Jika pikiran anda menolak untuk memikirkan kegagalan , maka anda tidak akan pernah mengalami kegagalan. Hilangkanlah semua pikiran kegagalan dari pikiran anda. Perlakukan segala sesuatu yang terjadi pada diri anda sebagai suatu proses belajar yang membawa anda kearah kesuksesan
Ulangilah kata-kata ini terus menerus ;
Saya semakin berhasil dalam apa saja yang saya lakukan. Saya mampu mencapai tujuan saya dengan semakin mudah. Saya menjadi orang yang sukses. Kehidupan saya semain baik. Segala sesuatu yang saya lakukan akan berhasil. Semakin banyak saya mengalami kesuksesan demi kesuksesan.
Anda sekarang memiliki alat yang sangat ampuh untuk mengejar kesuksesan yaitu hipnosis diri. Anda harus percaya bahwa anda dapat berhasil. Anda harus memutuskan untuk sukses.
Anda mungkin berpendapat bahwa setiap orang menginginkan keberhasilan, karena inilah ambisi positif yang paling sering. Tetapi ini juga belum tentu benar. Banyak orang memiliki kepribadian yang mengarah pada kegagalan. Sepertinya keberuntungan tidak pernah memihaknya.
Mereka mungkin menyatakan bahwa mereka ingin sukses, namun pikiran bawah sadar mereka terprogram untuk gagal. Kita harus menanyakan diri sendiri, apakah kita memiliki kepribadian yang terprogram untuk gagal? Bila, ya . Anda atau kita dapat segera mengubahnya.
Anda harus terus-menerus menanamkan dalam pikiran tentang ide ksuksesan. Jangan biarkan keraguan menguburkan tujuan anda. Anda dapat berhasil. Anda akan berhasil. Anda memiliki segala sesuatu yang anda perlukan.
Anda memiliki potensi yang sangat besar (kekukatan bawah sadar) yang dapat anda gunakan.
Hilangkan semua pikiran kegagalan dari pikiran anda. Semua tergantung pada keadaan pikiran anda. Kekayaan anda yang sesungguhnya adalah keadaan pikiran. Jika anda hidup dengan ide dominan kemiskinan, anda akan miskin. Jika anda hidup dengan ide kemakmuran dan keberuntungan (walaupun situasi keuangan anda sedang sulit) anda segera menjadi kaya.
Bawah sadar akan mematuhinya, dalam suatu cara, tanpa anda mengetahui dengan tepat bagaimana caranya. Dan akan menciptakan kondisi yang mendukung pikiran anda. Uang akan datang kepada anda seakan-akan ditarik oleh magnet.
Berterimaksihlah pada kekuatan bawah sadar anda, anda dapat memasuki kehidupan yang positif.
Kita harus belajar untuk mencintai apa saja yang kita lakukan. Jangan menerima kebosanan sebagai beban kehidupan. Jangan lakukan apa yang tidak ingin anda lakukan. Mintalah pemecahan kepada bawah sadar anda.
Allahu a'lam
Sumber : kekuatan pikiran, Critian HG-DR Steeven
Rabu, 29 Desember 2010
Selasa, 28 Desember 2010
Rela dengan ketentuan Allah
Dalam menghadapi sesuatu yang tidak disenangi, seorang hamba dapat bersikap, marah sabar, rela atau bahkan bersyukur. Sikap sabar adalah wajib bagi seorang hamba yang beriman, sedangkan rela (ikhlas) adalah sikap utama yang disunahkan.
Hamba yang ikhlas lebih mampu melihat hikmah dan kebaikan dalam cobaan yang ditimpakan Allah kepadanya, dan terhindar dari prasangka buruk terhadap ketentuan-Nya. Bahkan para ahli makrifat, dalam menghadapi musibah yang menimpa, dirasakannya sebagai suatu nikmat, lantaran jiwa bertemu dengan kecintaanya.
Syaikh Abu ‘Ali ad-Daqqaq menyatakan, “Keridlaan bukanlah bahwa engkau tidak mengalami cobaan, keridlaan sesungguhnya adalah sebuah keadaan dimana engkau tidak berkeberatan terhadap ketetapan Illahi dan pengadilan-Nya”.
Diantara sabar dan ikhlas, dimana sabar adalah menahan diri dan mencegahnya dari kemarahan serta kesal pada saat merasakan derita, sakit dikala musibah. Sambil berharap , dan berdoa agar derita ini segera berakhir.
Sedangkan ikhlas (rela), adalah berlapang dada dalam menerima ketentuan-Nya dan menerimanya dengan sepenuh hati. Dan menjauhi keinginan-keinginan atau harapan agar derita ini segera berakhir.
Imam Tirmidzi mentakhrijkan hadits dari Anas ra, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya, “ Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia mengujinya (dengan musibah). Barangsiapa yang rela, maka mereka mendapat ridha Allah. Dan barang siapa yang tidak rela bahkan benci, maka mereka akan dibenci pula oleh Allah “, (Hr Tirmidzi dalam Az-Zuhd (7.77). Ia menyatakan ,’hadits ini hasan gharib.Assuyuthi menghasankan hadits ini dalam Jami’as Shaghir 3,459).
Ketika Musa as berdoa, “Ya Allah, bimbinglah aku kepada amal yang akan mendatangkan keridlaan-Mu.”
Allah SWT menjawab, “Engkau tidak akan mampu melakukannya.” Musa bersujud dan terus memohon. Maka Allah SWT lalu mewahyukan kepadanya, “Wahai putra ‘Imran, Keridlaan-Ku ada pada keridlaanmu menerima ketetapan-Ku.”
Sahabat Ibn Mas’ud, berkata bahwa ‘Allah SWT dengan keadilan dan Kemahatahuan-Nya menjadikan kebahagiaan dan kesenangan ada pada keyakinan dan kerelaan hati, dan menjadikan duka dan kesusajan pada keraguan dan ketidak relaan,’
Para syaikh berkomentar, “Keridlaan adalah gerbang Allah yang terbesar”. Maksud mereka adalah bahwa barangsiapa yang mendapat kehormatan dengan keridlaan, berarti dia telah disambut dengan sambutan yang paling sempurna dan dihormati dengan penghormatan yang tertinggi”.
‘Abdul Wahid bin Zayd menjelaskan, “Keridlaan adalah gerbang Alah yang terbesar dan surganya dunia ini”. Seorang hamba tidak akan mendekati derajat keridlaan terhadap Allah sampai Allah ridha terhadapnya, sebab Allah SWT telah berfirman, “Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah, 98:8).
Bahkan Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz , berkata ,’tak ada kebahagiaan bagiku kecuali menerima datangnya takdir,’ Dan ketika ditanya ‘Apa yang tuan sukai ?’ Dijawabnya ,’ Yang aku sukai adalah apa-apa yang ditakdirkan oleh Allah ‘azza wa jalla’.
Imam Hasan Basri berkata ,bahwa barang siapa yang rela terhadap bagian (takdir yang telah ditentukan) untuknya niscaya Allah akan melapangkan jalan dan memberkahinya. Namun barangsiapa yang tidak rela, maka Allah tidak akan melapangkannya dan tidak akan memberi keberkahan baginya ,’
Syaikh abu ‘Ali ad-Daqqaq menuturkan, “Seorang murid bertanya kepada syaikhnya, ‘Apakah si hamba mengetahui apakah Allah ridla kepadanya?‘ Sang Syaikh menjawab, ‘tidak. Bagaimana dia bisa tahu hal itu sedangkan keridlaan-Nya adalah sesuatu yang tersembunyi?’ Si murid memprotes, ‘Tidak, dia bisa mengetahuinya!’
Syaikhnya bertanya, ‘Bagaimana si hamba bisa tahu? Si murid menjawab: “Jika saya mendapati hati saya ridla kepada Allah SWT, maka saya tahu bahwa Dia ridla kepada saya.’ Maka sang Syaikh lalu berkata, ‘Sungguh baik sekali ucapanmu itu, anak muda.’ “
Abu Sulayman ad-Darani menyatakan, “Jika si hamba membebaskan dirinya dari dominasi hawa nafsu, maka dia akan mencapai keridlaan.”
An-Nasrabadhi menyatakan, “Barangsiapa yang ingin mencapai derajat keridlaan, maka hendaklah ia
berpegang teguh pada apa-apa yang padanya Allah telah menempatkan keridhaan-Nya.”
Muhammad bin Khafif menjelaskan, “Ada dua macam keridlaan: keridlaan terhadap Allah SWT dan keridlaan terhadap apa yang datang dari-Nya.” Keridlaan terhadap Allah SWT berarti bahwa si hamba ridla terhadap-Nya sebagai Pengatur (urusan-urusannya), dan keridlaan terhadap apa yang datang dari-Nya berkaitan dengan apa yang telah ditetapkan-Nya.”
Saya mendengar Syaihk Abu ‘Ali ad-Daqqaq menyatakan, “jalan sang pengembara lebih panjang, dan itulah jalan latihan spiritual. Jalan kaum terpilih lebih singkat, tapi lebih sulit dan menuntut agar engkau bertindak sesuai dengan keridlaan dan agar engkau ridla dengan takdir.”
Abu Bakr bin Thahir berkomentar, “Keridlaan adalah menghilangkan keengganan dari hati hingga tak sesuatupun yang tinggal selain kebahagiaan dan kegembiraan.”
Al-Wasiti mengajarkan, “Manfaatkanlah keridlaan sebesar-besarnya, dan jangan biarkan kemanisan dan pengetahuan memanfaatkan dirimu agar supaya tidak menabirkan dirimu dari kebenaran batin yang menyangkut kepedulianmu.” Ketahuilah bahwa kata-kata ini sangatlah penting. Di Dalamnya terdapat peringatan yang tersirat bagi ummat sebab keridlaan terhadap keadaan itu sendiri merupakan tabir yang membatasi si Pemberi Keadaan. Jika seseorang menemukan kesenangan dalam keridlaannya dan mengalami nikmatnya keridlaan dalam hatinya, maka dia telah tertabiri oleh keadaannya sendiri dari menyaksikan kebenaran hati.
Ibn khafif menyatakan , “Keridlaan adalah tenangnya hati dengan ketetapan Allah dan keserasiannya hati dengan apa yang menjadikan Allah ridha dan dengan apa yang dipilih-Nya untukmu.”
Ketika Rabia’ah al-Adawiyah ditanya: “Kapankah seorang hamba dipandang ridla?” dia menjawab: “Apabila baginya penderitaan sama menggembirakannya dengan anugerah.”
Abu Sulayman ad-Darani mengatakan: “Keridlaan adalah jika engkau tidak meminta surga kepada Allah SWT atau berlindung kepada-Nya dari neraka.“
Dzun Nun al-Mishri menjelaskan, “Ada tiga tanda keridlaan, tidak punya pilihan sebelum diputuskannya ketetapan (Allah), tidak merasakan kepahitan setelah diputuskannya ketetapan, dan merasakan gairah cinta di tengah-tengah cobaan.”
Dikatakan kepada al-Husayn putra ‘Ali bin Abi Thalib ra, “Abu Dzar menyatakan, ‘Kemikisnan lebih kucintai daripada kekayaan, dan sakit lebih kucintai daripada kesehatan.’
Al-Husayn menjawab, “Semoga Allah mengasihani Abu Dzar. Aku sendiri, kukatakan, ‘Orang
yang menaruh kepercayaan kepada pilihan baik Allah baginya tidak akan berkeinginan selain dari apa yang telah dipilihkan Allah SWT baginya.’ “
Al-Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan bahwa Bisyr al-Hafi, “Keridlaan adalah lebih baik daripada hidup kepertapaan (asceticism) di dunia ini, sebab orang yang ridla tidak pernah berkeinginan akan sesuatu di luar keadaannya. “
Ketika Abu ‘Utsman ditanya tentang ucapan Nabi saw, “Aku memohon kepada-Mu rasa ridla setelah diputuskannya ketetapan (Mu), “Dia menjelaskan, “Ini karena keridlaan sebelum diputuskannya ketetapan Allah berarti adanya niat kuat untuk merasa ridla, tetapi keridlaan setelah diputuskannya ketetapan adalah [sebenar-benar] keridlaan.”
Abu Sulayman menyatakan, “Aku ingin seandainya aku mengetahui sebagian kecil saja tentang keridlaan. Sekalipun itu akan menyebabkan aku masuk ke neraka, aku akan puas karenanya.” Abu ‘Umar ad-Dimasyqi menyatakan, “Keridlaan adalah hilangnya kesedihan terhadap perintah (Allah) yang mana pun. “ Al-Junayd berkomentar, “Keridlaan adalah meniadakan pilihan.”
Ibnu ‘Atha’ menegaskan, “Keridlaan adalah mengarahkan perhatian hati kepada ketentuan Allah (Qadha’) bagi si hamba, dan meninngalkan ketidaksenangan.”
Ruwaym berkata,”Keridlaan adalah tenangnya hati dalam menjalani ketetapan (Allah).” An-Nuri menyatakan, “Keridlaan adalah senangnya hati atas pahitnya nasib.”
Al-Jurayri mengatakan, “Barangsiapa yang ridla tampa batas, Allah akan mengangkat derajatnya di luar batas.” Abu Turab An-Naksyabi menyatakan, “Orang yang menaruh penghargaan terhadap dunia di dalam hatinya tidak akan dianugrahi keridlaan.”
Diriwayatkan oleh al-‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib bahwa Rasulullah saw mejelaskan: “Barangsiapa yang ridla akan Allah sebagai Tuhannya, ia akan meresakan nikmatnya iman.”
Diceritakan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab menulis surat kepada Abu Musa al-‘Asy’ary, “Segala kebaikan terletak di dalam keridlaan. Maka jika engaku mampu, jadilah oranng yang ridla; jika tidak mampu, jadilah orang yang sabar.”
Saudaraku, semoga kita mendapat hidayah-Nya untuk menjadi hamba-hamba yang bersyukur.
Allahu a’lam
Sumber : Ibtihadj Musyarof, Rahasia sifat ikhlas dll
Hamba yang ikhlas lebih mampu melihat hikmah dan kebaikan dalam cobaan yang ditimpakan Allah kepadanya, dan terhindar dari prasangka buruk terhadap ketentuan-Nya. Bahkan para ahli makrifat, dalam menghadapi musibah yang menimpa, dirasakannya sebagai suatu nikmat, lantaran jiwa bertemu dengan kecintaanya.
Syaikh Abu ‘Ali ad-Daqqaq menyatakan, “Keridlaan bukanlah bahwa engkau tidak mengalami cobaan, keridlaan sesungguhnya adalah sebuah keadaan dimana engkau tidak berkeberatan terhadap ketetapan Illahi dan pengadilan-Nya”.
Diantara sabar dan ikhlas, dimana sabar adalah menahan diri dan mencegahnya dari kemarahan serta kesal pada saat merasakan derita, sakit dikala musibah. Sambil berharap , dan berdoa agar derita ini segera berakhir.
Sedangkan ikhlas (rela), adalah berlapang dada dalam menerima ketentuan-Nya dan menerimanya dengan sepenuh hati. Dan menjauhi keinginan-keinginan atau harapan agar derita ini segera berakhir.
Imam Tirmidzi mentakhrijkan hadits dari Anas ra, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya, “ Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia mengujinya (dengan musibah). Barangsiapa yang rela, maka mereka mendapat ridha Allah. Dan barang siapa yang tidak rela bahkan benci, maka mereka akan dibenci pula oleh Allah “, (Hr Tirmidzi dalam Az-Zuhd (7.77). Ia menyatakan ,’hadits ini hasan gharib.Assuyuthi menghasankan hadits ini dalam Jami’as Shaghir 3,459).
Ketika Musa as berdoa, “Ya Allah, bimbinglah aku kepada amal yang akan mendatangkan keridlaan-Mu.”
Allah SWT menjawab, “Engkau tidak akan mampu melakukannya.” Musa bersujud dan terus memohon. Maka Allah SWT lalu mewahyukan kepadanya, “Wahai putra ‘Imran, Keridlaan-Ku ada pada keridlaanmu menerima ketetapan-Ku.”
Sahabat Ibn Mas’ud, berkata bahwa ‘Allah SWT dengan keadilan dan Kemahatahuan-Nya menjadikan kebahagiaan dan kesenangan ada pada keyakinan dan kerelaan hati, dan menjadikan duka dan kesusajan pada keraguan dan ketidak relaan,’
Para syaikh berkomentar, “Keridlaan adalah gerbang Allah yang terbesar”. Maksud mereka adalah bahwa barangsiapa yang mendapat kehormatan dengan keridlaan, berarti dia telah disambut dengan sambutan yang paling sempurna dan dihormati dengan penghormatan yang tertinggi”.
‘Abdul Wahid bin Zayd menjelaskan, “Keridlaan adalah gerbang Alah yang terbesar dan surganya dunia ini”. Seorang hamba tidak akan mendekati derajat keridlaan terhadap Allah sampai Allah ridha terhadapnya, sebab Allah SWT telah berfirman, “Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah, 98:8).
Bahkan Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz , berkata ,’tak ada kebahagiaan bagiku kecuali menerima datangnya takdir,’ Dan ketika ditanya ‘Apa yang tuan sukai ?’ Dijawabnya ,’ Yang aku sukai adalah apa-apa yang ditakdirkan oleh Allah ‘azza wa jalla’.
Imam Hasan Basri berkata ,bahwa barang siapa yang rela terhadap bagian (takdir yang telah ditentukan) untuknya niscaya Allah akan melapangkan jalan dan memberkahinya. Namun barangsiapa yang tidak rela, maka Allah tidak akan melapangkannya dan tidak akan memberi keberkahan baginya ,’
Syaikh abu ‘Ali ad-Daqqaq menuturkan, “Seorang murid bertanya kepada syaikhnya, ‘Apakah si hamba mengetahui apakah Allah ridla kepadanya?‘ Sang Syaikh menjawab, ‘tidak. Bagaimana dia bisa tahu hal itu sedangkan keridlaan-Nya adalah sesuatu yang tersembunyi?’ Si murid memprotes, ‘Tidak, dia bisa mengetahuinya!’
Syaikhnya bertanya, ‘Bagaimana si hamba bisa tahu? Si murid menjawab: “Jika saya mendapati hati saya ridla kepada Allah SWT, maka saya tahu bahwa Dia ridla kepada saya.’ Maka sang Syaikh lalu berkata, ‘Sungguh baik sekali ucapanmu itu, anak muda.’ “
Abu Sulayman ad-Darani menyatakan, “Jika si hamba membebaskan dirinya dari dominasi hawa nafsu, maka dia akan mencapai keridlaan.”
An-Nasrabadhi menyatakan, “Barangsiapa yang ingin mencapai derajat keridlaan, maka hendaklah ia
berpegang teguh pada apa-apa yang padanya Allah telah menempatkan keridhaan-Nya.”
Muhammad bin Khafif menjelaskan, “Ada dua macam keridlaan: keridlaan terhadap Allah SWT dan keridlaan terhadap apa yang datang dari-Nya.” Keridlaan terhadap Allah SWT berarti bahwa si hamba ridla terhadap-Nya sebagai Pengatur (urusan-urusannya), dan keridlaan terhadap apa yang datang dari-Nya berkaitan dengan apa yang telah ditetapkan-Nya.”
Saya mendengar Syaihk Abu ‘Ali ad-Daqqaq menyatakan, “jalan sang pengembara lebih panjang, dan itulah jalan latihan spiritual. Jalan kaum terpilih lebih singkat, tapi lebih sulit dan menuntut agar engkau bertindak sesuai dengan keridlaan dan agar engkau ridla dengan takdir.”
Abu Bakr bin Thahir berkomentar, “Keridlaan adalah menghilangkan keengganan dari hati hingga tak sesuatupun yang tinggal selain kebahagiaan dan kegembiraan.”
Al-Wasiti mengajarkan, “Manfaatkanlah keridlaan sebesar-besarnya, dan jangan biarkan kemanisan dan pengetahuan memanfaatkan dirimu agar supaya tidak menabirkan dirimu dari kebenaran batin yang menyangkut kepedulianmu.” Ketahuilah bahwa kata-kata ini sangatlah penting. Di Dalamnya terdapat peringatan yang tersirat bagi ummat sebab keridlaan terhadap keadaan itu sendiri merupakan tabir yang membatasi si Pemberi Keadaan. Jika seseorang menemukan kesenangan dalam keridlaannya dan mengalami nikmatnya keridlaan dalam hatinya, maka dia telah tertabiri oleh keadaannya sendiri dari menyaksikan kebenaran hati.
Ibn khafif menyatakan , “Keridlaan adalah tenangnya hati dengan ketetapan Allah dan keserasiannya hati dengan apa yang menjadikan Allah ridha dan dengan apa yang dipilih-Nya untukmu.”
Ketika Rabia’ah al-Adawiyah ditanya: “Kapankah seorang hamba dipandang ridla?” dia menjawab: “Apabila baginya penderitaan sama menggembirakannya dengan anugerah.”
Abu Sulayman ad-Darani mengatakan: “Keridlaan adalah jika engkau tidak meminta surga kepada Allah SWT atau berlindung kepada-Nya dari neraka.“
Dzun Nun al-Mishri menjelaskan, “Ada tiga tanda keridlaan, tidak punya pilihan sebelum diputuskannya ketetapan (Allah), tidak merasakan kepahitan setelah diputuskannya ketetapan, dan merasakan gairah cinta di tengah-tengah cobaan.”
Dikatakan kepada al-Husayn putra ‘Ali bin Abi Thalib ra, “Abu Dzar menyatakan, ‘Kemikisnan lebih kucintai daripada kekayaan, dan sakit lebih kucintai daripada kesehatan.’
Al-Husayn menjawab, “Semoga Allah mengasihani Abu Dzar. Aku sendiri, kukatakan, ‘Orang
yang menaruh kepercayaan kepada pilihan baik Allah baginya tidak akan berkeinginan selain dari apa yang telah dipilihkan Allah SWT baginya.’ “
Al-Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan bahwa Bisyr al-Hafi, “Keridlaan adalah lebih baik daripada hidup kepertapaan (asceticism) di dunia ini, sebab orang yang ridla tidak pernah berkeinginan akan sesuatu di luar keadaannya. “
Ketika Abu ‘Utsman ditanya tentang ucapan Nabi saw, “Aku memohon kepada-Mu rasa ridla setelah diputuskannya ketetapan (Mu), “Dia menjelaskan, “Ini karena keridlaan sebelum diputuskannya ketetapan Allah berarti adanya niat kuat untuk merasa ridla, tetapi keridlaan setelah diputuskannya ketetapan adalah [sebenar-benar] keridlaan.”
Abu Sulayman menyatakan, “Aku ingin seandainya aku mengetahui sebagian kecil saja tentang keridlaan. Sekalipun itu akan menyebabkan aku masuk ke neraka, aku akan puas karenanya.” Abu ‘Umar ad-Dimasyqi menyatakan, “Keridlaan adalah hilangnya kesedihan terhadap perintah (Allah) yang mana pun. “ Al-Junayd berkomentar, “Keridlaan adalah meniadakan pilihan.”
Ibnu ‘Atha’ menegaskan, “Keridlaan adalah mengarahkan perhatian hati kepada ketentuan Allah (Qadha’) bagi si hamba, dan meninngalkan ketidaksenangan.”
Ruwaym berkata,”Keridlaan adalah tenangnya hati dalam menjalani ketetapan (Allah).” An-Nuri menyatakan, “Keridlaan adalah senangnya hati atas pahitnya nasib.”
Al-Jurayri mengatakan, “Barangsiapa yang ridla tampa batas, Allah akan mengangkat derajatnya di luar batas.” Abu Turab An-Naksyabi menyatakan, “Orang yang menaruh penghargaan terhadap dunia di dalam hatinya tidak akan dianugrahi keridlaan.”
Diriwayatkan oleh al-‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib bahwa Rasulullah saw mejelaskan: “Barangsiapa yang ridla akan Allah sebagai Tuhannya, ia akan meresakan nikmatnya iman.”
Diceritakan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab menulis surat kepada Abu Musa al-‘Asy’ary, “Segala kebaikan terletak di dalam keridlaan. Maka jika engaku mampu, jadilah oranng yang ridla; jika tidak mampu, jadilah orang yang sabar.”
Saudaraku, semoga kita mendapat hidayah-Nya untuk menjadi hamba-hamba yang bersyukur.
Allahu a’lam
Sumber : Ibtihadj Musyarof, Rahasia sifat ikhlas dll
Strategi setan hancurkan Manusia
Sebelum kita mengetahui strategi setan menjerumuskan manusia, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui Visi dan Misi setan. Visi setan adalah memperbudak manusia dan Misi setan mengkondisikan manusia lupa kepada Alah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an, yang artinya iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, , dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,
Adapun strategi setan untuk mewujudkan visi dan misinya adalah sbb :
1. Waswasah
Waswasah artinya membisikkan keraguan pada manusia ketika melakukan kebaikan atau amal sholeh. Saat kumandang azan subuh dan tubuh kita masih dililit selimut, terbersit dalam pikiran kita, "Nanti sebentar lagi". Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima menit tapi satu jam, akhirnya Sholat Shubuh terlambat bahkan tidak sholat
2. Tazyin
Tazyin artinya membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Segala yang berbau maksiat biasanya terlihat indah, Misalnya, mengapa orang yang berpacaran lebih mesra daripada suami-istri? Jalan-jalan saat pacaran lebih mengesankan daripada setelah menikah. Ini karena ada unsur tazyin. Pacaran itu maksiat, sementara nikah itu ibadah. Maksiat disulap oleh setan sehingga terasa lebih indah, nikmat dan mengesankan. Inilah yang disebut strategi tazyin.
Adapun strategi setan untuk mewujudkan visi dan misinya adalah sbb :
1. Waswasah
Waswasah artinya membisikkan keraguan pada manusia ketika melakukan kebaikan atau amal sholeh. Saat kumandang azan subuh dan tubuh kita masih dililit selimut, terbersit dalam pikiran kita, "Nanti sebentar lagi". Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima menit tapi satu jam, akhirnya Sholat Shubuh terlambat bahkan tidak sholat
2. Tazyin
Tazyin artinya membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Segala yang berbau maksiat biasanya terlihat indah, Misalnya, mengapa orang yang berpacaran lebih mesra daripada suami-istri? Jalan-jalan saat pacaran lebih mengesankan daripada setelah menikah. Ini karena ada unsur tazyin. Pacaran itu maksiat, sementara nikah itu ibadah. Maksiat disulap oleh setan sehingga terasa lebih indah, nikmat dan mengesankan. Inilah yang disebut strategi tazyin.
3.Tamanni
Tamanni artinya memperdaya manusia dengan khayalan dan angan-angan. Pernahkan terbersit niat akan Shalat Tahjud saat merebahkan badan di tempat tidur? Namun pada jam tiga saat wekwr berbunyi, kita cepat-cepat mematikannya lalu meneruskan tidur.
Pernahkan kita ingin bertobat? Namun pada sat maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya ini berlangsung berkali-kali. Inilah yang disebut strategi tamanni.
Tamanni artinya memperdaya manusia dengan khayalan dan angan-angan. Pernahkan terbersit niat akan Shalat Tahjud saat merebahkan badan di tempat tidur? Namun pada jam tiga saat wekwr berbunyi, kita cepat-cepat mematikannya lalu meneruskan tidur.
Pernahkan kita ingin bertobat? Namun pada sat maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya ini berlangsung berkali-kali. Inilah yang disebut strategi tamanni.
4. A'dawah
A'dawah artinya berusaha menanamkan permusuhan. Setan berikhtiar menumbuhkan permusuhan di anatara manusia. Biasanya permusuhan berawal dari prasangka buruk. Supaya manusia bermusuhan, setan biasanya menumbuhkan prasangka buruk.Karena itu waspadai kalau kita berprasangka buruk pada orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap strategi setan.
A'dawah artinya berusaha menanamkan permusuhan. Setan berikhtiar menumbuhkan permusuhan di anatara manusia. Biasanya permusuhan berawal dari prasangka buruk. Supaya manusia bermusuhan, setan biasanya menumbuhkan prasangka buruk.Karena itu waspadai kalau kita berprasangka buruk pada orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap strategi setan.
5. Takwif
Takwif artinya menakut-nakuti. Pernahkah merasa takut miskin karena menginfakkan sebagian harta, takut disebut sok alim karena datang ke majelis taklim? Kalau kita pernah merasakannya, inilah strategi takhwif.
6. Shaddun
Shaddun artinya berusaha menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah dengan menggunakan berbagai hambatan. Pernahkah anda merasa malas saat mau melakukan sholat, atau mengantuk saat membaca Al Qur'an meskipun sudah cukup tidur? Ini adalah gejala shaddun dari setan.
Takwif artinya menakut-nakuti. Pernahkah merasa takut miskin karena menginfakkan sebagian harta, takut disebut sok alim karena datang ke majelis taklim? Kalau kita pernah merasakannya, inilah strategi takhwif.
6. Shaddun
Shaddun artinya berusaha menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah dengan menggunakan berbagai hambatan. Pernahkah anda merasa malas saat mau melakukan sholat, atau mengantuk saat membaca Al Qur'an meskipun sudah cukup tidur? Ini adalah gejala shaddun dari setan.
7. Wa'dun
Wa'dun artinya janji palsu. Setan berusaha membujuk manusia agar mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan. Akhirnya manusia mempercayainya. Misalnya, banyak kasus seorang wanita menyerahkan dirinya pada sang pacar karena dijanjikan akan dinikahi, namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya begutu saja. Dia tidak mau bertanggung jawab. Inilah contoh wa'dun atau janji palsu dari setan.
Wa'dun artinya janji palsu. Setan berusaha membujuk manusia agar mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan. Akhirnya manusia mempercayainya. Misalnya, banyak kasus seorang wanita menyerahkan dirinya pada sang pacar karena dijanjikan akan dinikahi, namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya begutu saja. Dia tidak mau bertanggung jawab. Inilah contoh wa'dun atau janji palsu dari setan.
8. Kaidun
Kaidun artinya tipu daya. Setan berusaha sekuat tenaga memasang sejumlah perangkap agar manusia terjebak. Pernahkah saat diberi tugas, kita berpikir nanti saja mengerjakannya krn waktu masih lama? Ternyata setelah dekat waktunya kita mengerjakan asal-asalan dan tergesa-gesa sehingga hasilnya tidak optimal atau ada kemunginan pada waktu yang ditentukan pekerjaan tidak selesai. Strategi ini disebut kaidun.
Kaidun artinya tipu daya. Setan berusaha sekuat tenaga memasang sejumlah perangkap agar manusia terjebak. Pernahkah saat diberi tugas, kita berpikir nanti saja mengerjakannya krn waktu masih lama? Ternyata setelah dekat waktunya kita mengerjakan asal-asalan dan tergesa-gesa sehingga hasilnya tidak optimal atau ada kemunginan pada waktu yang ditentukan pekerjaan tidak selesai. Strategi ini disebut kaidun.
9. Nisyan
Nisyan artinya lupa. Sesungguhnya lupa itu adalah hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu hal yang manusiawi, tetapi setan berusaha agar manusia menjadikan lupa sebagai alasan untuk menutupi tanggung jawab. Pernahkan kita lupa menunaikan janji? lupa sholat? Kalau sesekali itu bisa disebut manusiawi, tetapi kalau sering dilakukan berarti terjebak strategi nisyan.
Demikian ringkasan tentang strategi setan. Semoga kita dapat mencermati dan berusaha agar tidak terjebak strategi setan laknatullah (setan yang dilaknat Allah) . Semoga bermanfaat
Nisyan artinya lupa. Sesungguhnya lupa itu adalah hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu hal yang manusiawi, tetapi setan berusaha agar manusia menjadikan lupa sebagai alasan untuk menutupi tanggung jawab. Pernahkan kita lupa menunaikan janji? lupa sholat? Kalau sesekali itu bisa disebut manusiawi, tetapi kalau sering dilakukan berarti terjebak strategi nisyan.
Demikian ringkasan tentang strategi setan. Semoga kita dapat mencermati dan berusaha agar tidak terjebak strategi setan laknatullah (setan yang dilaknat Allah) . Semoga bermanfaat
Allahu a'lam
Sumber : Ustadz. Aam Amiruddin
Sumber : Ustadz. Aam Amiruddin
Tips berkendara di jalanan banjir
Kawan, musim selalu berulang. Ketika musim hujan tiba, maka anda akan akrab dengan banjir. Bagi anda pengguna kendaraan bermotor, tentu sudah akrab dengan kondisi jalan tergenang air. Bahkan tidak jarang air yang mengenang menutupi badan jalan, sehingga permukaan jalan menjadi tidak terlihat.
Bagi anda pengendara mobil jenis MPV atau SUV tentu lebih mudah menerjang banjir, karena air intake kendaraan jenis ini relatif lebih tinggi. Bagi anda pengendara kendaraan jenis sedan, perlu perhatian khusus mengingat posisi air intake yang rendah, sehingga rawan kemasukan air.
Anda perlu beberapa tips untuk menghadapi jalanan banjir, agar anda tetap aman dan nyaman berkendara dengan mobil sedan.
Namun apabila terpaksa harus menerjang banjir jalanan , serta terhindar daribahaya laten mogok dijalan. Ada beberapa tips praktis untuk anda pengendara sedan, semoga bermanfaat.;
Bagi anda pengendara mobil jenis MPV atau SUV tentu lebih mudah menerjang banjir, karena air intake kendaraan jenis ini relatif lebih tinggi. Bagi anda pengendara kendaraan jenis sedan, perlu perhatian khusus mengingat posisi air intake yang rendah, sehingga rawan kemasukan air.
Anda perlu beberapa tips untuk menghadapi jalanan banjir, agar anda tetap aman dan nyaman berkendara dengan mobil sedan.
Namun apabila terpaksa harus menerjang banjir jalanan , serta terhindar daribahaya laten mogok dijalan. Ada beberapa tips praktis untuk anda pengendara sedan, semoga bermanfaat.;
a. Gunakan gigi paling rendah dan atur injakan pedal gas untuk menjaga putaran rpm mesin antara 2.000 rpm sd 3.000 rpm (dibawah kecepatan 10 km/jam) untuk menjaga luas permukaan ban yang menapak jalan.
b. Manfaatkan mobil depan anda , sebagai pembukan jalan bagi kendaraan anda. Jaga jarak aman dengan mobil didepan mobil anda ( sekitar 4 – 5 m). Hal ini untuk mengantisipasi bila tiba-tiba mobil didepan anda mengerem mendadak atau terperosok dalam lubang jalan (selokan).
c. Sesekali injak pedal rem bila jarak dengan kendaraan dibelakang agak jauh, untuk memastikan rem masih bekerja optimal. Karena banyak kejadian rem tromol yang tersiram air mendadak blong.
d. Jika kondisi air terus meninggi sehingga gelombang air dari mobil depan diperkirakan dapat masuk ke saringan udara, sebaiknya anda balik saja, berputar cari jalan lain.
e. Karena apabila air masuk kedalam saringan udara dapat mengakibatkan mesin mogok. Dalam kondisi ini air akan terhisap masuk piston, yang selanjutnya dikompresikan .Dimana sifat air tidak bisa mengerut sebagaimana udara, maka dikawatirkan piston akan patah.
f. Jika terpaksa mogok, tetaplah tenang lalu coba nyalakan mesin dua atau tiga kali. Jika tetap ngadat, jangan diteruskan, karena hal ini akan membuat aki mobil menjadi drop. Kerusakan akan bertambah parah jika mobil anda sudah dilengkapi dengan perangkat elektronik baru.
g. Berhentilah ditempat aman dan tunggu hujan mereda, selanjutnya cari lap kering. Buka kap mesin dan keringkat perangkat distributor, koil, busi , kabe busi.Cobalah anda nyalakan lagi mobil anda hinga dua atau tiga kali.
h. Jika tetap ngadat juga, abut kabel busi dan perhatikan apakah ada genangan air di sekitar busi. Bukalah distributor, panaskan dengan korek yang anda bawa.
i. Jika aki terlanjur drop,kabel jumper dapat dipakai untuk menjumper dengan mobil lain, perhatikan jangan sampai terbalik dalam menyambungkan kabel-kabelnya ke kutub-kutub aki.
j. Selalu menyiapkan uang receh secukupnya , untuk tips para polisi cepek atau tukang dorong mobil, yang umumnya banyak berkeliaran di musim banjir, untuk membantu menepikan mobil anda.
Allahu a’lam
Sumber : Algooth Putranto, Bisnis Indonesia.
Allahu a’lam
Sumber : Algooth Putranto, Bisnis Indonesia.
Ayat suci didlm tubuh manusia
Dr. Ahmad Khan dari Duke University berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Alquran dan rancang struktur tubuh manusia adalah. Salah satu penemuannya adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yangdibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat "Fussilat" ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada. Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib salat Jumat membacakan ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. "...Sanuriihim ayatinaafilafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq..." Yang artinya; Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan Kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran ".
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa"yang memiliki makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia.
Menurut Ahmad Khanayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah.Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari maknasampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tandakebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana firman-Nya ; Afala tatafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?). Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia.
Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran.
Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama "Bismillah irRahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq"; "bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ayat tersebut adalah awal dari suratAl-A'laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarangia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Ahmad Khan menyatakan: "Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini memqandang negatif terhadap Islam.
Saya menyurati dua ilmuwan lain yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin. Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleo-tida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan "Semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga nonmuslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmudengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan.
Terbukanya tabir hati ahli Farmakologi Thailand Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas ChiangMai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika.
Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam.
Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sebagai berkut; "Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah MahaPerkasa lagi Maha Bijaksana."
Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisanglobal yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus subcutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien.
Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persefsi. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat menyiksa hamba-Nya yang berdosa supaya hamba-Nya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah .
Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaran-Nya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb.
Rabbana makhalqta hada batila, Ya...Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia.
Allahu akbar
Allahu a'lam
Sumber : dari beberapa sumber bacaan
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa"yang memiliki makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia.
Menurut Ahmad Khanayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah.Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari maknasampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tandakebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana firman-Nya ; Afala tatafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?). Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia.
Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran.
Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama "Bismillah irRahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq"; "bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ayat tersebut adalah awal dari suratAl-A'laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarangia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Ahmad Khan menyatakan: "Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini memqandang negatif terhadap Islam.
Saya menyurati dua ilmuwan lain yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin. Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleo-tida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan "Semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga nonmuslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmudengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan.
Terbukanya tabir hati ahli Farmakologi Thailand Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas ChiangMai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika.
Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam.
Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sebagai berkut; "Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah MahaPerkasa lagi Maha Bijaksana."
Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisanglobal yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus subcutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien.
Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persefsi. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat menyiksa hamba-Nya yang berdosa supaya hamba-Nya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah .
Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaran-Nya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb.
Rabbana makhalqta hada batila, Ya...Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia.
Allahu akbar
Allahu a'lam
Sumber : dari beberapa sumber bacaan
Minggu, 26 Desember 2010
Syukur sebagai pengikat nikmat
Dijelaskan didalam Al-Qur’an bahwa seorang hamba yang bersyukur sebenarnya bersyukur untuk dirinya sendiri. Dengan bersyukur, ia sedang meraih kehidupan yang lebih baik di dunia dan di akhirat.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri ; dan barang siapa yang tidak bersyukur , maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji , “ (Qs. Luqman : 12)
Firman Allah , yang artinya ,” Barang siapa yang kafir , maka di sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan Barangsiapa yang beramal shalih maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan),” (Qs. Ar-Rum : 44)
Saudaraku, bersyukur adalah pengikat nikmat, dan menjaganya agar tidak lenyap. Inilah salah satu buah rasa syukur kita.
Bahkan Allah melipatkgandakan nikmat itu, menambah nikmat yang hilang sehingga me-nyebabkan langgengnya nikmat yang sudah ada.
Sebagaimana firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah juga), taktala Rabbmu memaklumkan : “ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti , Kami menambah (nikmat) kepadamu “, (Qs. Ibrahim : 7).
Seorang hamba sanggup melanggengkan nikmat allah baginya jika ia menyadari nikmat itu dan bersyukur kepada Pemberi-Nya. Dan ia juga harus menyadari bahwa nikmat itu bisa lenyap jika ia kufur dan bermaksiat.
Dalam Rabi’ul Abrar (4/314), bahwa Ali bin Abi Thalib berkata, ‘ berhati-hatilah kalian terhadap larinya nikmat, karena setiap kesesatan pasti melenyapkannya.’
Barang siapa tidak mensyukuri nikmat berarti ia sedang berupaya untuk menghilangkannya, dan barang siapa mensyukuri nikmat berarti sedang mengikatnya.
‘ Syukur dapat mengikat nikmat yang ada, dan mengembalikan nikmat yang hilang’. Barangsiapa pujian sebagai penutup nikmatnya, maka Allah menjadikan pembukannya sebagai tambahan ‘. (Rabi’ul Abrar).
Allah menjanjikan kepada hamba-hamba-Nya, dan janji Allah adalah benar dan perbendaharaan-Nya melimpah. Semuanya bertumpu pada syukur yang terdiri dari tiga hal :
1. Syukur hati
2. Syukur lisan dan
3. Syukur anggota badan.
Syukur tidak hanya melanggengkan nikmat, namun syukur dapat juga menjamin datangnya nikmat baru.
Dalam kitab As-syukr, diriwayatkan bahwa ali bin abi Tahlib berkata,’Nikmat akan diperoleh dengan bersyukur, dan syukur berhubungan dengan pertambahan. Keduanya (nikmat dan syukur) saling berhubungan. Bertambahnya nikmat dari Allah tidak akan berhanti, selama seorang hamba mau bersyukur’.
Puncak dari kebahagiaan balasan bersyukur adalah mendapat ke-ridhaan Allah dan ampunan-Nya.
Keridhaan Allah lebih agung dan lebih mulia dari setiap nikmat, sebagaimana Allah berfirman yang artinya ,” Dan keridhaan Allah adalah lebih besar ; Itu adalah keberuntungan yang besar ,” (Qs. At-Taubah : 72).
Sebagaimana disabdakan Rasulullah, yang artinya , “Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang makan kemudian memuji-Nya, atau minum kemudian memuji-Nya ,” (Hr. Muslim, 2734).
Allahu a’lam
Sumber :Al Fauzan, Abdullah bin Shalih , Kaifa Nakuuna Minasy syaakiriin.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri ; dan barang siapa yang tidak bersyukur , maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji , “ (Qs. Luqman : 12)
Firman Allah , yang artinya ,” Barang siapa yang kafir , maka di sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan Barangsiapa yang beramal shalih maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan),” (Qs. Ar-Rum : 44)
Saudaraku, bersyukur adalah pengikat nikmat, dan menjaganya agar tidak lenyap. Inilah salah satu buah rasa syukur kita.
Bahkan Allah melipatkgandakan nikmat itu, menambah nikmat yang hilang sehingga me-nyebabkan langgengnya nikmat yang sudah ada.
Sebagaimana firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah juga), taktala Rabbmu memaklumkan : “ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti , Kami menambah (nikmat) kepadamu “, (Qs. Ibrahim : 7).
Seorang hamba sanggup melanggengkan nikmat allah baginya jika ia menyadari nikmat itu dan bersyukur kepada Pemberi-Nya. Dan ia juga harus menyadari bahwa nikmat itu bisa lenyap jika ia kufur dan bermaksiat.
Dalam Rabi’ul Abrar (4/314), bahwa Ali bin Abi Thalib berkata, ‘ berhati-hatilah kalian terhadap larinya nikmat, karena setiap kesesatan pasti melenyapkannya.’
Barang siapa tidak mensyukuri nikmat berarti ia sedang berupaya untuk menghilangkannya, dan barang siapa mensyukuri nikmat berarti sedang mengikatnya.
‘ Syukur dapat mengikat nikmat yang ada, dan mengembalikan nikmat yang hilang’. Barangsiapa pujian sebagai penutup nikmatnya, maka Allah menjadikan pembukannya sebagai tambahan ‘. (Rabi’ul Abrar).
Allah menjanjikan kepada hamba-hamba-Nya, dan janji Allah adalah benar dan perbendaharaan-Nya melimpah. Semuanya bertumpu pada syukur yang terdiri dari tiga hal :
1. Syukur hati
2. Syukur lisan dan
3. Syukur anggota badan.
Syukur tidak hanya melanggengkan nikmat, namun syukur dapat juga menjamin datangnya nikmat baru.
Dalam kitab As-syukr, diriwayatkan bahwa ali bin abi Tahlib berkata,’Nikmat akan diperoleh dengan bersyukur, dan syukur berhubungan dengan pertambahan. Keduanya (nikmat dan syukur) saling berhubungan. Bertambahnya nikmat dari Allah tidak akan berhanti, selama seorang hamba mau bersyukur’.
Puncak dari kebahagiaan balasan bersyukur adalah mendapat ke-ridhaan Allah dan ampunan-Nya.
Keridhaan Allah lebih agung dan lebih mulia dari setiap nikmat, sebagaimana Allah berfirman yang artinya ,” Dan keridhaan Allah adalah lebih besar ; Itu adalah keberuntungan yang besar ,” (Qs. At-Taubah : 72).
Sebagaimana disabdakan Rasulullah, yang artinya , “Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang makan kemudian memuji-Nya, atau minum kemudian memuji-Nya ,” (Hr. Muslim, 2734).
Allahu a’lam
Sumber :Al Fauzan, Abdullah bin Shalih , Kaifa Nakuuna Minasy syaakiriin.
Selasa, 14 Desember 2010
Medicine
Hamba yang beriman, hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah dan menerima apapun yang datang dari-Nya. Dan doa tidak semestinya hanya dilakukan untuk menghilangkan penyakit atau musibah atau kesulitan-kesulitan hidup kita.
Dalam keadaan sehat walafiat, atau tanpa cobaan atau kesulitan lain, seorang hamba wajib berdoa dan bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan, kesehatan dan seluruh karunia yang telah Dia berikan.
Hal menarik ini diulas dalam jurnal berjudul “God and health : Is religion good medicine ? Why science is starting to believe “ yang dimuat di majalah Newsweek 2003.
Kenyataan akan manfaat doa yang diwahyukan dalam banyak ayat di Al-Qur’an yang makin lama makin diakui kebenarannya secara ilmiah, sekali lagi makin mengungkapkan akan kebenaran Al-Qur’an sebagai kalam Illahi.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran “,(Qs. Al-Baqarah : 186).
Juga, firman Allah, yang artinya ,” Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menuombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina “, (Qs. Al-Mu’min : 60).
Didalam Al-Qur’an, makna doa dapat diartikan sebagai ‘seruan, menyampaikan ungkapan, permintaan , permohonan, pertolongan’. Dimana merupakan perbuatan / permohonan seorang hamba dengan tulus ikhlas kepada Allah, dan memohon pertolongan dari-Nya, Yang Mahakuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan kesadaran bahwa dirinya adalah wujud yang memiliki ketergantunga.
Bisa kita contohkan seorang hamba yang sedang menderita sakit. Penyakit adalah contoh kongkrit dimana seorang hamba paling merasakan ketergantunga ini dan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.
Saudaraku penyakit adalah sebuah ujian, yang direncanakan menurut hikmah Allah, yang terjadi dengan kehendak-Nyadan juga sebagai peringatan bagi manusia akan kefanaan, kehinaan dan ketidaksempurnaan kehidupan ini. Dan juga sebagai sumber investasi pahala atas kesabaran dan ketaatan karenanya.
Sungguh, merugi bagi seorang hamba yang tidak beriman. Seringkali mereka lebih meyakini bahwa jalan kesembuhan adalah memalui teknologi kedokteran atau ilmu pengetahuan saja. Mereka lupa bahwa untuk merenungkan bahwa Allah – lah yang menyebabkan keseluruhan perangkat tubuh untuk bekerja disaat mereka sedang sehat atau sakit. Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, yang menciptakan obat yang membantu penyembuhan dan menciptakan para dokter ketika mereka sakit.
Banyak kejadian, dimana seorang hamba hanya kembali menghadap Allah disaat menyadari bahwa teknologi, dokter dan obat-obatan tidak memiliki kesanggupan. Orang-orang yangberada dalam keadaan ini memohon pertolongan hanya kepada Allah, setelah disadari bahwa hanya Allah yang dapat membebaskan mereka dari kesulitan.
Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya, yang artinya ,” Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepda Kami dalam keadaan berbaring, duduk dan berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan” . (Qs. Yunus : 12).
Saudaraku, salah satu sisi paling penting dalam berdoa. Bahwa disamping berdoa dengan lisan menggunakan suara dan hati, factor penting lainnya bagi seorang hamba adalah melakukan segala upaya untuk berdoa melalui perilakunya.
Bagaimana maksudnya ?
Berdoa dengan perilaku , mempunyai makna, melakukan sesuatu yang mungkin untuk mencapai maksud tujuannya. Misalnya, disamping berdoa lisan (hati), tentunya seorang hamba juga berobat ke dokter dan memanfaatkan teknologi kesehatan lainnya.
Hal ini yang dimaksudkan dengan sunatullah, Allah mengaitkan segala sesuatu yang terjadi pada sebab-sebab tertentu. Sehingga, seorang hamba harus melakukan segala hal dalam kerangka sebab-sebab ini, sembari tentu saja berharap hasilnya dari Allah, dengan memohon, dengan kerendahan diri, berserah diri, bersabar dan bersyukur. Serta harus meyakini bahwa hanya Dia-lah yang menentukan hasilnya.
Lalu apa hubungan dan pengaruh dari keimanan dan doa dengan sakit?
Sebuah editorial, berjudul “God and health : Is religion good medicine ? Why science is starting to believe “ yang dimuat dalam majalah Newsweek 10112003. Jurnal ini mengangkat ulasan peneiltian tentang pengaruh agama dalampenyembuhan penyakit dalam bahasan utamanya. Adakah pengaruh menguntungkan dari keimanan dan doa bagi orang sakit ? dan bagaimanakah hal ini dapat mempercepat penyembuhan?
Majalah ini melaporkan bahwa keimanan kepada Tuhan meningkatkan harapan pasien dan membantu pemulihan mereka dengan jauh lebih cepat dan mudah. Penelitian di USA, menyatakan 72% masyarakatnya percaya bahwa berdoa dapat meyembuhkan seseorang dan membantu kesembuhan. Penelitian juga dilakukan di Inggris dengan hasil yang meyakinkan.
Penelitian di Universitas Michigan, bahwa depresi dan stress teramati pada orang-orang yang taat beragama dengan tingkat yang rendah.
Penelitian di Universitas Chicago, menyatakan bahwa tingkat kematian dikalangan orang-orang yang beribadah dan berdoa seara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah dibanding yang tidak punya keyakinan beragama.
Al-qur’an juga mengajarkan contoh contoh berdoa, sebagaimana Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhan-nya : “(Ya Tuhan-ku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang”. Maka Kami-pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepdanya, dan Kami lipatgandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadai peringatan bagi semua yang menyembah Allah “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 83-84).
Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap : “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 87-88).
Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Zakaria, taktala ia menyeru Tuhan-nya :”Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik “. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepdanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 89-90).
Saudaraku , Allah akan senang bila kita sebagai hamba ingat kepada-Nya dalam semua kondisi baik senang maupun susah. Allah pasti akan membantu dan memberikan lebih banyak rahmat dan rezki. Dan yang terpenting bagi kita adalah menjadi hamba yang selalu ingat kepada Allah dikala senang dan dikala susah.
Sebagaimana diajarkan Rasulullah dalam sabdanya, yang artinya ,” Ya Allah , aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam segala urusan dan aku memohon kepada-Mu sikap lurus dan terpimpin. Dan aku memohon kepada-Mu agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu serta berbakti kepada-Mu dengan sebaik-baiknya. Aku memohon kepada-Mu lisan yang benar, hati yang bersih. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon ampunan dari apa-apa yang Engkau ketahui, karena sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Mengetahui hal-hal yang gaib”. (Hr Turmudzi).
Allahu a’lam
Sumber : harunyahya.com , bam, majalah yatim
Dalam keadaan sehat walafiat, atau tanpa cobaan atau kesulitan lain, seorang hamba wajib berdoa dan bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan, kesehatan dan seluruh karunia yang telah Dia berikan.
Hal menarik ini diulas dalam jurnal berjudul “God and health : Is religion good medicine ? Why science is starting to believe “ yang dimuat di majalah Newsweek 2003.
Kenyataan akan manfaat doa yang diwahyukan dalam banyak ayat di Al-Qur’an yang makin lama makin diakui kebenarannya secara ilmiah, sekali lagi makin mengungkapkan akan kebenaran Al-Qur’an sebagai kalam Illahi.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran “,(Qs. Al-Baqarah : 186).
Juga, firman Allah, yang artinya ,” Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menuombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina “, (Qs. Al-Mu’min : 60).
Didalam Al-Qur’an, makna doa dapat diartikan sebagai ‘seruan, menyampaikan ungkapan, permintaan , permohonan, pertolongan’. Dimana merupakan perbuatan / permohonan seorang hamba dengan tulus ikhlas kepada Allah, dan memohon pertolongan dari-Nya, Yang Mahakuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan kesadaran bahwa dirinya adalah wujud yang memiliki ketergantunga.
Bisa kita contohkan seorang hamba yang sedang menderita sakit. Penyakit adalah contoh kongkrit dimana seorang hamba paling merasakan ketergantunga ini dan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.
Saudaraku penyakit adalah sebuah ujian, yang direncanakan menurut hikmah Allah, yang terjadi dengan kehendak-Nyadan juga sebagai peringatan bagi manusia akan kefanaan, kehinaan dan ketidaksempurnaan kehidupan ini. Dan juga sebagai sumber investasi pahala atas kesabaran dan ketaatan karenanya.
Sungguh, merugi bagi seorang hamba yang tidak beriman. Seringkali mereka lebih meyakini bahwa jalan kesembuhan adalah memalui teknologi kedokteran atau ilmu pengetahuan saja. Mereka lupa bahwa untuk merenungkan bahwa Allah – lah yang menyebabkan keseluruhan perangkat tubuh untuk bekerja disaat mereka sedang sehat atau sakit. Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, yang menciptakan obat yang membantu penyembuhan dan menciptakan para dokter ketika mereka sakit.
Banyak kejadian, dimana seorang hamba hanya kembali menghadap Allah disaat menyadari bahwa teknologi, dokter dan obat-obatan tidak memiliki kesanggupan. Orang-orang yangberada dalam keadaan ini memohon pertolongan hanya kepada Allah, setelah disadari bahwa hanya Allah yang dapat membebaskan mereka dari kesulitan.
Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya, yang artinya ,” Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepda Kami dalam keadaan berbaring, duduk dan berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan” . (Qs. Yunus : 12).
Saudaraku, salah satu sisi paling penting dalam berdoa. Bahwa disamping berdoa dengan lisan menggunakan suara dan hati, factor penting lainnya bagi seorang hamba adalah melakukan segala upaya untuk berdoa melalui perilakunya.
Bagaimana maksudnya ?
Berdoa dengan perilaku , mempunyai makna, melakukan sesuatu yang mungkin untuk mencapai maksud tujuannya. Misalnya, disamping berdoa lisan (hati), tentunya seorang hamba juga berobat ke dokter dan memanfaatkan teknologi kesehatan lainnya.
Hal ini yang dimaksudkan dengan sunatullah, Allah mengaitkan segala sesuatu yang terjadi pada sebab-sebab tertentu. Sehingga, seorang hamba harus melakukan segala hal dalam kerangka sebab-sebab ini, sembari tentu saja berharap hasilnya dari Allah, dengan memohon, dengan kerendahan diri, berserah diri, bersabar dan bersyukur. Serta harus meyakini bahwa hanya Dia-lah yang menentukan hasilnya.
Lalu apa hubungan dan pengaruh dari keimanan dan doa dengan sakit?
Sebuah editorial, berjudul “God and health : Is religion good medicine ? Why science is starting to believe “ yang dimuat dalam majalah Newsweek 10112003. Jurnal ini mengangkat ulasan peneiltian tentang pengaruh agama dalampenyembuhan penyakit dalam bahasan utamanya. Adakah pengaruh menguntungkan dari keimanan dan doa bagi orang sakit ? dan bagaimanakah hal ini dapat mempercepat penyembuhan?
Majalah ini melaporkan bahwa keimanan kepada Tuhan meningkatkan harapan pasien dan membantu pemulihan mereka dengan jauh lebih cepat dan mudah. Penelitian di USA, menyatakan 72% masyarakatnya percaya bahwa berdoa dapat meyembuhkan seseorang dan membantu kesembuhan. Penelitian juga dilakukan di Inggris dengan hasil yang meyakinkan.
Penelitian di Universitas Michigan, bahwa depresi dan stress teramati pada orang-orang yang taat beragama dengan tingkat yang rendah.
Penelitian di Universitas Chicago, menyatakan bahwa tingkat kematian dikalangan orang-orang yang beribadah dan berdoa seara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah dibanding yang tidak punya keyakinan beragama.
Al-qur’an juga mengajarkan contoh contoh berdoa, sebagaimana Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhan-nya : “(Ya Tuhan-ku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang”. Maka Kami-pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepdanya, dan Kami lipatgandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadai peringatan bagi semua yang menyembah Allah “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 83-84).
Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap : “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 87-88).
Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Zakaria, taktala ia menyeru Tuhan-nya :”Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik “. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepdanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 89-90).
Saudaraku , Allah akan senang bila kita sebagai hamba ingat kepada-Nya dalam semua kondisi baik senang maupun susah. Allah pasti akan membantu dan memberikan lebih banyak rahmat dan rezki. Dan yang terpenting bagi kita adalah menjadi hamba yang selalu ingat kepada Allah dikala senang dan dikala susah.
Sebagaimana diajarkan Rasulullah dalam sabdanya, yang artinya ,” Ya Allah , aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam segala urusan dan aku memohon kepada-Mu sikap lurus dan terpimpin. Dan aku memohon kepada-Mu agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu serta berbakti kepada-Mu dengan sebaik-baiknya. Aku memohon kepada-Mu lisan yang benar, hati yang bersih. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon ampunan dari apa-apa yang Engkau ketahui, karena sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Mengetahui hal-hal yang gaib”. (Hr Turmudzi).
Allahu a’lam
Sumber : harunyahya.com , bam, majalah yatim
Senin, 06 Desember 2010
TAWAKAL hindarkan kerusakan
Tawakal adalah salah satu sarana terkuat di antara sarana-sarana yg bisa menda-tangkan kebaikan serta menghindari kerusakan, berlawanan dengan pendapat yang mengatakan : bahwa tawakal hanyalah sekedar ibadah yang mendatangkan pahala bagi seorang hamba yang melakukannya, juga berlawanan dengan pendapat bahwa tawakal berarti men-tiada-kan prinsip sebab akibat dalam penciptaan serta urusan, (pendapat golongan "Mutakallimin" dan lainnya), atau pendapat ahli Fiqh dan sebaian shufi, (Risalah Fi Tahqiqi At-Tawakkul karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ).
Ibnul Qayyim berkata : Tawakal adalah sebab yang paling utama yang bisa memperta-hankan seorang hamba ketika ia tak memiliki kekuatan untuk menghadapi suatu persoalan. Siapa saja yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan menucukupinya.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” …barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya… (Qs. 65 :3)
Tawakal adalah sarana utama untuk menghadapi keadaan seperti itu, karena ia telah menjadikan Allah pelindungnya atau yang memberinya kecukupan, maka barang siapa yang menjadikan Allah pelindungnya serta yang memberinya kecukupan maka musuhnya itu tak akan bisa mendatangkan bahaya padanya. [Bada'i Al-Fawa'id ]
Telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang disanadkan kepada Ibnu Abbas : Hasbunallahu wa nima Al-Wakiil, yang artinya : (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung), yang diucapkan Nabi Ibrahim saat ia dilemparkan ke api yang membara.
Sebagaimana juga diungkapkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dikatakan kepadanya : Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berencana untuk membunuh mu, maka waspadalah engkau terhadap mereka. [riwayat oleh Al-Bukhari 4563 (Fathul Bari 8/77)]
Saudaraku, tiada yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman hati selain bertawakal kepada Allah. Hanya kepada Allah, tempat berlindung bagi hamba-hamba yang ketakutan, tempat mengadu bagi hamba-hamba yang terdesak, tempat meminta pertolongan bagi semua hamba.
Ibnu Abbas berkata : Kata-kata yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan ketengah bara api adalah : "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung". [HR Al-Bukhari bab Tafsir 4564 8/77]
Dari diriwayatkan Al-Baihaqi yang disanadkan kepada Bastar bin Al-Harits, ia berkata : Ketika Nabi Ibrahim digotong untuk dilemparkan kedalam api, Jibril memperlihatkan diri padanya dan berkata : Wahai Ibrahim, apakah Kamu perlu bantuan ?,
Nabi Ibrahim menjawab : Jika kepada engkau, maka saya tidak perlu bantuan, [Riwayat oleh Ibni Jarir 17/45, Al-Baghwi 4/243]
Ini adalah bagian dari kesempurnaan tawakal yang hanya kepada Allah semata tanpa lainnya.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ," Kami berfirman : 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim', mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka orang-orang yang paling merugi". [Qs. Al-Anbiya : 69-70]
Dan berfirman pula Allah tentang Nabi Muhammad dan para sahabatnya , yang artinya ," Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar" [Qs. Ali Imran : 174]
Saudaraku, mungkin saat ini anda sedang merasakan kehidupan yang sempit, namun yakinlah masih terdapat jalan keluar yang lapang. Pertolongan Allah sangat dekat.
Ibnu Katsir berkata bahwa : Setelah mereka bertawakal kepada Allah maka Allah melindungi mereka dari bahaya yang mengancam mereka, dan Allah mencegah dari mereka bencana yang telah direncanakan oleh orang-orang kafir, lalu mereka kembali ke negeri mereka sesuai dengan firman-Nya, Dengan ni'mat dan karunia (yang besar dari Allah, mereka tidak dapat bencana apa-apa) dari sesuatu yang tersembunyi dalam hati musuh-musuh mereka dan (mereka mengikuti keridla'an Allah) dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Tafsir Qur'anul Adzhim 2/148]
Sebagaimana firman Allah tentang orang-orang beriman, yang artinya ," Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu, Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus ber-tawakkal". [Qs. Al-Maidah : 11]
Saudaraku, bahwa sikap tawakal kepada Allah yang ada dalam hati hamba yang beriman adalah salah satu sebab Allah menahan tangan orang-orang kafir yang hendak men-celakakan orang-orang yang beriman, Allah menggagalkan apa yang diingini oleh orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman.
Berita yang menerangkan tentang sebab turunnya ayat ini ada tiga berita, semuanya membuktikan bahwa hanya Allahlah yang menjadi pelindung bagi Nabi-Nya dan Allah pula yang menjaganya dari kejahatan manusia, ketiga berita itu adalah:
Hadits riwayat Bukhari dan lainnya dari Jabir bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam terpisah dari para sahabatnya lalu bernaung dibawah pohon (Disebutkan bahwa pohon itu adalah pohon yang berduri, An-Nihayah 3/255), Beliau menggantungkan pedangnya di atas pohon itu, kemudian datang seorang Arab Badui (Diriwayatkan bahwa nama orang itu adalah Ghurata bin Al-Harits, Shahihul Bukhari dalam Al-Maghazy 4136 V/491 , Tafsir Ibnu Katsir 3/59) kepada Rasulullah dan mengambil pedang milik beliau, lalu orang itu bediri di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sambil bertanya : Siapakah yang dapat mencegahmu dari aku .?.
Beliau menjawab : Allah !,
Orang Arab Badui itu bertanya dua atau tiga kali : Siapa yang dapat mencegahmu dari aku ?,
dan Nabi pun menjawab : Allah,
Jabir berkata : Kemudian orang Arab itu menyarungi pedangnya, lalu Nabi memanggil para sahabatnya, dan mengabarkan kepada mereka tentang kejadian Arab Badui itu, sementara Arab Badui itu duduk di sisi Rasulullah dengan tidak memberi hukuman kepada orang itu. [Riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya 3/311, Bukhari bab Jihad 2910 6/113, diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/146]
Berita yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dan lainnya dari Ibnu Abbas -tentang ayat ini ia menyebut ayat 11 dari surat Al-Ma'idah- dan ia berkata : Sesungguhnya orang-orang dari kaum Yahudi membuat makanan untuk membunuh Rasulullah dan para sahabatnya, kemudian Allah mewahyukan kepada utusan-Nya itu tentang rencana mereka, maka Rasulullah dan para sahabatnya tidak makan makanan itu . [Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya 6/46 dan Ibnu Abu Hatim dalam Tafsir Ibnu Katsir 3/59]
Dikisahkan bahwa orang-orang Yahudi bersepakat untuk membunuh Nabi dengan cara mengundang Nabi dalam suatu urusan, ketika Nabi datang kepada mereka, mereka membuat siasat untuk melempar beliau dengan sebuah batu besar pada saat Rasulullah bernegosiasi dengan orang-orang Yahudi, lalu Allah memberitahukan rencana mereka ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah kembali ke Madinah dengan para sahabatnya. (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/144) maka pada saat itulah Allah menurunkan ayat yang berbunyi, yang artinya ," "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu" [Al-Maidah : 11]
Dari berita-berita yang menyebabkan turunnya ayat di atas, serta kejadian-kejadian lain yang nyata membuktikan bahwa Allah akan selalu menjaga dan melindungi Nabi utusan-Nya, hal ini tidak lain adalah karena kesempurnaan beliau dalam bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla.
Saudaraku, siapakah yang dapat menjadi sandaran orang-orang yang sedang mengalami kesedihan, kemalangan, atau kesulitan?
Kepada siapakah orang yang mengalami kesulitan meminta pertolongan ?
Siapakah tempat bergantung dan meminta bagi eluruh umat manusia dan makhluk lainnya?
Tentu jawabannya hanya satu, Dia-lah Allah , tiada Tuhan melainkan Dia.
Ibnul Qayyim berkata : Tawakal adalah sebab yang paling utama yang bisa memperta-hankan seorang hamba ketika ia tak memiliki kekuatan untuk menghadapi suatu persoalan. Siapa saja yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan menucukupinya.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” …barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya… (Qs. 65 :3)
Tawakal adalah sarana utama untuk menghadapi keadaan seperti itu, karena ia telah menjadikan Allah pelindungnya atau yang memberinya kecukupan, maka barang siapa yang menjadikan Allah pelindungnya serta yang memberinya kecukupan maka musuhnya itu tak akan bisa mendatangkan bahaya padanya. [Bada'i Al-Fawa'id ]
Telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang disanadkan kepada Ibnu Abbas : Hasbunallahu wa nima Al-Wakiil, yang artinya : (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung), yang diucapkan Nabi Ibrahim saat ia dilemparkan ke api yang membara.
Sebagaimana juga diungkapkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dikatakan kepadanya : Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berencana untuk membunuh mu, maka waspadalah engkau terhadap mereka. [riwayat oleh Al-Bukhari 4563 (Fathul Bari 8/77)]
Saudaraku, tiada yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman hati selain bertawakal kepada Allah. Hanya kepada Allah, tempat berlindung bagi hamba-hamba yang ketakutan, tempat mengadu bagi hamba-hamba yang terdesak, tempat meminta pertolongan bagi semua hamba.
Ibnu Abbas berkata : Kata-kata yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan ketengah bara api adalah : "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung". [HR Al-Bukhari bab Tafsir 4564 8/77]
Dari diriwayatkan Al-Baihaqi yang disanadkan kepada Bastar bin Al-Harits, ia berkata : Ketika Nabi Ibrahim digotong untuk dilemparkan kedalam api, Jibril memperlihatkan diri padanya dan berkata : Wahai Ibrahim, apakah Kamu perlu bantuan ?,
Nabi Ibrahim menjawab : Jika kepada engkau, maka saya tidak perlu bantuan, [Riwayat oleh Ibni Jarir 17/45, Al-Baghwi 4/243]
Ini adalah bagian dari kesempurnaan tawakal yang hanya kepada Allah semata tanpa lainnya.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ," Kami berfirman : 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim', mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka orang-orang yang paling merugi". [Qs. Al-Anbiya : 69-70]
Dan berfirman pula Allah tentang Nabi Muhammad dan para sahabatnya , yang artinya ," Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar" [Qs. Ali Imran : 174]
Saudaraku, mungkin saat ini anda sedang merasakan kehidupan yang sempit, namun yakinlah masih terdapat jalan keluar yang lapang. Pertolongan Allah sangat dekat.
Ibnu Katsir berkata bahwa : Setelah mereka bertawakal kepada Allah maka Allah melindungi mereka dari bahaya yang mengancam mereka, dan Allah mencegah dari mereka bencana yang telah direncanakan oleh orang-orang kafir, lalu mereka kembali ke negeri mereka sesuai dengan firman-Nya, Dengan ni'mat dan karunia (yang besar dari Allah, mereka tidak dapat bencana apa-apa) dari sesuatu yang tersembunyi dalam hati musuh-musuh mereka dan (mereka mengikuti keridla'an Allah) dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Tafsir Qur'anul Adzhim 2/148]
Sebagaimana firman Allah tentang orang-orang beriman, yang artinya ," Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu, Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus ber-tawakkal". [Qs. Al-Maidah : 11]
Saudaraku, bahwa sikap tawakal kepada Allah yang ada dalam hati hamba yang beriman adalah salah satu sebab Allah menahan tangan orang-orang kafir yang hendak men-celakakan orang-orang yang beriman, Allah menggagalkan apa yang diingini oleh orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman.
Berita yang menerangkan tentang sebab turunnya ayat ini ada tiga berita, semuanya membuktikan bahwa hanya Allahlah yang menjadi pelindung bagi Nabi-Nya dan Allah pula yang menjaganya dari kejahatan manusia, ketiga berita itu adalah:
Hadits riwayat Bukhari dan lainnya dari Jabir bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam terpisah dari para sahabatnya lalu bernaung dibawah pohon (Disebutkan bahwa pohon itu adalah pohon yang berduri, An-Nihayah 3/255), Beliau menggantungkan pedangnya di atas pohon itu, kemudian datang seorang Arab Badui (Diriwayatkan bahwa nama orang itu adalah Ghurata bin Al-Harits, Shahihul Bukhari dalam Al-Maghazy 4136 V/491 , Tafsir Ibnu Katsir 3/59) kepada Rasulullah dan mengambil pedang milik beliau, lalu orang itu bediri di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sambil bertanya : Siapakah yang dapat mencegahmu dari aku .?.
Beliau menjawab : Allah !,
Orang Arab Badui itu bertanya dua atau tiga kali : Siapa yang dapat mencegahmu dari aku ?,
dan Nabi pun menjawab : Allah,
Jabir berkata : Kemudian orang Arab itu menyarungi pedangnya, lalu Nabi memanggil para sahabatnya, dan mengabarkan kepada mereka tentang kejadian Arab Badui itu, sementara Arab Badui itu duduk di sisi Rasulullah dengan tidak memberi hukuman kepada orang itu. [Riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya 3/311, Bukhari bab Jihad 2910 6/113, diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/146]
Berita yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dan lainnya dari Ibnu Abbas -tentang ayat ini ia menyebut ayat 11 dari surat Al-Ma'idah- dan ia berkata : Sesungguhnya orang-orang dari kaum Yahudi membuat makanan untuk membunuh Rasulullah dan para sahabatnya, kemudian Allah mewahyukan kepada utusan-Nya itu tentang rencana mereka, maka Rasulullah dan para sahabatnya tidak makan makanan itu . [Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya 6/46 dan Ibnu Abu Hatim dalam Tafsir Ibnu Katsir 3/59]
Dikisahkan bahwa orang-orang Yahudi bersepakat untuk membunuh Nabi dengan cara mengundang Nabi dalam suatu urusan, ketika Nabi datang kepada mereka, mereka membuat siasat untuk melempar beliau dengan sebuah batu besar pada saat Rasulullah bernegosiasi dengan orang-orang Yahudi, lalu Allah memberitahukan rencana mereka ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah kembali ke Madinah dengan para sahabatnya. (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/144) maka pada saat itulah Allah menurunkan ayat yang berbunyi, yang artinya ," "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu" [Al-Maidah : 11]
Dari berita-berita yang menyebabkan turunnya ayat di atas, serta kejadian-kejadian lain yang nyata membuktikan bahwa Allah akan selalu menjaga dan melindungi Nabi utusan-Nya, hal ini tidak lain adalah karena kesempurnaan beliau dalam bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla.
Saudaraku, siapakah yang dapat menjadi sandaran orang-orang yang sedang mengalami kesedihan, kemalangan, atau kesulitan?
Kepada siapakah orang yang mengalami kesulitan meminta pertolongan ?
Siapakah tempat bergantung dan meminta bagi eluruh umat manusia dan makhluk lainnya?
Tentu jawabannya hanya satu, Dia-lah Allah , tiada Tuhan melainkan Dia.
Allahu a'lam
sumber : Dr. Muhammad bin Umar Ad-Dumaiji ,At-Tawakkul 'Alallah wa 'Alaqatuhu bil Asbab,
sumber : Dr. Muhammad bin Umar Ad-Dumaiji ,At-Tawakkul 'Alallah wa 'Alaqatuhu bil Asbab,
Selasa, 30 November 2010
Rintangan untuk berbuat baik
Saudaraku, setiap kita pasti ingin berbuat kebaikan kepada siapa saja. Namun setiap keinginan perbuatan baik kita, bukannya tanpa rintangan. Sering kita mendapatkan hal-hal yang me-nyakitkan hati. Justru yang sering membuat kita kecewa adalah orang-orang dekat kita. Untuk itu , janganlah kita berharap imbalan, dalam arti berharap imbalan kebaikan setimpal dari pihak yang telah kita bantu. Pasanglah sikap Zero Ecpectation (harapan nol).
Saudaraku, dunia ini tidak selamanya memperlakukan kita secara adil. Jika anda berbuat baik, lakukan dengan tulus, dan jangan mengharapkan walau hanya ucapan terima kasih. Bahkan Para Rasul, para Nabi pun selalu dicurigai bahkan dihujat, walaupun kita sangat yakin para Nabi dan Rasul tidak akan pernah berbuat merugikan orang lain , artinya para utusan Allah pun tidak luput dari kebencian pihak tertentu.
Namun , saudaraku bergembiralah, bila anda masih dan sanggup berbuat kebaikan. Ini adalah anugerah besar bagi anda.
“ Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az-Zumar : 10).
Yakinlah , jika penerima kebaikan anda sampai lupa berterimakasih kepada anda, atau justru sengaja mencemooh anda, Allah akan membalas kebaikan anda dengan berlipat-lipat ganda.
Salah satu rahasia Allah yang diungkapkan dalam Alqur’an adalah bahwa seseorang yang beramal shaleh akan diberikan balasan yang tanpa batas.
Saudaraku , kita perlu mengetahui apakah sesunnguhnya arti dari kebaikan itu. Definisi dari kebaikan sendiri begitu beragam, setiap individu dengan latara belakang kultur yang berbeda mempunyai definisi tersendiri tentang kebaikan.
Umumnya , hal pertama yang terlintas di benak kita adalah berperilaku menyenangkan, mem-berikan manfaat bagi orang lain, atau berperilaku toleran terhadap setiap jenis perbuatan, dan semacamnya. Perilaku-perilaku seperti itu sering dianggap sebagai sebuah tanda atau indikasi “kebaikan” dalam konsensus masyarakat.
Lalu bagaimana kebaikan menurut Alqur’an.
Firman Allah , yang artinya, “ Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
• beriman kepada Allah, Hari Kemudian, para malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
• memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
• dan (memerdekakan) hamba sahaya,
• mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;
• dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
• dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Qs Al-Baqarah : 177).
Dalam hadits iriwayat Tarmidzi, Rasulullah SAW mengajak orang yang beriman untuk selalu takut kepada Allah dan berbuat baik. Seperti dalam sabdanya,yang artinya : “Takutlah kepada Allah dimanapun kamu berada. Lakukanlah kebaikan sesegera mungkin setelah berbuat dosa untuk menghapuskan dosa itu, dan selalu berbuat baiklah dalam hubunganmu dengan manusia” (H.R. Tarmidzi).
Allah juga telah mewahyukan dalam Alqur’an bahwa Ia mencintai orang yang selalu berfikiran baik dan berbuat baik kerena keimanan mereka dan rasa takut serta cinta mereka kepada Allah.
Firman Allah, yang artinya, “ …orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan Itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa (Qs An-Nahl: 30).
Allah memberikan kepada hamba-hamba-Nya kabar gembira, dan berkah jasmani maupun rohani.
Allah memberitahu kita tentang berkah-Nya kepada Rasulullah SAW dalam sebuah ayat: Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu dia memberikan kecukupan. (Qs Ad-Dhuhaa : 8).
Allah SWT menjanjikan bahwa di setiap zaman, Ia akan memberi hamba-Nya yang beriman kehidupan yang baik.
Firman Allah, yang artinya ,” Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan “ (Qs An-Nahl : 97).
Saudaraku dengan selalu berniat dan berusaha untuk hanya mengharapkan ridha dari Allah semata. Kepuasan dan keikhlasan kita akan ridha Allah , maka Allah memberikan berkah-Nya dan kehidupan serta karunia yang baik dari Allah SWT.
Firman Allah, yang artinya ,” Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan) “ (Qs. Al-An’am : 160)
Firman Allah, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” (Qs An-Nisaa’ : 40).
Firman Allah, yang artinya, “ Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan . Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya” (Qs. Yunus : 26).
Saudaraku, pepatah mengatakan “ Bad wather makes good timber “ , Angin ribut menjadikan pohon bertambah kuat dan baik. Orang-orang yang sabar dalam menghadapi rintangan dan cobaan akan mendapatkan surga.
Firman Allah, yang artinya “ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasulullah dan orang-orang yang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah ?” Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat “. (Qs. Al-Baqarah : 214).
Saudaraku, janganlah berputus asa untuk selalu berusaha berbuat baik, walaupun seringkali balasan yang kita terima justru menyakitkan. Yakinlah Allah tidak menyia-nyiakan kebaikan kita.
Wallahu A’lam.
Sumber :Ghalib Ahmad Masri , The Way to happiness La Tahzan, menemukan jalan keluar, Moch. Sofwat el Makki Mahasiswa Arsitektur FTSP UII, http://alrasikh. wordpress.com
Saudaraku, dunia ini tidak selamanya memperlakukan kita secara adil. Jika anda berbuat baik, lakukan dengan tulus, dan jangan mengharapkan walau hanya ucapan terima kasih. Bahkan Para Rasul, para Nabi pun selalu dicurigai bahkan dihujat, walaupun kita sangat yakin para Nabi dan Rasul tidak akan pernah berbuat merugikan orang lain , artinya para utusan Allah pun tidak luput dari kebencian pihak tertentu.
Namun , saudaraku bergembiralah, bila anda masih dan sanggup berbuat kebaikan. Ini adalah anugerah besar bagi anda.
“ Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az-Zumar : 10).
Yakinlah , jika penerima kebaikan anda sampai lupa berterimakasih kepada anda, atau justru sengaja mencemooh anda, Allah akan membalas kebaikan anda dengan berlipat-lipat ganda.
Salah satu rahasia Allah yang diungkapkan dalam Alqur’an adalah bahwa seseorang yang beramal shaleh akan diberikan balasan yang tanpa batas.
Saudaraku , kita perlu mengetahui apakah sesunnguhnya arti dari kebaikan itu. Definisi dari kebaikan sendiri begitu beragam, setiap individu dengan latara belakang kultur yang berbeda mempunyai definisi tersendiri tentang kebaikan.
Umumnya , hal pertama yang terlintas di benak kita adalah berperilaku menyenangkan, mem-berikan manfaat bagi orang lain, atau berperilaku toleran terhadap setiap jenis perbuatan, dan semacamnya. Perilaku-perilaku seperti itu sering dianggap sebagai sebuah tanda atau indikasi “kebaikan” dalam konsensus masyarakat.
Lalu bagaimana kebaikan menurut Alqur’an.
Firman Allah , yang artinya, “ Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
• beriman kepada Allah, Hari Kemudian, para malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
• memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
• dan (memerdekakan) hamba sahaya,
• mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;
• dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
• dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Qs Al-Baqarah : 177).
Dalam hadits iriwayat Tarmidzi, Rasulullah SAW mengajak orang yang beriman untuk selalu takut kepada Allah dan berbuat baik. Seperti dalam sabdanya,yang artinya : “Takutlah kepada Allah dimanapun kamu berada. Lakukanlah kebaikan sesegera mungkin setelah berbuat dosa untuk menghapuskan dosa itu, dan selalu berbuat baiklah dalam hubunganmu dengan manusia” (H.R. Tarmidzi).
Allah juga telah mewahyukan dalam Alqur’an bahwa Ia mencintai orang yang selalu berfikiran baik dan berbuat baik kerena keimanan mereka dan rasa takut serta cinta mereka kepada Allah.
Firman Allah, yang artinya, “ …orang-orang yang berbuat baik di dunia Ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan Itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa (Qs An-Nahl: 30).
Allah memberikan kepada hamba-hamba-Nya kabar gembira, dan berkah jasmani maupun rohani.
Allah memberitahu kita tentang berkah-Nya kepada Rasulullah SAW dalam sebuah ayat: Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu dia memberikan kecukupan. (Qs Ad-Dhuhaa : 8).
Allah SWT menjanjikan bahwa di setiap zaman, Ia akan memberi hamba-Nya yang beriman kehidupan yang baik.
Firman Allah, yang artinya ,” Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan “ (Qs An-Nahl : 97).
Saudaraku dengan selalu berniat dan berusaha untuk hanya mengharapkan ridha dari Allah semata. Kepuasan dan keikhlasan kita akan ridha Allah , maka Allah memberikan berkah-Nya dan kehidupan serta karunia yang baik dari Allah SWT.
Firman Allah, yang artinya ,” Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan) “ (Qs. Al-An’am : 160)
Firman Allah, yang artinya ,” Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” (Qs An-Nisaa’ : 40).
Firman Allah, yang artinya, “ Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan . Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya” (Qs. Yunus : 26).
Saudaraku, pepatah mengatakan “ Bad wather makes good timber “ , Angin ribut menjadikan pohon bertambah kuat dan baik. Orang-orang yang sabar dalam menghadapi rintangan dan cobaan akan mendapatkan surga.
Firman Allah, yang artinya “ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasulullah dan orang-orang yang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah ?” Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat “. (Qs. Al-Baqarah : 214).
Saudaraku, janganlah berputus asa untuk selalu berusaha berbuat baik, walaupun seringkali balasan yang kita terima justru menyakitkan. Yakinlah Allah tidak menyia-nyiakan kebaikan kita.
Wallahu A’lam.
Sumber :Ghalib Ahmad Masri , The Way to happiness La Tahzan, menemukan jalan keluar, Moch. Sofwat el Makki Mahasiswa Arsitektur FTSP UII, http://alrasikh. wordpress.com
Senin, 29 November 2010
Ta'affuf , tidak minta-minta
Rasulullah mewasiatkan kepada sahabat untuk tidak meminta kepada makhluk, walaupun tertimpa kelaparan sampai tidak mampu berjalan. Dari Abu Dzar a-Ghifari, bercerita bahwa Rasulullah menunggang keledai dan memboncengkanku di belakangnya, kemudian bersabda, yang artinya " Abu Dzar bagaimana pendapatmu jika kelaparan yang dasyat menimpa manusia sampai engkau tidak mampu bangun dari tempat tidurmu menuju mesjidmu?"
Abu Dzar menjawab ,' Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui '
Beliau bersabda, " Ta'affuf - lah (janganlah meminta-minta", (Hr Ibn Hibban (Mawariduzh Zham-an, 1862), Ahmad 5/149, Abu dawud 4261 dishahihkan oleh Syaikh Musthafa al Adawi dalam Ash-Shahihul Musnad min Ahaditsul Fitan wal Malahin). Dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda yang artinya ,” Barang siapa yang meminta-minta kepada sesama manusia dengan tujuan untuk memperbanyak kekayaannya, maka sesungguhnya ia meminta bara api. Terserah padanya apakah ia mengumpulkan sedikit saja atau akan memperbanyaknya “ (Hr Muslim 2/zakat/760, Ibn Majah 2/1737, ahmad dalam masnadnya 2/231 dan Al Baihaqy dalam sunannya 4,196).
Kita juga jumpai orang berada dipinggir jalan tengadahkan tangan ke setiap orang melintas. Perbuatan meminta-minta adalah tercela didalam pandangan Islam. Mereka tinggalkan usaha tangan sendiri. Padahal Allah SWT telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Firman Allah yang artinya , “ Tidak ada satu binatang melatapun dibumi ini melainkan Allah-lah mengatur rizkinya,” (Qs. Hud : 6).
Sifat 'afaf (menjaga kehormatan diri) dari meminta-minta adalah salah satu perwujudan dari sikap qana'ah yanitu sikap merasa cukup atau ridha terhadap pemberiaan Allah. Seorang hamba yang mempunyai sikap qanaah akan dihindarkan dari mengharapkan barang milik orang lain , apalagi meminta-minta.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ," Sesungguhnya meminta-minta itu merupa-kan cakaran seseorang ke wajahnya (sendiri). Kecuali seseorang yang meminta kepada pemerin-tah atau dalam perkara yang tidak ada pilihan baginya ," (Hr Timidzi , 681, dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali dalam Bahjatun Nazhirin , 533).
Rasulullah bersabda yang artinya ,” Seandainya kamu sekalian benar-benar tawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan memberi rizki bagi kalian sebagaiama Dia memberi rizki kepada burung. Dimana burung itu pada waktu pagi dengan perut kosong (lapar), dan pada waktu sore hari ia kembali dengan perut kenyang “. (Hr At Tirmidzi (4/2344), Ibn Majah (2/ 4164), Al Hakim dalam Al-Mustadrak (4/318) dan dia , berkata, “ hadits ini hasan shahih dan disepakati oleh Adz-Dzahaby ).
Sifat 'afaf memiliki keutamaan yang besar. Karena itulah Rasulullah menawarkan suatu reward yang agung, sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya, "Siapakah yang menjamin bagiku, maka aku akan menjamin surga baginya?
Sahabat Tsauban berkata, 'saya Ya Rasulullah'.
Maka diapun tidak pernah meminta apapun kepada seorangpun." (Hr. Abu Dawud,1643, dishahihkan Syaikh Salim al-Hilali dalam Bahjatun Naszhirin,535).
Yakinlah saudaraku, bahwasanya setiap makhluk telah dijamin rizkinya oleh Allah SWT, dan seorang hamba dituntut berusaha untuk mendapatkannya.
Sungguh indah , Rasulullah SAW memberikan perumpamaan dengan seekor burung yang keluar dari sarangnya untuk mencari rizki. Burung itu tidak tinggal didalam sarangnya dan menunggu rizki datang sendiri kepadanya. Begitu juga manusia .
Firman Allah yang artinya, “ Apabila shalat telah selelsai ditunaikan maka bertebaranlah kamu sekalian dimuka bumi ini dan carilah karunia Allah ,” (Qs . Al-Jum’ah : 10).
Rasulullah sangat menganjurkan agar seorang hamba muslim makan dari hasil usaha sendiri dan menjaga kehormatan diri dengan tidak meminta dan mengharapkan pemberian dari orang lain.
Rasulullah bersabda yang artinya, “ Sungguh salah seorang diantara kalian pergi mencari kayu bakar dan dipikulkan ikatan kayu itu di punggungnya, maka itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada seseorang baik orang itu memberi ataupun tidak memberinya ,” (Hr Bukhari 4/2073/alfath, Muslim 2/zakat/721, an-Nasay 5/2573, dari Abu Hurairah).
Dari riwayat sahabat Al-Miqdam bin Ma’dikarib ra, bahwa Rasulullah bersabda yang artinya, “ Tidak ada seseorang, makan makanan yang lebih baik daripada makan dari hasil usahanya sendiri dan sesungguhnya nabi allah Daud AS makan dari hasil usahanya sendiri (Hr Bukhari 4/2072/al-Fath, Ahmad dalam musnadnya 4/131,132,).
Bahkan dari riwayat Ibn ‘Umar, Rasulullah bersabda yang artinya , “ Seseorang diantara kalian akan selalu meminta-minta sehingga ia nanti bertemu dengan Allah sedangkan mukanya tiada berdaging sama sekali “, (Hr Bukhari 3/1474/Al-Fath dan Muslim 2/Zakat/720 dan Ahmad 2/15).
Hadits riwayat Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda yang artinya ,” Barang siapa yang meminta-minta kepada sesama manusia dengan tujuan untuk memperbanyak kekayaannya, maka sesungguhnya ia meminta bara api. Terserah padanya apakah ia mengumpulkan sedikit saja atau akan memperbanyaknya “ (Hr Muslim 2/zakat/760, Ibn Majah 2/1737, ahmad dalam masnadnya 2/231 dan Al Baihaqy dalam sunannya 4,196).
Sungguh , kelaparan dan sedikit ibadah lebih baik daripada seorang hamba memakan dari hasil meminta-minta dari orang lain seraya melakukan banyak ibadah.
Sabagaimana riwayat Imam Muslim dari sahabat Qabishah bin Mukhariq al-Hilali , bahwa dia berkata ,” Saya memiliki tanggungan (hutang, diat dan sebagainya) lalu saya mendatangi Rasulullah SAW untuk meminta sesuatu kepada beliau .
Rasulullah bersabda , : Tinggallah ! sampai datang kepada kami sedekah , nanti akan kami perintahkan agar dibagikan kepadamu “.
Kemudian Rasulullah bersabda, “ Hai Qabishah , sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal kecuali bagi salah satu dari tiga orang.
Pertama, orang yang sedang menanggung beban (denda, hutang dan sebagainya) maka ia boleh meminta sampai ia melepaskan tanggungan (beban ) itu.
Kedua, Seseorang yang tertimpa kecelakaan/ musibah yang menghabiskan hartanya, maka ia boleh meminta-minta sehingga ia bisa memperoleh kehidupan yang layak.
Ketiga, seseorang yang sangat miskin, sehingga disaksikan oleh tiga orang cerdik pandai dari dari kaumnya bahwa “si fulan benar-benar miskin” , maka ia boleh meminta-minta sehingga ia bisa memperoleh kehidupan yang layak.
Hai Qabishah, meminta-minta yang selain karena tiga sebab ini maka itu adalah usaha yang haram, dan orang yang memakannya berarti makan barang haram ,”. (Hr Bukhari 3/1479/al-Fath, dan Muslim 2/zakat/719.”.
Firman Allah yang artinya ,” Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan , kelaparan jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita kepada orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan inna lillahi wa inna illaihi rajiun mereka itulah yang mendapat keberkahan sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk “. (Qs. Al Baqarah 155-157).
Dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah pernah bersabda yang artinya ,” Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak hartanya, tetapi yang dinamakan kaya sebenarnya adalah kekayaan jiwa “. (Hr Bukhari 11/6446/Al-Fath , dan Muslim 2/zakat/726)
Saudaraku, marilah kita berusaha dengan kemampuan yang ada dengan cara yang halal dan menghiasi diri dengan sifat qona’ah. Qona’ah atau merasa cukup dengan apa yang ada pada diri kita. Imam Ibn Qudamah al-Maqdisi dalam Tuhfatul Ahwadzi, menyatakan bahwa ketahuilah bahwa kemiskinan itu terpuji. Namun, sepantasnya orang yang miskin itu bersikap qana'ah, tidak berharap kepada makhluk, tidak menginginkan barang yang berada di tangan orang lain, dan tidak rakus dalam mencari harta dengan segala cara.
Allahu a’lam
Sumber kutipan : Buletin Jum’at Al Atsariyyah , http ://Almkassari.com
Abu Dzar menjawab ,' Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui '
Beliau bersabda, " Ta'affuf - lah (janganlah meminta-minta", (Hr Ibn Hibban (Mawariduzh Zham-an, 1862), Ahmad 5/149, Abu dawud 4261 dishahihkan oleh Syaikh Musthafa al Adawi dalam Ash-Shahihul Musnad min Ahaditsul Fitan wal Malahin). Dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda yang artinya ,” Barang siapa yang meminta-minta kepada sesama manusia dengan tujuan untuk memperbanyak kekayaannya, maka sesungguhnya ia meminta bara api. Terserah padanya apakah ia mengumpulkan sedikit saja atau akan memperbanyaknya “ (Hr Muslim 2/zakat/760, Ibn Majah 2/1737, ahmad dalam masnadnya 2/231 dan Al Baihaqy dalam sunannya 4,196).
Kita juga jumpai orang berada dipinggir jalan tengadahkan tangan ke setiap orang melintas. Perbuatan meminta-minta adalah tercela didalam pandangan Islam. Mereka tinggalkan usaha tangan sendiri. Padahal Allah SWT telah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Firman Allah yang artinya , “ Tidak ada satu binatang melatapun dibumi ini melainkan Allah-lah mengatur rizkinya,” (Qs. Hud : 6).
Sifat 'afaf (menjaga kehormatan diri) dari meminta-minta adalah salah satu perwujudan dari sikap qana'ah yanitu sikap merasa cukup atau ridha terhadap pemberiaan Allah. Seorang hamba yang mempunyai sikap qanaah akan dihindarkan dari mengharapkan barang milik orang lain , apalagi meminta-minta.
Sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ," Sesungguhnya meminta-minta itu merupa-kan cakaran seseorang ke wajahnya (sendiri). Kecuali seseorang yang meminta kepada pemerin-tah atau dalam perkara yang tidak ada pilihan baginya ," (Hr Timidzi , 681, dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali dalam Bahjatun Nazhirin , 533).
Rasulullah bersabda yang artinya ,” Seandainya kamu sekalian benar-benar tawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan memberi rizki bagi kalian sebagaiama Dia memberi rizki kepada burung. Dimana burung itu pada waktu pagi dengan perut kosong (lapar), dan pada waktu sore hari ia kembali dengan perut kenyang “. (Hr At Tirmidzi (4/2344), Ibn Majah (2/ 4164), Al Hakim dalam Al-Mustadrak (4/318) dan dia , berkata, “ hadits ini hasan shahih dan disepakati oleh Adz-Dzahaby ).
Sifat 'afaf memiliki keutamaan yang besar. Karena itulah Rasulullah menawarkan suatu reward yang agung, sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya, "Siapakah yang menjamin bagiku, maka aku akan menjamin surga baginya?
Sahabat Tsauban berkata, 'saya Ya Rasulullah'.
Maka diapun tidak pernah meminta apapun kepada seorangpun." (Hr. Abu Dawud,1643, dishahihkan Syaikh Salim al-Hilali dalam Bahjatun Naszhirin,535).
Yakinlah saudaraku, bahwasanya setiap makhluk telah dijamin rizkinya oleh Allah SWT, dan seorang hamba dituntut berusaha untuk mendapatkannya.
Sungguh indah , Rasulullah SAW memberikan perumpamaan dengan seekor burung yang keluar dari sarangnya untuk mencari rizki. Burung itu tidak tinggal didalam sarangnya dan menunggu rizki datang sendiri kepadanya. Begitu juga manusia .
Firman Allah yang artinya, “ Apabila shalat telah selelsai ditunaikan maka bertebaranlah kamu sekalian dimuka bumi ini dan carilah karunia Allah ,” (Qs . Al-Jum’ah : 10).
Rasulullah sangat menganjurkan agar seorang hamba muslim makan dari hasil usaha sendiri dan menjaga kehormatan diri dengan tidak meminta dan mengharapkan pemberian dari orang lain.
Rasulullah bersabda yang artinya, “ Sungguh salah seorang diantara kalian pergi mencari kayu bakar dan dipikulkan ikatan kayu itu di punggungnya, maka itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada seseorang baik orang itu memberi ataupun tidak memberinya ,” (Hr Bukhari 4/2073/alfath, Muslim 2/zakat/721, an-Nasay 5/2573, dari Abu Hurairah).
Dari riwayat sahabat Al-Miqdam bin Ma’dikarib ra, bahwa Rasulullah bersabda yang artinya, “ Tidak ada seseorang, makan makanan yang lebih baik daripada makan dari hasil usahanya sendiri dan sesungguhnya nabi allah Daud AS makan dari hasil usahanya sendiri (Hr Bukhari 4/2072/al-Fath, Ahmad dalam musnadnya 4/131,132,).
Bahkan dari riwayat Ibn ‘Umar, Rasulullah bersabda yang artinya , “ Seseorang diantara kalian akan selalu meminta-minta sehingga ia nanti bertemu dengan Allah sedangkan mukanya tiada berdaging sama sekali “, (Hr Bukhari 3/1474/Al-Fath dan Muslim 2/Zakat/720 dan Ahmad 2/15).
Hadits riwayat Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda yang artinya ,” Barang siapa yang meminta-minta kepada sesama manusia dengan tujuan untuk memperbanyak kekayaannya, maka sesungguhnya ia meminta bara api. Terserah padanya apakah ia mengumpulkan sedikit saja atau akan memperbanyaknya “ (Hr Muslim 2/zakat/760, Ibn Majah 2/1737, ahmad dalam masnadnya 2/231 dan Al Baihaqy dalam sunannya 4,196).
Sungguh , kelaparan dan sedikit ibadah lebih baik daripada seorang hamba memakan dari hasil meminta-minta dari orang lain seraya melakukan banyak ibadah.
Sabagaimana riwayat Imam Muslim dari sahabat Qabishah bin Mukhariq al-Hilali , bahwa dia berkata ,” Saya memiliki tanggungan (hutang, diat dan sebagainya) lalu saya mendatangi Rasulullah SAW untuk meminta sesuatu kepada beliau .
Rasulullah bersabda , : Tinggallah ! sampai datang kepada kami sedekah , nanti akan kami perintahkan agar dibagikan kepadamu “.
Kemudian Rasulullah bersabda, “ Hai Qabishah , sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal kecuali bagi salah satu dari tiga orang.
Pertama, orang yang sedang menanggung beban (denda, hutang dan sebagainya) maka ia boleh meminta sampai ia melepaskan tanggungan (beban ) itu.
Kedua, Seseorang yang tertimpa kecelakaan/ musibah yang menghabiskan hartanya, maka ia boleh meminta-minta sehingga ia bisa memperoleh kehidupan yang layak.
Ketiga, seseorang yang sangat miskin, sehingga disaksikan oleh tiga orang cerdik pandai dari dari kaumnya bahwa “si fulan benar-benar miskin” , maka ia boleh meminta-minta sehingga ia bisa memperoleh kehidupan yang layak.
Hai Qabishah, meminta-minta yang selain karena tiga sebab ini maka itu adalah usaha yang haram, dan orang yang memakannya berarti makan barang haram ,”. (Hr Bukhari 3/1479/al-Fath, dan Muslim 2/zakat/719.”.
Firman Allah yang artinya ,” Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan , kelaparan jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita kepada orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan inna lillahi wa inna illaihi rajiun mereka itulah yang mendapat keberkahan sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk “. (Qs. Al Baqarah 155-157).
Dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah pernah bersabda yang artinya ,” Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak hartanya, tetapi yang dinamakan kaya sebenarnya adalah kekayaan jiwa “. (Hr Bukhari 11/6446/Al-Fath , dan Muslim 2/zakat/726)
Saudaraku, marilah kita berusaha dengan kemampuan yang ada dengan cara yang halal dan menghiasi diri dengan sifat qona’ah. Qona’ah atau merasa cukup dengan apa yang ada pada diri kita. Imam Ibn Qudamah al-Maqdisi dalam Tuhfatul Ahwadzi, menyatakan bahwa ketahuilah bahwa kemiskinan itu terpuji. Namun, sepantasnya orang yang miskin itu bersikap qana'ah, tidak berharap kepada makhluk, tidak menginginkan barang yang berada di tangan orang lain, dan tidak rakus dalam mencari harta dengan segala cara.
Allahu a’lam
Sumber kutipan : Buletin Jum’at Al Atsariyyah , http ://Almkassari.com
Kamis, 25 November 2010
Energi mengikuti imajinasi
Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi dalam al-Khawathir , menyatakan bahwa pikiran adalah alat ukur yang diginakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan lebih mnejamin masa depan diri dan keluarganya. Kita sering tidak menyadari apa pikiran-pikiran terdalam kita, tetapi kita dapat melihat apa yang telah kita pikirkan dengan melihat tindakan-tindakan yang telah kita ambil. Pikiran-pikiran terdalam kita tercermin dalam tindakan dan situasi di sekelilingnya.Ketika kita ingin menarik sesuatu kedalam hidup kita, pastikan bahwa tindakan kita tidak berlawanan dengan hasrat kita.
Suatu contoh sebagaimana dalam buku Levering the universe and engagging the magic , tentang kisah seorang wanitayang mendambakan pasangan yang iimpikan dalam kehidupannya. Ia sudah berusaha dan melakukan hal-hal yang benar. Ia sudah memiliki gambaran tentang pria yang didambakannya, dan memvisualkannya. Namun lama ditunggu belum juga muncul kehadirannya.
Kemudian pada suatu ketika ia pulang kerumah dan memarkir mobilnya ditangah garasi. Pikir punya pikir ia terkejut, jika ia memarkir mobilnya di posisi tengah garasi, maka tidak ada ruanguntuk mobil pasangan idealnya. Dalam pikirannya yang paling dalam, seakan ia tidak percaya bahwa ia sedang mennerima apa yang ia minta.
Selanjutnya ia segera membersihkan garasinya dan memarkir mobil di satu sisi, sehing-ga menyisakan cukup ruang disisi lainnya untuk meobil pasangan idealnya nanti. Kemudia ia masuk ke kamar tidur dan membuka lemari, yang penuh pakaian. Tidak ada ruang pakian untuk pasangannya. Ia segera pindahkan beberapa pakaian untuk menyi-sakan ruang. Semua ia juga selalu tidur ditengah ranjang, kini ia mulai tidur di sisi dan menyisakan ruang untuk pasangannya.Tidak lama berselang, ia benar-benar menerima kehadiran pasangan ideal yang telah ia nantikan.
Menurut seorang fisikawan Albert Einstein, “Energi mengikuti imajinasi”. Pernyataan ini mengandung arti bahwa imajinasi akan mengumpulkan seluruh energi untuk mewujud-kan impian kita. Dan Einstein telah membuktikan hal ini dengan mampu menghasilkan begitu banyak teori spektakuler yang semula hanya berawal dari sebuah imajinasi. Jadi dapat dikatakan bahwa imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan terwujud dalam apa yang kita imajinasikan.
Pikiran kita seringkali bertindak sebagai magnet yang kuat untuk mengundang segala sesuatu yang kita pikirkan untuk terwujud. Pikiran menggerakkan energi seluruh bagian dari kita, fisik , emosi dan semangat untuk bergerak kearah yang kita pikirkan. Jika kita memusatkan pikiran pada kegagalan pasti akan mengundang datangnya kegagalan. Sebaliknya , jika kita memusatkan pikiran untuk meraih kebahagiaan / kesuksesan , maka hal itu juga akan segera terwujud. Jadi mengapa tidak mencoba memusatkan pikiran untuk meraih hal-hal yang membahagiakan.
Jadi, pikiran apa yang telah anda minta, dan pastikan tindakan-tindakan anda men-cerminkan apa yang ingin anda terima, serta tidak berlawanan dengan apa yang anda minta. Bersikaplah seakan-akan anda sedang menerimanya. Lakukan persis seperti apa yang akan anda lakukan jika anda menerimanya hari ini, ambil tindakan-tindakan untuk mencerminkan harapan itu. Siapkan ruang di pikiran dan perasaan anda dan ketika anda melakukan itu semua, anda mengirimkan sinyal harapan yang kuat.
Terlepas dari apakah anda berpikir bahwa anda bisa atau tidak bisa, anda benar dalam keduanya (Henry Ford).
Seseorang yang senang berbicara positif akan disenangi orang lain. Dia akan memberikan cahaya semangat kepda yang lainnya. Kesenangan berbicara positif akan membuahkan sikap positif pada dirinya.
Pikiran sangat sulit untuk dilihat, amat lembut dan halus, pikiran bergerak sesuka hatinya. Orang bijaksana selalu menjaga pikirannya,seseorang yang menjaga pikirannya akan berbahagia
Tidak ada batas yang dapat dilakukan hukum ini bagi anda, beranikah untuk percaya pada cita-cita anda sendiri, anggap cita-cita ini sebagai kenyataan yang sudah tercapai (Charles Haanel).
Inilah jenis berpikir positif yang paling baik dan paling kuat karena tidak terpengaruh oleh ruang , waktu dan pengaruh lainnya. Ia telah menjadi kebiasaan. Ada masalah maupun tidak , ia selalu bersyukur kepada Allah. Selanjutnya, ia berpikir mencari solusi dari segala kemungkinan hingga pikiran itu menjadi kebiasan hidupnya. Seorang hamba yang mempunyai kepribadian semacam ini akan menjalani hidup dengan damai, tenang dan bahagia.
Dr Wayne W dyer, menyatakan dalam bukunya bahwa di pintu spiritual terdapat jalan keluar dari semua persoalan. Seseorang yang mengutamakan aspek spiritual akan selalu bersikap positif dan tawakal kepada Allah dalam menghadapi persoalan. Benarlah siapa saja yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhan dan ke-inginannya. Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” …barangsiapa yang bertawakal kepda Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..,” (Qs. 65 : 3).
Allahu a'lam
Sumber : the secret , Rhonda Byrne
Suatu contoh sebagaimana dalam buku Levering the universe and engagging the magic , tentang kisah seorang wanitayang mendambakan pasangan yang iimpikan dalam kehidupannya. Ia sudah berusaha dan melakukan hal-hal yang benar. Ia sudah memiliki gambaran tentang pria yang didambakannya, dan memvisualkannya. Namun lama ditunggu belum juga muncul kehadirannya.
Kemudian pada suatu ketika ia pulang kerumah dan memarkir mobilnya ditangah garasi. Pikir punya pikir ia terkejut, jika ia memarkir mobilnya di posisi tengah garasi, maka tidak ada ruanguntuk mobil pasangan idealnya. Dalam pikirannya yang paling dalam, seakan ia tidak percaya bahwa ia sedang mennerima apa yang ia minta.
Selanjutnya ia segera membersihkan garasinya dan memarkir mobil di satu sisi, sehing-ga menyisakan cukup ruang disisi lainnya untuk meobil pasangan idealnya nanti. Kemudia ia masuk ke kamar tidur dan membuka lemari, yang penuh pakaian. Tidak ada ruang pakian untuk pasangannya. Ia segera pindahkan beberapa pakaian untuk menyi-sakan ruang. Semua ia juga selalu tidur ditengah ranjang, kini ia mulai tidur di sisi dan menyisakan ruang untuk pasangannya.Tidak lama berselang, ia benar-benar menerima kehadiran pasangan ideal yang telah ia nantikan.
Menurut seorang fisikawan Albert Einstein, “Energi mengikuti imajinasi”. Pernyataan ini mengandung arti bahwa imajinasi akan mengumpulkan seluruh energi untuk mewujud-kan impian kita. Dan Einstein telah membuktikan hal ini dengan mampu menghasilkan begitu banyak teori spektakuler yang semula hanya berawal dari sebuah imajinasi. Jadi dapat dikatakan bahwa imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah terus-menerus akan terwujud dalam apa yang kita imajinasikan.
Pikiran kita seringkali bertindak sebagai magnet yang kuat untuk mengundang segala sesuatu yang kita pikirkan untuk terwujud. Pikiran menggerakkan energi seluruh bagian dari kita, fisik , emosi dan semangat untuk bergerak kearah yang kita pikirkan. Jika kita memusatkan pikiran pada kegagalan pasti akan mengundang datangnya kegagalan. Sebaliknya , jika kita memusatkan pikiran untuk meraih kebahagiaan / kesuksesan , maka hal itu juga akan segera terwujud. Jadi mengapa tidak mencoba memusatkan pikiran untuk meraih hal-hal yang membahagiakan.
Jadi, pikiran apa yang telah anda minta, dan pastikan tindakan-tindakan anda men-cerminkan apa yang ingin anda terima, serta tidak berlawanan dengan apa yang anda minta. Bersikaplah seakan-akan anda sedang menerimanya. Lakukan persis seperti apa yang akan anda lakukan jika anda menerimanya hari ini, ambil tindakan-tindakan untuk mencerminkan harapan itu. Siapkan ruang di pikiran dan perasaan anda dan ketika anda melakukan itu semua, anda mengirimkan sinyal harapan yang kuat.
Terlepas dari apakah anda berpikir bahwa anda bisa atau tidak bisa, anda benar dalam keduanya (Henry Ford).
Seseorang yang senang berbicara positif akan disenangi orang lain. Dia akan memberikan cahaya semangat kepda yang lainnya. Kesenangan berbicara positif akan membuahkan sikap positif pada dirinya.
Pikiran sangat sulit untuk dilihat, amat lembut dan halus, pikiran bergerak sesuka hatinya. Orang bijaksana selalu menjaga pikirannya,seseorang yang menjaga pikirannya akan berbahagia
Tidak ada batas yang dapat dilakukan hukum ini bagi anda, beranikah untuk percaya pada cita-cita anda sendiri, anggap cita-cita ini sebagai kenyataan yang sudah tercapai (Charles Haanel).
Inilah jenis berpikir positif yang paling baik dan paling kuat karena tidak terpengaruh oleh ruang , waktu dan pengaruh lainnya. Ia telah menjadi kebiasaan. Ada masalah maupun tidak , ia selalu bersyukur kepada Allah. Selanjutnya, ia berpikir mencari solusi dari segala kemungkinan hingga pikiran itu menjadi kebiasan hidupnya. Seorang hamba yang mempunyai kepribadian semacam ini akan menjalani hidup dengan damai, tenang dan bahagia.
Dr Wayne W dyer, menyatakan dalam bukunya bahwa di pintu spiritual terdapat jalan keluar dari semua persoalan. Seseorang yang mengutamakan aspek spiritual akan selalu bersikap positif dan tawakal kepada Allah dalam menghadapi persoalan. Benarlah siapa saja yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhan dan ke-inginannya. Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” …barangsiapa yang bertawakal kepda Allah akan mencukupkan (keperluan)nya..,” (Qs. 65 : 3).
Allahu a'lam
Sumber : the secret , Rhonda Byrne
Rabu, 24 November 2010
Basmalah
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata: “Tafsirnya adalah: Sesungguhnya seorang insan meminta tolong dengan perantara semua Nama Allah. Kami katakan: yang dimaksud adalah setiap nama yang Allah punya. Kami menyimpulkan hal itu dari ungkapan isim (nama) yang berbentuk mufrad (tunggal) dan mudhaf (disandarkan) maka bermakna umum. Seorang yang membaca basmalah bertawassul kepada Allah ta’ala dengan menyebutkan sifat rahmah. Karena sifat rahmah akan membantu insan untuk melakukan amalnya. Dan orang yang membaca basmalah ingin meminta tolong dengan perantara nama-nama Allah untuk memudahkan amal-amalnya.” (Shifatush Shalah,).Penulisan Al-Qur’an diawali dengan basmalah. Al Qurthuby dalam tafsirnya menyebutkan bahwa para sahabat ra sepakat menjadikan basmalah tertulis sebagai ayat permulaan dalam Al-Qur’an, inilah kesepakatan mereka yang menjadi permanen -semoga Allah meridhai mereka.
Al Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan pernyataan serupa di dalam Fathul Baari (Ad Dalaa’il Wal Isyaaraat ‘ala Kasyfi Syubuhaat).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila menulis surat memulai dengan bismillaahirrahmaanirrahiim (Shahih Bukhari 4/402 Kitabul Jihad Bab Du’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ilal Islam wa Nubuwah wa ‘an laa Yattakhidza Ba’dhuhum Ba’dhan Arbaaban min duunillaah wa Qauluhu ta’ala Maa kaana libasyarin ‘an yu’tiyahullaahu ‘ilman ila akhiril ayah, Fathul Bari 6/109.
Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’aad fii Hadyi Khairil ‘Ibaad karya 3/688-696, men-ceritakan surat menyurat Nabi kepada para raja dan lain sebagainya (Syarh Kitab Kasyfu Syubuhaat Syaikh Shalih Al-Fauzan,).
Di dalam Kitab Bad’ul Wahyi Imam Bukhari menyebutkan hadits, “Bismillahirrahmaanirrahiim min Muhammadin ‘Abdillah wa Rasuulihi ila Hiraqla ‘Azhiimir Ruum…” (Shahih Bukhari no. 7, Shahih Muslim no. 1773 dari hadits Ibnu ‘Abbas ra, Hushuulul Ma’muul, Ad Dalaa’il Wal Isyaaraat ‘ala Kasyfi Syubuhaat,).
Memulai dengan Basmalah
Hikmah dalam mengawali perbuatan dengan bismillahirrahmaanirraahiim adalah demi mencari barakah dengan membacanya. Karena ucapan ini adalah kalimat yang barakah, sehingga apabila disebutkan di permulaan kitab atau di awal risalah maka hal itu akan membuahkan barakah baginya. Selain itu di dalamnya juga terdapat permohonan pertolongan kepada Allah ta’ala ( Syarh Kitab Kasyfu Syubuhaat Syaikh Shalih Al-Fauzan ). Selain itu basmalah termasuk pujian dan dzikir yang paling mulia (Taudhihaat Al Kasdalamyifaat).
Al Hafizh Ibnu Hajar menyebutkan pernyataan serupa di dalam Fathul Baari (Ad Dalaa’il Wal Isyaaraat ‘ala Kasyfi Syubuhaat).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila menulis surat memulai dengan bismillaahirrahmaanirrahiim (Shahih Bukhari 4/402 Kitabul Jihad Bab Du’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ilal Islam wa Nubuwah wa ‘an laa Yattakhidza Ba’dhuhum Ba’dhan Arbaaban min duunillaah wa Qauluhu ta’ala Maa kaana libasyarin ‘an yu’tiyahullaahu ‘ilman ila akhiril ayah, Fathul Bari 6/109.
Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’aad fii Hadyi Khairil ‘Ibaad karya 3/688-696, men-ceritakan surat menyurat Nabi kepada para raja dan lain sebagainya (Syarh Kitab Kasyfu Syubuhaat Syaikh Shalih Al-Fauzan,).
Di dalam Kitab Bad’ul Wahyi Imam Bukhari menyebutkan hadits, “Bismillahirrahmaanirrahiim min Muhammadin ‘Abdillah wa Rasuulihi ila Hiraqla ‘Azhiimir Ruum…” (Shahih Bukhari no. 7, Shahih Muslim no. 1773 dari hadits Ibnu ‘Abbas ra, Hushuulul Ma’muul, Ad Dalaa’il Wal Isyaaraat ‘ala Kasyfi Syubuhaat,).
Memulai dengan Basmalah
Hikmah dalam mengawali perbuatan dengan bismillahirrahmaanirraahiim adalah demi mencari barakah dengan membacanya. Karena ucapan ini adalah kalimat yang barakah, sehingga apabila disebutkan di permulaan kitab atau di awal risalah maka hal itu akan membuahkan barakah baginya. Selain itu di dalamnya juga terdapat permohonan pertolongan kepada Allah ta’ala ( Syarh Kitab Kasyfu Syubuhaat Syaikh Shalih Al-Fauzan ). Selain itu basmalah termasuk pujian dan dzikir yang paling mulia (Taudhihaat Al Kasdalamyifaat).
Allahu a'lam
Sumber bacaan : Abu Mushlih Ari Wahyudi, www.muslim.or.id
Selasa, 23 November 2010
sang perusak
Sesungguhnya penyakit Riya dan Ujub adalah yang paling merusak yang menimpa hati manusia, dimana hal itu menjadikan amalan-amalan menjadi sia-sia dan juga merusak seluruh perbuatan manusia serta melahirkan kekerasan dan kekejian . Riya dapat dikatakan sebagai bagian dari perbuatan syirik mensekutukan Allah, sementara Ujub adalah bagian dari perbuatan syirik terhadap diri sendiri, kedua sikap ini akan tumbuh subur pada seorang hamba yang takabur. [Majmu 'Al-Fatawa 10/277]
Dalam hadits Haritsah bin Wahab, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya , “ Maukah kalian aku beritakan tentang penghuni neraka ; yaitu setiap orang yang berperangai jahat serta kasar (An-Nihayah 3/180), orang gemuk yang berlebih-lebihan dalam berjalannya ( An-Nihayah 1/416), dan orang-orang yang sombong". [Hr. Al-Bukhari dalam Tafsir surat Al-Qalam 4918 8/530, At-Tirmidzi bab Jahannam 13, Ibnu Majah bab Zuhud 4, Ahmad dalam Musnadnya 2/169, 214 dan 4/175-306]
Dari Ibnu Mas'ud , bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda, yang artinya,” Tidaklah masuk surga barang siapa yang di dalam hatinya terdapat kesombongan yang sebesar biji dzarah (atom) sekalipun". [Hr. Muslim ,Imam 91 1/93 dan At-Tirmidzi, Al-Birru was-shilah 1998-1999 4/360-361]
Dalam riwayat lain , Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Ada tiga hal yang dapat membinasakan diri seseorang yaitu : Kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti serta seseorang yang membanggakan dirinya sendiri". [Hadits ini disebutkan oleh Al-Mundziry dalam At-Targhib wa Tarhib 1/162, yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Al-Baihaqi serta dibenarkan oleh Al-Albany]
Said bin Jabir berkata : "Sesungguhnya seorang hamba melakukan perbuatan kebaikan lalu perbuatan baiknya itu menyebabkan ia masuk neraka, dan sesungguhnya seorang hamba melakukan perbuatan buruk lalu perbuatan buruknya itu menyebabkan dia masuk neraka, hal itu dikarenakan perbuatan baiknya itu manjadikan ia bangga pada dirinya sendiri sementara perbuatan buruknya menjadikan ia memohon ampun serta bertobat kepada Allah karena perbuatan buruknya itu". [Majmu 'Al-Fatawa 10/277]
Taat kepada Allah dan bersikap tawakal kepada-Nya adalah merupakan obat penawar untuk mencegah kedua penyakit yang buruk ini yaitu Ujub dan Takabur.
Ibnu Taimiyah berkata : "Seseorang yang melakukan riya' pada hakekatnya ia tak melakukan firman Allah : (Hanya kepada-Mu aku menyembah), dan orang yang bersikap ujub (bangga kepada diri sendiri) pada hakekatnya ia tak melakukan firman Allah : (Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan) dan barangsiapa yang melaksanakan firman Allah : (Hanya kepada-Mu kami menyembah), maka ia telah keluar dari sikap riya, dan barang siapa yang melaksanakan firman Allah (Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan), maka ia telah keluar dari sikap ujub". [Majmu Al-Fatawa 10/277]
Jadi sesungguhnya hati manusia dihadapi oleh dua macam penyakit besar jika orang itu tidak menyadari adanya kedua penyakit itu akan melemparkan dirinya kedalam kehancuran dan itu adalah pasti, kedua penyakit itu adalah riya dan takabur, maka obat dari pada riya adalah : (Hanya kepada-Mu kami menyembah) dan obat dari penyakit takabur adalah : (Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)". [Madarijus Salikin]
Allahu a’lam
Sumber : At-Tawakkul 'Alallah wa 'Alaqatuhu bil Asbab , Dr Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji
Dalam hadits Haritsah bin Wahab, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, yang artinya , “ Maukah kalian aku beritakan tentang penghuni neraka ; yaitu setiap orang yang berperangai jahat serta kasar (An-Nihayah 3/180), orang gemuk yang berlebih-lebihan dalam berjalannya ( An-Nihayah 1/416), dan orang-orang yang sombong". [Hr. Al-Bukhari dalam Tafsir surat Al-Qalam 4918 8/530, At-Tirmidzi bab Jahannam 13, Ibnu Majah bab Zuhud 4, Ahmad dalam Musnadnya 2/169, 214 dan 4/175-306]
Dari Ibnu Mas'ud , bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda, yang artinya,” Tidaklah masuk surga barang siapa yang di dalam hatinya terdapat kesombongan yang sebesar biji dzarah (atom) sekalipun". [Hr. Muslim ,Imam 91 1/93 dan At-Tirmidzi, Al-Birru was-shilah 1998-1999 4/360-361]
Dalam riwayat lain , Rasulullah bersabda, yang artinya ,” Ada tiga hal yang dapat membinasakan diri seseorang yaitu : Kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti serta seseorang yang membanggakan dirinya sendiri". [Hadits ini disebutkan oleh Al-Mundziry dalam At-Targhib wa Tarhib 1/162, yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Al-Baihaqi serta dibenarkan oleh Al-Albany]
Said bin Jabir berkata : "Sesungguhnya seorang hamba melakukan perbuatan kebaikan lalu perbuatan baiknya itu menyebabkan ia masuk neraka, dan sesungguhnya seorang hamba melakukan perbuatan buruk lalu perbuatan buruknya itu menyebabkan dia masuk neraka, hal itu dikarenakan perbuatan baiknya itu manjadikan ia bangga pada dirinya sendiri sementara perbuatan buruknya menjadikan ia memohon ampun serta bertobat kepada Allah karena perbuatan buruknya itu". [Majmu 'Al-Fatawa 10/277]
Taat kepada Allah dan bersikap tawakal kepada-Nya adalah merupakan obat penawar untuk mencegah kedua penyakit yang buruk ini yaitu Ujub dan Takabur.
Ibnu Taimiyah berkata : "Seseorang yang melakukan riya' pada hakekatnya ia tak melakukan firman Allah : (Hanya kepada-Mu aku menyembah), dan orang yang bersikap ujub (bangga kepada diri sendiri) pada hakekatnya ia tak melakukan firman Allah : (Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan) dan barangsiapa yang melaksanakan firman Allah : (Hanya kepada-Mu kami menyembah), maka ia telah keluar dari sikap riya, dan barang siapa yang melaksanakan firman Allah (Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan), maka ia telah keluar dari sikap ujub". [Majmu Al-Fatawa 10/277]
Jadi sesungguhnya hati manusia dihadapi oleh dua macam penyakit besar jika orang itu tidak menyadari adanya kedua penyakit itu akan melemparkan dirinya kedalam kehancuran dan itu adalah pasti, kedua penyakit itu adalah riya dan takabur, maka obat dari pada riya adalah : (Hanya kepada-Mu kami menyembah) dan obat dari penyakit takabur adalah : (Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)". [Madarijus Salikin]
Allahu a’lam
Sumber : At-Tawakkul 'Alallah wa 'Alaqatuhu bil Asbab , Dr Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji
Senin, 22 November 2010
Barokah
Barokah atau berkah adalah kata yang sering kita dengar sehari-hari . Barokah atau berkah selalu diinginkan oleh setiap orang. Dalam bahasa Arab, barokah bermakna tetapnya sesuatu, dan bisa juga bermakna bertambah atau berkembangnya sesuatu.Tabriik adalah mendoakan seseorang agar mendapatkan keberkahan. Sedangkan tabarruk adalah istilah untuk meraup berkah atau “ngalap berkah”.
Adapun makna barokah dalam Al Qur’an dan As Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya. Sebagaimana do’a keberkahan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sering kita baca saat tasyahud mengandung dua makna di atas.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Maksud dari ucapan do’a “keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad karena engkau telah memberi keberkahan kepada keluarga Ibrahim, do’a keberkahan ini mengandung arti pemberian kebaikan karena apa yang telah diberi pada keluarga Ibrahim. Maksud keberkahan tersebut adalah langgeng-nya kebaikan dan berlipat atau bertambahnya kebaikan. Inilah hakikat barokah”.
Semua Kebaikan Berasal dari Allah
Kadangkala kita berharap dari kebaikan dari orang lain, sampai-sampai hati pun bergantung padanya. Namun perlu diketahui bahwa seluruh kebaikan dan keberkahan asalnya dari Allah.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya ”Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Ali Imron: 26).
Yang dimaksud ayat “di tangan Allah-lah segala kebaikan” adalah segala kebaikan tersebut atas kuasa Allah. Tiada seorang pun yang dapat mendatangkannya kecuali atas kuasa-Nya. Karena Allah-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. ( Ath Thobari).
Dalam sebuah do’a istiftah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan, “Seluruh kebaikan di tangan-Mu.” (HR. Muslim no. 771)
Begitu juga dalam beberapa ayat lainnya disebutkan bahwa nikmat (yang merupakan bagian dari kebaikan) itu juga berasal dari Allah. Dan nikmat ini sungguh teramat banyak, sangat mustahil seseorang menghitungnya.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An Nahl: 53).
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya “Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah” (QS. Ali Imron: 73).
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghitungnya” (QS. Ibrahim: 34 dan An Nahl: 18).
Keberkahan hanya berasal dari Allah
Kita telah mengetahui bahwa setiap kebaikan dan nikmat, itu berasal dari Allah. Inilah yang disebut dengan barokah. Maka ini menunjukkan bahwa seluruh barokah, berkah atau keberkahan berasal dari Allah semata.
Setelah kita memahami bahwa datangnya barokah atau kebaikan hanyalah dari Allah.
Perlu diketahui bahwa keberkahan yang halal bisa ada dalam hal diniyah dan hal duniawiyah, atau salah satu dari keduanya.
Contoh yang mencakup keberkahan diniyah dan duniawiyah sekaligus adalah ke-berkahan pada Al Qur’an Al Karim, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat .
Keberkahan juga terdapat pada majelis orang shalih, keberkahan bulan Ramadhan, keberkahan makan sahur. Keberkahan pada hal diniyah saja semisal pada tiga masjid yang mulia yaitu masjidil haram, masjid nabawi, dan masjidil aqsha. Sedangkan keberkahan pada hal duniawiyah seperti keberkahan pada air hujan, pada tumbuhnya berbagai tumbuhan, keberkahan pada susu dan hewan ternak.
Ada satu catatan yang perlu diperhatikan. Keberkahan yang halal di atas kadang diketahui karena ada dalil tegas yang menunjukkannya, kadang pula dilihat dari dampak, di sisi lain juga dilihat dari kebaikan yang amat banyak yang diperoleh. Namun untuk keberkahan dalam hal duniawiyah bisa diperoleh jika digunakan dalam ketaatan pada Allah. Jika digunakan bukan dalam ketaatan, itu bukanlah nikmat, namun hanyalah musibah.
Kami contohkan misalnya keberkahan hamba shalih, yaitu orang yang shalih secara lahir dan batin, selalu menunaikan hak-hak Allah. Di antara keberkahan orang sholih adalah karena keistiqomahan agamanya. Karena istiqomahnya ini, dia akan memperoleh keberkahan di dunia sehingga bias berjalan dia tasa jalan yang diridhai Allah (tidak sesat) dan keberkahan di akhirat.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya ,” Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thoha: 123).
Keberkahan juga bisa diperoleh jika berlaku jujur dalam jual beli. Dari Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya ,”Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang”.
Ketika seseorang hamba mencari harta dengan ikhlas tidak diliputi rasa tamak, maka keberkahan pun akan mudah datang.
Sebagaimana Rasulullah bersabda kepada Hakim bin Hizam, yang artinya “Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau lagi manis. Barangsiapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya (tidak tamak dan tidak mengemis), maka harta itu akan memberkahinya. Namun barangsiapa yang mencarinya untuk keserakahan, maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang makan namun tidak kenyang. Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah”
Yang dimaksud dengan kedermawanan dirinya, jika dilihat dari sisi orang yang mengambil harta berarti ia tidak mengambilnya dengan zalim (tamak) dan tidak meminta-minta. Sedangkan jika dilihat dari orang yang memberikan harta, maksudnya adalah ia mengeluarkan harta tersebut dengan hati yang lapang.
Ibnu Baththal mengatakan, “Qona’ah dan selalu merasa cukup dengan harta yang dicari akan senantiasa mendatangkan keberkahan. Sedangkan mencari harta dengan ke-tamakan, maka seperti itu tidak mendatangkan keberkahan dan keberkahan pun akan sirna.”
Begitu pula keberkahan dapat diperoleh dengan berpagi-pagi dalam mencari rizki.
Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim pasukan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimnya pada pagi hari. Sahabat Shokhr sendiri adalah seorang pedagang. Dia biasa membawa barang dagangannya ketika pagi hari. Karena hal itu dia mendapat keberkahan dari usahanya.
Banyak jalan untuk meraih keberkahan atau ngalap berkah yang dibenarkan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita mencukupkan dengan hal itu saja tanpa mencari berkah lewat jalan yang keliru, bid’ah atau bernilai kesyirikan.
Carilah keberkahan dengan beriman dengan bertakwa pada Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’rof: 96)
Semoga Allah senantiasa melimpahkan kita berbagai keberkahan.
Amin Yaa Mujibbas Saailin.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Allahu a’lam
Sumber bacaan : Muhammad Abduh Tuasikal, www.muslim.or.id
Adapun makna barokah dalam Al Qur’an dan As Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya. Sebagaimana do’a keberkahan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sering kita baca saat tasyahud mengandung dua makna di atas.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Maksud dari ucapan do’a “keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad karena engkau telah memberi keberkahan kepada keluarga Ibrahim, do’a keberkahan ini mengandung arti pemberian kebaikan karena apa yang telah diberi pada keluarga Ibrahim. Maksud keberkahan tersebut adalah langgeng-nya kebaikan dan berlipat atau bertambahnya kebaikan. Inilah hakikat barokah”.
Semua Kebaikan Berasal dari Allah
Kadangkala kita berharap dari kebaikan dari orang lain, sampai-sampai hati pun bergantung padanya. Namun perlu diketahui bahwa seluruh kebaikan dan keberkahan asalnya dari Allah.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya ”Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Ali Imron: 26).
Yang dimaksud ayat “di tangan Allah-lah segala kebaikan” adalah segala kebaikan tersebut atas kuasa Allah. Tiada seorang pun yang dapat mendatangkannya kecuali atas kuasa-Nya. Karena Allah-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. ( Ath Thobari).
Dalam sebuah do’a istiftah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan, “Seluruh kebaikan di tangan-Mu.” (HR. Muslim no. 771)
Begitu juga dalam beberapa ayat lainnya disebutkan bahwa nikmat (yang merupakan bagian dari kebaikan) itu juga berasal dari Allah. Dan nikmat ini sungguh teramat banyak, sangat mustahil seseorang menghitungnya.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An Nahl: 53).
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya “Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah” (QS. Ali Imron: 73).
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghitungnya” (QS. Ibrahim: 34 dan An Nahl: 18).
Keberkahan hanya berasal dari Allah
Kita telah mengetahui bahwa setiap kebaikan dan nikmat, itu berasal dari Allah. Inilah yang disebut dengan barokah. Maka ini menunjukkan bahwa seluruh barokah, berkah atau keberkahan berasal dari Allah semata.
Setelah kita memahami bahwa datangnya barokah atau kebaikan hanyalah dari Allah.
Perlu diketahui bahwa keberkahan yang halal bisa ada dalam hal diniyah dan hal duniawiyah, atau salah satu dari keduanya.
Contoh yang mencakup keberkahan diniyah dan duniawiyah sekaligus adalah ke-berkahan pada Al Qur’an Al Karim, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat .
Keberkahan juga terdapat pada majelis orang shalih, keberkahan bulan Ramadhan, keberkahan makan sahur. Keberkahan pada hal diniyah saja semisal pada tiga masjid yang mulia yaitu masjidil haram, masjid nabawi, dan masjidil aqsha. Sedangkan keberkahan pada hal duniawiyah seperti keberkahan pada air hujan, pada tumbuhnya berbagai tumbuhan, keberkahan pada susu dan hewan ternak.
Ada satu catatan yang perlu diperhatikan. Keberkahan yang halal di atas kadang diketahui karena ada dalil tegas yang menunjukkannya, kadang pula dilihat dari dampak, di sisi lain juga dilihat dari kebaikan yang amat banyak yang diperoleh. Namun untuk keberkahan dalam hal duniawiyah bisa diperoleh jika digunakan dalam ketaatan pada Allah. Jika digunakan bukan dalam ketaatan, itu bukanlah nikmat, namun hanyalah musibah.
Kami contohkan misalnya keberkahan hamba shalih, yaitu orang yang shalih secara lahir dan batin, selalu menunaikan hak-hak Allah. Di antara keberkahan orang sholih adalah karena keistiqomahan agamanya. Karena istiqomahnya ini, dia akan memperoleh keberkahan di dunia sehingga bias berjalan dia tasa jalan yang diridhai Allah (tidak sesat) dan keberkahan di akhirat.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya ,” Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thoha: 123).
Keberkahan juga bisa diperoleh jika berlaku jujur dalam jual beli. Dari Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya ,”Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang”.
Ketika seseorang hamba mencari harta dengan ikhlas tidak diliputi rasa tamak, maka keberkahan pun akan mudah datang.
Sebagaimana Rasulullah bersabda kepada Hakim bin Hizam, yang artinya “Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu hijau lagi manis. Barangsiapa yang mencarinya untuk kedermawanan dirinya (tidak tamak dan tidak mengemis), maka harta itu akan memberkahinya. Namun barangsiapa yang mencarinya untuk keserakahan, maka harta itu tidak akan memberkahinya, seperti orang yang makan namun tidak kenyang. Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah”
Yang dimaksud dengan kedermawanan dirinya, jika dilihat dari sisi orang yang mengambil harta berarti ia tidak mengambilnya dengan zalim (tamak) dan tidak meminta-minta. Sedangkan jika dilihat dari orang yang memberikan harta, maksudnya adalah ia mengeluarkan harta tersebut dengan hati yang lapang.
Ibnu Baththal mengatakan, “Qona’ah dan selalu merasa cukup dengan harta yang dicari akan senantiasa mendatangkan keberkahan. Sedangkan mencari harta dengan ke-tamakan, maka seperti itu tidak mendatangkan keberkahan dan keberkahan pun akan sirna.”
Begitu pula keberkahan dapat diperoleh dengan berpagi-pagi dalam mencari rizki.
Dari sahabat Shokhr Al Ghomidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”
Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim pasukan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimnya pada pagi hari. Sahabat Shokhr sendiri adalah seorang pedagang. Dia biasa membawa barang dagangannya ketika pagi hari. Karena hal itu dia mendapat keberkahan dari usahanya.
Banyak jalan untuk meraih keberkahan atau ngalap berkah yang dibenarkan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita mencukupkan dengan hal itu saja tanpa mencari berkah lewat jalan yang keliru, bid’ah atau bernilai kesyirikan.
Carilah keberkahan dengan beriman dengan bertakwa pada Allah. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, yang artinya “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’rof: 96)
Semoga Allah senantiasa melimpahkan kita berbagai keberkahan.
Amin Yaa Mujibbas Saailin.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
Allahu a’lam
Sumber bacaan : Muhammad Abduh Tuasikal, www.muslim.or.id
Minggu, 21 November 2010
Indahnya kegagalan
Suatu kegagalaan tidak selalu harus disikapi dengan penyesalan. Ada hal yang tersembunyi disana, yang seringkali kita tidak menyadarinya. Dimana seh letak manisnya kegagalan ? Semua kegagalan yang anda alami itu indah, karena ia dapat mencegah tumbuhnya kotoran-kotoran kesuksesan. Anda perlu mengetahui bahwa kotoran kesuksesan yang amat berbahaya adalah keangkuhan.
Keangkuhan membuat kita tidak dapat tumbuh lebih besar lagi. Keangkuhan akan membuat kita menutup hati dan pikiran dari masukan atau pendapat orang lain. Seorang usahawan yang angkuh akan segera tergeser oleh para pesaing, karena ia tidak dapat membuka diri atas masuknya ide-ide baru bagi perkembangan usahanya.
Seorang ilmuwan yang angkuh akan segera usang, karena ilmu atau hasil penemuannya akan segera tergantikan dengan munculnya penemuan-penemuan baru yang lebih canggih.
Kenapa terjadi demikian, karena ia menganggap apa yang telah diketahuinya merupa-kan kebenaran yang absolute. Keangkuhan akan membuat semuany amenjadi stagnan.
Dalam kegagalan kita akanmenemukan sosok kerendahhatian. Dengan kerendahhatian, seseorang akan lebih mudah untuk banyak belajar. Itulah pertumbuhan yang sebenar-nya . Ia akan terus hidup dan tumbuh . Kerendahhatian adalah laksana bunga indah yang mekar. Keharumannya menarik orang lain untuk mendekat.Dalam kerendahatian terdapat cahaya yang menghangatkan yang menarik perhatian orang.
Dalam kerendahhatian juga muncul adanya kewaspadaaan. Dimana dalam kewaspadaan anda akan terus bersiap. Anda akanmenjadi orang yang reseptif dan open minded. Yang senatiasa membuka diri bagi kebenaran yang datangnya dari manapun dan dari siapapun. Dalam kewaspadaan anda terhidar dari lubang yang sama.
Kotorang sukses yang lain , adalah senang pujian. Kadangkala pujian yang tidak ditem-patkan dengan baik justru akan berakibat buruk. Sebagaimana Rasulullah pernah mem-peringatkan para sahabatnya, bila ada seseorang yang sering memuji, maka lemparkan-lah pasir kepadanya. Ini adalah kiasan untuk tidak mengharapkan puji-pujian karena pujian itu akan melenakan hati. Pujian terasa semanis madu namun sesungguhnya beracun.
Pujian dalam dosis tertentu justru akan merusak kreativitas dan pertumbuhan seseorang. Dengan pujian , ia akan malas bahkan berhenti untuk belajar. Ia akan terlena menikmati setiap pujian yang datang.
Kotoran sukses selanjutnya adalah kesuksesan itu sendiri. Kesuksesan yang berlebihan akan membuat seseorang mabuk dalam keterlenaan. Dan akan memudarkan rasa syukur kepda-Nya , akan memudarkan semangat memohon ampun kepada-Nya. Bagaimana ia akanmemohon ampun kepada Allah, bila disaat yang sama ia tertawa senang meningmati kesuksesannya. Ini berbeda dengan kegagalan , dimana kegagalan akan membuka seorang hamba untuk kembali kepada Allah, memohon ampun atas kesalahan-kesalahannya.
Keangkuhan membuat kita tidak dapat tumbuh lebih besar lagi. Keangkuhan akan membuat kita menutup hati dan pikiran dari masukan atau pendapat orang lain. Seorang usahawan yang angkuh akan segera tergeser oleh para pesaing, karena ia tidak dapat membuka diri atas masuknya ide-ide baru bagi perkembangan usahanya.
Seorang ilmuwan yang angkuh akan segera usang, karena ilmu atau hasil penemuannya akan segera tergantikan dengan munculnya penemuan-penemuan baru yang lebih canggih.
Kenapa terjadi demikian, karena ia menganggap apa yang telah diketahuinya merupa-kan kebenaran yang absolute. Keangkuhan akan membuat semuany amenjadi stagnan.
Dalam kegagalan kita akanmenemukan sosok kerendahhatian. Dengan kerendahhatian, seseorang akan lebih mudah untuk banyak belajar. Itulah pertumbuhan yang sebenar-nya . Ia akan terus hidup dan tumbuh . Kerendahhatian adalah laksana bunga indah yang mekar. Keharumannya menarik orang lain untuk mendekat.Dalam kerendahatian terdapat cahaya yang menghangatkan yang menarik perhatian orang.
Dalam kerendahhatian juga muncul adanya kewaspadaaan. Dimana dalam kewaspadaan anda akan terus bersiap. Anda akanmenjadi orang yang reseptif dan open minded. Yang senatiasa membuka diri bagi kebenaran yang datangnya dari manapun dan dari siapapun. Dalam kewaspadaan anda terhidar dari lubang yang sama.
Kotorang sukses yang lain , adalah senang pujian. Kadangkala pujian yang tidak ditem-patkan dengan baik justru akan berakibat buruk. Sebagaimana Rasulullah pernah mem-peringatkan para sahabatnya, bila ada seseorang yang sering memuji, maka lemparkan-lah pasir kepadanya. Ini adalah kiasan untuk tidak mengharapkan puji-pujian karena pujian itu akan melenakan hati. Pujian terasa semanis madu namun sesungguhnya beracun.
Pujian dalam dosis tertentu justru akan merusak kreativitas dan pertumbuhan seseorang. Dengan pujian , ia akan malas bahkan berhenti untuk belajar. Ia akan terlena menikmati setiap pujian yang datang.
Kotoran sukses selanjutnya adalah kesuksesan itu sendiri. Kesuksesan yang berlebihan akan membuat seseorang mabuk dalam keterlenaan. Dan akan memudarkan rasa syukur kepda-Nya , akan memudarkan semangat memohon ampun kepada-Nya. Bagaimana ia akanmemohon ampun kepada Allah, bila disaat yang sama ia tertawa senang meningmati kesuksesannya. Ini berbeda dengan kegagalan , dimana kegagalan akan membuka seorang hamba untuk kembali kepada Allah, memohon ampun atas kesalahan-kesalahannya.
Allahu a’lam
Sumber kutipan : Yusran Pora, gagal itu indah.
Sumber kutipan : Yusran Pora, gagal itu indah.
Minggu, 14 November 2010
Seputar istiqomah
Allah berfirman , yang artinya ," Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus diatas jalan itu (islam) , niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup ", (Qs. Al-Jin : 16).
Dari Abu 'Amr berkata, 'Ya Rasulullah, katakankalh kepadaku dalam Islam sebuah perkataan yang tidak aku tanyakan kepada orang selain engkau?'.
Rasulullah menjawab, yang artinya ," Katakanlah, aku beriman kepad Allah kemudian istiqamah-lah", Secara bahasa , istiqamah berarti lurus (al-I'tidal). Sebegaimana dalam kalimat aqamasy syai-a was taqama (lurus dan mapan). Secara syariat istiqmah diartikan sebagai meniti jalan yang lurus dalam agama yang lurus, tanpa menyimpang kekanan atau kekiri. Istilah istiqamah mencakup seluruh pelaksanaan ketaatan, baik yang terlihat maupun tersembunyi dan meninggalkan yang dilarang (jmi'ul 'ulum wal hikam).Beberapa ulama mendefinisikan istiqamah , Ibn 'Abbas dan Qatadah ( dalam tafsir Ibn Katsir tahqiq Sami bin Muhammad as-salamah, menyatakan berlaku luruslah dalam melaksanakan hal-hal yang diwajibkan.
Qadhi 'Iyadh dalam Syarh shahih Muslim, menyatakan maksudnya , mereka men-tauhidkan Allah dan beriman kepada-Nya kemudian berlaku lurus, tidak menyimpang dari tauhid dan selalu iltizam (konsekuen) dalam melakukan ketaatan.
Al-Qusyairi dalam Syarhul arba'in libni Daqiqi 'ied , menyatakan bahwa istiqaamah adalah sebuah derajad, dengannya berbagai urusan menjadi sempurna dan berbagai kebaikan dan keteraturan bisa diraih. Maka barang siapa yang tidak istiqamah dalam kepribadiannya maka dia akan gagal atau sia-sia. Dan istiqamah tidak akan bisa dilakukan kecuali oleh orang-orang besar, karena ia keluar dari hal-hal biasa, meninggalkan adat kebiasaan, dan berdiri dihadapan Allah dengan jujur.
Imam Nawawi dalam Bahjatun Nazhirin , Syarh Riyadus Shalihin, menyatakan bahwa para ulama menafsirkan istiqamah dengan tetap keonsisten dan konsekuen dalam ketaatan kepada Allah.
Istiqamah bisa dimasukkan dalam pengertian bahwa mengikhlaskan amalan (kegiatan) semata-mata hanya karena Allah dan melaksanakan ketatatan sesuai dengan syariat-Nya ( al HAfish Ibn Katsir).
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ," Sesungguhnya orang-orang berkata, 'Rabb kami adalah Allah'. Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dan berkata)," janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati , dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) syurga yang telah dijanjikan kepadamu ", (Qs. Fushshilat : 30).
Ini sungguh merupakan kabar gembira bagi hamba-hamba-Nya yang istiqamah. Istiqamah juga diartikan sebagai kesabaran meniti jalan agama yang lurus dengan tidak melenceng kekanan dan kekiri.
Sebagaimana Allah memerintahkan Rasulullah dan para pengikitnya agar selalu beristiqamah diatas jalan-Nya yang lurus.
Firman-Nya, yang artinya ," Maka tetaplah engkau (Muhammad) dijalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertaubat bersama-mu, dan janganlah kamu melampui batas. Sungguh , Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ," (Qs. Hud : 112).
Ibn Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa Allah memerintahkan Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang beriman agar teguh dan selalu istiqamah karena itu merupakan sebab untuk mendapatkan pertolongan yang besar dan mengalahkan musuh dan dapat menghindari bentrokan serta terhidar dari perbuatan melampui batas. Dan tentu , Allah Maha Melihat (semua) perbuatan-perbuatan hamab-hamab-Nya, Allah tidak lalai dan tidak ada sessuatu pun yang dapat bersembunyi dari-Nya.
Saudaraku, dsaar dari istiqamah adalah ke-istiqamah-an hati ddiatas tauhid. Jika hati istiqamah maka seluruh anggota tubuhnya ikut istiqamah. Dan anggota tubuh yang perlu mendapat perhatian setelah hati yang istiqamah adalah lisan. Karena lisan adalah media untuk mengungkapkan apa yang tersimpan dalam lubuk hati. Lisan harus dijaga , karena seringkali terlontar ucapan yang dianggap sepele nemaun mengakibatkan pengucapnya menjadi celaka.
Sungguh berat menjaga istiqamah lisan. Sebagaiman sebuah hadits yang meriwayatkan, ketika Sufyan bin 'Abdillah bertanya , Ya Rasulullah, apa yang engkau khawatirkan padaku ?
Rasulullah menjawab ," Ini", sambil memegang ujung lidah beliau".
Seorang hamba baru bisa dikatakan istiqamah , apabila lisannya dapat istiqamah dalam ketatatan atau tidak mengucapkan perkataan yang mendatangkan dosa maupun murka Allah.
Sebagaimana riwayat Abu Sa'id dia memarfu'kannya kepada Rasulullah, bahwa Rasulullah bersabda , yang artinya ," Jika anak Adam berada di pagi hari, seluruh organ tubuh merendahkan diri kepada Allah dengan berkata, ' bertaqwalah kepada Allah pada kami, karena kami bersamamu. Juika engkau istiqamah, kami juga istiqamah. Jika engkau menyimpang, kami juga menyimpang". (Hasan, HR Ahmad III/95-96, at-Tirmidzi 2407, Ibn Abid Dunya dalam Kitabush Shamt 12. Ibnus Sunni dalam 'Alalu Yaum wal lailah dst).
Saudaraku, sungguh menjaga lisan adalah pekerjaan yang penuh tanggungjawab, sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ," Tidak ada suatu kata yang diucapkan melainkan ada disisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat) ," (Qs. Qaf : 18).
Semua ucapan kita akan tercatat rapi, untuk kita harus berhati-hati dalam berkata-kata. Sungguh beruntung seorang hamba yang sanggup menjaga lisannya dalam kebaikan, sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ," Aku menjamin dengan sebuah istana yang terdapat di tepi surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar ; aku menjamin dengan sebuah istana yang terdapat di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun ia hanya bercanda ; dan aku menjamin dengan sebuah istana di surga yang tertinggi bagi orang yang memperbagus akhlaknya ," (Hr abu Dawud, 4800, al Baihaqi dalam as-sunatul kubra ,X-249 dari sahabat Abu umamah).
Allahu a'lam
Sumber : Ust Yazid bin Abdul Qadir Jawas, as-sunnah 1430.
Dari Abu 'Amr berkata, 'Ya Rasulullah, katakankalh kepadaku dalam Islam sebuah perkataan yang tidak aku tanyakan kepada orang selain engkau?'.
Rasulullah menjawab, yang artinya ," Katakanlah, aku beriman kepad Allah kemudian istiqamah-lah", Secara bahasa , istiqamah berarti lurus (al-I'tidal). Sebegaimana dalam kalimat aqamasy syai-a was taqama (lurus dan mapan). Secara syariat istiqmah diartikan sebagai meniti jalan yang lurus dalam agama yang lurus, tanpa menyimpang kekanan atau kekiri. Istilah istiqamah mencakup seluruh pelaksanaan ketaatan, baik yang terlihat maupun tersembunyi dan meninggalkan yang dilarang (jmi'ul 'ulum wal hikam).Beberapa ulama mendefinisikan istiqamah , Ibn 'Abbas dan Qatadah ( dalam tafsir Ibn Katsir tahqiq Sami bin Muhammad as-salamah, menyatakan berlaku luruslah dalam melaksanakan hal-hal yang diwajibkan.
Qadhi 'Iyadh dalam Syarh shahih Muslim, menyatakan maksudnya , mereka men-tauhidkan Allah dan beriman kepada-Nya kemudian berlaku lurus, tidak menyimpang dari tauhid dan selalu iltizam (konsekuen) dalam melakukan ketaatan.
Al-Qusyairi dalam Syarhul arba'in libni Daqiqi 'ied , menyatakan bahwa istiqaamah adalah sebuah derajad, dengannya berbagai urusan menjadi sempurna dan berbagai kebaikan dan keteraturan bisa diraih. Maka barang siapa yang tidak istiqamah dalam kepribadiannya maka dia akan gagal atau sia-sia. Dan istiqamah tidak akan bisa dilakukan kecuali oleh orang-orang besar, karena ia keluar dari hal-hal biasa, meninggalkan adat kebiasaan, dan berdiri dihadapan Allah dengan jujur.
Imam Nawawi dalam Bahjatun Nazhirin , Syarh Riyadus Shalihin, menyatakan bahwa para ulama menafsirkan istiqamah dengan tetap keonsisten dan konsekuen dalam ketaatan kepada Allah.
Istiqamah bisa dimasukkan dalam pengertian bahwa mengikhlaskan amalan (kegiatan) semata-mata hanya karena Allah dan melaksanakan ketatatan sesuai dengan syariat-Nya ( al HAfish Ibn Katsir).
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ," Sesungguhnya orang-orang berkata, 'Rabb kami adalah Allah'. Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dan berkata)," janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati , dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) syurga yang telah dijanjikan kepadamu ", (Qs. Fushshilat : 30).
Ini sungguh merupakan kabar gembira bagi hamba-hamba-Nya yang istiqamah. Istiqamah juga diartikan sebagai kesabaran meniti jalan agama yang lurus dengan tidak melenceng kekanan dan kekiri.
Sebagaimana Allah memerintahkan Rasulullah dan para pengikitnya agar selalu beristiqamah diatas jalan-Nya yang lurus.
Firman-Nya, yang artinya ," Maka tetaplah engkau (Muhammad) dijalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertaubat bersama-mu, dan janganlah kamu melampui batas. Sungguh , Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ," (Qs. Hud : 112).
Ibn Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa Allah memerintahkan Rasul-Nya dan hamba-hamba-Nya yang beriman agar teguh dan selalu istiqamah karena itu merupakan sebab untuk mendapatkan pertolongan yang besar dan mengalahkan musuh dan dapat menghindari bentrokan serta terhidar dari perbuatan melampui batas. Dan tentu , Allah Maha Melihat (semua) perbuatan-perbuatan hamab-hamab-Nya, Allah tidak lalai dan tidak ada sessuatu pun yang dapat bersembunyi dari-Nya.
Saudaraku, dsaar dari istiqamah adalah ke-istiqamah-an hati ddiatas tauhid. Jika hati istiqamah maka seluruh anggota tubuhnya ikut istiqamah. Dan anggota tubuh yang perlu mendapat perhatian setelah hati yang istiqamah adalah lisan. Karena lisan adalah media untuk mengungkapkan apa yang tersimpan dalam lubuk hati. Lisan harus dijaga , karena seringkali terlontar ucapan yang dianggap sepele nemaun mengakibatkan pengucapnya menjadi celaka.
Sungguh berat menjaga istiqamah lisan. Sebagaiman sebuah hadits yang meriwayatkan, ketika Sufyan bin 'Abdillah bertanya , Ya Rasulullah, apa yang engkau khawatirkan padaku ?
Rasulullah menjawab ," Ini", sambil memegang ujung lidah beliau".
Seorang hamba baru bisa dikatakan istiqamah , apabila lisannya dapat istiqamah dalam ketatatan atau tidak mengucapkan perkataan yang mendatangkan dosa maupun murka Allah.
Sebagaimana riwayat Abu Sa'id dia memarfu'kannya kepada Rasulullah, bahwa Rasulullah bersabda , yang artinya ," Jika anak Adam berada di pagi hari, seluruh organ tubuh merendahkan diri kepada Allah dengan berkata, ' bertaqwalah kepada Allah pada kami, karena kami bersamamu. Juika engkau istiqamah, kami juga istiqamah. Jika engkau menyimpang, kami juga menyimpang". (Hasan, HR Ahmad III/95-96, at-Tirmidzi 2407, Ibn Abid Dunya dalam Kitabush Shamt 12. Ibnus Sunni dalam 'Alalu Yaum wal lailah dst).
Saudaraku, sungguh menjaga lisan adalah pekerjaan yang penuh tanggungjawab, sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ," Tidak ada suatu kata yang diucapkan melainkan ada disisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat) ," (Qs. Qaf : 18).
Semua ucapan kita akan tercatat rapi, untuk kita harus berhati-hati dalam berkata-kata. Sungguh beruntung seorang hamba yang sanggup menjaga lisannya dalam kebaikan, sebagaimana Rasulullah bersabda, yang artinya ," Aku menjamin dengan sebuah istana yang terdapat di tepi surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar ; aku menjamin dengan sebuah istana yang terdapat di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun ia hanya bercanda ; dan aku menjamin dengan sebuah istana di surga yang tertinggi bagi orang yang memperbagus akhlaknya ," (Hr abu Dawud, 4800, al Baihaqi dalam as-sunatul kubra ,X-249 dari sahabat Abu umamah).
Allahu a'lam
Sumber : Ust Yazid bin Abdul Qadir Jawas, as-sunnah 1430.
Pikirkan negatif ke orang lain justru lukai diri
Bila kita koreksi diri dengan mengingat kembali apa yang telah kita pikirkan hari-hari ini, mulai dari bangun tidur sampai saat ini. Berapa banyak hal sia-sia yang telah kita pikirkan. Sering kita menemui seseorang yang mengeluhkan nasibnya. Bahkan juga kita terhinggapi untuk berpikir negatif terhadap orang lain. Dalam sunatullah bisa terjawab bahwa apabila kita berpikir negatif terhadap orang lain, maka energi negatif itu akan memantul dan melukai diri kita sendiri. Sebagaimana pepatah , siapa menggali lubang maka dia sendiri terperosok kedalamnya. Dalam huku itu dikatakan bahwa kita tidak dapat dilukai kecuali apabila kita memanggilnya dalam keberandaan kita dengan memancarkan pikiran dan perasaan negatif itu.
Berpikir negatif adalah candu . Kecanduan itu adalah dampak dari jiwa yang labil dan negatif hingga mendorong orang untuk berusaha menghindar darinya. Kita manusia tidak bisa terhindar dari kemungkinan berpikir negatif namun yang tidak dibenarkan adalah mempertahankan sesuatu yang negatif dan mengulanginya hingga menjadi kebiasaan. Kepribadian yang negatif akan lebih sering meyakini kegagalan daripada keberhasilan. Bayangan kegagalan selalu menyelimuti pikiran. Ia akan melihat orang lain dari sisi negatifnya.
Adapun pikiran negatif bia menghadapi masalah maka tindakannya lebih mengarah pada mempertegas sesuatu daripada menyelesaikan persoalan itu.Jadi yang menjadi masalah yang sebenarnya adalah ada dalam dirinya sendiri.
Bila anda memandang kembali hidup anda dan berfokus pada kesulitan dimasa lalu, anda hanya mendatangkan lebih banyak situasi sulit bagi anda saat ini. Lepaskan lah semuanya , terlepas dari apapun kesulitan itu. Kita lakukan pada diri kita sendiri. Jika kita mendendam atau menyalahkan seseorang untuk sesuatu di masa yang telah lalu, berarti kita hanya akan meukai diri sendiri. Pikiran negatif akan cenderung untuk menyalahkan orang lain , ia tidak mau bertanggungjawab atau bahkan melemparkan tanggung jawab ke orang lain.Andalah satu-satunya pihak yang dapat menciptakan kehidupan yang pantas bagi anda.
Ketika anda berfokus pada apa yang anda inginkan, ketika anda mulai memancarkan perasaan-perasaan yang baik, maka hukum tarik menarik akan merespon. Yang diperlukan hanyalah memulai, dan ketika kita memulai maka keajaiban karunia Tuhan segera muncul. Berpikirlah positif sehingga menimbulkan kepribadian positif. Kepribadian positif adalah kepribadian yang beriman kepad aAllah, tawakal kepada-Nya dan meminta pertolongan-Nya setiap waktu.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ," Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tawakal kepada-Nya, " (Qs. Ali Imran : 159).
Sebuah fakultas di Universitas di San Francisco , tahun 1986, melakukan penelitian tentang hubungan pikiran dan tubuh. Dalam penelitian ini diteliti tentang hubungan antara merebaknya penyakit (fisik maupun kejiwaan)bila dikaitkan dengan pola pikiran seseorang. Disimpulkan bahwa lebih dari 95% penyebab munculnya penyakit adalah bersumber dari pikiran. Dimana selanjutnya tubuh merespon, respon inilah yang mempengarui keseimbangan tubuh.
Gangguan jiwa memang tidak ada batasnya. Karena pikiran negatif, seseorang harus mengalami penderitaan (yang seringkali orang itu tidak menyadarinya). Ia mengalami kegelisahan.Banyak contoh pikiran bahkan kepribadian yang negatif seperti ragu, was-was, emosional, dengki, benci dst adalah bersumber dari pikiran negatif. Menghindarlah dari pikiran negatif, karena pikiran itu akan menumpuk dan menyebar hingga menjadi kebiasaan yang akan menghalangi kita untuk mencapai kebahagiaan. Pikiran negatif (ke orang lain) justru mendatangkan masalah yang tiada berkesudahan. Dan tentu saja pikiran negatif akan menguatkan ego rendah dan semakin menjauhkan diri dari Allah.
Manusia memang sering berbuat salah, namun tidak dibenarkan adalah memper-tahankan sesuatu yang negatif dan mengulanginya menjadi kebiasaan (Eleanor Roosevelt) . Kemuliaan manusia terletak pada pikirannya (Pascal).
Hari ini adalah keputusan pikiran kita hari kemarin. Hari ini kita bergantung pada pikiran yang datang saat ini, esok kita ditentukan oleh kemana pikiran membawa kita. Mulai saat ini kita hendaknya berlatih berpikir positif, berupaya untuk selalu bersyukur atas karunia-Nya.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam segala urusan dan aku memohon kepada-Mu sikap lurus dan terpimpin. Dan aku memohon kepada-Mu agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu dengan sebaik-baiknya. Aku memohon kepada-Mu lisan yang benar, hati yang bersih. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon kepada-Mu ampunan dari apa-apa yang Engkau ketahui, karena hanya Engkaulah Yang Maha Mengetahui hal-hal yang gaib (Hr Tumidzi). Ya Allah, tiada tuhan yang pantas disembah melainkan Engkau, hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku meminta pertolongan.
Allahu a'lam
Sumber bacaan : The secret dll..
Berpikir negatif adalah candu . Kecanduan itu adalah dampak dari jiwa yang labil dan negatif hingga mendorong orang untuk berusaha menghindar darinya. Kita manusia tidak bisa terhindar dari kemungkinan berpikir negatif namun yang tidak dibenarkan adalah mempertahankan sesuatu yang negatif dan mengulanginya hingga menjadi kebiasaan. Kepribadian yang negatif akan lebih sering meyakini kegagalan daripada keberhasilan. Bayangan kegagalan selalu menyelimuti pikiran. Ia akan melihat orang lain dari sisi negatifnya.
Adapun pikiran negatif bia menghadapi masalah maka tindakannya lebih mengarah pada mempertegas sesuatu daripada menyelesaikan persoalan itu.Jadi yang menjadi masalah yang sebenarnya adalah ada dalam dirinya sendiri.
Bila anda memandang kembali hidup anda dan berfokus pada kesulitan dimasa lalu, anda hanya mendatangkan lebih banyak situasi sulit bagi anda saat ini. Lepaskan lah semuanya , terlepas dari apapun kesulitan itu. Kita lakukan pada diri kita sendiri. Jika kita mendendam atau menyalahkan seseorang untuk sesuatu di masa yang telah lalu, berarti kita hanya akan meukai diri sendiri. Pikiran negatif akan cenderung untuk menyalahkan orang lain , ia tidak mau bertanggungjawab atau bahkan melemparkan tanggung jawab ke orang lain.Andalah satu-satunya pihak yang dapat menciptakan kehidupan yang pantas bagi anda.
Ketika anda berfokus pada apa yang anda inginkan, ketika anda mulai memancarkan perasaan-perasaan yang baik, maka hukum tarik menarik akan merespon. Yang diperlukan hanyalah memulai, dan ketika kita memulai maka keajaiban karunia Tuhan segera muncul. Berpikirlah positif sehingga menimbulkan kepribadian positif. Kepribadian positif adalah kepribadian yang beriman kepad aAllah, tawakal kepada-Nya dan meminta pertolongan-Nya setiap waktu.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ," Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tawakal kepada-Nya, " (Qs. Ali Imran : 159).
Sebuah fakultas di Universitas di San Francisco , tahun 1986, melakukan penelitian tentang hubungan pikiran dan tubuh. Dalam penelitian ini diteliti tentang hubungan antara merebaknya penyakit (fisik maupun kejiwaan)bila dikaitkan dengan pola pikiran seseorang. Disimpulkan bahwa lebih dari 95% penyebab munculnya penyakit adalah bersumber dari pikiran. Dimana selanjutnya tubuh merespon, respon inilah yang mempengarui keseimbangan tubuh.
Gangguan jiwa memang tidak ada batasnya. Karena pikiran negatif, seseorang harus mengalami penderitaan (yang seringkali orang itu tidak menyadarinya). Ia mengalami kegelisahan.Banyak contoh pikiran bahkan kepribadian yang negatif seperti ragu, was-was, emosional, dengki, benci dst adalah bersumber dari pikiran negatif. Menghindarlah dari pikiran negatif, karena pikiran itu akan menumpuk dan menyebar hingga menjadi kebiasaan yang akan menghalangi kita untuk mencapai kebahagiaan. Pikiran negatif (ke orang lain) justru mendatangkan masalah yang tiada berkesudahan. Dan tentu saja pikiran negatif akan menguatkan ego rendah dan semakin menjauhkan diri dari Allah.
Manusia memang sering berbuat salah, namun tidak dibenarkan adalah memper-tahankan sesuatu yang negatif dan mengulanginya menjadi kebiasaan (Eleanor Roosevelt) . Kemuliaan manusia terletak pada pikirannya (Pascal).
Hari ini adalah keputusan pikiran kita hari kemarin. Hari ini kita bergantung pada pikiran yang datang saat ini, esok kita ditentukan oleh kemana pikiran membawa kita. Mulai saat ini kita hendaknya berlatih berpikir positif, berupaya untuk selalu bersyukur atas karunia-Nya.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam segala urusan dan aku memohon kepada-Mu sikap lurus dan terpimpin. Dan aku memohon kepada-Mu agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu dengan sebaik-baiknya. Aku memohon kepada-Mu lisan yang benar, hati yang bersih. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon kepada-Mu ampunan dari apa-apa yang Engkau ketahui, karena hanya Engkaulah Yang Maha Mengetahui hal-hal yang gaib (Hr Tumidzi). Ya Allah, tiada tuhan yang pantas disembah melainkan Engkau, hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku meminta pertolongan.
Allahu a'lam
Sumber bacaan : The secret dll..
Langganan:
Postingan (Atom)