Ibnul Qayyim berkata : Tawakal adalah sebab yang paling utama yang bisa memperta-hankan seorang hamba ketika ia tak memiliki kekuatan untuk menghadapi suatu persoalan. Siapa saja yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan menucukupinya.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” …barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya… (Qs. 65 :3)
Tawakal adalah sarana utama untuk menghadapi keadaan seperti itu, karena ia telah menjadikan Allah pelindungnya atau yang memberinya kecukupan, maka barang siapa yang menjadikan Allah pelindungnya serta yang memberinya kecukupan maka musuhnya itu tak akan bisa mendatangkan bahaya padanya. [Bada'i Al-Fawa'id ]
Telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang disanadkan kepada Ibnu Abbas : Hasbunallahu wa nima Al-Wakiil, yang artinya : (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung), yang diucapkan Nabi Ibrahim saat ia dilemparkan ke api yang membara.
Sebagaimana juga diungkapkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dikatakan kepadanya : Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berencana untuk membunuh mu, maka waspadalah engkau terhadap mereka. [riwayat oleh Al-Bukhari 4563 (Fathul Bari 8/77)]
Saudaraku, tiada yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman hati selain bertawakal kepada Allah. Hanya kepada Allah, tempat berlindung bagi hamba-hamba yang ketakutan, tempat mengadu bagi hamba-hamba yang terdesak, tempat meminta pertolongan bagi semua hamba.
Ibnu Abbas berkata : Kata-kata yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan ketengah bara api adalah : "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung". [HR Al-Bukhari bab Tafsir 4564 8/77]
Dari diriwayatkan Al-Baihaqi yang disanadkan kepada Bastar bin Al-Harits, ia berkata : Ketika Nabi Ibrahim digotong untuk dilemparkan kedalam api, Jibril memperlihatkan diri padanya dan berkata : Wahai Ibrahim, apakah Kamu perlu bantuan ?,
Nabi Ibrahim menjawab : Jika kepada engkau, maka saya tidak perlu bantuan, [Riwayat oleh Ibni Jarir 17/45, Al-Baghwi 4/243]
Ini adalah bagian dari kesempurnaan tawakal yang hanya kepada Allah semata tanpa lainnya.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ," Kami berfirman : 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim', mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka orang-orang yang paling merugi". [Qs. Al-Anbiya : 69-70]
Dan berfirman pula Allah tentang Nabi Muhammad dan para sahabatnya , yang artinya ," Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar" [Qs. Ali Imran : 174]
Saudaraku, mungkin saat ini anda sedang merasakan kehidupan yang sempit, namun yakinlah masih terdapat jalan keluar yang lapang. Pertolongan Allah sangat dekat.
Ibnu Katsir berkata bahwa : Setelah mereka bertawakal kepada Allah maka Allah melindungi mereka dari bahaya yang mengancam mereka, dan Allah mencegah dari mereka bencana yang telah direncanakan oleh orang-orang kafir, lalu mereka kembali ke negeri mereka sesuai dengan firman-Nya, Dengan ni'mat dan karunia (yang besar dari Allah, mereka tidak dapat bencana apa-apa) dari sesuatu yang tersembunyi dalam hati musuh-musuh mereka dan (mereka mengikuti keridla'an Allah) dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Tafsir Qur'anul Adzhim 2/148]
Sebagaimana firman Allah tentang orang-orang beriman, yang artinya ," Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu, Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus ber-tawakkal". [Qs. Al-Maidah : 11]
Saudaraku, bahwa sikap tawakal kepada Allah yang ada dalam hati hamba yang beriman adalah salah satu sebab Allah menahan tangan orang-orang kafir yang hendak men-celakakan orang-orang yang beriman, Allah menggagalkan apa yang diingini oleh orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman.
Berita yang menerangkan tentang sebab turunnya ayat ini ada tiga berita, semuanya membuktikan bahwa hanya Allahlah yang menjadi pelindung bagi Nabi-Nya dan Allah pula yang menjaganya dari kejahatan manusia, ketiga berita itu adalah:
Hadits riwayat Bukhari dan lainnya dari Jabir bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam terpisah dari para sahabatnya lalu bernaung dibawah pohon (Disebutkan bahwa pohon itu adalah pohon yang berduri, An-Nihayah 3/255), Beliau menggantungkan pedangnya di atas pohon itu, kemudian datang seorang Arab Badui (Diriwayatkan bahwa nama orang itu adalah Ghurata bin Al-Harits, Shahihul Bukhari dalam Al-Maghazy 4136 V/491 , Tafsir Ibnu Katsir 3/59) kepada Rasulullah dan mengambil pedang milik beliau, lalu orang itu bediri di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sambil bertanya : Siapakah yang dapat mencegahmu dari aku .?.
Beliau menjawab : Allah !,
Orang Arab Badui itu bertanya dua atau tiga kali : Siapa yang dapat mencegahmu dari aku ?,
dan Nabi pun menjawab : Allah,
Jabir berkata : Kemudian orang Arab itu menyarungi pedangnya, lalu Nabi memanggil para sahabatnya, dan mengabarkan kepada mereka tentang kejadian Arab Badui itu, sementara Arab Badui itu duduk di sisi Rasulullah dengan tidak memberi hukuman kepada orang itu. [Riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya 3/311, Bukhari bab Jihad 2910 6/113, diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/146]
Berita yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dan lainnya dari Ibnu Abbas -tentang ayat ini ia menyebut ayat 11 dari surat Al-Ma'idah- dan ia berkata : Sesungguhnya orang-orang dari kaum Yahudi membuat makanan untuk membunuh Rasulullah dan para sahabatnya, kemudian Allah mewahyukan kepada utusan-Nya itu tentang rencana mereka, maka Rasulullah dan para sahabatnya tidak makan makanan itu . [Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya 6/46 dan Ibnu Abu Hatim dalam Tafsir Ibnu Katsir 3/59]
Dikisahkan bahwa orang-orang Yahudi bersepakat untuk membunuh Nabi dengan cara mengundang Nabi dalam suatu urusan, ketika Nabi datang kepada mereka, mereka membuat siasat untuk melempar beliau dengan sebuah batu besar pada saat Rasulullah bernegosiasi dengan orang-orang Yahudi, lalu Allah memberitahukan rencana mereka ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah kembali ke Madinah dengan para sahabatnya. (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/144) maka pada saat itulah Allah menurunkan ayat yang berbunyi, yang artinya ," "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu" [Al-Maidah : 11]
Dari berita-berita yang menyebabkan turunnya ayat di atas, serta kejadian-kejadian lain yang nyata membuktikan bahwa Allah akan selalu menjaga dan melindungi Nabi utusan-Nya, hal ini tidak lain adalah karena kesempurnaan beliau dalam bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla.
Saudaraku, siapakah yang dapat menjadi sandaran orang-orang yang sedang mengalami kesedihan, kemalangan, atau kesulitan?
Kepada siapakah orang yang mengalami kesulitan meminta pertolongan ?
Siapakah tempat bergantung dan meminta bagi eluruh umat manusia dan makhluk lainnya?
Tentu jawabannya hanya satu, Dia-lah Allah , tiada Tuhan melainkan Dia.
Allahu a'lam
sumber : Dr. Muhammad bin Umar Ad-Dumaiji ,At-Tawakkul 'Alallah wa 'Alaqatuhu bil Asbab,
sumber : Dr. Muhammad bin Umar Ad-Dumaiji ,At-Tawakkul 'Alallah wa 'Alaqatuhu bil Asbab,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar