala Asiyah istri fir’aun”.
Lihatlah pesan Lukman Al-Hakim kepada puteranya, “ Wahai anakku, barang siapa mengatakan bahwa kejahatan bisa memadamkan kejahatan, suruhlah ia menyalakan dua api, kemudian suruhlah ia melihat apakah api yang satu dapat memadamkan api yang lain. Sesungguhnya , kebaikan itu akan memadamkan kejahatan seperti halnya air memadamkan api”.
Sayidina Ali bin Abi thalib ra berkata ,” Orang yang bersabar, pasti mendapat kemenangan , walaupn tertunda”.
Suatu ketika ada seorang prajurit yang baru datang dari medan perang bertemu dengan Ibrahim bin Adham di pintu gerbang kota. Dia bertanya dimana tempat perkampungan untuk beristirahat. Lalu Ibrahim menunjuk arah pemakaman.
Karena merasa dipermainkan , maka tanpa pikir panjang , dipukullah Ibrahim dengan kerasnya hingga berdarah. Lalu sesorang lain berkata, “ Mengapa engkau menamparnya, tidak tahukah engkau , dia adalah Tuan Gubernur Ibrahim bin Adham!”.
Bukan main terkejut prajurit itu, dan segera mohon maaf dengan ketakutan.
Namun gubernur menjawab,” Ketika engkau menamparku, aku memohon kepda Allah agar engkau mendapatkan surga”.
Prajurit bertanya dengan keheranan, “ Mengapa tuan berkata begitu kepadaku?”.
Gubernur menjawab, ,” Engkau memukulku, lalu aku mengampunimu. Hal itulah yang menyebabkan aku akan mendapat pahala besar yang akan mengantarkan aku masuk surga. Karena jasamu itulah, aku mohon kepada Allah agar engkau juga mendapatkan surga”.
Lalu Gubernur menambahkan, “ bukankah Rasulullah telah bersabda, yang artinya ,” Janganlah kamu (suka) marah , niscaya kamu akan mendapatkan surga,”.
Saudaraku, sabar adalah menahan diri (pada saat menerima musibah ataupun pada waktu mampu berbuat) untuk tidak bertindak mengikuti hawa nafsu yang bertentangan dengan peraturan Allah (Al-Qur’an) dan petunjuk Rasul-Nya.
Suatu riwayat oleh Al-Bazzar dan Ath-Thabrani dari Abdullah bin Mas’ud , bercerita suatu ketika bersama kami di masjid ada Rasulullah SAW sedang melakukan shalat.Utbah, Uqbah, abu Jahal dan Syaibah berkerumun di dekat Hajar Aswad.
Ketika Rasulullah melakukan shalat. Ketika beliau memanjangkan sujudnya.
Terdengar Abu Jahal berteriak,’ Siapakan diantara kalian yang ingin mendatangi domba-domba si fulan dan membawa kotoran kesini untuk kita tmpahkan kepada Muhammad!”
Uqbah langsung berdiri mengambil kotoran domba yang masih basah dan melemparkan ke pundah Rasulullah yang sedang bersujud.
Fatimah, putri Rasulullah, segera membersihkan kotoran itu dan rasulullah mengangkat kepala sebagaiman lazimnya orang yang baru bangun dari sujud.
Selesai shalat , beliau mengadu kepada Allah (tiga kali),” Ya Allah, kepada-Mu kuserahkan orang-orang Quraisy, kepada-Mu kuserahkan Utbah, Uqbah, Abu Jahal dan Syaibah”.
Dan dalam riwayat lain(riwayat Muslim dari Abu Hurairah), para sahabat mendesak Rasulullah,” Ya Rasulullah berdoalah kepada Allah , agar Allah menurunkan bencana kepada orang-orang (musyrik) itu !”.
Rasulullah pun menjawab, yang artinya,” Aku diutus Allah tidak untuk menjadi tukang kutuk, tetapi untuk menjadi rahmat”.
Saudaraku, semoga kita diberi kekuatan sabar dari Allah. Sehingga bisa bersabar semata-mata dengan niat karena taat menjalankan perintah Allah dan mengikuti Rasul-Nya. Kemudian berserah diri kepada Allah.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” Barang siapa diantara kamu yang patuh kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mengerjakan perbuatan baik, niscaya akan Kami berikan pahala dua kali lipat, dan untuk mereka Kami sediakan rizki yang banyak,” (Qs. Al-Ahzab : 31)
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” Barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku , niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) merreka bersedih hati”. (Qs. Al-Baqarah : 38).
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya dan baginya siksa yang menghinakan,” (Qs. An-Nisaa : 13-14).
Saudaraku , setiap kita memiliki tujuan dan ambisi. Ada yang tujuan dan cita-citanya hanyalah sebatas pandangannya saja, ada yang setinggi bintang di langit. Jalan terjal menuju puncak dan kesuksesan memerlukan kekuatan , tekad dan kehendak, kesulitan dan kepahitan memerlukan kesabaran. Dan kesabaran harus dipasangkan dengan shalat, karena sabar dan shalat adalah satu dalam dua sisi mata uang yang harus berjalan bersatu beriringan.
Allau a’lam
Sumber : Dr Musa Rasyid el Bahdal dlm Su’ud bila hudud, Ir Permadi Alibasyah dlm Bahan Renungan Kalbu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar