Jika pikiran anda menolak untuk memikirkan kegagalan , maka anda tidak akan pernah mengalami kegagalan. Hilangkanlah semua pikiran kegagalan dari pikiran anda. Perlakukan segala sesuatu yang terjadi pada diri anda sebagai suatu proses belajar yang membawa anda kearah kesuksesan
Ulangilah kata-kata ini terus menerus ;
Saya semakin berhasil dalam apa saja yang saya lakukan. Saya mampu mencapai tujuan saya dengan semakin mudah. Saya menjadi orang yang sukses. Kehidupan saya semain baik. Segala sesuatu yang saya lakukan akan berhasil. Semakin banyak saya mengalami kesuksesan demi kesuksesan.
Anda sekarang memiliki alat yang sangat ampuh untuk mengejar kesuksesan yaitu hipnosis diri. Anda harus percaya bahwa anda dapat berhasil. Anda harus memutuskan untuk sukses.
Anda mungkin berpendapat bahwa setiap orang menginginkan keberhasilan, karena inilah ambisi positif yang paling sering. Tetapi ini juga belum tentu benar. Banyak orang memiliki kepribadian yang mengarah pada kegagalan. Sepertinya keberuntungan tidak pernah memihaknya.
Mereka mungkin menyatakan bahwa mereka ingin sukses, namun pikiran bawah sadar mereka terprogram untuk gagal. Kita harus menanyakan diri sendiri, apakah kita memiliki kepribadian yang terprogram untuk gagal? Bila, ya . Anda atau kita dapat segera mengubahnya.
Anda harus terus-menerus menanamkan dalam pikiran tentang ide ksuksesan. Jangan biarkan keraguan menguburkan tujuan anda. Anda dapat berhasil. Anda akan berhasil. Anda memiliki segala sesuatu yang anda perlukan.
Anda memiliki potensi yang sangat besar (kekukatan bawah sadar) yang dapat anda gunakan.
Hilangkan semua pikiran kegagalan dari pikiran anda. Semua tergantung pada keadaan pikiran anda. Kekayaan anda yang sesungguhnya adalah keadaan pikiran. Jika anda hidup dengan ide dominan kemiskinan, anda akan miskin. Jika anda hidup dengan ide kemakmuran dan keberuntungan (walaupun situasi keuangan anda sedang sulit) anda segera menjadi kaya.
Bawah sadar akan mematuhinya, dalam suatu cara, tanpa anda mengetahui dengan tepat bagaimana caranya. Dan akan menciptakan kondisi yang mendukung pikiran anda. Uang akan datang kepada anda seakan-akan ditarik oleh magnet.
Berterimaksihlah pada kekuatan bawah sadar anda, anda dapat memasuki kehidupan yang positif.
Kita harus belajar untuk mencintai apa saja yang kita lakukan. Jangan menerima kebosanan sebagai beban kehidupan. Jangan lakukan apa yang tidak ingin anda lakukan. Mintalah pemecahan kepada bawah sadar anda.
Allahu a'lam
Sumber : kekuatan pikiran, Critian HG-DR Steeven
Rabu, 29 Desember 2010
Selasa, 28 Desember 2010
Rela dengan ketentuan Allah
Dalam menghadapi sesuatu yang tidak disenangi, seorang hamba dapat bersikap, marah sabar, rela atau bahkan bersyukur. Sikap sabar adalah wajib bagi seorang hamba yang beriman, sedangkan rela (ikhlas) adalah sikap utama yang disunahkan.
Hamba yang ikhlas lebih mampu melihat hikmah dan kebaikan dalam cobaan yang ditimpakan Allah kepadanya, dan terhindar dari prasangka buruk terhadap ketentuan-Nya. Bahkan para ahli makrifat, dalam menghadapi musibah yang menimpa, dirasakannya sebagai suatu nikmat, lantaran jiwa bertemu dengan kecintaanya.
Syaikh Abu ‘Ali ad-Daqqaq menyatakan, “Keridlaan bukanlah bahwa engkau tidak mengalami cobaan, keridlaan sesungguhnya adalah sebuah keadaan dimana engkau tidak berkeberatan terhadap ketetapan Illahi dan pengadilan-Nya”.
Diantara sabar dan ikhlas, dimana sabar adalah menahan diri dan mencegahnya dari kemarahan serta kesal pada saat merasakan derita, sakit dikala musibah. Sambil berharap , dan berdoa agar derita ini segera berakhir.
Sedangkan ikhlas (rela), adalah berlapang dada dalam menerima ketentuan-Nya dan menerimanya dengan sepenuh hati. Dan menjauhi keinginan-keinginan atau harapan agar derita ini segera berakhir.
Imam Tirmidzi mentakhrijkan hadits dari Anas ra, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya, “ Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia mengujinya (dengan musibah). Barangsiapa yang rela, maka mereka mendapat ridha Allah. Dan barang siapa yang tidak rela bahkan benci, maka mereka akan dibenci pula oleh Allah “, (Hr Tirmidzi dalam Az-Zuhd (7.77). Ia menyatakan ,’hadits ini hasan gharib.Assuyuthi menghasankan hadits ini dalam Jami’as Shaghir 3,459).
Ketika Musa as berdoa, “Ya Allah, bimbinglah aku kepada amal yang akan mendatangkan keridlaan-Mu.”
Allah SWT menjawab, “Engkau tidak akan mampu melakukannya.” Musa bersujud dan terus memohon. Maka Allah SWT lalu mewahyukan kepadanya, “Wahai putra ‘Imran, Keridlaan-Ku ada pada keridlaanmu menerima ketetapan-Ku.”
Sahabat Ibn Mas’ud, berkata bahwa ‘Allah SWT dengan keadilan dan Kemahatahuan-Nya menjadikan kebahagiaan dan kesenangan ada pada keyakinan dan kerelaan hati, dan menjadikan duka dan kesusajan pada keraguan dan ketidak relaan,’
Para syaikh berkomentar, “Keridlaan adalah gerbang Allah yang terbesar”. Maksud mereka adalah bahwa barangsiapa yang mendapat kehormatan dengan keridlaan, berarti dia telah disambut dengan sambutan yang paling sempurna dan dihormati dengan penghormatan yang tertinggi”.
‘Abdul Wahid bin Zayd menjelaskan, “Keridlaan adalah gerbang Alah yang terbesar dan surganya dunia ini”. Seorang hamba tidak akan mendekati derajat keridlaan terhadap Allah sampai Allah ridha terhadapnya, sebab Allah SWT telah berfirman, “Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah, 98:8).
Bahkan Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz , berkata ,’tak ada kebahagiaan bagiku kecuali menerima datangnya takdir,’ Dan ketika ditanya ‘Apa yang tuan sukai ?’ Dijawabnya ,’ Yang aku sukai adalah apa-apa yang ditakdirkan oleh Allah ‘azza wa jalla’.
Imam Hasan Basri berkata ,bahwa barang siapa yang rela terhadap bagian (takdir yang telah ditentukan) untuknya niscaya Allah akan melapangkan jalan dan memberkahinya. Namun barangsiapa yang tidak rela, maka Allah tidak akan melapangkannya dan tidak akan memberi keberkahan baginya ,’
Syaikh abu ‘Ali ad-Daqqaq menuturkan, “Seorang murid bertanya kepada syaikhnya, ‘Apakah si hamba mengetahui apakah Allah ridla kepadanya?‘ Sang Syaikh menjawab, ‘tidak. Bagaimana dia bisa tahu hal itu sedangkan keridlaan-Nya adalah sesuatu yang tersembunyi?’ Si murid memprotes, ‘Tidak, dia bisa mengetahuinya!’
Syaikhnya bertanya, ‘Bagaimana si hamba bisa tahu? Si murid menjawab: “Jika saya mendapati hati saya ridla kepada Allah SWT, maka saya tahu bahwa Dia ridla kepada saya.’ Maka sang Syaikh lalu berkata, ‘Sungguh baik sekali ucapanmu itu, anak muda.’ “
Abu Sulayman ad-Darani menyatakan, “Jika si hamba membebaskan dirinya dari dominasi hawa nafsu, maka dia akan mencapai keridlaan.”
An-Nasrabadhi menyatakan, “Barangsiapa yang ingin mencapai derajat keridlaan, maka hendaklah ia
berpegang teguh pada apa-apa yang padanya Allah telah menempatkan keridhaan-Nya.”
Muhammad bin Khafif menjelaskan, “Ada dua macam keridlaan: keridlaan terhadap Allah SWT dan keridlaan terhadap apa yang datang dari-Nya.” Keridlaan terhadap Allah SWT berarti bahwa si hamba ridla terhadap-Nya sebagai Pengatur (urusan-urusannya), dan keridlaan terhadap apa yang datang dari-Nya berkaitan dengan apa yang telah ditetapkan-Nya.”
Saya mendengar Syaihk Abu ‘Ali ad-Daqqaq menyatakan, “jalan sang pengembara lebih panjang, dan itulah jalan latihan spiritual. Jalan kaum terpilih lebih singkat, tapi lebih sulit dan menuntut agar engkau bertindak sesuai dengan keridlaan dan agar engkau ridla dengan takdir.”
Abu Bakr bin Thahir berkomentar, “Keridlaan adalah menghilangkan keengganan dari hati hingga tak sesuatupun yang tinggal selain kebahagiaan dan kegembiraan.”
Al-Wasiti mengajarkan, “Manfaatkanlah keridlaan sebesar-besarnya, dan jangan biarkan kemanisan dan pengetahuan memanfaatkan dirimu agar supaya tidak menabirkan dirimu dari kebenaran batin yang menyangkut kepedulianmu.” Ketahuilah bahwa kata-kata ini sangatlah penting. Di Dalamnya terdapat peringatan yang tersirat bagi ummat sebab keridlaan terhadap keadaan itu sendiri merupakan tabir yang membatasi si Pemberi Keadaan. Jika seseorang menemukan kesenangan dalam keridlaannya dan mengalami nikmatnya keridlaan dalam hatinya, maka dia telah tertabiri oleh keadaannya sendiri dari menyaksikan kebenaran hati.
Ibn khafif menyatakan , “Keridlaan adalah tenangnya hati dengan ketetapan Allah dan keserasiannya hati dengan apa yang menjadikan Allah ridha dan dengan apa yang dipilih-Nya untukmu.”
Ketika Rabia’ah al-Adawiyah ditanya: “Kapankah seorang hamba dipandang ridla?” dia menjawab: “Apabila baginya penderitaan sama menggembirakannya dengan anugerah.”
Abu Sulayman ad-Darani mengatakan: “Keridlaan adalah jika engkau tidak meminta surga kepada Allah SWT atau berlindung kepada-Nya dari neraka.“
Dzun Nun al-Mishri menjelaskan, “Ada tiga tanda keridlaan, tidak punya pilihan sebelum diputuskannya ketetapan (Allah), tidak merasakan kepahitan setelah diputuskannya ketetapan, dan merasakan gairah cinta di tengah-tengah cobaan.”
Dikatakan kepada al-Husayn putra ‘Ali bin Abi Thalib ra, “Abu Dzar menyatakan, ‘Kemikisnan lebih kucintai daripada kekayaan, dan sakit lebih kucintai daripada kesehatan.’
Al-Husayn menjawab, “Semoga Allah mengasihani Abu Dzar. Aku sendiri, kukatakan, ‘Orang
yang menaruh kepercayaan kepada pilihan baik Allah baginya tidak akan berkeinginan selain dari apa yang telah dipilihkan Allah SWT baginya.’ “
Al-Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan bahwa Bisyr al-Hafi, “Keridlaan adalah lebih baik daripada hidup kepertapaan (asceticism) di dunia ini, sebab orang yang ridla tidak pernah berkeinginan akan sesuatu di luar keadaannya. “
Ketika Abu ‘Utsman ditanya tentang ucapan Nabi saw, “Aku memohon kepada-Mu rasa ridla setelah diputuskannya ketetapan (Mu), “Dia menjelaskan, “Ini karena keridlaan sebelum diputuskannya ketetapan Allah berarti adanya niat kuat untuk merasa ridla, tetapi keridlaan setelah diputuskannya ketetapan adalah [sebenar-benar] keridlaan.”
Abu Sulayman menyatakan, “Aku ingin seandainya aku mengetahui sebagian kecil saja tentang keridlaan. Sekalipun itu akan menyebabkan aku masuk ke neraka, aku akan puas karenanya.” Abu ‘Umar ad-Dimasyqi menyatakan, “Keridlaan adalah hilangnya kesedihan terhadap perintah (Allah) yang mana pun. “ Al-Junayd berkomentar, “Keridlaan adalah meniadakan pilihan.”
Ibnu ‘Atha’ menegaskan, “Keridlaan adalah mengarahkan perhatian hati kepada ketentuan Allah (Qadha’) bagi si hamba, dan meninngalkan ketidaksenangan.”
Ruwaym berkata,”Keridlaan adalah tenangnya hati dalam menjalani ketetapan (Allah).” An-Nuri menyatakan, “Keridlaan adalah senangnya hati atas pahitnya nasib.”
Al-Jurayri mengatakan, “Barangsiapa yang ridla tampa batas, Allah akan mengangkat derajatnya di luar batas.” Abu Turab An-Naksyabi menyatakan, “Orang yang menaruh penghargaan terhadap dunia di dalam hatinya tidak akan dianugrahi keridlaan.”
Diriwayatkan oleh al-‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib bahwa Rasulullah saw mejelaskan: “Barangsiapa yang ridla akan Allah sebagai Tuhannya, ia akan meresakan nikmatnya iman.”
Diceritakan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab menulis surat kepada Abu Musa al-‘Asy’ary, “Segala kebaikan terletak di dalam keridlaan. Maka jika engaku mampu, jadilah oranng yang ridla; jika tidak mampu, jadilah orang yang sabar.”
Saudaraku, semoga kita mendapat hidayah-Nya untuk menjadi hamba-hamba yang bersyukur.
Allahu a’lam
Sumber : Ibtihadj Musyarof, Rahasia sifat ikhlas dll
Hamba yang ikhlas lebih mampu melihat hikmah dan kebaikan dalam cobaan yang ditimpakan Allah kepadanya, dan terhindar dari prasangka buruk terhadap ketentuan-Nya. Bahkan para ahli makrifat, dalam menghadapi musibah yang menimpa, dirasakannya sebagai suatu nikmat, lantaran jiwa bertemu dengan kecintaanya.
Syaikh Abu ‘Ali ad-Daqqaq menyatakan, “Keridlaan bukanlah bahwa engkau tidak mengalami cobaan, keridlaan sesungguhnya adalah sebuah keadaan dimana engkau tidak berkeberatan terhadap ketetapan Illahi dan pengadilan-Nya”.
Diantara sabar dan ikhlas, dimana sabar adalah menahan diri dan mencegahnya dari kemarahan serta kesal pada saat merasakan derita, sakit dikala musibah. Sambil berharap , dan berdoa agar derita ini segera berakhir.
Sedangkan ikhlas (rela), adalah berlapang dada dalam menerima ketentuan-Nya dan menerimanya dengan sepenuh hati. Dan menjauhi keinginan-keinginan atau harapan agar derita ini segera berakhir.
Imam Tirmidzi mentakhrijkan hadits dari Anas ra, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya, “ Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia mengujinya (dengan musibah). Barangsiapa yang rela, maka mereka mendapat ridha Allah. Dan barang siapa yang tidak rela bahkan benci, maka mereka akan dibenci pula oleh Allah “, (Hr Tirmidzi dalam Az-Zuhd (7.77). Ia menyatakan ,’hadits ini hasan gharib.Assuyuthi menghasankan hadits ini dalam Jami’as Shaghir 3,459).
Ketika Musa as berdoa, “Ya Allah, bimbinglah aku kepada amal yang akan mendatangkan keridlaan-Mu.”
Allah SWT menjawab, “Engkau tidak akan mampu melakukannya.” Musa bersujud dan terus memohon. Maka Allah SWT lalu mewahyukan kepadanya, “Wahai putra ‘Imran, Keridlaan-Ku ada pada keridlaanmu menerima ketetapan-Ku.”
Sahabat Ibn Mas’ud, berkata bahwa ‘Allah SWT dengan keadilan dan Kemahatahuan-Nya menjadikan kebahagiaan dan kesenangan ada pada keyakinan dan kerelaan hati, dan menjadikan duka dan kesusajan pada keraguan dan ketidak relaan,’
Para syaikh berkomentar, “Keridlaan adalah gerbang Allah yang terbesar”. Maksud mereka adalah bahwa barangsiapa yang mendapat kehormatan dengan keridlaan, berarti dia telah disambut dengan sambutan yang paling sempurna dan dihormati dengan penghormatan yang tertinggi”.
‘Abdul Wahid bin Zayd menjelaskan, “Keridlaan adalah gerbang Alah yang terbesar dan surganya dunia ini”. Seorang hamba tidak akan mendekati derajat keridlaan terhadap Allah sampai Allah ridha terhadapnya, sebab Allah SWT telah berfirman, “Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha kepada-Nya” (QS. Al-Bayyinah, 98:8).
Bahkan Khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz , berkata ,’tak ada kebahagiaan bagiku kecuali menerima datangnya takdir,’ Dan ketika ditanya ‘Apa yang tuan sukai ?’ Dijawabnya ,’ Yang aku sukai adalah apa-apa yang ditakdirkan oleh Allah ‘azza wa jalla’.
Imam Hasan Basri berkata ,bahwa barang siapa yang rela terhadap bagian (takdir yang telah ditentukan) untuknya niscaya Allah akan melapangkan jalan dan memberkahinya. Namun barangsiapa yang tidak rela, maka Allah tidak akan melapangkannya dan tidak akan memberi keberkahan baginya ,’
Syaikh abu ‘Ali ad-Daqqaq menuturkan, “Seorang murid bertanya kepada syaikhnya, ‘Apakah si hamba mengetahui apakah Allah ridla kepadanya?‘ Sang Syaikh menjawab, ‘tidak. Bagaimana dia bisa tahu hal itu sedangkan keridlaan-Nya adalah sesuatu yang tersembunyi?’ Si murid memprotes, ‘Tidak, dia bisa mengetahuinya!’
Syaikhnya bertanya, ‘Bagaimana si hamba bisa tahu? Si murid menjawab: “Jika saya mendapati hati saya ridla kepada Allah SWT, maka saya tahu bahwa Dia ridla kepada saya.’ Maka sang Syaikh lalu berkata, ‘Sungguh baik sekali ucapanmu itu, anak muda.’ “
Abu Sulayman ad-Darani menyatakan, “Jika si hamba membebaskan dirinya dari dominasi hawa nafsu, maka dia akan mencapai keridlaan.”
An-Nasrabadhi menyatakan, “Barangsiapa yang ingin mencapai derajat keridlaan, maka hendaklah ia
berpegang teguh pada apa-apa yang padanya Allah telah menempatkan keridhaan-Nya.”
Muhammad bin Khafif menjelaskan, “Ada dua macam keridlaan: keridlaan terhadap Allah SWT dan keridlaan terhadap apa yang datang dari-Nya.” Keridlaan terhadap Allah SWT berarti bahwa si hamba ridla terhadap-Nya sebagai Pengatur (urusan-urusannya), dan keridlaan terhadap apa yang datang dari-Nya berkaitan dengan apa yang telah ditetapkan-Nya.”
Saya mendengar Syaihk Abu ‘Ali ad-Daqqaq menyatakan, “jalan sang pengembara lebih panjang, dan itulah jalan latihan spiritual. Jalan kaum terpilih lebih singkat, tapi lebih sulit dan menuntut agar engkau bertindak sesuai dengan keridlaan dan agar engkau ridla dengan takdir.”
Abu Bakr bin Thahir berkomentar, “Keridlaan adalah menghilangkan keengganan dari hati hingga tak sesuatupun yang tinggal selain kebahagiaan dan kegembiraan.”
Al-Wasiti mengajarkan, “Manfaatkanlah keridlaan sebesar-besarnya, dan jangan biarkan kemanisan dan pengetahuan memanfaatkan dirimu agar supaya tidak menabirkan dirimu dari kebenaran batin yang menyangkut kepedulianmu.” Ketahuilah bahwa kata-kata ini sangatlah penting. Di Dalamnya terdapat peringatan yang tersirat bagi ummat sebab keridlaan terhadap keadaan itu sendiri merupakan tabir yang membatasi si Pemberi Keadaan. Jika seseorang menemukan kesenangan dalam keridlaannya dan mengalami nikmatnya keridlaan dalam hatinya, maka dia telah tertabiri oleh keadaannya sendiri dari menyaksikan kebenaran hati.
Ibn khafif menyatakan , “Keridlaan adalah tenangnya hati dengan ketetapan Allah dan keserasiannya hati dengan apa yang menjadikan Allah ridha dan dengan apa yang dipilih-Nya untukmu.”
Ketika Rabia’ah al-Adawiyah ditanya: “Kapankah seorang hamba dipandang ridla?” dia menjawab: “Apabila baginya penderitaan sama menggembirakannya dengan anugerah.”
Abu Sulayman ad-Darani mengatakan: “Keridlaan adalah jika engkau tidak meminta surga kepada Allah SWT atau berlindung kepada-Nya dari neraka.“
Dzun Nun al-Mishri menjelaskan, “Ada tiga tanda keridlaan, tidak punya pilihan sebelum diputuskannya ketetapan (Allah), tidak merasakan kepahitan setelah diputuskannya ketetapan, dan merasakan gairah cinta di tengah-tengah cobaan.”
Dikatakan kepada al-Husayn putra ‘Ali bin Abi Thalib ra, “Abu Dzar menyatakan, ‘Kemikisnan lebih kucintai daripada kekayaan, dan sakit lebih kucintai daripada kesehatan.’
Al-Husayn menjawab, “Semoga Allah mengasihani Abu Dzar. Aku sendiri, kukatakan, ‘Orang
yang menaruh kepercayaan kepada pilihan baik Allah baginya tidak akan berkeinginan selain dari apa yang telah dipilihkan Allah SWT baginya.’ “
Al-Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan bahwa Bisyr al-Hafi, “Keridlaan adalah lebih baik daripada hidup kepertapaan (asceticism) di dunia ini, sebab orang yang ridla tidak pernah berkeinginan akan sesuatu di luar keadaannya. “
Ketika Abu ‘Utsman ditanya tentang ucapan Nabi saw, “Aku memohon kepada-Mu rasa ridla setelah diputuskannya ketetapan (Mu), “Dia menjelaskan, “Ini karena keridlaan sebelum diputuskannya ketetapan Allah berarti adanya niat kuat untuk merasa ridla, tetapi keridlaan setelah diputuskannya ketetapan adalah [sebenar-benar] keridlaan.”
Abu Sulayman menyatakan, “Aku ingin seandainya aku mengetahui sebagian kecil saja tentang keridlaan. Sekalipun itu akan menyebabkan aku masuk ke neraka, aku akan puas karenanya.” Abu ‘Umar ad-Dimasyqi menyatakan, “Keridlaan adalah hilangnya kesedihan terhadap perintah (Allah) yang mana pun. “ Al-Junayd berkomentar, “Keridlaan adalah meniadakan pilihan.”
Ibnu ‘Atha’ menegaskan, “Keridlaan adalah mengarahkan perhatian hati kepada ketentuan Allah (Qadha’) bagi si hamba, dan meninngalkan ketidaksenangan.”
Ruwaym berkata,”Keridlaan adalah tenangnya hati dalam menjalani ketetapan (Allah).” An-Nuri menyatakan, “Keridlaan adalah senangnya hati atas pahitnya nasib.”
Al-Jurayri mengatakan, “Barangsiapa yang ridla tampa batas, Allah akan mengangkat derajatnya di luar batas.” Abu Turab An-Naksyabi menyatakan, “Orang yang menaruh penghargaan terhadap dunia di dalam hatinya tidak akan dianugrahi keridlaan.”
Diriwayatkan oleh al-‘Abbas bin ‘Abdul Muththalib bahwa Rasulullah saw mejelaskan: “Barangsiapa yang ridla akan Allah sebagai Tuhannya, ia akan meresakan nikmatnya iman.”
Diceritakan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab menulis surat kepada Abu Musa al-‘Asy’ary, “Segala kebaikan terletak di dalam keridlaan. Maka jika engaku mampu, jadilah oranng yang ridla; jika tidak mampu, jadilah orang yang sabar.”
Saudaraku, semoga kita mendapat hidayah-Nya untuk menjadi hamba-hamba yang bersyukur.
Allahu a’lam
Sumber : Ibtihadj Musyarof, Rahasia sifat ikhlas dll
Strategi setan hancurkan Manusia
Sebelum kita mengetahui strategi setan menjerumuskan manusia, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui Visi dan Misi setan. Visi setan adalah memperbudak manusia dan Misi setan mengkondisikan manusia lupa kepada Alah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur'an, yang artinya iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, , dan aku akan menyesatkan mereka semuanya,
Adapun strategi setan untuk mewujudkan visi dan misinya adalah sbb :
1. Waswasah
Waswasah artinya membisikkan keraguan pada manusia ketika melakukan kebaikan atau amal sholeh. Saat kumandang azan subuh dan tubuh kita masih dililit selimut, terbersit dalam pikiran kita, "Nanti sebentar lagi". Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima menit tapi satu jam, akhirnya Sholat Shubuh terlambat bahkan tidak sholat
2. Tazyin
Tazyin artinya membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Segala yang berbau maksiat biasanya terlihat indah, Misalnya, mengapa orang yang berpacaran lebih mesra daripada suami-istri? Jalan-jalan saat pacaran lebih mengesankan daripada setelah menikah. Ini karena ada unsur tazyin. Pacaran itu maksiat, sementara nikah itu ibadah. Maksiat disulap oleh setan sehingga terasa lebih indah, nikmat dan mengesankan. Inilah yang disebut strategi tazyin.
Adapun strategi setan untuk mewujudkan visi dan misinya adalah sbb :
1. Waswasah
Waswasah artinya membisikkan keraguan pada manusia ketika melakukan kebaikan atau amal sholeh. Saat kumandang azan subuh dan tubuh kita masih dililit selimut, terbersit dalam pikiran kita, "Nanti sebentar lagi". Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima menit tapi satu jam, akhirnya Sholat Shubuh terlambat bahkan tidak sholat
2. Tazyin
Tazyin artinya membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Segala yang berbau maksiat biasanya terlihat indah, Misalnya, mengapa orang yang berpacaran lebih mesra daripada suami-istri? Jalan-jalan saat pacaran lebih mengesankan daripada setelah menikah. Ini karena ada unsur tazyin. Pacaran itu maksiat, sementara nikah itu ibadah. Maksiat disulap oleh setan sehingga terasa lebih indah, nikmat dan mengesankan. Inilah yang disebut strategi tazyin.
3.Tamanni
Tamanni artinya memperdaya manusia dengan khayalan dan angan-angan. Pernahkan terbersit niat akan Shalat Tahjud saat merebahkan badan di tempat tidur? Namun pada jam tiga saat wekwr berbunyi, kita cepat-cepat mematikannya lalu meneruskan tidur.
Pernahkan kita ingin bertobat? Namun pada sat maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya ini berlangsung berkali-kali. Inilah yang disebut strategi tamanni.
Tamanni artinya memperdaya manusia dengan khayalan dan angan-angan. Pernahkan terbersit niat akan Shalat Tahjud saat merebahkan badan di tempat tidur? Namun pada jam tiga saat wekwr berbunyi, kita cepat-cepat mematikannya lalu meneruskan tidur.
Pernahkan kita ingin bertobat? Namun pada sat maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya ini berlangsung berkali-kali. Inilah yang disebut strategi tamanni.
4. A'dawah
A'dawah artinya berusaha menanamkan permusuhan. Setan berikhtiar menumbuhkan permusuhan di anatara manusia. Biasanya permusuhan berawal dari prasangka buruk. Supaya manusia bermusuhan, setan biasanya menumbuhkan prasangka buruk.Karena itu waspadai kalau kita berprasangka buruk pada orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap strategi setan.
A'dawah artinya berusaha menanamkan permusuhan. Setan berikhtiar menumbuhkan permusuhan di anatara manusia. Biasanya permusuhan berawal dari prasangka buruk. Supaya manusia bermusuhan, setan biasanya menumbuhkan prasangka buruk.Karena itu waspadai kalau kita berprasangka buruk pada orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap strategi setan.
5. Takwif
Takwif artinya menakut-nakuti. Pernahkah merasa takut miskin karena menginfakkan sebagian harta, takut disebut sok alim karena datang ke majelis taklim? Kalau kita pernah merasakannya, inilah strategi takhwif.
6. Shaddun
Shaddun artinya berusaha menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah dengan menggunakan berbagai hambatan. Pernahkah anda merasa malas saat mau melakukan sholat, atau mengantuk saat membaca Al Qur'an meskipun sudah cukup tidur? Ini adalah gejala shaddun dari setan.
Takwif artinya menakut-nakuti. Pernahkah merasa takut miskin karena menginfakkan sebagian harta, takut disebut sok alim karena datang ke majelis taklim? Kalau kita pernah merasakannya, inilah strategi takhwif.
6. Shaddun
Shaddun artinya berusaha menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah dengan menggunakan berbagai hambatan. Pernahkah anda merasa malas saat mau melakukan sholat, atau mengantuk saat membaca Al Qur'an meskipun sudah cukup tidur? Ini adalah gejala shaddun dari setan.
7. Wa'dun
Wa'dun artinya janji palsu. Setan berusaha membujuk manusia agar mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan. Akhirnya manusia mempercayainya. Misalnya, banyak kasus seorang wanita menyerahkan dirinya pada sang pacar karena dijanjikan akan dinikahi, namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya begutu saja. Dia tidak mau bertanggung jawab. Inilah contoh wa'dun atau janji palsu dari setan.
Wa'dun artinya janji palsu. Setan berusaha membujuk manusia agar mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan. Akhirnya manusia mempercayainya. Misalnya, banyak kasus seorang wanita menyerahkan dirinya pada sang pacar karena dijanjikan akan dinikahi, namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya begutu saja. Dia tidak mau bertanggung jawab. Inilah contoh wa'dun atau janji palsu dari setan.
8. Kaidun
Kaidun artinya tipu daya. Setan berusaha sekuat tenaga memasang sejumlah perangkap agar manusia terjebak. Pernahkah saat diberi tugas, kita berpikir nanti saja mengerjakannya krn waktu masih lama? Ternyata setelah dekat waktunya kita mengerjakan asal-asalan dan tergesa-gesa sehingga hasilnya tidak optimal atau ada kemunginan pada waktu yang ditentukan pekerjaan tidak selesai. Strategi ini disebut kaidun.
Kaidun artinya tipu daya. Setan berusaha sekuat tenaga memasang sejumlah perangkap agar manusia terjebak. Pernahkah saat diberi tugas, kita berpikir nanti saja mengerjakannya krn waktu masih lama? Ternyata setelah dekat waktunya kita mengerjakan asal-asalan dan tergesa-gesa sehingga hasilnya tidak optimal atau ada kemunginan pada waktu yang ditentukan pekerjaan tidak selesai. Strategi ini disebut kaidun.
9. Nisyan
Nisyan artinya lupa. Sesungguhnya lupa itu adalah hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu hal yang manusiawi, tetapi setan berusaha agar manusia menjadikan lupa sebagai alasan untuk menutupi tanggung jawab. Pernahkan kita lupa menunaikan janji? lupa sholat? Kalau sesekali itu bisa disebut manusiawi, tetapi kalau sering dilakukan berarti terjebak strategi nisyan.
Demikian ringkasan tentang strategi setan. Semoga kita dapat mencermati dan berusaha agar tidak terjebak strategi setan laknatullah (setan yang dilaknat Allah) . Semoga bermanfaat
Nisyan artinya lupa. Sesungguhnya lupa itu adalah hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu hal yang manusiawi, tetapi setan berusaha agar manusia menjadikan lupa sebagai alasan untuk menutupi tanggung jawab. Pernahkan kita lupa menunaikan janji? lupa sholat? Kalau sesekali itu bisa disebut manusiawi, tetapi kalau sering dilakukan berarti terjebak strategi nisyan.
Demikian ringkasan tentang strategi setan. Semoga kita dapat mencermati dan berusaha agar tidak terjebak strategi setan laknatullah (setan yang dilaknat Allah) . Semoga bermanfaat
Allahu a'lam
Sumber : Ustadz. Aam Amiruddin
Sumber : Ustadz. Aam Amiruddin
Tips berkendara di jalanan banjir
Kawan, musim selalu berulang. Ketika musim hujan tiba, maka anda akan akrab dengan banjir. Bagi anda pengguna kendaraan bermotor, tentu sudah akrab dengan kondisi jalan tergenang air. Bahkan tidak jarang air yang mengenang menutupi badan jalan, sehingga permukaan jalan menjadi tidak terlihat.
Bagi anda pengendara mobil jenis MPV atau SUV tentu lebih mudah menerjang banjir, karena air intake kendaraan jenis ini relatif lebih tinggi. Bagi anda pengendara kendaraan jenis sedan, perlu perhatian khusus mengingat posisi air intake yang rendah, sehingga rawan kemasukan air.
Anda perlu beberapa tips untuk menghadapi jalanan banjir, agar anda tetap aman dan nyaman berkendara dengan mobil sedan.
Namun apabila terpaksa harus menerjang banjir jalanan , serta terhindar daribahaya laten mogok dijalan. Ada beberapa tips praktis untuk anda pengendara sedan, semoga bermanfaat.;
Bagi anda pengendara mobil jenis MPV atau SUV tentu lebih mudah menerjang banjir, karena air intake kendaraan jenis ini relatif lebih tinggi. Bagi anda pengendara kendaraan jenis sedan, perlu perhatian khusus mengingat posisi air intake yang rendah, sehingga rawan kemasukan air.
Anda perlu beberapa tips untuk menghadapi jalanan banjir, agar anda tetap aman dan nyaman berkendara dengan mobil sedan.
Namun apabila terpaksa harus menerjang banjir jalanan , serta terhindar daribahaya laten mogok dijalan. Ada beberapa tips praktis untuk anda pengendara sedan, semoga bermanfaat.;
a. Gunakan gigi paling rendah dan atur injakan pedal gas untuk menjaga putaran rpm mesin antara 2.000 rpm sd 3.000 rpm (dibawah kecepatan 10 km/jam) untuk menjaga luas permukaan ban yang menapak jalan.
b. Manfaatkan mobil depan anda , sebagai pembukan jalan bagi kendaraan anda. Jaga jarak aman dengan mobil didepan mobil anda ( sekitar 4 – 5 m). Hal ini untuk mengantisipasi bila tiba-tiba mobil didepan anda mengerem mendadak atau terperosok dalam lubang jalan (selokan).
c. Sesekali injak pedal rem bila jarak dengan kendaraan dibelakang agak jauh, untuk memastikan rem masih bekerja optimal. Karena banyak kejadian rem tromol yang tersiram air mendadak blong.
d. Jika kondisi air terus meninggi sehingga gelombang air dari mobil depan diperkirakan dapat masuk ke saringan udara, sebaiknya anda balik saja, berputar cari jalan lain.
e. Karena apabila air masuk kedalam saringan udara dapat mengakibatkan mesin mogok. Dalam kondisi ini air akan terhisap masuk piston, yang selanjutnya dikompresikan .Dimana sifat air tidak bisa mengerut sebagaimana udara, maka dikawatirkan piston akan patah.
f. Jika terpaksa mogok, tetaplah tenang lalu coba nyalakan mesin dua atau tiga kali. Jika tetap ngadat, jangan diteruskan, karena hal ini akan membuat aki mobil menjadi drop. Kerusakan akan bertambah parah jika mobil anda sudah dilengkapi dengan perangkat elektronik baru.
g. Berhentilah ditempat aman dan tunggu hujan mereda, selanjutnya cari lap kering. Buka kap mesin dan keringkat perangkat distributor, koil, busi , kabe busi.Cobalah anda nyalakan lagi mobil anda hinga dua atau tiga kali.
h. Jika tetap ngadat juga, abut kabel busi dan perhatikan apakah ada genangan air di sekitar busi. Bukalah distributor, panaskan dengan korek yang anda bawa.
i. Jika aki terlanjur drop,kabel jumper dapat dipakai untuk menjumper dengan mobil lain, perhatikan jangan sampai terbalik dalam menyambungkan kabel-kabelnya ke kutub-kutub aki.
j. Selalu menyiapkan uang receh secukupnya , untuk tips para polisi cepek atau tukang dorong mobil, yang umumnya banyak berkeliaran di musim banjir, untuk membantu menepikan mobil anda.
Allahu a’lam
Sumber : Algooth Putranto, Bisnis Indonesia.
Allahu a’lam
Sumber : Algooth Putranto, Bisnis Indonesia.
Ayat suci didlm tubuh manusia
Dr. Ahmad Khan dari Duke University berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Alquran dan rancang struktur tubuh manusia adalah. Salah satu penemuannya adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yangdibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat "Fussilat" ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil-hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada. Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib salat Jumat membacakan ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. "...Sanuriihim ayatinaafilafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq..." Yang artinya; Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan Kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran ".
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa"yang memiliki makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia.
Menurut Ahmad Khanayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah.Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari maknasampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tandakebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana firman-Nya ; Afala tatafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?). Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia.
Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran.
Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama "Bismillah irRahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq"; "bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ayat tersebut adalah awal dari suratAl-A'laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarangia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Ahmad Khan menyatakan: "Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini memqandang negatif terhadap Islam.
Saya menyurati dua ilmuwan lain yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin. Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleo-tida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan "Semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga nonmuslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmudengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan.
Terbukanya tabir hati ahli Farmakologi Thailand Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas ChiangMai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika.
Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam.
Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sebagai berkut; "Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah MahaPerkasa lagi Maha Bijaksana."
Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisanglobal yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus subcutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien.
Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persefsi. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat menyiksa hamba-Nya yang berdosa supaya hamba-Nya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah .
Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaran-Nya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb.
Rabbana makhalqta hada batila, Ya...Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia.
Allahu akbar
Allahu a'lam
Sumber : dari beberapa sumber bacaan
Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa"yang memiliki makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda-tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia.
Menurut Ahmad Khanayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah.Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari maknasampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tandakebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana firman-Nya ; Afala tatafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?). Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia.
Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran.
Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama "Bismillah irRahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq"; "bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ayat tersebut adalah awal dari suratAl-A'laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarangia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
Ahmad Khan menyatakan: "Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini memqandang negatif terhadap Islam.
Saya menyurati dua ilmuwan lain yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin. Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleo-tida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan "Semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga nonmuslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmudengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan.
Terbukanya tabir hati ahli Farmakologi Thailand Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas ChiangMai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika.
Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam.
Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sebagai berkut; "Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah MahaPerkasa lagi Maha Bijaksana."
Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisanglobal yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus subcutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien.
Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persefsi. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat menyiksa hamba-Nya yang berdosa supaya hamba-Nya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah .
Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaran-Nya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb.
Rabbana makhalqta hada batila, Ya...Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia.
Allahu akbar
Allahu a'lam
Sumber : dari beberapa sumber bacaan
Minggu, 26 Desember 2010
Syukur sebagai pengikat nikmat
Dijelaskan didalam Al-Qur’an bahwa seorang hamba yang bersyukur sebenarnya bersyukur untuk dirinya sendiri. Dengan bersyukur, ia sedang meraih kehidupan yang lebih baik di dunia dan di akhirat.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri ; dan barang siapa yang tidak bersyukur , maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji , “ (Qs. Luqman : 12)
Firman Allah , yang artinya ,” Barang siapa yang kafir , maka di sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan Barangsiapa yang beramal shalih maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan),” (Qs. Ar-Rum : 44)
Saudaraku, bersyukur adalah pengikat nikmat, dan menjaganya agar tidak lenyap. Inilah salah satu buah rasa syukur kita.
Bahkan Allah melipatkgandakan nikmat itu, menambah nikmat yang hilang sehingga me-nyebabkan langgengnya nikmat yang sudah ada.
Sebagaimana firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah juga), taktala Rabbmu memaklumkan : “ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti , Kami menambah (nikmat) kepadamu “, (Qs. Ibrahim : 7).
Seorang hamba sanggup melanggengkan nikmat allah baginya jika ia menyadari nikmat itu dan bersyukur kepada Pemberi-Nya. Dan ia juga harus menyadari bahwa nikmat itu bisa lenyap jika ia kufur dan bermaksiat.
Dalam Rabi’ul Abrar (4/314), bahwa Ali bin Abi Thalib berkata, ‘ berhati-hatilah kalian terhadap larinya nikmat, karena setiap kesesatan pasti melenyapkannya.’
Barang siapa tidak mensyukuri nikmat berarti ia sedang berupaya untuk menghilangkannya, dan barang siapa mensyukuri nikmat berarti sedang mengikatnya.
‘ Syukur dapat mengikat nikmat yang ada, dan mengembalikan nikmat yang hilang’. Barangsiapa pujian sebagai penutup nikmatnya, maka Allah menjadikan pembukannya sebagai tambahan ‘. (Rabi’ul Abrar).
Allah menjanjikan kepada hamba-hamba-Nya, dan janji Allah adalah benar dan perbendaharaan-Nya melimpah. Semuanya bertumpu pada syukur yang terdiri dari tiga hal :
1. Syukur hati
2. Syukur lisan dan
3. Syukur anggota badan.
Syukur tidak hanya melanggengkan nikmat, namun syukur dapat juga menjamin datangnya nikmat baru.
Dalam kitab As-syukr, diriwayatkan bahwa ali bin abi Tahlib berkata,’Nikmat akan diperoleh dengan bersyukur, dan syukur berhubungan dengan pertambahan. Keduanya (nikmat dan syukur) saling berhubungan. Bertambahnya nikmat dari Allah tidak akan berhanti, selama seorang hamba mau bersyukur’.
Puncak dari kebahagiaan balasan bersyukur adalah mendapat ke-ridhaan Allah dan ampunan-Nya.
Keridhaan Allah lebih agung dan lebih mulia dari setiap nikmat, sebagaimana Allah berfirman yang artinya ,” Dan keridhaan Allah adalah lebih besar ; Itu adalah keberuntungan yang besar ,” (Qs. At-Taubah : 72).
Sebagaimana disabdakan Rasulullah, yang artinya , “Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang makan kemudian memuji-Nya, atau minum kemudian memuji-Nya ,” (Hr. Muslim, 2734).
Allahu a’lam
Sumber :Al Fauzan, Abdullah bin Shalih , Kaifa Nakuuna Minasy syaakiriin.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri ; dan barang siapa yang tidak bersyukur , maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji , “ (Qs. Luqman : 12)
Firman Allah , yang artinya ,” Barang siapa yang kafir , maka di sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan Barangsiapa yang beramal shalih maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan),” (Qs. Ar-Rum : 44)
Saudaraku, bersyukur adalah pengikat nikmat, dan menjaganya agar tidak lenyap. Inilah salah satu buah rasa syukur kita.
Bahkan Allah melipatkgandakan nikmat itu, menambah nikmat yang hilang sehingga me-nyebabkan langgengnya nikmat yang sudah ada.
Sebagaimana firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah juga), taktala Rabbmu memaklumkan : “ Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti , Kami menambah (nikmat) kepadamu “, (Qs. Ibrahim : 7).
Seorang hamba sanggup melanggengkan nikmat allah baginya jika ia menyadari nikmat itu dan bersyukur kepada Pemberi-Nya. Dan ia juga harus menyadari bahwa nikmat itu bisa lenyap jika ia kufur dan bermaksiat.
Dalam Rabi’ul Abrar (4/314), bahwa Ali bin Abi Thalib berkata, ‘ berhati-hatilah kalian terhadap larinya nikmat, karena setiap kesesatan pasti melenyapkannya.’
Barang siapa tidak mensyukuri nikmat berarti ia sedang berupaya untuk menghilangkannya, dan barang siapa mensyukuri nikmat berarti sedang mengikatnya.
‘ Syukur dapat mengikat nikmat yang ada, dan mengembalikan nikmat yang hilang’. Barangsiapa pujian sebagai penutup nikmatnya, maka Allah menjadikan pembukannya sebagai tambahan ‘. (Rabi’ul Abrar).
Allah menjanjikan kepada hamba-hamba-Nya, dan janji Allah adalah benar dan perbendaharaan-Nya melimpah. Semuanya bertumpu pada syukur yang terdiri dari tiga hal :
1. Syukur hati
2. Syukur lisan dan
3. Syukur anggota badan.
Syukur tidak hanya melanggengkan nikmat, namun syukur dapat juga menjamin datangnya nikmat baru.
Dalam kitab As-syukr, diriwayatkan bahwa ali bin abi Tahlib berkata,’Nikmat akan diperoleh dengan bersyukur, dan syukur berhubungan dengan pertambahan. Keduanya (nikmat dan syukur) saling berhubungan. Bertambahnya nikmat dari Allah tidak akan berhanti, selama seorang hamba mau bersyukur’.
Puncak dari kebahagiaan balasan bersyukur adalah mendapat ke-ridhaan Allah dan ampunan-Nya.
Keridhaan Allah lebih agung dan lebih mulia dari setiap nikmat, sebagaimana Allah berfirman yang artinya ,” Dan keridhaan Allah adalah lebih besar ; Itu adalah keberuntungan yang besar ,” (Qs. At-Taubah : 72).
Sebagaimana disabdakan Rasulullah, yang artinya , “Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang makan kemudian memuji-Nya, atau minum kemudian memuji-Nya ,” (Hr. Muslim, 2734).
Allahu a’lam
Sumber :Al Fauzan, Abdullah bin Shalih , Kaifa Nakuuna Minasy syaakiriin.
Selasa, 14 Desember 2010
Medicine
Hamba yang beriman, hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah dan menerima apapun yang datang dari-Nya. Dan doa tidak semestinya hanya dilakukan untuk menghilangkan penyakit atau musibah atau kesulitan-kesulitan hidup kita.
Dalam keadaan sehat walafiat, atau tanpa cobaan atau kesulitan lain, seorang hamba wajib berdoa dan bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan, kesehatan dan seluruh karunia yang telah Dia berikan.
Hal menarik ini diulas dalam jurnal berjudul “God and health : Is religion good medicine ? Why science is starting to believe “ yang dimuat di majalah Newsweek 2003.
Kenyataan akan manfaat doa yang diwahyukan dalam banyak ayat di Al-Qur’an yang makin lama makin diakui kebenarannya secara ilmiah, sekali lagi makin mengungkapkan akan kebenaran Al-Qur’an sebagai kalam Illahi.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran “,(Qs. Al-Baqarah : 186).
Juga, firman Allah, yang artinya ,” Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menuombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina “, (Qs. Al-Mu’min : 60).
Didalam Al-Qur’an, makna doa dapat diartikan sebagai ‘seruan, menyampaikan ungkapan, permintaan , permohonan, pertolongan’. Dimana merupakan perbuatan / permohonan seorang hamba dengan tulus ikhlas kepada Allah, dan memohon pertolongan dari-Nya, Yang Mahakuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan kesadaran bahwa dirinya adalah wujud yang memiliki ketergantunga.
Bisa kita contohkan seorang hamba yang sedang menderita sakit. Penyakit adalah contoh kongkrit dimana seorang hamba paling merasakan ketergantunga ini dan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.
Saudaraku penyakit adalah sebuah ujian, yang direncanakan menurut hikmah Allah, yang terjadi dengan kehendak-Nyadan juga sebagai peringatan bagi manusia akan kefanaan, kehinaan dan ketidaksempurnaan kehidupan ini. Dan juga sebagai sumber investasi pahala atas kesabaran dan ketaatan karenanya.
Sungguh, merugi bagi seorang hamba yang tidak beriman. Seringkali mereka lebih meyakini bahwa jalan kesembuhan adalah memalui teknologi kedokteran atau ilmu pengetahuan saja. Mereka lupa bahwa untuk merenungkan bahwa Allah – lah yang menyebabkan keseluruhan perangkat tubuh untuk bekerja disaat mereka sedang sehat atau sakit. Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, yang menciptakan obat yang membantu penyembuhan dan menciptakan para dokter ketika mereka sakit.
Banyak kejadian, dimana seorang hamba hanya kembali menghadap Allah disaat menyadari bahwa teknologi, dokter dan obat-obatan tidak memiliki kesanggupan. Orang-orang yangberada dalam keadaan ini memohon pertolongan hanya kepada Allah, setelah disadari bahwa hanya Allah yang dapat membebaskan mereka dari kesulitan.
Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya, yang artinya ,” Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepda Kami dalam keadaan berbaring, duduk dan berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan” . (Qs. Yunus : 12).
Saudaraku, salah satu sisi paling penting dalam berdoa. Bahwa disamping berdoa dengan lisan menggunakan suara dan hati, factor penting lainnya bagi seorang hamba adalah melakukan segala upaya untuk berdoa melalui perilakunya.
Bagaimana maksudnya ?
Berdoa dengan perilaku , mempunyai makna, melakukan sesuatu yang mungkin untuk mencapai maksud tujuannya. Misalnya, disamping berdoa lisan (hati), tentunya seorang hamba juga berobat ke dokter dan memanfaatkan teknologi kesehatan lainnya.
Hal ini yang dimaksudkan dengan sunatullah, Allah mengaitkan segala sesuatu yang terjadi pada sebab-sebab tertentu. Sehingga, seorang hamba harus melakukan segala hal dalam kerangka sebab-sebab ini, sembari tentu saja berharap hasilnya dari Allah, dengan memohon, dengan kerendahan diri, berserah diri, bersabar dan bersyukur. Serta harus meyakini bahwa hanya Dia-lah yang menentukan hasilnya.
Lalu apa hubungan dan pengaruh dari keimanan dan doa dengan sakit?
Sebuah editorial, berjudul “God and health : Is religion good medicine ? Why science is starting to believe “ yang dimuat dalam majalah Newsweek 10112003. Jurnal ini mengangkat ulasan peneiltian tentang pengaruh agama dalampenyembuhan penyakit dalam bahasan utamanya. Adakah pengaruh menguntungkan dari keimanan dan doa bagi orang sakit ? dan bagaimanakah hal ini dapat mempercepat penyembuhan?
Majalah ini melaporkan bahwa keimanan kepada Tuhan meningkatkan harapan pasien dan membantu pemulihan mereka dengan jauh lebih cepat dan mudah. Penelitian di USA, menyatakan 72% masyarakatnya percaya bahwa berdoa dapat meyembuhkan seseorang dan membantu kesembuhan. Penelitian juga dilakukan di Inggris dengan hasil yang meyakinkan.
Penelitian di Universitas Michigan, bahwa depresi dan stress teramati pada orang-orang yang taat beragama dengan tingkat yang rendah.
Penelitian di Universitas Chicago, menyatakan bahwa tingkat kematian dikalangan orang-orang yang beribadah dan berdoa seara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah dibanding yang tidak punya keyakinan beragama.
Al-qur’an juga mengajarkan contoh contoh berdoa, sebagaimana Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhan-nya : “(Ya Tuhan-ku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang”. Maka Kami-pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepdanya, dan Kami lipatgandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadai peringatan bagi semua yang menyembah Allah “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 83-84).
Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap : “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 87-88).
Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Zakaria, taktala ia menyeru Tuhan-nya :”Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik “. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepdanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 89-90).
Saudaraku , Allah akan senang bila kita sebagai hamba ingat kepada-Nya dalam semua kondisi baik senang maupun susah. Allah pasti akan membantu dan memberikan lebih banyak rahmat dan rezki. Dan yang terpenting bagi kita adalah menjadi hamba yang selalu ingat kepada Allah dikala senang dan dikala susah.
Sebagaimana diajarkan Rasulullah dalam sabdanya, yang artinya ,” Ya Allah , aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam segala urusan dan aku memohon kepada-Mu sikap lurus dan terpimpin. Dan aku memohon kepada-Mu agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu serta berbakti kepada-Mu dengan sebaik-baiknya. Aku memohon kepada-Mu lisan yang benar, hati yang bersih. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon ampunan dari apa-apa yang Engkau ketahui, karena sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Mengetahui hal-hal yang gaib”. (Hr Turmudzi).
Allahu a’lam
Sumber : harunyahya.com , bam, majalah yatim
Dalam keadaan sehat walafiat, atau tanpa cobaan atau kesulitan lain, seorang hamba wajib berdoa dan bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan, kesehatan dan seluruh karunia yang telah Dia berikan.
Hal menarik ini diulas dalam jurnal berjudul “God and health : Is religion good medicine ? Why science is starting to believe “ yang dimuat di majalah Newsweek 2003.
Kenyataan akan manfaat doa yang diwahyukan dalam banyak ayat di Al-Qur’an yang makin lama makin diakui kebenarannya secara ilmiah, sekali lagi makin mengungkapkan akan kebenaran Al-Qur’an sebagai kalam Illahi.
Firman Allah, yang artinya ,” Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran “,(Qs. Al-Baqarah : 186).
Juga, firman Allah, yang artinya ,” Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menuombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina “, (Qs. Al-Mu’min : 60).
Didalam Al-Qur’an, makna doa dapat diartikan sebagai ‘seruan, menyampaikan ungkapan, permintaan , permohonan, pertolongan’. Dimana merupakan perbuatan / permohonan seorang hamba dengan tulus ikhlas kepada Allah, dan memohon pertolongan dari-Nya, Yang Mahakuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengan kesadaran bahwa dirinya adalah wujud yang memiliki ketergantunga.
Bisa kita contohkan seorang hamba yang sedang menderita sakit. Penyakit adalah contoh kongkrit dimana seorang hamba paling merasakan ketergantunga ini dan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.
Saudaraku penyakit adalah sebuah ujian, yang direncanakan menurut hikmah Allah, yang terjadi dengan kehendak-Nyadan juga sebagai peringatan bagi manusia akan kefanaan, kehinaan dan ketidaksempurnaan kehidupan ini. Dan juga sebagai sumber investasi pahala atas kesabaran dan ketaatan karenanya.
Sungguh, merugi bagi seorang hamba yang tidak beriman. Seringkali mereka lebih meyakini bahwa jalan kesembuhan adalah memalui teknologi kedokteran atau ilmu pengetahuan saja. Mereka lupa bahwa untuk merenungkan bahwa Allah – lah yang menyebabkan keseluruhan perangkat tubuh untuk bekerja disaat mereka sedang sehat atau sakit. Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, yang menciptakan obat yang membantu penyembuhan dan menciptakan para dokter ketika mereka sakit.
Banyak kejadian, dimana seorang hamba hanya kembali menghadap Allah disaat menyadari bahwa teknologi, dokter dan obat-obatan tidak memiliki kesanggupan. Orang-orang yangberada dalam keadaan ini memohon pertolongan hanya kepada Allah, setelah disadari bahwa hanya Allah yang dapat membebaskan mereka dari kesulitan.
Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya, yang artinya ,” Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepda Kami dalam keadaan berbaring, duduk dan berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan” . (Qs. Yunus : 12).
Saudaraku, salah satu sisi paling penting dalam berdoa. Bahwa disamping berdoa dengan lisan menggunakan suara dan hati, factor penting lainnya bagi seorang hamba adalah melakukan segala upaya untuk berdoa melalui perilakunya.
Bagaimana maksudnya ?
Berdoa dengan perilaku , mempunyai makna, melakukan sesuatu yang mungkin untuk mencapai maksud tujuannya. Misalnya, disamping berdoa lisan (hati), tentunya seorang hamba juga berobat ke dokter dan memanfaatkan teknologi kesehatan lainnya.
Hal ini yang dimaksudkan dengan sunatullah, Allah mengaitkan segala sesuatu yang terjadi pada sebab-sebab tertentu. Sehingga, seorang hamba harus melakukan segala hal dalam kerangka sebab-sebab ini, sembari tentu saja berharap hasilnya dari Allah, dengan memohon, dengan kerendahan diri, berserah diri, bersabar dan bersyukur. Serta harus meyakini bahwa hanya Dia-lah yang menentukan hasilnya.
Lalu apa hubungan dan pengaruh dari keimanan dan doa dengan sakit?
Sebuah editorial, berjudul “God and health : Is religion good medicine ? Why science is starting to believe “ yang dimuat dalam majalah Newsweek 10112003. Jurnal ini mengangkat ulasan peneiltian tentang pengaruh agama dalampenyembuhan penyakit dalam bahasan utamanya. Adakah pengaruh menguntungkan dari keimanan dan doa bagi orang sakit ? dan bagaimanakah hal ini dapat mempercepat penyembuhan?
Majalah ini melaporkan bahwa keimanan kepada Tuhan meningkatkan harapan pasien dan membantu pemulihan mereka dengan jauh lebih cepat dan mudah. Penelitian di USA, menyatakan 72% masyarakatnya percaya bahwa berdoa dapat meyembuhkan seseorang dan membantu kesembuhan. Penelitian juga dilakukan di Inggris dengan hasil yang meyakinkan.
Penelitian di Universitas Michigan, bahwa depresi dan stress teramati pada orang-orang yang taat beragama dengan tingkat yang rendah.
Penelitian di Universitas Chicago, menyatakan bahwa tingkat kematian dikalangan orang-orang yang beribadah dan berdoa seara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah dibanding yang tidak punya keyakinan beragama.
Al-qur’an juga mengajarkan contoh contoh berdoa, sebagaimana Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhan-nya : “(Ya Tuhan-ku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang”. Maka Kami-pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepdanya, dan Kami lipatgandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadai peringatan bagi semua yang menyembah Allah “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 83-84).
Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap : “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 87-88).
Firman Allah, yang artinya ,” Dan (ingatlah kisah) Zakaria, taktala ia menyeru Tuhan-nya :”Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik “. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepdanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami “. (Qs. Al-Anbiyaa’ : 89-90).
Saudaraku , Allah akan senang bila kita sebagai hamba ingat kepada-Nya dalam semua kondisi baik senang maupun susah. Allah pasti akan membantu dan memberikan lebih banyak rahmat dan rezki. Dan yang terpenting bagi kita adalah menjadi hamba yang selalu ingat kepada Allah dikala senang dan dikala susah.
Sebagaimana diajarkan Rasulullah dalam sabdanya, yang artinya ,” Ya Allah , aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam segala urusan dan aku memohon kepada-Mu sikap lurus dan terpimpin. Dan aku memohon kepada-Mu agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu serta berbakti kepada-Mu dengan sebaik-baiknya. Aku memohon kepada-Mu lisan yang benar, hati yang bersih. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon kepada-Mu dari kebaikan apa-apa yang Engkau ketahui dan aku memohon ampunan dari apa-apa yang Engkau ketahui, karena sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Mengetahui hal-hal yang gaib”. (Hr Turmudzi).
Allahu a’lam
Sumber : harunyahya.com , bam, majalah yatim
Senin, 06 Desember 2010
TAWAKAL hindarkan kerusakan
Tawakal adalah salah satu sarana terkuat di antara sarana-sarana yg bisa menda-tangkan kebaikan serta menghindari kerusakan, berlawanan dengan pendapat yang mengatakan : bahwa tawakal hanyalah sekedar ibadah yang mendatangkan pahala bagi seorang hamba yang melakukannya, juga berlawanan dengan pendapat bahwa tawakal berarti men-tiada-kan prinsip sebab akibat dalam penciptaan serta urusan, (pendapat golongan "Mutakallimin" dan lainnya), atau pendapat ahli Fiqh dan sebaian shufi, (Risalah Fi Tahqiqi At-Tawakkul karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ).
Ibnul Qayyim berkata : Tawakal adalah sebab yang paling utama yang bisa memperta-hankan seorang hamba ketika ia tak memiliki kekuatan untuk menghadapi suatu persoalan. Siapa saja yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan menucukupinya.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” …barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya… (Qs. 65 :3)
Tawakal adalah sarana utama untuk menghadapi keadaan seperti itu, karena ia telah menjadikan Allah pelindungnya atau yang memberinya kecukupan, maka barang siapa yang menjadikan Allah pelindungnya serta yang memberinya kecukupan maka musuhnya itu tak akan bisa mendatangkan bahaya padanya. [Bada'i Al-Fawa'id ]
Telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang disanadkan kepada Ibnu Abbas : Hasbunallahu wa nima Al-Wakiil, yang artinya : (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung), yang diucapkan Nabi Ibrahim saat ia dilemparkan ke api yang membara.
Sebagaimana juga diungkapkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dikatakan kepadanya : Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berencana untuk membunuh mu, maka waspadalah engkau terhadap mereka. [riwayat oleh Al-Bukhari 4563 (Fathul Bari 8/77)]
Saudaraku, tiada yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman hati selain bertawakal kepada Allah. Hanya kepada Allah, tempat berlindung bagi hamba-hamba yang ketakutan, tempat mengadu bagi hamba-hamba yang terdesak, tempat meminta pertolongan bagi semua hamba.
Ibnu Abbas berkata : Kata-kata yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan ketengah bara api adalah : "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung". [HR Al-Bukhari bab Tafsir 4564 8/77]
Dari diriwayatkan Al-Baihaqi yang disanadkan kepada Bastar bin Al-Harits, ia berkata : Ketika Nabi Ibrahim digotong untuk dilemparkan kedalam api, Jibril memperlihatkan diri padanya dan berkata : Wahai Ibrahim, apakah Kamu perlu bantuan ?,
Nabi Ibrahim menjawab : Jika kepada engkau, maka saya tidak perlu bantuan, [Riwayat oleh Ibni Jarir 17/45, Al-Baghwi 4/243]
Ini adalah bagian dari kesempurnaan tawakal yang hanya kepada Allah semata tanpa lainnya.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ," Kami berfirman : 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim', mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka orang-orang yang paling merugi". [Qs. Al-Anbiya : 69-70]
Dan berfirman pula Allah tentang Nabi Muhammad dan para sahabatnya , yang artinya ," Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar" [Qs. Ali Imran : 174]
Saudaraku, mungkin saat ini anda sedang merasakan kehidupan yang sempit, namun yakinlah masih terdapat jalan keluar yang lapang. Pertolongan Allah sangat dekat.
Ibnu Katsir berkata bahwa : Setelah mereka bertawakal kepada Allah maka Allah melindungi mereka dari bahaya yang mengancam mereka, dan Allah mencegah dari mereka bencana yang telah direncanakan oleh orang-orang kafir, lalu mereka kembali ke negeri mereka sesuai dengan firman-Nya, Dengan ni'mat dan karunia (yang besar dari Allah, mereka tidak dapat bencana apa-apa) dari sesuatu yang tersembunyi dalam hati musuh-musuh mereka dan (mereka mengikuti keridla'an Allah) dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Tafsir Qur'anul Adzhim 2/148]
Sebagaimana firman Allah tentang orang-orang beriman, yang artinya ," Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu, Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus ber-tawakkal". [Qs. Al-Maidah : 11]
Saudaraku, bahwa sikap tawakal kepada Allah yang ada dalam hati hamba yang beriman adalah salah satu sebab Allah menahan tangan orang-orang kafir yang hendak men-celakakan orang-orang yang beriman, Allah menggagalkan apa yang diingini oleh orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman.
Berita yang menerangkan tentang sebab turunnya ayat ini ada tiga berita, semuanya membuktikan bahwa hanya Allahlah yang menjadi pelindung bagi Nabi-Nya dan Allah pula yang menjaganya dari kejahatan manusia, ketiga berita itu adalah:
Hadits riwayat Bukhari dan lainnya dari Jabir bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam terpisah dari para sahabatnya lalu bernaung dibawah pohon (Disebutkan bahwa pohon itu adalah pohon yang berduri, An-Nihayah 3/255), Beliau menggantungkan pedangnya di atas pohon itu, kemudian datang seorang Arab Badui (Diriwayatkan bahwa nama orang itu adalah Ghurata bin Al-Harits, Shahihul Bukhari dalam Al-Maghazy 4136 V/491 , Tafsir Ibnu Katsir 3/59) kepada Rasulullah dan mengambil pedang milik beliau, lalu orang itu bediri di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sambil bertanya : Siapakah yang dapat mencegahmu dari aku .?.
Beliau menjawab : Allah !,
Orang Arab Badui itu bertanya dua atau tiga kali : Siapa yang dapat mencegahmu dari aku ?,
dan Nabi pun menjawab : Allah,
Jabir berkata : Kemudian orang Arab itu menyarungi pedangnya, lalu Nabi memanggil para sahabatnya, dan mengabarkan kepada mereka tentang kejadian Arab Badui itu, sementara Arab Badui itu duduk di sisi Rasulullah dengan tidak memberi hukuman kepada orang itu. [Riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya 3/311, Bukhari bab Jihad 2910 6/113, diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/146]
Berita yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dan lainnya dari Ibnu Abbas -tentang ayat ini ia menyebut ayat 11 dari surat Al-Ma'idah- dan ia berkata : Sesungguhnya orang-orang dari kaum Yahudi membuat makanan untuk membunuh Rasulullah dan para sahabatnya, kemudian Allah mewahyukan kepada utusan-Nya itu tentang rencana mereka, maka Rasulullah dan para sahabatnya tidak makan makanan itu . [Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya 6/46 dan Ibnu Abu Hatim dalam Tafsir Ibnu Katsir 3/59]
Dikisahkan bahwa orang-orang Yahudi bersepakat untuk membunuh Nabi dengan cara mengundang Nabi dalam suatu urusan, ketika Nabi datang kepada mereka, mereka membuat siasat untuk melempar beliau dengan sebuah batu besar pada saat Rasulullah bernegosiasi dengan orang-orang Yahudi, lalu Allah memberitahukan rencana mereka ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah kembali ke Madinah dengan para sahabatnya. (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/144) maka pada saat itulah Allah menurunkan ayat yang berbunyi, yang artinya ," "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu" [Al-Maidah : 11]
Dari berita-berita yang menyebabkan turunnya ayat di atas, serta kejadian-kejadian lain yang nyata membuktikan bahwa Allah akan selalu menjaga dan melindungi Nabi utusan-Nya, hal ini tidak lain adalah karena kesempurnaan beliau dalam bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla.
Saudaraku, siapakah yang dapat menjadi sandaran orang-orang yang sedang mengalami kesedihan, kemalangan, atau kesulitan?
Kepada siapakah orang yang mengalami kesulitan meminta pertolongan ?
Siapakah tempat bergantung dan meminta bagi eluruh umat manusia dan makhluk lainnya?
Tentu jawabannya hanya satu, Dia-lah Allah , tiada Tuhan melainkan Dia.
Ibnul Qayyim berkata : Tawakal adalah sebab yang paling utama yang bisa memperta-hankan seorang hamba ketika ia tak memiliki kekuatan untuk menghadapi suatu persoalan. Siapa saja yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan menucukupinya.
Sebagaimana firman-Nya, yang artinya ,” …barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya… (Qs. 65 :3)
Tawakal adalah sarana utama untuk menghadapi keadaan seperti itu, karena ia telah menjadikan Allah pelindungnya atau yang memberinya kecukupan, maka barang siapa yang menjadikan Allah pelindungnya serta yang memberinya kecukupan maka musuhnya itu tak akan bisa mendatangkan bahaya padanya. [Bada'i Al-Fawa'id ]
Telah diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang disanadkan kepada Ibnu Abbas : Hasbunallahu wa nima Al-Wakiil, yang artinya : (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung), yang diucapkan Nabi Ibrahim saat ia dilemparkan ke api yang membara.
Sebagaimana juga diungkapkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dikatakan kepadanya : Sesungguhnya orang-orang musyrik telah berencana untuk membunuh mu, maka waspadalah engkau terhadap mereka. [riwayat oleh Al-Bukhari 4563 (Fathul Bari 8/77)]
Saudaraku, tiada yang dapat memberikan ketenangan dan ketentraman hati selain bertawakal kepada Allah. Hanya kepada Allah, tempat berlindung bagi hamba-hamba yang ketakutan, tempat mengadu bagi hamba-hamba yang terdesak, tempat meminta pertolongan bagi semua hamba.
Ibnu Abbas berkata : Kata-kata yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan ketengah bara api adalah : "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung". [HR Al-Bukhari bab Tafsir 4564 8/77]
Dari diriwayatkan Al-Baihaqi yang disanadkan kepada Bastar bin Al-Harits, ia berkata : Ketika Nabi Ibrahim digotong untuk dilemparkan kedalam api, Jibril memperlihatkan diri padanya dan berkata : Wahai Ibrahim, apakah Kamu perlu bantuan ?,
Nabi Ibrahim menjawab : Jika kepada engkau, maka saya tidak perlu bantuan, [Riwayat oleh Ibni Jarir 17/45, Al-Baghwi 4/243]
Ini adalah bagian dari kesempurnaan tawakal yang hanya kepada Allah semata tanpa lainnya.
Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya ," Kami berfirman : 'Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim', mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka orang-orang yang paling merugi". [Qs. Al-Anbiya : 69-70]
Dan berfirman pula Allah tentang Nabi Muhammad dan para sahabatnya , yang artinya ," Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar" [Qs. Ali Imran : 174]
Saudaraku, mungkin saat ini anda sedang merasakan kehidupan yang sempit, namun yakinlah masih terdapat jalan keluar yang lapang. Pertolongan Allah sangat dekat.
Ibnu Katsir berkata bahwa : Setelah mereka bertawakal kepada Allah maka Allah melindungi mereka dari bahaya yang mengancam mereka, dan Allah mencegah dari mereka bencana yang telah direncanakan oleh orang-orang kafir, lalu mereka kembali ke negeri mereka sesuai dengan firman-Nya, Dengan ni'mat dan karunia (yang besar dari Allah, mereka tidak dapat bencana apa-apa) dari sesuatu yang tersembunyi dalam hati musuh-musuh mereka dan (mereka mengikuti keridla'an Allah) dan Allah mempunyai karunia yang besar. [Tafsir Qur'anul Adzhim 2/148]
Sebagaimana firman Allah tentang orang-orang beriman, yang artinya ," Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), maka Allah menahan tangan mereka dari kamu, Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-orang mukmin itu harus ber-tawakkal". [Qs. Al-Maidah : 11]
Saudaraku, bahwa sikap tawakal kepada Allah yang ada dalam hati hamba yang beriman adalah salah satu sebab Allah menahan tangan orang-orang kafir yang hendak men-celakakan orang-orang yang beriman, Allah menggagalkan apa yang diingini oleh orang-orang kafir terhadap orang-orang beriman.
Berita yang menerangkan tentang sebab turunnya ayat ini ada tiga berita, semuanya membuktikan bahwa hanya Allahlah yang menjadi pelindung bagi Nabi-Nya dan Allah pula yang menjaganya dari kejahatan manusia, ketiga berita itu adalah:
Hadits riwayat Bukhari dan lainnya dari Jabir bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam terpisah dari para sahabatnya lalu bernaung dibawah pohon (Disebutkan bahwa pohon itu adalah pohon yang berduri, An-Nihayah 3/255), Beliau menggantungkan pedangnya di atas pohon itu, kemudian datang seorang Arab Badui (Diriwayatkan bahwa nama orang itu adalah Ghurata bin Al-Harits, Shahihul Bukhari dalam Al-Maghazy 4136 V/491 , Tafsir Ibnu Katsir 3/59) kepada Rasulullah dan mengambil pedang milik beliau, lalu orang itu bediri di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sambil bertanya : Siapakah yang dapat mencegahmu dari aku .?.
Beliau menjawab : Allah !,
Orang Arab Badui itu bertanya dua atau tiga kali : Siapa yang dapat mencegahmu dari aku ?,
dan Nabi pun menjawab : Allah,
Jabir berkata : Kemudian orang Arab itu menyarungi pedangnya, lalu Nabi memanggil para sahabatnya, dan mengabarkan kepada mereka tentang kejadian Arab Badui itu, sementara Arab Badui itu duduk di sisi Rasulullah dengan tidak memberi hukuman kepada orang itu. [Riwayat Imam Ahmad dalam Musnadnya 3/311, Bukhari bab Jihad 2910 6/113, diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/146]
Berita yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dan lainnya dari Ibnu Abbas -tentang ayat ini ia menyebut ayat 11 dari surat Al-Ma'idah- dan ia berkata : Sesungguhnya orang-orang dari kaum Yahudi membuat makanan untuk membunuh Rasulullah dan para sahabatnya, kemudian Allah mewahyukan kepada utusan-Nya itu tentang rencana mereka, maka Rasulullah dan para sahabatnya tidak makan makanan itu . [Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam tafsirnya 6/46 dan Ibnu Abu Hatim dalam Tafsir Ibnu Katsir 3/59]
Dikisahkan bahwa orang-orang Yahudi bersepakat untuk membunuh Nabi dengan cara mengundang Nabi dalam suatu urusan, ketika Nabi datang kepada mereka, mereka membuat siasat untuk melempar beliau dengan sebuah batu besar pada saat Rasulullah bernegosiasi dengan orang-orang Yahudi, lalu Allah memberitahukan rencana mereka ini kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian Rasulullah kembali ke Madinah dengan para sahabatnya. (Diriwayatkan oleh Ath-Thabari dalam Tafsirnya 6/144) maka pada saat itulah Allah menurunkan ayat yang berbunyi, yang artinya ," "Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-Nya) kepadamu" [Al-Maidah : 11]
Dari berita-berita yang menyebabkan turunnya ayat di atas, serta kejadian-kejadian lain yang nyata membuktikan bahwa Allah akan selalu menjaga dan melindungi Nabi utusan-Nya, hal ini tidak lain adalah karena kesempurnaan beliau dalam bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla.
Saudaraku, siapakah yang dapat menjadi sandaran orang-orang yang sedang mengalami kesedihan, kemalangan, atau kesulitan?
Kepada siapakah orang yang mengalami kesulitan meminta pertolongan ?
Siapakah tempat bergantung dan meminta bagi eluruh umat manusia dan makhluk lainnya?
Tentu jawabannya hanya satu, Dia-lah Allah , tiada Tuhan melainkan Dia.
Allahu a'lam
sumber : Dr. Muhammad bin Umar Ad-Dumaiji ,At-Tawakkul 'Alallah wa 'Alaqatuhu bil Asbab,
sumber : Dr. Muhammad bin Umar Ad-Dumaiji ,At-Tawakkul 'Alallah wa 'Alaqatuhu bil Asbab,
Langganan:
Postingan (Atom)