*****Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yg sabar.(Qs.Al-Baqarah 2 : 155).*****Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga , padahal (cobaan) belum datang kepadamu seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang yg beriman bersamanya , berkata, 'kapankah datang pertolongan Allah?' Ingatlah , sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.(Qs.Al-Baqarah 2 : 214). *****Dan sungguh, Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan , agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati.(Qs.Al-An'am 6 : 42). *****Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yg baik-baik dan (bencana) yg buruk-buruk, agar mereka kembali (kepda kebenaran). (Qs. Al-A'raf 7 : 168). *****Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yg apabila disebut nama Allah gemetar hatinya , dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yg melaksanakan shalat dan yg menginfakkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yg benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yg mulia. (Qs.An-anfal 8 : 2-4). *****Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), padahal Allah belum mengetahui orang-orang yg berjihad diantara kamu dan tidak mengambil teman yg setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Mahateliti terhadap apa yg kamu kerjakan. (Qs. At-Taubah 9 : 16) *****Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yg sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan. (Qs. Al-Anbiya 21 : 35). *****Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sungguh , Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yg dusta. (Qs. Al-'Ankabut 29 : 2-3)

Kamis, 03 Maret 2011

Pengaruh Ibadah thd diri

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah: Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, lahir maupun bathin.
Firman Allah , yang artinya , " Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Qs. Adz-Dzaariyaat : 56-58]
Ibadah bagi hamba beriman , seharusnya sudah menjadi kebutuhan pokok sehari-hari yg tidak bisa ditinggalkan. Namun disayangkan apabila ada yang menganggapnya sebagai kewajiban saja, belum menjadi kebutuhan.

Sebenarnya Efek Ibadah selain sebuah kewajiban kita kepada sang Khaliq, juga memiliki efek penyembuhan baik fisik maupun psikis. Lebih dari 300 kajian ilmiah menunjukkan nilai medis dari keterikatan kepada agama (meliputi kehadiran pada peribadatan, Sembahyang, mempelajari kitab suci, dan peran serta aktif pada komunitas spiritual). Manfaat yang dirasakan termasuk meningkatnya kemampuan mencega dan mengatasi gangguan mental (seperti depressi, hasrat bunuh diri dan kecemasan), penyakit medis dan operasi (contoh; serangan jantung, cancer), dan ketergantugan, penghilangan rasa sakit dan ketidakberdayaan; dan kemampuan bertahan hidup . Ditemukan pula tindakan spiritual (contoh : do’a , dan psikoterapi berbasis agama) meningkatkan kemampuan untuk bangkit dalam penyembuhan.( Dale Matthews:, 2000).

Sebagaimana penelitian yang dilakukan di Allama Iqbal Medical College, Lahore, tentang Efek ‘Shalat Tahajjud dalam mengatasi depressi. Pada studi ini grup eksperimen melakukan membaca Quran, dan berdzikir, sedangkan group lainna diminta elakukan tugas-tugas rumah. Hamilton Depression Rating Scale digunakan untuk mengukur hasilnya . Menakjubkan 25 dari 32 pasien pada kelompok eksperimen memperlihatkan penyembuhan dari keadaan depressi. Di kelompok control menunjukkan tidak ada perubahan (Najati &.Loewenthal: 2000). Keteraturan melakukan shalat berakibat kepada kestabilan emosi (Ade Irma, 2003).

Studi lain yang dilakukan oleh Asep Haerul Gani (1993) dan Emo Kastama (1994) di Pondok Pesantren Suryalaya menunjukkan bahwa ritual wudhu, mandi tawbat, shalat wajib, shalat sunat, shalat tahajjud, dzikir Jahar , dzikir khofiy dan do’a mempunyai efek penyembuhan. Gina Adisthie Pramono (2003) menemukan intensitas dzikir berhubungan dengan kematangan emosi. Muhammad Iqbal (2003) menemukan pula bahwa aktifitas Dzikrul Maut memberi pengaruh terhadap berkembagnya sikap positif, mempunyai optimisme dalam hidup, dan memiliki tanggung jawab social.

Efek terapeutik dari ibadah tersebut dapat ditelusuri antara lain dengan mencoba membandingkan proses yang dialami seseorang yang sedang menjalankan ibadah dengan seorang klien yang menjalani hypnotherapy. Seorang yang menalankan ibadah , ia akan masuk ke dalam keadaan single focus, berfokus tunggal pada sang pencipta, semakin ia masuk ke keadaan ini, maka perlahan-lahan ia mulai merasakan ketenangan, nafas semakin melambat dan ritmis, pikiran semakin focus, gelombang otak perlahan turun dari Betha ke Alpha bahkan ke Teta. Keadaan seperti ini dalam hypnotherapy adalah termasuk keadaan hypnotic atau trance yang merupakan prakondisi untuk pembelajaran unconscious.

Hypnotherapy
Hypnosis adalah kata yang mengundang beragam respons. Sikap orang terhadap kata hypnosis menggambarkan struktur pengalamannya. Hypnosis adalah fenomena alamiah sekaligus fenomena ilmiah. Sebagai fenomena alamiah ia ada seumur manusia, ia kita alami setiap hari, meskipun selama ini kita tidak menyadari bahwa itu namanya Hypnosis. Hypnosis juga fenomena ilmiah, ia telah dipelajari sejak lama dan dimanfaatkan untuk pengembangan diri manusia sejak lama. Istilah Hypnosis merupakan kependekan dari Neurohypnosis (Neuro=Syaraf, Hypnos=Dewa Tidur) diperkenalkan pertama kalinya oleh James Braid, seorang dokter ahli medis yang menjalankan kegiatan operasi dan melakukan proses kekebalan (anaestesi) hanya dengan mengunakan kekuatan kata. Pada awalnya Braid, sang dokter menyangka bahwa ada kinerja syaraf di otak yang tidur sehingga tubuh mampu merasakan kekebalan sekalipun mengalami tindakan operasi.

Di kemudian hari, Braid memperkenalkan nama Neurophnology, akan tetapi istilah Hypnosis sudah kadung sohor. Hypnotherapy adalah terapi yang memanfaatkan hypnosis. Secara umum prosedur penanganan terapi menggunakan hypnosis adalah :

1. Membina hubungan dengan klien/Atau diri sendiri
2. Melakukan diagnosa dan menentukan keadaan yang diinginkan terjadi pada diri
3. Penjelasan mengenai hypnosis dan Inform Concent
4. Membimbing diri untuk masuk kekeadaan yang tenang, fokus dan trance (Induksi)
5. Membimbing diri untuk melakukan pembelajaran / penyembuhan dengan kata (Sugesti),
6. Mengembalikan diri ke keadaan normal

Ibadah sebagai Hypnotherapy
Tujuan penciptaan manusia dan jin adalah untuk mengabdi kepada Allah (Al-Quran: Adz-Dzaariyaat : 56-58). Keikhlasan yang berarti melakukan segala sesuatu dengan tujuan Allah itu sendiri adalah sebagai keutamaan . Keikhlasan adalah menjadi tema sentral, manusia dibimbing untuk melepaskan diri dari kelekatan kepada dirinya dan hal di luar dirinya sehingga membebaskan dirinya menuju Allah. Ibadah atau pengabdian dalam Islam ditunjukkan cara dan langkahnya oleh Muhammad bin Abdullah SAW. Setiap ragkaian ibadah mengharuskan satunya jismani, nafsani dan ruhani. Pengabdian ini dinyatakan dalam bentuk itiqad dalam hati, ucapan di lidah dan gerak laku. Hadis Qudsi menyatakan “Hai Anak Adam, Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepadaKu – Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan aku bendun kemiskinanmu. Bila tidak engkau perbuat, AKu penuhi tanganmu dengan kesibukan sementara tidak kubendung kemiskinanmu” (Al Arabi, 1994)

Dzikir
Dzikir dalam bahasa Arab artinya mengingat. Mengingat Allah atau dzikrullah merupakan hal yang perlu dilakukan manusia untuk kepentingan manusia sendiri, yaitu ia diingat sang pencipta (QS Al BAqarah:152) mendapatkan hati yang tenteram (QS Ar Ra’d:28) memperoleh keuntungan (QS Al Jumuah:10).

Sejumlah hadis Qudsi memandang Dzikir sebagai bentuk syukur, bentuk persahabatan antara makhluk dan khalik, Dzikir dapat dilakukan dengan beragam cara. Dzikir dapat dilakukan dengan meneguhkan hati untuk selalu menggetarkan IsmuDzat “Allah- Allah-Allah”. Dzikir dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian pada melisankan kalimatkalimat yang membesarkan Allah. Dzikir dapat dilakukan dengan memfokuskan perhatian dan pikiran pada gerakan tubuh dan ujaran. Dzikir dapat dilakukan dengan hati, dzikir dapat dilakukan dengan lisan dan dzikir dapat pula dilakukan dengan seluruh gerak tubuh. Pada dasarnya semua kegiatan pengabdian adalah kegiatan dzikir, sehingga dapat dikatakan kegiatan ritual yang kehilangan unsure dzikirnya maka ia batal dengan sendirinya.

Dzikir dengan berbagai bentuknya nyata merupakan bentuk latihan pikiran untuk fokus hanya kepada satu hal, yaitu mengingat Allah.Semakin keadaan fokus ini diperoleh, keadaan tenang, nyaman dapat diperoleh dengan sendirinya . Bahkan dalam majlis-majlis dzikir, semakin masuk seseorang ke dalam dzikirnya, ia menunjukkan tanda-tanda trance seperti denyut nadi melambat, pernapasan berubah, nyaman dan relaks, refleks, perubahan pada mata / menutup mata, tubuh tidak mampu bergerak, Catalepsy, perubahan mutu suara, perubahan indra, otot, tubuh, ilusi pada tubuh, time distortion (Asep Haerul Gani, 1993). Dzikir yang dilakukan dengan baik , tidak hanya menenangkan juga memberikan efek kepada penyembuhan tubuh (Indra Purwa, 2004)

Wudhu
Wudhu adalah bagian dari kegiatan bersuci dan merupakan perintah Allah. Kedudukan wudhu sama pentingnya dengan kedudukan Shalat. Perintah berwudhu turun bersamaan dengan perintah wajib shalat.

Allah berfirman, yang artinya ," Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu serta basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki."(Q.S. Al-Maidah : 6).
Wudhu adalah bagian dari perilaku menyucikan diri.

Dalam Al Quran, bersuci dipandang sederajat dengan perilaku mendekatkan diri kepada Ilahi. “...sesungguhnya Allah SWT menyukai orang - orang yang bertaubat dan orang - orang yang mensucikan diri.". (Al- Baqarah ;222) .

Wudhu yang dicontohkan oleh Nabi yang pada setiap gerakan seluruh anggota badan focus pada merasakan aliran air dan hati yang tertuju kepada Ilahiy .
Fokusnya perhatian kepada aliran air yang membasuh telapak tangan, rongga mulut dan gigi, hidung, wajah, kepala, telinga, kaki hingga telapak kaki membawa tubuh masuk ke keadaan yang lebih relaks, nyaman dan tenteram. Wudhu yang sempurna dilakukan dengan memadukan wudhu dhohir dan wudhu bathin dengan hati yang selalu mengingatNya.
Hadits riwayat al Daruqutni dan al Baihaqi “Wudhunya orang yang dzikir kepada Allah menyucikan seluruh adannya dan bila tidak berdzikir, hanya menyucikan anggota badannya saja” (M.Samba Nasir, 2005)

Shalat
Shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan - perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbiratul Ihram dan disudahi dengan Salam disertai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Shalat adalah sarana seorang hamba untuk berkomunikasi dengan Allah.

Shalat mempunyai manfaat antara lain sebagai sarana untuk
• memohon pertolongan (Al Baqarah:45)
• wahana untuk mengingat Allah (Thaha : 14) dan
• mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar" (Al Ankabut : 45).

Shalat merupakan penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Ia merupakan sebesar besarnya tanda iman dan seagung agungnya syiar agama.
Shalat merupakan tanda syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada hambanya. Ia merupakan ibadah yang membuktikan keislaman seseorang.
Shalat adalah ibadah yang sangat mendekatkan hamba kepada Khaliqnya, sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya "Sedekat-dekat hamba kepada Tuhannya ialah dikala hamba itu bersujud (didalam Shalat).

Maka banyak-banyaklah berdo'a didalam sujud itu"Rasulullah SAW memodelkan pemanfaatanshalat untuk kesehatan lahir.

Abu Hurairah sahabat Nabi yang sedang sakit perut dianjurkan oleh Nabi SAW “ Berdirilah! Lantas tunaikan Shalat! Karena sesungguhnya di dalam ritual shalat terdapat kesembuhan”.


Rasulullah juga mencontohkan menggunakan shalat untuk mendapatkan ketenangan dan ketenteraman dan kenyamanan Sahabat Hudzaifah dalam HR Abu Dawud mengatakan “

Jika Nabi shallaLlahu Alaihi Wasallam merasa gundah karena sebuah perkara, maka beliau akan menunaikan shalat “Di kali lain Nabi berkata kepada Bilal menjelang shalat “Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat” Shalat yang dicontohkan oleh Nabi mempunyai ciri tuma’ninah (tenang/relaks).

Tumaninah ini diperoleh dengan mempelambat gerak dan hanya mengalihkan posisi tubuh ke gerakan berikutnya bila semua persendian telah kembali kepada tempatnya. (Abu Sangkan, 2004).

Perhatian yang terfokus kepada gerakan saja dan membuat lama dalam sebuah gerakan shalat membuat diri menjadi relaks. Saat bacaan Quran dan Doa-do’a diujarkan, Bacaan Quran yang puitis dan doa-doa yang diulang-ulang menjadi ritmis .Kesemuanya membangkitkan efek yang menenangkan. Sebuah keniscayaan bila semakin seseorang memperlambat dan melamakan fokusnya pada ketenangan ini, maka ia semakin mudah pula masuk ke dalam keadaan trance ketika shalat.

Do’a
Doa (Ad du’a) secara asal kata berarti ibadah, istighotsah memohon bantuan dan pertolongan, permintaan, permohonan , percakapan, memanggil dan memuji .
Adapun pengertian doa secara istilah ialah melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan hajat dan ketundukan kepada Allah (Ariyanto, 2006).

Al Quran menunjukkan bahwa Du’a adalah wahana dialog makhluk untuk meminta kepada sang Khaliq Du’a adalah permohonan yang pasti dikabulkan oleh sang Kholik ( QS Al - Baqoroh:186; Ghafir:60; ),

Dalam sebuah hadis Qudsi , Allah berfirman “ Akulah raja. Siapa gerangan berdoa kepadaKu, maka Ak kabulkan; Siapa gerangan memohon kepadaKu, maka Kuanugerahi; siapa gerangan meminta kepada ampun kepadaKu, maka Aku ampuni. “ (Al Arabi, 1994)

Imam Ghazali seperti dikutip Achmad Mubarok (2007) menyatakan ada sepuluh adab yang harus diperhatikan ketika seseorang berdoa kepada Allah yaitu :
(1) Memilih waktu yang tepat untuk mengajukan doa
(2) Memilih saat yang baik
(3) Lakukan berdoa sambil menghadap kiblat dan menengadahkan tangan ke atas
(4) merendahkan suaranya, antara terdengar dan tidak (oleh telinga).
(5) Alamiah tidak memaksakan diri menggunakan kalimat-kalimat puitis
(6) sambil menunduk, merendah, cemas tetapi berharap dikabulkan
(7) yakin bahwa Tuhan mendengar dan akan mengabulkan doa kita
(8) usahakan mengulang doa, sekurang-kurangnya tiga kali
(9) memulai doa dengan pujian kepada Allah, dan
(10) serius bertaubat, menghindari melakukan kejahatan, dan penuh perhatian Do’a adalah sumsum ibadah.

Do’a adalah bentuk komunikasi antara manusia dengan Allah. Rumusan rumusan do’a Nabi Muhammad SAW dan rumusan-rumusan do’a Nabi-nabi sebelumnya yang ditandai di Al Quran menunjukkan ungkapan pengakuan, gejolak hati, kehinaan, ketidakberdayaan , harapan dan keyakinan bahwa Allah akan memberikan kekuatan dan dayauntuk melakukan tindakan. Rumusan do’a selalu mempunyai intensi positif, do’a diucapkan berulang-ulang. Do’a diucapkan setelah seseorang masuk ke dalam keadaan yang sangat relaks dan sangat nyaman dan setelah ia fokus.

Memaafkan
Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah memaafkan .
Memaafkan adalah perilaku yang dicontokan oleh para nabi. Uniknya di dalam Al Quran tidak ada perintah meminta maaf kepada sesama manusia. Perintah yang ada justru adalah perintah memaafkan.
Memaafkan satu sama lain bahkan memaafkan sang musuh adalah hal yang diajarkan Islam. Sejumlah ayat dalam Al Quran menghimbau pentingnya mempunyai sikap memaafkan (al- Shura:37&40; al-Nahl:126-127; 7:199; An Nuur:22 ; At Taghaabun:14; 42:43; Ali Imraan:134)
Nabi Muhammad dalam sebuah hadis menyatakan bahwa ia diperintahkan Allah untuk melakukan 9 hal, satu diantaranya adalah memaafkan kepada orang yang telah berbuat keliru kepadanya.
Nabi adalah teladan sempurna manusia pemaaf.

Pada saat seperti itu Nabi berdoa “ Wahai Allah, bimbinglah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.” Pada saat dalam keadaan kejayaan pun di tengah para musuhnya Nabi menunjukkan sifat yang pemaaf
“ Apa yang kalian pikirkan akan kulakukan sekarang?”
Mereka memohon pengampunan.
Nabi mengatakan , “Saat ini aku ingin mengatakan apa yang dikatakan Yusuf AS kepada saudaranya ‘Tidak ada kesalahan padamu saat ini. Pergilah Anda semua bebas.”.
Nabi SAW bekata “ Bersatulah dengan orang yang memisahkan diri darimu, dan maafkanlah orang yang berbuat salah padamu, berilah orang yang mengambil milikmu, dan berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk padamu” (Imam Ja’far As Sodiq, 1994, h 161)

Sifat pemaaf adalah sifat manusia yang dicintai Allah dan sifat para nabi. Suatu kali Nabi bersabda “Adakah di antara kalian mampu menjadi seperti Abu Damdam ?
Wahai Rasulullah, siapakah Abu Damdam ?
Salah seorang nenek moyangmu yang pada saat bangun tidur pada pagi hari akan mengatakan “Wahai Tuhan , saya telah memaafkan orangorang yang menghancurkan kehormatanku”. (Imam Ja’far As Sodiq, 1994, h 161)

Penelitian-penelitian mutakhir menunjukkan bahwa kemampuan memaafkan berkaitan erat dengan kualitas pribadi yang sehat, positif , kreatif dan memperoleh kepuasan hidup.

Kemampuan memaafkan berkaitan erat dengan emosi yang stabil, kemampuan membuat persetujuan, daya untuk fokus kepada orang lain dan komitmen kepada tata nilai keagamaan (McCullough, Root, Tabak & Witvliet; 2006) .
Bono&McCullough (2006) menemukan hasil bahwa memaafkan mempunyai efek yang membuat baik pada hal fisik, psikologis dan hubungan antar manusia.
Selain itu dengan melakukan memaafkan san pemaaf tidak hanya memperoleh keten-teraman ia juga mampu mendapatkan pendekatan yang lebih kreatif untuk melakukan perubahan.
Tsang, McCullough& Fincham (2006) menemukan hubungan erat antara keakraban, komitmen dan memaafkan. Ditemukan pula hubungan antara memaafkan dengan kepuasan pernikahan.

Iklhas
Saat sahabat bertanya kepada Rasulullah sang kota ilmu ada satu pertanyaan, yang Rasullullah tidak langsung menjawabnya.
''Wahai Baginda Rasul apa yang dimaksud dengan ikhlas?'' tanya seorang sahabatnya. Setelah berdiam, Rasulullah memusatkan perhatian, dan menyampaikan pertanyaan serupa kepada Malaikat Jibril As. ''Aku bertanya kepada Jibril As tentang ikhlas, apakah ikhlas itu?''

Lalu Jibril bertanya kepada Tuhan Yang Maha Suci tentang ikhlas, apakah sebenarnya?
Allah SWT menjawab Jibril dengan berfirman, ''Suatu rahasia dari rahasia-KU yang Aku tempatkan di hati “
Imam al-Qusyairi an-Naisabury menyatakan bila seseorang memiliki sifat ikhlas, ia akan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan hidup.
Apa yang dilakukan semata-mata untuk Allah meski yang dia perbuat untuk mengurangi penderitaan sesama manusia. Ia akan selalu membantu orang, dengan alasan karena Allah memang Dzat yang senang membantu.

Sahabat Anas Ibnu Malik menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, ''Belenggu tidak akan masuk ke dalam hati seorang Muslim jika ia menetapi tiga perkara; ikhlas beramal hanya bagi Allah, memberikan nasihat yang tulus kepada seorang penguasa dan tetap berkumpul dengan masyarakat Muslim.''

Sedemikian tingginya dan beratnya sifat ini menjadi pola hidup seseorang, , ''jika seseorang masih melihat keikhlasan dalam sikap ikhlasnya, maka keikhlasannya masih memerlukan keikhlasan lagi,'' kata Abu Ya'qub as-Susi.
''Amalnya tak lagi memberi ruang bagi lahirnya pujian atau cercaan,'' kata Dzun Nun al- Mishry..
''Ia akan melupakan amalnya ketika dia beramal,'' kata Abu Utsman al-Maghriby.
Kekhlasan adalah kebebasan dari keterkaitan pada sesuatu selain Allah.
Dalam berkarya, ia mempunyai jiwa yang merdeka, tidak dipicu oleh rasa takut seperti sang budak, tidak pula didorong oleh hasrat untung seperti sang pedagang.
Sikap ikhlas ini pula yang membuat seseorang mampu fokus, kreatif, menyembuhkan diri sendiri, bahagia dan merdeka.

wallahu'alam
Sumber : dari beberapa sumber bacaan.

Tidak ada komentar: